Prefiks

afiks yang diletakkan sebelum akar kata

Prefiks atau awalan adalah afiks (imbuhan) yang ditambahkan pada bagian awal atau di depan suatu kata dasar atau bentuk dasar.[1]

Prefiks asli dalam bahasa Indonesia

Prefiks asli dalam bahasa Indonesia berjumlah delapan morfem, yaitu meng-, di-, ber-, ter-, ke-, peng-, per-, dan se-.

Prefiks meng-

Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk verba (kata kerja) aktif, baik transitif (memerlukan objek) maupun intransitif (tidak memerlukan objek). Prefiks ini mengandung makna:[2]

  1. menjadi.
    Contoh: mencair, menguning, dan mengkristal.
  2. berfungsi sebagai atau menyerupai.
    Contoh: menyupir dan menggunung.
  3. makan atau minum.
    Contoh: menyatai, mengopi, dan mengeteh.
  4. menuju.
    Contoh: mengutara, melaut, dan menepi.
  5. mencari atau mengumpulkan.
    Contoh: mendamar dan merumput.
  6. mengeluarkan bunyi.
    Contoh: mengeong, mengaum, mencicit.
  7. menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang.
    Contoh: membisu, membatu, dan merendah hati.
  8. dasar verba.
    Contoh: membaca, menulis, dan membajak.
  9. membuat atau menghasilkan.
    Contoh: menyambal, menggulai, dan membatik.
  10. menyatakan.
    Contoh: mengaku.

Prefiks meng- bertolak belakang dengan prefiks di- yang membentuk verba pasif (mis. memukul dan dipukul).

Kaidah alomorf

Prefiks meng- memiliki beberapa bentuk alomorf, yaitu me-, mem-, men-, meny-, dan menge-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah penggunaan varian alomorf tersebut adalah sebagai berikut.[3][4]

  1. Bentuk meng- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf vokal a, e, i, o, dan u; huruf konsonan g, h, dan k; diftong au; atau huruf konsonan ganda kh. Kata dasar yang diawali oleh huruf k perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • meng- + ambil = mengambil.
    • meng- + elak = mengelak.
    • meng- + ikut = mengikut.
    • meng- + obral = mengobral.
    • meng- + ulang = mengulang.
    • meng- + gali = menggali.
    • meng- + hitung = menghitung.
    • meng- + kalah = mengalah.
    • meng- + audit = mengaudit.
    • meng- + khayal = mengkhayal.
  2. Varian me- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf l, m, n, r, w, atau y, atau huruf ganda ng atau ny. Contoh:
    • me- + lamar = melamar.
    • me- + makan = memakan.
    • me- + nikah = menikah.
    • me- + raih = meraih.
    • me- + wisuda = mewisuda.
    • me- + yakin + [-i] = meyakin[i].
    • me- + nganga = menganga.
    • me- + nyanyi = menyanyi.
  3. Varian mem- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf b, f, p, atau v. Kata dasar yang diawali oleh huruf p perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • mem- + babat = membabat.
    • mem- + fitnah = memfitnah.
    • mem- + pukul = memukul.
    • mem- + vonis = memvonis.
  4. Varian men- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf c, d, j, s, t, atau z, atau huruf ganda sy. Kata dasar yang diawali oleh huruf s dan t perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • men- + cari = mencari.
    • men- + datang = mendatang.
    • men- + jadi = menjadi.
    • men- + skor = menskor.
    • men- + tanam = menanam.
    • men- + zalim + [-i] = menzalim[i].
    • men- + syair = mensyair.
  5. Varian meny- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf s dengan memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • meny- + sapu = menyapu.
  6. Varian menge- digunakan khusus untuk kata dasar yang hanya terdiri dari satu suku kata. Kaidah KPST tidak digunakan pada poin ini. Contoh:
    • menge- + bom = mengebom.
    • menge- + cat = mengecat.
    • menge- + klaim = mengeklaim.
    • menge- + klik = mengeklik.
    • menge- + lap = mengelap.
    • menge- + pak = mengepak.
    • menge- + tik = mengetik.

Kaidah KPST

Khusus untuk kata dasar yang diawali huruf k, p, t, dan s, terdapat kaidah khusus yang berlaku, yang sering dikenal dengan kaidah peluluhan fonem atau kaidah KPST.[5][6] Kaidah tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Kaidah KPST berarti huruf-huruf awal yang berupa k, p, t, dan s dari kata dasar akan luluh jika diberi prefiks meng- atau variannya. Dan juga, kata dasar yang diawali huruf s menggunakan alomorf meny- sebagai ganti huruf tersebut luluh. Contoh:
    • meng- + kuat = menguat.
    • mem- + pikir = memikir.
    • men- + tulis = menulis.
    • meny- + sikat = menyikat.
  2. Kaidah KPST berlaku juga pada kata berpreposisi. Contoh:
    • meng- + ke muka = mengemuka
    • meng- + ke samping + [-kan] = mengesamping[kan]
  3. Kaidah KPST hanya berlaku jika huruf kedua dari awal adalah huruf vokal. Oleh karena itu, kaidah tersebut tidak berlaku jika huruf k, p, t, dan s tersebut diikuti oleh huruf konsonan, termasuk jika kedua huruf awal adalah gabungan huruf konsonan, yaitu kh dan sy. Dan sebagai akibat dari pengecualian tersebut, kata dasar yang diawali huruf s menggunakan alomorf men-. Contoh:
    • meng- + klasifikasi = mengklasifikasi.
    • meng- + khitan = mengkhitan.
    • mem- + plagiat = memplagiat.
    • men- + transfer = mentransfer .
    • men- + skor = menskor.
    • men- + syair = mensyair.
  4. Kaidah KPST juga hanya berlaku jika suku kata dari kata dasar tersebut berjumlah lebih dari satu. Suku kata yang berjumlah satu akan menggunakan alomorf menge- beserta kaidah yang terkait dengannya.
  5. Kaidah KPST tidak berlaku untuk gabungan dari prefiks varian mem- dan prefiks per- yang menjadi prefiks ganda memper-. Contoh:
    • mem- + per- + hati + [-kan] = memperhati[kan].
    • mem- + per- + oleh = memperoleh.
    • mem- + per- + tegas = mempertegas.
    • mem- + per- + keruh = memperkeruh.
    • mem- + per- + sunting = mempersunting.
    • mem- + per- + parah = memperparah.
  6. Kaidah KPST masih berlaku untuk gabungan dari prefiks me- dan prefiks selain itu, seperti gabungan prefiks varian meny- dan prefiks se- yang menjadi menye-. Contoh:
    • meny- + se- + imbang + [-kan] = menyeimbang[kan].
    • meny- + se- + rata + [-kan] = menyerata[kan].
  7. Kaidah KPST juga tidak berlaku untuk kata dasar yang tidak diserap sempurna ke dalam bahasa Indonesia. Contoh:
    • mem- + persona non grata = mem-persona non grata.
  8. Beberapa pengecualian khusus untuk kaidah KTSP adalah sebagai berikut.
    • Gabungan dari morfem mem- + punya + [-i] menghasilkan kata mempunyai. Penyebab dari pengecualian tersebut adalah karena kata mempunyai telah dikenal lama dan menjadi kebiasaan di dalam masyarakat, termasuk di ranah resmi.
    • Gabungan dari morfem meng- + kaji dapat menghasilkan kata mengaji dan mengkaji yang keduanya diterima sebagai ragam baku. Penyebab dari pengecualian ini adalah karena kedua kata tersebut diperuntukkan pada dua bidang yang berbeda. Jika mengaji diperuntukkan khusus pada pendalaman dan pembelajaran Al-Qur'an dan ilmu agama Islam, mengkaji umumnya diperuntukkan pada pembelajaran, pendalaman, penyelidikan, pengujian, dan sebagainya secara umum.

Kaidah reduplikasi

Untuk kata dasar yang mengalami reduplikasi (perulangan) setelah diberi prefiks meng-, terdapat kaidah khusus yang perlu diperhatikan.

  1. Kata dasar umumnya direduplikasi seperti apa adanya kecuali jika ditentukan lain pada poin-poin berikutnya. Contoh:
    • baca → membaca → membaca-baca.
    • garuk → menggaruk → menggaruk-garuk.
    • aku → mengaku → mengaku-aku.
    • endap → mengendap → mengendap-endap.
    • raba → meraba → meraba-raba.
  2. Jika huruf awal pada kata dasar mengalami peluluhan fonem, huruf konsonan terakhir atau gabungan huruf konsonan terakhir pada varian prefiks yang digunakan akan ikut direduplikasi bersama dengan sisa kata dasar tersebut.
    • karang → mengarang → mengarang-ngarang.
    • pukul → memukul → memukul-mukul.
    • sikat → menyikat → menyikat-nyikat.
    • tulis → menulis → menulis-nulis.
  3. Jika kata dasar terdiri dari satu suku kata sehingga varian prefiks yang digunakan adalah menge-, gugus huruf -nge- ikut direduplikasi bersama dengan kata dasar tersebut.
    • tik → mengetik → mengetik-ngetik.
    • cek → mengecek → mengecek-ngecek.

Prefiks di-

Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk verba pasif transitif atau intransitif. Prefiks ini mengandung makna "dikenai suatu tindakan".[7] Contohnya adalah dimakan, dicari, ditukar, ditik, dan diambil.

Tidak seperti prefiks meng-, prefiks di- tidak memiliki alomorf lain dan tidak ada kaidah peluluhan fonem.[4] Prefiks di- bertolak belakang dengan prefiks meng- yang membentuk verba aktif (mis. ditendang dan menendang).

Perlu dicatat bahwa penulisan prefiks di- tidak sama dengan kata depan di. Prefiks di- harus ditulis serangkai dengan kata dasar yang mengikutinya, sedangkan kata depan di harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikuti.

Prefiks ber-

Prefiks ber- berfungsi sebagai pembentuk verba aktif intransitif. Prefiks ini mengandung makna:[8]

  1. mempunyai.
    Contoh: beratap, bercita-cita, dan beristri.
  2. menggunakan atau memakai.
    Contoh: berlayar, bermobil, dan berbaju.
  3. menghasilkan.
    Contoh: bertelur dan berkokok.
  4. dalam jumlah atau kelipatan.
    Contoh: bertiga dan berjuta-juta.
  5. mengakui dan/atau memanggil sebagai.
    Contoh: beradik, berbapak, dan bertuan.
  6. bertindak atau bekerja sebagai.
    Contoh: bertani dan bertinju.
  7. berada dalam keadaan.
    Contoh: bergembira dan bersedih.
  8. menyatakan perbuatan timbal balik.
    Contoh: bergulat dan bertinju.
  9. menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri.
    Contoh: berhias dan bercukur.

Kaidah alomorf

Prefiks ber- memiliki beberapa bentuk alomorf, yaitu be- dan bel-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah penggunaan varian alomorf tersebut adalah sebagai berikut.[4]

  1. Bentuk ber- digunakan untuk hampir semua kata dasar, kecuali jika disebutkan lain di poin-poin selanjutnya. Contoh:
    • ber- + sepeda = bersepeda.
    • ber- + tani = bertani.
    • ber- + sama = bersama.
    • ber- + mufakat = bermufakat.
    • ber- + per = berper.
  2. Varian be- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf r, atau jika kata dasar tersebut memiliki suku kata pertama yang berakhiran gugus -er- (dilafalkan /ər/). Contoh:
    • be- + rembuk = berembuk.
    • be- + rumput = berumput.
    • be- + kerja = bekerja.
    • be- + ternak = beternak.
  3. Varian bel- digunakan khusus untuk kata dasar ajar dan unjur.
    • bel- + ajar = belajar.
    • bel- + unjur = belunjur.

Prefiks ter-

Prefiks ter- berfungsi sebagai pembentuk verba pasif intransitif atau pembentuk adjektiva tergantung maknanya. Sebagai pembentuk adjektiva, prefiks ter- mengandung makna "paling". Contohnya adalah tercantik, terpandai, dan teramai.[9]

Kemudian sebagai pembentuk verba pasif, prefiks ini mengandung makna:[9]

  1. telah dilakukan atau dalam keadaan.
    Contoh: terbuka, terduduk, dan termenung
  2. telah mengalami; menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba).
    Contoh: terpesona dan terbangun
  3. sanggup atau dapat dilakukan. Prefiks ini biasanya didahului kata tidak atau bersufiks -kan.
    Contoh: tidak terkira, tidak terangkat, dan tersalurkan
  4. sampai ke.
    Contoh: tertulang

Kaidah alomorf

Prefiks ter- memiliki satu bentuk alomorf, yaitu te-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah penggunaan varian alomorf tersebut adalah sebagai berikut.[4]

  1. Bentuk ter- digunakan untuk hampir semua kata dasar, kecuali jika disebutkan lain di poin-poin selanjutnya. Contoh:
    • ter- + tawan = tertawan.
    • ter- + besit = terbesit.
    • ter- + panggil = terpanggil.
    • ter- + lihat = terlihat.
    • ter- + jatuh = terjatuh.
  2. Varian te- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf r, atau jika kata dasar tersebut memiliki suku kata pertama yang berakhiran gugus -er- (dilafalkan /ər/). Contoh:
    • te- + rasa = terasa.
    • te- + raba = teraba.
    • te- + percaya = bepercaya.
    • te- + cermin = becermin.

Sebelumnya, terdapat alomorf lain dari prefiks ter-, yaitu tel-. Alomorf ini digunakan khusus untuk kata dasar anjur, membentuk kata telanjur. Setelah kata telanjur berdiri sendiri menjadi kata dasar, varian tel- tidak lagi digunakan.

Prefiks ke-

Prefiks ter- berfungsi sebagai pembentuk nomina, pembentuk verba, atau pembentuk numeralia tergantung maknanya. Sebagai pembentuk nomina, prefiks ter- mengandung makna:[10]

  1. yang mempunyai sifat atau ciri.
    Contoh: ketua.
  2. yang dituju dengan.
    Contoh: kekasih dan kehendak.

Sebagai pembentuk verba, prefiks ini mengandung makna:[10]

  1. telah mengalami atau menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba).
    Contoh: ketabrak, kepergok, dan ketemu.
  2. dapat atau sanggup.
    Contoh: kebaca dan keangkat.

Kemudian sebagai pembentuk numeralia, prefiks ini mengandung makna:[10]

  1. tingkat atau urutan.
    Contoh: ketiga, kelima, dan kesebelas.
  2. kumpulan.
    Contoh: kedua (buku) dan ketiga (orang).

Prefiks ke- tidak memiliki alomorf lain dan tidak ada kaidah peluluhan fonem.

  • Awalan se-

Berfungsi sebagai pembentuk klitika atau adverbia. Awalan se- tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Prefiks ini mengandung beberapa arti:

  1. Satu: seekor, sebutir, serumpun.
  2. Menjadi satu: serumah, sekantor, seorganisasi.
  3. Seluruh: sedaerah, sekota, sedunia.
  4. Sama: secantik, sepandai, sebesar.
  5. Paling (diikuti "mungkin"): sebanyak mungkin, seluas mungkin, sesedikit mungkin.
  6. Sampai menyerupai: segunung, sebukit, selangit.
  7. Dengan: seizin, sepengetahuan.
  8. Menurut, sesuai: seingatku, setahuku, semaumu.
  9. Setelah: sepulang, setiba, sesampai.
  • Awalan pe-

Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:

  1. 'Pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar'. Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
  2. 'Alat untuk me...'. Contoh: perekat, pengukur, penghadang, penggaris.
  3. 'Orang yang gemar'. Contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri, pecandu, pemadat.
  4. 'Orang yang di ...'. Contoh: petatar, pesuruh.
  5. 'Alat untuk ...'. Contoh: perasa, penglihat, penggali.
  • Awalan per-

Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti:

  1. 'Membuat jadi' (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
  2. 'Membuat lebih'. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat.
  3. 'Membagi jadi'. Contoh: pertiga, persembilan.

Lihat pula

Pranala luar

  1. ^ (Indonesia) Arti kata Prefiks dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ (Indonesia) Arti kata meng- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  3. ^ Cahyo (2019-03-08). "Pedoman, Aturan & Contoh Penggunaan Awalan Me". Kependidikan. Diakses tanggal 2022-11-21. 
  4. ^ a b c d Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  5. ^ Lanin, Ivan (2016-01-04). "Apakah kaidah KPST itu?". Beritagar. Diakses tanggal 2022-11-21. 
  6. ^ Sodikin, Amir (2021-01-08). "Peluluhan Kata Dasar Berawalan KPST". KOMPAS. Diakses tanggal 2022-11-21. 
  7. ^ (Indonesia) Arti kata di- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  8. ^ (Indonesia) Arti kata ber- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  9. ^ a b (Indonesia) Arti kata ter- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  10. ^ a b c (Indonesia) Arti kata ke- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.