Muhammad Kaharuddin IV
Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV (bin almarhum Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III) adalah Sultan Sumbawa ke-18 (m. 5 April 2011-sekarang).[1][2][3][4][5][6]
Tahun 1931 merupakan tahun dilaksanakannya Penobatan Sultan Sumbawa, Sultan Muhammad Kaharuddin III ( 1931 – 1958 ) sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, pada tahun 1950 melalui Surat Emasnya, Sultan Sumbawa menyatakan diri bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ekspektasi masyarakat Sumbawa ( Tau Samawa ) yang berada pada dua Kabupaten bekas wilayah adat Kesultanan Sumbawa yakni Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat terhadap Kesultanan Sumbawa, maka melalui keputusan Mudzakarah Rea ( Musyawarah Agung ) Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) pada tanggal 8 – 10 Januari 2011, dilaksanakan pengukuhan terhadap Datu Raja Muda ( Putra Mahkota ) Muhammad Abdurrahman Daeng Raja Dewa menjadi Sultan Sumbawa ke XVIII. Puncak upacara penobatannya dilaksanakan pada, Selasa 15 April 2011, berlokasi di Istana Balakuning, Istana Dalam Loka dan Mesjid Agung Nurul Huda Sumbawa Besar.
Daeng Mohammad Abdurrahman (DMA) Kaharuddin, 70 tahun, dinobatkan sebagai Sultan Sumbawa ke-17. Bergelar Sultan Muhammad Kaharudin IV meneruskan dinasti orang tuanya Muhammad Kaharuddin III (Daeng Manurung) yang telah meninggal dunia pada tahun 1975. Ini berarti selama 36 tahun terjadi kekosongan kesultanan Sumbawa. Penobatan dilakukan oleh Haji Zainal Arifin selaku Imam di Masjid Agung Nurul Huda – tempat acara penobatan - yang berjarak 200 meter dari rumah tinggalnya di Bala Kuning, atau hanya belasan meter dari Istana Dalam Loka. Acaranya di dalam masjid tanpa dihadiri orang perempuan, menurut pengarah acara Muhammad Ikraman.
Ada sepuluh raja se Indonesia yang akan hadir. Mereka antara lain Gusti Kanjeng Ratu Hemas istri Sultan Hamengku Buwono X dari DI Yogyakarta, Ida Tjokorda Ngurah Dampu Pemecutan Bali, Nesi Nope Amanuban dari Niki-Niki Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur.
Prosesi sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya berupa pengambilan air khusus untuk kelengkapan Basiram dari Ai Sumer Bater di Kelurahan Brang Bara, Ai Ai Awak di Kelurahan Seketeng, Ai Tangkep di Kelurahan Brang Biji dan Ai Let di Desa Labuhan Sumbawa.
Sebelum penobatan dilakukan prosesi Basiram (mandi suci) Sultan beserta istrinya Andi Tenri Djadjah Burhanudin, asal Provinsi Sulawesi Selatan.
Tanggal 5 April 1941, Muhammad Abdurrahman Daeng Raja Dewa Putra Sultan Muhammad Kaharuddin III, dinobatkan sebagai Putra Mahkota. Bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau Sultan Muhammad Kaharuddin IV, 5 April 2011 di nobatkan sebagai Dewa Maraja Sumbawa yang ke 17 oleh Lembaga Musyakara Adat Tana Samawa.
Kaharuddin yang lebih dikenal Daeng Ewan yang dilahirkan di Sumbawa Besar, 5 April 1941 dikukuhkan sebagai Sultan Sumbawa berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 05/MR-LATS/2.1/1432-2011 sewaktu dilakukan Muzakarah Rea Lembaga Adat Tanah Samawa (LATS), pada bulan Januari di istana Dalam Loka.[7][8]
Pengukuhan oleh DPRD Sumbawa
Setelah mendengar seluruh pendapat akhir fraksi-fraksi di DPRD Kabupaten Sumbawa dalam sidang paripurna terakhir tentang laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2010 dan laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati Sumbawa Tahun 2010 yang sebagian besar meminta kepada DPRD Kabupaten Sumbawa agar Sultan Muhammad Kaharuddin IV dikukuhkan sebagai Sultan Sumbawa ke 17, akhirnya Pimpinan Sidang Paripurna H Farhan Bulkiyah SP, mengukuhkan Daeng Muhammad Abdurrahman SE MBA sebagai Sultan Sumbawa ke XVII dengan sebutan Sultan Muhammad Kaharuddin IV[9]
Hubungan Silsilah Sultan Muhammad Kaharuddin IV dengan Sultan Banjar
Di bawah ini adalah silsilah Muhammad Kaharuddin IV dengan Raja Banjar Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah (mantan bupati Kabupaten Banjar 2005-2015).
Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[10]
Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[10]
Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.
Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (Raja Banjar 1785-1808) dari Bandjermasin.
Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa.
♂ Sultan Tahlilu'llah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Tamjidillah 1 Panembahan Sepuh | Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Ratu Sultan Tahmidillah 2 | ♂ Sultan Tahmidillah 2 Panembahan Batu | ♀ Ratoe Laija | ♂ Dewa Masmawa Sultan Mahmud | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Ratu Syahranum (tahun 1768 diperisteri Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie) | ♂ Sultan Sulaiman Rahmatullah | ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin II | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Singa-Sarie | ♂ Sultan Muhammad Amaroe'llah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Haji Abu Bakar | ♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti Umar | ♂ Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Jumberi | ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin III | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah | ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin IV | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ H. Gusti Dhia Hidayat | ♀ Daeng Sarrojini Naidu | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Gusti ....... | ♂ Raihan Omar Hasani Priyanto | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Bima
Keturunan ke-13 dari Sultan Bima ke-1. Tahun pemerintahan Sultan Bima.[11][12][2][3]
https://pl.wiki-indonesia.club/wiki/W%C5%82adcy_Sumbawy#Su%C5%82tani_Bimy
http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bima Diarsipkan 2018-01-11 di Wayback Machine.
RAJA BIMA ♂ Sangaji Manggampo Donggo (adik Sangaji Bilmana-Tureli Nggampo/Ruma Bicara) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
RAJA BIMA ♂ Ma Wa'a Ndapa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
RAJA BIMA ♂ Sangaji Asi Sawo | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA I m. 5 Juli 1640- ♂ Abdul Kahir La Kai [13] ♀ Daeng Melu Daeng Sikontu binti Karaeng Kasuarang | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA II m. 1640-1682 ♂ I Ambela Sultan Abi’l-Khair Sirajuddin anumerta: Mantau Uma Jati (yang mempunyai rumah jati) (b. 1629, + 23 Juli 1682)
♀ Karaeng Bonto Je'ne (adik dari Sultan Hasanuddin) binti Sultan Muhammad Said Sultan Gowa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA III m. 1683-1687 ♂ Sultan Nuruddin Abu Bakar Ali Syah anumerta: Mawa’a Paju (yang membawa payung) nama kecil: Mapparabung Daeng Mattalli’ Karaeng Panaragang (b. 13 Desember 1651, + 23 Juli 1687)
♀ Daeng Ta Memang binti Raja Tallo | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA IV m. 1687-1696 ♂ Sultan Jamaluddin ‘Inayat Syah anumerta: Mawa’a Romo (yang membawa mulut/laras) (b. 1673, + 6 Juli 1696) dibuang ke Batavia 1695[14]
♀ I Fatimah Karaeng Tana-tana binti I Mappaosong Daeng Mangewai Karaeng ri Bisei Tumenanga ri Jakattara "Raja Gowa ke-18" | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA V m. 1696-1731 ♂ Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah anumerta: Mabata Bo’u (yang mempunyai kubur baru) nama kecil: Mapatalli’ Syaad Syah (b. 7 September 1689, + 23 Januari 1731)
♀ Dewa Iya Dewa Bini Tenga binti SULTAN SUMBAWA III ♂ Dewa Mas Bantan = ♀ St. Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA VI m. 1731-1748 ♂ Sultan Alauddin Muhammad Syah Zillullah Fi Al-alam anumerta: Manuru Daha (yang berdiam di Daha) Datu Muslimin Ali Syah nama kecil:Abdullah Sulaiman Ali Syah (b. 1706, + 17 atau 27 Mei 1748)
♀ Karaeng Tana Sanga Mahbubah Mamuncaragi "I Mamunjaragi" (putri Sultan Gowa Siorajuddin) binti I Mappaurangi Karaeng Kanjilo Karaeng Boddia Tumenanga ri Tallo "Raja Gowa ke-21 & 23 Raja Tallo ke-12" | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA VII m. 1748-1751 ♀ Rumata Sultanah Kamalat Syah Rumata Ma Kalosa Weki Ndai | SULTAN BIMA VIII m. 1751-1773 ♂ Sultan Abdul Kadim anumerta: Mawa’a Taho (yang membawa kebaikan) nama kecil: Sri Nawa (b. 10 Juni 1735, + 31 Agustus 1773) (adik Rumata Sultanah Kamalat Syah Rumata Ma Kalosa Weki Ndai) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA IX m. 1773-1817 ♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah anumerta: Mantau Asi Saninu (yang mempunyai istana cermin) (b. 1762, + 14 Juli 1817) (duda dari Sultanah Shafiyatuddin Daeng Massiki SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795)
♀ Datu Sagiri binti Sultan Harun Arrasyid II SULTAN SUMBAWA XI m. 1777-1791 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA X m. 1818-1854 ♂ Sultan Ismail Muhammad Syah Rumata Mawa’a Alus anumerta: Mantau Dana Sigi (yang mempunyai tanah mesjid) (b. 28 Mei 1797, + 30 Mei atau 4 Juni 1854)
Muhammad Anwar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868 ♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah anumerta: "Rumata Mawa’a Adil" (yang membawa keadilan) (b. 1844, + 10 Agustus 1868)
♀ Siti Saleha Bumi Pertiga binti Lalu Cela Tureli Belo bin Lalu Abdullah Syahbandar bin Dewa Masmawa Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Dewa Lengit Ling Dima SULTAN SUMBAWA IX m. 1761-1752 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA XII m. 1868-1981 ♂ Sultan Abdul Aziz Mawa'a Sampela | SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915 ♂ Sultan Ibrahim anumerta: Rumata Mawa’a Taho Perange (yang baik perangai) (b. 19 Februari 1866; + 6 Desember 1915)
♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Tua Sakuru | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951 ♂ Sultan Muhammad Salahuddin anumerta: Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama (yang meninggal di Jakarta, yang menegakkan agama) (b. 14 Juli 1889)
♀ Sitti Maryam binti Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
♂ Sultan Muhammad Kaharuddin III SULTAN SUMBAWA XVII m. 1931-1975 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN SUMBAWA XVIII m. 2011-sekarang
Dewa Maraja Bini ♀ Andi Bau Tenri Djadjah Datu Tenri (b. 23 Oktober 1946) binti ♂ Andi Burhanuddin Karaeng Pangkajene = ♀ Andi Tenri Ampareng Datu Sengngeng Pamanna Wajo[15] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Daeng Sarrojini Naidu
♂ Sentot Agus Priyanto | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raehan Omar Hasani Priyanto | ♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto | ♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Banjar
Keturunan ke-16 dari Sultan Banjar ke-1.
SULTAN BANJAR 1 m. 1500-1540[16][17] ♂ Raden Jaya Sutera Raden Raga Samudera Pangeran Jaya Samudera Sultan Suryanullah Sultan Suriansyah anumerta: Susunan Panembahan Batu Habang | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Anom Pangeran di Hangsana | SULTAN BANJAR 2 ♂ Sultan Rahmatullah anumerta: Susunan Panembahan Batu Hirang | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Pangeran Demang Dipati Demang | SULTAN BANJAR 3 ♂ Sultan Hidayatullah 1 anumerta: Susunan Panembahan Batu Putih | ♂ Raden Zakaria | |||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BANJAR 4 ♂ Sultan Mustain Billah Marhum Panembahan Raden Senapati Gusti Kecil Raden Kushil (cucu dari Tuan Khatib Banun) | ♂ Raden Subamanggala Pangeran Mangkunagara (dilahirkan oleh: ♀ Putri Nur Alam binti Pangeran di Laut) | ♂ Ratu Bagus Raden Bagus (cucu dari Kiyai Di Podok) | |||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raden Timbako Pangeran Singasari
♀ Putri Busu binti Sultan Mustain Billah | ♂ Raden Timbakal Pangeran Dipati Martasari
♀ nyai Si Jawa | ♂ Raden Subantaka | |||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raden Modin | Di Kedatuan Taliwang Pangeran Taliwang 1 ♂ Raden Marabut Raden Subangsa (ipar dari Dewa Mas Pamayam SULTAN SUMBAWA 1 m. 1648-1668) | ♂ Raden Khatib | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Taliwang ♂ Raden Mataram Dewa Amas Mattaram (yang hilang di Tallo', dilahirkan oleh: ♀ Mas Surabaya, saudari dari Dewa Mas Panghulu)[5] | SULTAN SUMBAWA 3 m. 1675-1705, + 1713 Dinasti Dewa Dalam Bawa ♂ Raden Bantan ♀ Halimah Tomi Karaeng Tannisanga binti I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid anumerta Tumenanga ri Lampana (Raja Tallo ke-10 ) | Di Banjarmasin ♀ Gusti Yada | |||||||||||||||||||||||||||||||||
RIWABATANG (PEMANGKU) SULTAN SUMBAWA m. 1722 – 1725 DATU SERAN ♂ Raja Tua Datu Bala Sawo Dewa Loka Ling Sampar (+ 25 Agustus 1725) | ♀ Dewa Iya (janda dari Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah SULTAN BIMA V m. 1696-1731)
♂ Datu Budi dari Gowa | SULTAN SUMBAWA 4 m. 1702 – 1725 DATU TALIWANG ♂ Sultan Amas Madina Amasaq Amas Samawa Mas Madina (+ 12 Februari 1725) | |||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Datu Seppe (saudara tiri Datu Dollah & Sultan Bima Alauddin Manuru Daha)
♀ Ran Tambas Lala Tambas (binti Dewa Mas Pakil Dewa Lengan Seran)[18] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Lalu Muntandarman Datu Bajing | SULTAN SUMBAWA IX m. 1761-1752 ♂ Dewa Masmawa Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin anumerta: Dewa Lengit Ling Dima
♀ Lala Kaca Uni (janda dari Dea Kapitan Jepara Lalu Anggawasita Mele Sarapiah) binti Dea Ranga Lalu Bangga | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Lalu Abdullah Syahbandar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Lalu Cela Tureli Belo | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah anumerta: Rumata Mawa’a Adil (yang membawa keadilan) SULTAN BIMA XI m. 1854-1868 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA XII m. 1868-1981 ♂ Sultan Abdul Aziz Mawa'a Sampela | SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915 ♂ Sultan Ibrahim anumerta: Rumata Mawa’a Taho Perange (yang baik perangai) (b. 19 Februari 1866; + 6 Desember 1915)
♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951 ♂ Sultan Muhammad Salahuddin anumerta: Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama (yang meninggal di Jakarta, yang menegakkan agama) (b. 14 Juli 1889, + 11 Juni 1951)[19]
♀ Sitti Maryam binti Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III SULTAN SUMBAWA XVII m. 1931-1975 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Nindo Siti Rahayu Daeng Risompa | SULTAN SUMBAWA XVIII m. 2011-sekarang
Gelar Permaisuri: Dewa Maraja Bini Nama lengkap Permaisuri: ♀ Andi Bau Tenri Djadjah Nama panggilan: Datu Tenri (b. 23 Oktober 1946) binti Andi Burhanuddin Karaeng Pangkajene = Andi Tenri Ampareng Datu Sengngeng Pamanna Wajo[15] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum | ♀ Daeng Sarrojini Naidu
♂ Sentot Agus Priyanto | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
♂ Raehan Omar Hasani Priyanto | ♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto | ♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Leluhur
16. ♂ Sultan M. Amaroe'llah (Sultan Sumbawa XIV) bin Sultan M. Kaharuddin II | ||||||||||||||||
8. ♂ Mas Kuncir Datu Lolo Daeng Manassa (Datu Raja Muda Sumbawa) | ||||||||||||||||
17. ♀ Lala Rante Patolah binti M. Yakub Ruma Kapenta Wadu | ||||||||||||||||
4. ♂ Sulthn M. Jalaluddin Syah III (Sultan Sumbawa XV) | ||||||||||||||||
18. ♂ | ||||||||||||||||
9. ♀ Datu Balasari | ||||||||||||||||
19. ♀ | ||||||||||||||||
2. ♂ Sultan M. Kaharuddin III (Sultan Sumbawa XVI) | ||||||||||||||||
20. ♂ Sultan M. Amaroe'llah (idem no. 16) | ||||||||||||||||
10. ♂ Daeng Padusung Mappasusung | ||||||||||||||||
21. ♀ | ||||||||||||||||
5. ♀ Siti Maryam Daeng Risompa Datu Ritimu | ||||||||||||||||
22. ♂ | ||||||||||||||||
11. ♀ Daeng Ante Datu Singasari | ||||||||||||||||
23. ♀ | ||||||||||||||||
1. ♂ Sultan M. Kaharuddin IV (Sultan Sumbawa XVII)[20] | ||||||||||||||||
24. ♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah "Rumata Mawa’a Adil" (Raja Bima XI m. 1854-1868) bin Sultan Ismail Muhammad Syah Ma Wa'a Alus Manuru Sigi Mantau Dana Sigi (Sultan Bima X m. 1818-1854) | ||||||||||||||||
12. ♂ Sultan Ibrahim "Rumata Mawa’a Taho Perange" (Raja Bima XIII m. 1881-1915) | ||||||||||||||||
25. ♂ Siti Saleha Bumi Pertiga | ||||||||||||||||
6. ♂ Sultan M. Salahuddin Ma Kakidi Agama (Sultan Bima XIV m. 1815-1851)[21] | ||||||||||||||||
26. ♂ Lalu Yusuf Ruma Tua Sakuru | ||||||||||||||||
13. ♀ Siti Fatimah | ||||||||||||||||
27. ♀ | ||||||||||||||||
3. ♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka | ||||||||||||||||
28. ♂ Muhammad Hidir Raja Bicara Bima | ||||||||||||||||
14. ♂ Muhammad Qurais Raja Bicara Bima | ||||||||||||||||
29. ♀ | ||||||||||||||||
7. ♀ Siti Maryam | ||||||||||||||||
30. ♂ | ||||||||||||||||
15. ♀ | ||||||||||||||||
31. ♀ | ||||||||||||||||
Lihat pula
Rujukan
Pranala luar
- https://www.wikitree.com/wiki/Raja_Bima-1
- http://id.rodovid.org/wk/Orang:305086 Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II (Gusti Mesir Abdurrahman)
- http://laporancuaca.blogspot.co.id/2015/09/bangsa-dari-awan.html
- http://aryheritage.blogspot.co.id/2016/11/makam-makam-tua-di-pulausumbawa-nusa.html
- ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Sultan-sultan Sumbawa". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ a b "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 1". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ a b "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 2". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ Ben Cahoon. "Indonesian Traditional States II". WORLD STATESMEN.org. Diakses tanggal 3 Juni 2019.
- ^ a b "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia (dalam bahasa Inggris). hlm. 57. Diakses tanggal 2019-01-05.
- ^ "Sejarah Kesultanan Sumbawa". Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Diakses tanggal 2019-08-06.
- ^ fay (5 April 2011). "Tertunda 36 Tahun, Penobatan Sultan Sumbawa Dihadiri Ribuan Warga". Detik News. Diakses tanggal 2019-08-06.
- ^ https://nasional.tempo.co/read/325147/pagi-ini-dma-kaharuddin-dinobatkan-sebagai-sultan-sumbawa-ke-17
- ^ http://www.dprd-sumbawakab.go.id/?prm=berita&id=350
- ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503.
- ^ Chambert-Loir, Henri (Juli 2004). Henri Chambert-Loir, ed. Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah (edisi ke-2). Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta 10270, Indonesia: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119. ISBN 978-979-9100-11-5
- ^ Susanto Zuhdi, Triana Wulandari (1 Januari 1997). Tawalinuddin Haris, ed. Kerajaan Tradisional di Indonesia : BIMA. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 55.
- ^ https://id.rodovid.org/wk/Orang:894676
- ^ https://tirto.id/sultan-jamaluddin-dari-bima-difitnah-kompeni-mati-dini-dalam-bui-cJ67
- ^ a b "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Lahirnya Kesultanan Sumbawa". Universitas Teknologi Sumbawa. Diakses tanggal 18 Mei 2019.
- ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (Geschiedkundige aanteekcningen omtrent zuidelijk Borneo)". 23. Ter Lands-drukkerij: 199.
- ^ Hoëvel, Wolter Robert (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). 52. Ter Lands-drukkerij. hlm. 199.
- ^ Mantja, Lalu (1984). Sumbawa pada masa dulu: suatu tinjauan sejarah. Indonesia: Rinta. hlm. 131.
- ^ http://www.mbojoklopedia.com/2016/05/lebih-dekat-dengan-sultan-muhammad.html
- ^ https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://kesultananbanjar.com/id/wp-content/uploads/2014/11/SILSILAH-SULTAN-SUMBAWA.pdf&hl=en
- ^ http://www.bimasumbawa.com/2016/06/jejak-para-sultan-bima.html