Prefiks

afiks yang diletakkan sebelum akar kata
Revisi sejak 24 November 2022 05.20 oleh FelixJL111 (bicara | kontrib)

Prefiks atau awalan adalah afiks (imbuhan) yang ditambahkan pada bagian awal atau di depan suatu kata dasar atau bentuk dasar.[1]

Prefiks dalam bahasa Indonesia

Prefiks asli

Prefiks asli dalam bahasa Indonesia berjumlah delapan morfem, yaitu meng-, di-, ber-, ter-, ke-, peng-, per-, dan se-.

Meng-

Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk verba (kata kerja) aktif, baik transitif (memerlukan objek) maupun intransitif (tidak memerlukan objek). Prefiks ini mengandung makna:[2]

  1. menjadi.
    Contoh: mencair, menguning, dan mengkristal.
  2. berfungsi sebagai atau menyerupai.
    Contoh: menyupir dan menggunung.
  3. makan atau minum.
    Contoh: menyatai, mengopi, dan mengeteh.
  4. menuju.
    Contoh: mengutara, melaut, dan menepi.
  5. mencari atau mengumpulkan.
    Contoh: mendamar dan merumput.
  6. mengeluarkan bunyi.
    Contoh: mengeong, mengaum, mencicit.
  7. menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang.
    Contoh: membisu, membatu, dan merendah hati.
  8. dasar verba.
    Contoh: membaca, menulis, dan membajak.
  9. membuat atau menghasilkan.
    Contoh: menyambal, menggulai, dan membatik.
  10. menyatakan.
    Contoh: mengaku.

Prefiks meng- memiliki beberapa bentuk alomorf, yaitu me-, mem-, men-, meny-, dan menge-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah terkait penggunaan alomorf tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Prefiks meng- bertolak belakang dengan prefiks di- yang membentuk verba pasif (mis. memukul dan dipukul).

Di-

Prefiks meng- berfungsi sebagai pembentuk verba pasif transitif atau intransitif. Prefiks ini mengandung makna "dikenai suatu tindakan".[3] Contohnya adalah dimakan, dicari, ditukar, ditik, dan diambil.

Tidak seperti prefiks meng-, prefiks di- tidak memiliki alomorf lain dan tidak ada kaidah peluluhan fonem.[4]

Prefiks di- bertolak belakang dengan prefiks meng- yang membentuk verba aktif (mis. ditendang dan menendang).

Perlu dicatat bahwa penulisan prefiks di- tidak sama dengan kata depan di. Prefiks di- harus ditulis serangkai dengan kata dasar yang mengikutinya, sedangkan kata depan di harus ditulis terpisah dengan kata yang mengikuti.

Ber-

Prefiks ber- berfungsi sebagai pembentuk verba aktif intransitif. Prefiks ini mengandung makna:[5]

  1. mempunyai.
    Contoh: beratap, bercita-cita, dan beristri.
  2. menggunakan atau memakai.
    Contoh: berlayar, bermobil, dan berbaju.
  3. menghasilkan.
    Contoh: bertelur dan berkokok.
  4. dalam jumlah atau kelipatan.
    Contoh: bertiga dan berjuta-juta.
  5. mengakui dan/atau memanggil sebagai.
    Contoh: beradik, berbapak, dan bertuan.
  6. bertindak atau bekerja sebagai.
    Contoh: bertani dan bertinju.
  7. berada dalam keadaan.
    Contoh: bergembira dan bersedih.
  8. menyatakan perbuatan timbal balik.
    Contoh: bergulat dan bertinju.
  9. menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri.
    Contoh: berhias dan bercukur.

Prefiks ber- memiliki dua bentuk alomorf, yaitu be- dan bel-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah terkait penggunaan alomorf tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Ter-

Prefiks ter- berfungsi sebagai pembentuk verba pasif intransitif atau pembentuk adjektiva (kata sifat) tergantung maknanya. Sebagai pembentuk adjektiva, prefiks ter- mengandung makna "paling". Contohnya adalah tercantik, terpandai, dan teramai.[6]

Kemudian sebagai pembentuk verba pasif, prefiks ini mengandung makna:[6]

  1. telah dilakukan atau dalam keadaan.
    Contoh: terbuka, terduduk, dan termenung.
  2. telah mengalami; menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba).
    Contoh: terpesona dan terbangun.
  3. sanggup atau dapat dilakukan. Prefiks ini biasanya didahului kata tidak atau bersufiks -kan.
    Contoh: tidak terkira, tidak terangkat, dan tersalurkan.
  4. sampai ke.
    Contoh: tertulang.

Prefiks ter- memiliki satu bentuk alomorf, yaitu te-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah terkait penggunaan alomorf tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Sebelumnya, terdapat alomorf lain dari prefiks ter-, yaitu tel-, yang digunakan khusus untuk kata dasar anjur, membentuk kata telanjur. Setelah kata telanjur berdiri sendiri menjadi kata dasar, varian tel- tidak lagi digunakan.

Ke-

Prefiks ke- berfungsi sebagai pembentuk nomina (kata benda), pembentuk verba, atau pembentuk numeralia (kata bilangan) tergantung maknanya. Sebagai pembentuk nomina, prefiks ke- mengandung makna:[7]

  1. yang mempunyai sifat atau ciri.
    Contoh: ketua.
  2. yang dituju dengan.
    Contoh: kekasih dan kehendak.

Sebagai pembentuk verba, prefiks ini mengandung makna:[7]

  1. telah mengalami atau menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau dengan tiba-tiba).
    Contoh: ketabrak, kepergok, dan ketemu.
  2. dapat atau sanggup.
    Contoh: kebaca dan keangkat.

Kemudian sebagai pembentuk numeralia, prefiks ini mengandung makna:[7]

  1. tingkat atau urutan.
    Contoh: ketiga, kelima, dan kesebelas.
  2. kumpulan.
    Contoh: kedua (buku) dan ketiga (orang).

Prefiks ke- tidak memiliki alomorf lain dan tidak ada kaidah peluluhan fonem.

Peng-

Prefiks peng- berfungsi sebagai pembentuk nomina. Prefiks ini mengandung makna:

  1. orang yang melakukan perbuatan.
    Contoh: pembeli dan pengirim.
  2. orang yang berprofesi sebagai.
    Contoh: pengarang, penyiar, dan penulis.
  3. orang yang memiliki sifat.
    Contoh: pemarah, pemalas, dan penakut.
  4. alat yang dipakai untuk.
    Contoh: penggali, pengetes, dan penopang.

Prefiks peng- memiliki beberapa bentuk alomorf, yaitu pe-, pem-, pen-, peny-, dan penge-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah terkait penggunaan alomorf tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Karena prefiks peng- dan per- memiliki makna yang mirip dan alomorf yang sama, yaitu pe-, penggunaannya dapat dibedakan berdasarkan asal rujukan katanya. Perbedaan tersebut dapat dilihat lebih lanjut di bawah ini.

Per-

Prefiks per- berfungsi sebagai pembentuk verba aktif atau pembentuk nomina tergantung maknanya. Sebagai pembentuk verba, prefiks per- mengandung makna:

  1. menjadikan atau membuat menjadi.
    Contoh: perindah dan perjelas.
  2. membagi menjadi.
    Contoh: perdua dan pertiga.
  3. melakukan.
    Contoh: perbuat.
  4. memanggil atau menganggap.
    Contoh: perbudak dan pertuan.

Kemudian sebagai pembentuk nomina, prefiks ini mengandung makna:

  1. yang memiliki.
    Contoh: persegi dan pemalu.
  2. yang menghasilkan.
    Contoh: pedaging dan petelur.
  3. yang biasa melakukan (sebagai profesi, kegemaran, kebiasaan).
    Contoh: pertapa, petinju, dan pelajar.
  4. yang melakukan pekerjaan mengenai diri.
    Contoh: peubah.
  5. yang dikenai tindakan.
    Contoh: pesuruh dan petatar.
  6. orang yang biasa bekerja di.
    Contoh: pelaut dan peladang.
  7. orang yang gemar.
    Contoh: perokok dan pendaki gunung.

Prefiks per- memiliki dua bentuk alomorf, yaitu pe- dan pel-, yang pemakaiannya memiliki kaidah tertentu tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah terkait penggunaan alomorf tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Karena prefiks peng- dan per- memiliki makna yang mirip dan alomorf yang sama, yaitu pe-, penggunaannya dapat dibedakan berdasarkan asal rujukan katanya. Perbedaan tersebut dapat dilihat lebih lanjut di bawah ini.

Se-

Prefiks se- berfungsi sebagai pembentuk numeralia atau pembentuk adverbia (kata keterangan) tergantung maknanya. Sebagai pembentuk numeralia, prefiks se- mengandung makna:

  1. satu.
    Contoh: sekamar, sekelas, dan serumah.
  2. sama.
    Contoh: sepandai, setinggi, dan secerdas.

Kemudian sebagai pembentuk adverbia, prefiks ini mengandung makna:

  1. dengan.
    Contoh: seizinku.
  2. setelah.
    Contoh: sepergimu.

Prefiks se- tidak memiliki alomorf lain dan tidak ada kaidah peluluhan fonem.

Kaidah pada prefiks bergugus -eng-

Bentuk alomorf pada prefiks bergugus -eng-, yaitu meng- dan peng-, memiliki kaidah tertentu yang tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah penggunaan varian alomorf tersebut adalah sebagai berikut.[8][4]

  1. Bentuk meng- dan peng- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf vokal a, e, i, o, dan u; huruf konsonan g, h, dan k; diftong au; atau huruf konsonan ganda kh. Kata dasar yang diawali oleh huruf k perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • meng- + ambil = mengambil.
    • peng- + emban = pengemban.
    • meng- + ikut = mengikut.
    • peng- + obral = pengobral.
    • meng- + ulang = mengulang.
    • peng- + gerak = penggerak.
    • meng- + hitung = menghitung.
    • peng- + kibar = pengibar.
    • meng- + audit = mengaudit.
    • peng- + khayal = pengkhayal.
  2. Varian me- dan pe- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf l, m, n, r, w, atau y, atau huruf ganda ng atau ny. Contoh:
    • pe- + lamar = pelamar.
    • me- + minum = meminum.
    • pe- + nafkah = penafkah.
    • me- + raih = meraih.
    • pe- + wawancara = pewawancara.
    • me- + yakin + [-i] = meyakin[i].
    • pe- + nyanyi = penyanyi.
    • me- + nganga = menganga.
  3. Varian mem- dan pem- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf b, f, p, atau v. Kata dasar yang diawali oleh huruf p perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • mem- + babat = membabat.
    • pem- + fitnah = pemfitnah.
    • mem- + pukul = memukul.
    • pem- + vonis = pemvonis.
  4. Varian men- dan pen- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf c, d, j, s, t, atau z, atau huruf ganda sy. Kata dasar yang diawali oleh huruf s dan t perlu memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • men- + cari = mencari.
    • pen- + datang = pendatang.
    • men- + jadi = menjadi.
    • pen- + tabur = penabur.
    • men- + skor = menskor.
    • pen- + syair = pensyair.
    • men- + zalim + [-i] = menzalim[i].
  5. Varian meny- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf s dengan memperhatikan kaidah KPST. Contoh:
    • meny- + sapu = menyapu.
    • peny- + selamat = penyelamat.
  6. Varian menge- digunakan khusus untuk kata dasar yang hanya terdiri dari satu suku kata. Kaidah KPST tidak digunakan pada poin ini. Contoh:
    • penge- + bom = pengebom.
    • menge- + cat = mengecat.
    • penge- + klaim = pengeklaim.
    • menge- + klik = mengeklik.
    • penge- + lap = pengelap.
    • menge- + pak = mengepak.
    • penge- + tik = pengetik.

Kaidah KPST

Khusus untuk kata dasar yang diawali huruf k, p, t, dan s, terdapat kaidah khusus yang berlaku, yang sering dikenal dengan kaidah peluluhan fonem atau kaidah KPST.[9][10] Kaidah tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Kaidah KPST berarti huruf-huruf awal yang berupa k, p, t, dan s dari kata dasar akan luluh jika diberi prefiks meng- atau peng- beserta variannya. Dan juga, kata dasar yang diawali huruf s menggunakan alomorf meny- atau peny- sebagai ganti huruf tersebut luluh. Contoh:
    • meng- + kuat = menguat.
    • pem- + pikir = pemikir.
    • men- + tulis = menulis.
    • peny- + sikat = penyikat.
  2. Kaidah KPST berlaku juga pada kata berpreposisi yang diberi prefiks meng-. Contoh:
    • meng- + ke muka = mengemuka.
    • meng- + ke samping + [-kan] = mengesamping[kan].
  3. Kaidah KPST hanya berlaku jika huruf kedua dari awal adalah huruf vokal. Oleh karena itu, kaidah tersebut tidak berlaku jika huruf k, p, t, dan s tersebut diikuti oleh huruf konsonan, termasuk jika kedua huruf awal adalah gabungan huruf konsonan, yaitu kh dan sy. Dan sebagai akibatnya tersebut, kata dasar yang diawali huruf s menggunakan alomorf men-. Contoh:
    • peng- + klasifikasi = pengklasifikasi.
    • meng- + khitan = mengkhitan.
    • pen- + transfer = pentransfer.
    • mem- + plagiat = memplagiat.
    • pen- + syair = mensyair.
    • men- + skor = menskor.
  4. Namun, jika kata dasar yang diberi varian pem- tersebut diawali oleh huruf p dan diikuti oleh huruf konsonan, kaidah KPST akan tetap berlaku. Contoh:
    • pem- + program = pemrogram.
    • pem- + plagiat = pemlagiat.
  5. Kaidah KPST juga hanya berlaku jika suku kata dari kata dasar tersebut berjumlah lebih dari satu. Suku kata yang berjumlah satu akan menggunakan alomorf menge- beserta kaidah yang terkait dengannya.
  6. Kaidah KPST tidak berlaku untuk gabungan dari prefiks varian mem- dan prefiks per- yang menjadi prefiks ganda memper-. Contoh:
    • mem- + per- + hati + [-kan] = memperhati[kan].
    • mem- + per- + oleh = memperoleh.
    • mem- + per- + tegas = mempertegas.
    • mem- + per- + keruh = memperkeruh.
    • mem- + per- + parah = memperparah.
  7. Kaidah KPST masih berlaku untuk gabungan dari prefiks meng- atau peng- dan prefiks selain itu, seperti gabungan prefiks varian meny- dan prefiks se- yang menjadi menye- atau prefiks varian peny- dan prefiks se- yang menjadi penye-. Contoh:
    • meny- + se- + rata + [-kan] = menyerata[kan].
    • peny- + se- + imbang = penyeimbang.
  8. Kaidah KPST juga tidak berlaku untuk kata dasar yang tidak diserap sempurna ke dalam bahasa Indonesia. Contoh:
    • mem- + persona non grata = mem-persona non grata.
    • pen- + try out = pen-try out
  9. Beberapa pengecualian khusus untuk kaidah KTSP adalah sebagai berikut.
    • Gabungan dari morfem mem- + punya + [-i] menghasilkan kata mempunyai. Penyebab dari pengecualian tersebut adalah karena kata mempunyai telah dikenal lama dan menjadi kebiasaan di dalam masyarakat, termasuk di ranah resmi.
    • Gabungan dari morfem meng- + kaji yang menghasilkan kata mengaji dan mengkaji, serta morfem peng- + kaji dapat menghasilkan kata pengaji dan pengkaji, yang keempatnya diterima sebagai ragam baku. Penyebab dari pengecualian ini adalah karena kedua kata tersebut diperuntukkan pada dua bidang yang berbeda. Jika mengaji dan pengaji diperuntukkan khusus pada pendalaman dan pembelajaran Al-Qur'an dan ilmu agama Islam, mengkaji dan pengkaji umumnya diperuntukkan pada pembelajaran, pendalaman, penyelidikan, pengujian, dan sebagainya secara umum.

Kaidah reduplikasi

Untuk kata dasar yang mengalami reduplikasi (perulangan) setelah diberi prefiks meng- atau peng-, terdapat kaidah khusus yang perlu diperhatikan.

  1. Kata dasar umumnya direduplikasi seperti apa adanya kecuali jika ditentukan lain pada poin-poin berikutnya. Contoh:
    • baca → membaca → membaca-baca.
    • garuk → penggaruk → penggaruk-garuk.
    • aku → mengaku → mengaku-aku.
    • endap → pengendap → pengendap-endap.
    • raba → meraba → meraba-raba.
  2. Jika huruf awal pada kata dasar mengalami peluluhan fonem, huruf konsonan terakhir atau gabungan huruf konsonan terakhir pada varian prefiks yang digunakan akan ikut direduplikasi bersama dengan sisa kata dasar tersebut.
    • karang → mengarang → mengarang-ngarang.
    • pukul → pemukul → pemukul-mukul.
    • tulis → menulis → menulis-nulis.
    • sikat → penyikat → penyikat-nyikat.
  3. Jika kata dasar terdiri dari satu suku kata sehingga varian prefiks yang digunakan adalah menge-, gugus huruf -nge- ikut direduplikasi bersama dengan kata dasar tersebut.
    • tik → mengetik → mengetik-ngetik.
    • cek → pengecek → pengecek-ngecek.

Kaidah pada prefiks bergugus -er-

Bentuk alomorf pada prefiks bergugus -er-, yaitu ber-, ter-, dan per-, memiliki kaidah tertentu yang tergantung pada kata dasar yang mengikutinya. Kaidah penggunaan varian alomorf tersebut adalah sebagai berikut.[4]

  1. Bentuk ber-, ter-, dan per- digunakan untuk hampir semua kata dasar, kecuali jika disebutkan lain di poin-poin selanjutnya. Namun saat ini, bentuk per- tersebut lebih umum digunakan dalam konfiks per-an. Contoh:
    • ber- + sepeda = bersepeda.
    • ter- + besit = tertani.
    • per- + tanda = pertanda.
    • ber- + sama = bersama.
    • ter- + panggil = terpanggil.
    • per- + segi = persegi.
    • per- + sekutu + [-an] = persekutu[an]
  2. Varian be-, te-, dan pe- digunakan jika kata dasar yang mengikutinya diawali oleh huruf r, atau jika kata dasar tersebut memiliki suku kata pertama yang berakhiran gugus -er- (dilafalkan /ər/). Contoh:
    • be- + rembuk = berembuk.
    • te- + raba = berumput.
    • be- + kerja = bekerja.
    • te- + cermin = tecermin.
  3. Dewasa ini, kata dasar yang diberi prefiks per- tidak jarang meluluhkan huruf r membentuk varian pe-, terutama untuk makna "yang melakukan sesuatu" atau sejenisnya, sehingga kaidah untuk varian pe- tidak lagi relevan. Namun, peluluhan tersebut tidak berlaku untuk konfiks per-an.
    • per- + dagang = pedagang
    • per- + juang = pejuang
    • per- + main = pemain
    • per- + laku = pelaku
    • per- + tinju = petinju
  4. Varian bel- dan pel- digunakan khusus untuk kata dasar ajar dan unjur.
    • bel- + ajar = belajar.
    • pel- + ajar = pelajar
    • bel- + unjur = belunjur.

Penggunaan prefiks peng- dan per-

Oleh karena prefiks peng- dan per- memiliki makna yang mirip, dan juga memiliki alomorf yang sama, yaitu pe-, penggunaannya dapat dibedakan menurut beberapa poin berikut ini.

Lihat pula

Pranala luar

  1. ^ (Indonesia) Arti kata Prefiks dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ (Indonesia) Arti kata meng- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  3. ^ (Indonesia) Arti kata di- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  4. ^ a b c Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi keempat - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
  5. ^ (Indonesia) Arti kata ber- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  6. ^ a b (Indonesia) Arti kata ter- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  7. ^ a b c (Indonesia) Arti kata ke- dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  8. ^ Cahyo (2019-03-08). "Pedoman, Aturan & Contoh Penggunaan Awalan Me". Kependidikan. Diakses tanggal 2022-11-21. 
  9. ^ Lanin, Ivan (2016-01-04). "Apakah kaidah KPST itu?". Beritagar. Diakses tanggal 2022-11-21. 
  10. ^ Sodikin, Amir (2021-01-08). "Peluluhan Kata Dasar Berawalan KPST". KOMPAS. Diakses tanggal 2022-11-21.