Adrian Newey

Insinyur ahli aerodinamika mobil Formula Satu asal Inggris
Revisi sejak 25 Desember 2022 20.42 oleh Raditya Pramana Putra (bicara | kontrib) (Formula 1: Fixed typo)

Adrian Martin Newey, OBE (lahir 26 Desember 1958 di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris)[1] adalah seorang insinyur dan ahli aerodinamika mobil F1 yang berasal dari Inggris. Sampai saat ini, Newey adalah salah satu insinyur tersukses di dalam ajang Formula 1. Prestasi terbaiknya antara lain pada saat mengantarkan tim Williams F1 dan McLaren menjadi juara dunia pada musim 1992, 1993, 1996, 1997 (Williams), 1998, 1999 (McLaren), serta tim Red Bull Racing pada musim 2010, 2011, 2012, 2013, 2021, dan 2022. Saat ini, Newey masih bergabung di tim Red Bull Racing.

Adrian Newey
OBE
Adrian Newey pada tahun 2004.
LahirAdrian Martin Newey
26 Desember 1958 (umur 66)
KebangsaanBritania Raya Inggris
AlmamaterRepton School
University of Southampton
PekerjaanChief Technical Officer
Tahun aktif1980 – sekarang
Tempat kerjaRed Bull Racing/Scuderia AlphaTauri (sebelumnya Scuderia Toro Rosso) (Red Bull Technology)
Dikenal atasSenior Chief Aerodinamicist
IMDB: nm2995864 Modifica els identificadors a Wikidata

Newey telah bekerja di balapan Formula Satu dan IndyCar sebagai insinyur balapan, ahli aerodinamika, desainer, dan direktur teknis, dan menikmati kesuksesan di kedua kategori tersebut. Dianggap sebagai salah satu insinyur terbaik di dalam ajang Formula Satu, desain Newey telah berhasil memenangkan banyak gelar juara dunia dan 193 Grand Prix (sampai dengan Grand Prix Abu Dhabi 2022). Newey adalah salah satu desainer tersukses, berhasil memenangkan sebelas Kejuaraan Dunia Konstruktor dengan tiga tim Formula Satu yang berbeda, dan dengan tujuh pembalap berbeda yang berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Pembalap dengan mengemudikan desain Newey. Setelah merancang mobil Formula Satu pemenang Kejuaraan Dunia untuk tim Williams F1 dan McLaren, Newey pindah ke tim Red Bull Racing pada tahun 2006, mobilnya berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Pembalap dan Konstruktor Formula Satu berturut-turut dari tahun 2010 hingga tahun 2013, plus tahun 2022, dan Kejuaraan Dunia Pembalap pada tahun 2021 dan 2022.[2] Desain Newey juga berhasil memenangkan gelar juara CART pada tahun 1985 dan 1986.[3]

Masa sekolah

Newey lahir dari seorang keluarga dokter hewan. Ia mulai tertarik mengutak-atik mobil sejak usia kecil saat ayahnya memberinya satu set tamiya kita skala 1:12. Mainan itulah yang membantunya memahami komponen suspensi dan layout sasis.

Pada 1974 ia berhenti sekolah di usia 16 tahun. Belakangan ia mengakui bahwa tindakannya tersebut adalah langkah salah dan sempat menghambat karier akademiknya. Ia lantas mendaftar di Politeknik dan lulus D3 pada tahun 77 dibidang engineering. Setelah lulus ia langsung kuliah di Universitas Southampton dan lulus dengan predikat memuaskan pada 1980.

Pra Formula 1

Segera setelah ia lulus S1, Newey langsung bergabung di tim F1 Fittipaldi Racing bersama desainer mobil F1 kondang, Harvei Postlethwaite. Dan pada 1981 ia hengkang ke March Engineering di mana ia merancang mobil F1 yang membuat Johnny Cecotto merebut tempat kedua di F2 Eropa musim 1982. Lalu di musim 1983 ia mendesain mobil sport GTP March yang nantinya men­juarai kejuaraan IMSA di Amerika di musim 1983 dan 1984.

Pada 1984 Newey merancang mobil ChampCars True­sports Racing March milik Bobby Rahal. "Saya tiba di Amerika sebagai engineer balap paling minim pengalaman," ujarnya. Ia dengan cepat membangun hubungan baik dengan Rahal dan seluruh kru tim Truesports, yang menghasilkan inovasi dan imajinasi dalam membangun mobil. Pada 1985 masih di tim Truesports, ia lebih akrab dengan Rahal yang dinilainya ‘ser­babisa’, pembalap cerdik yang selalu memikirkan strategi dalam balapan. "Ia jarang sekali bikin kesalahan yang tak perlu," ujar Newey.

Pada 1986 Newey pindah ke tim ChampCar Kraco bersama Michael Andretti. Ia diminta kembali ke F1 di tengah musim oleh pendatang baru di F1, Beatrice Lola. Bertahan di sana sampai akhir tahun sebagai race engine­er Patrick Tambay dari Lola-Ford.

Musim 1987 Ia kembali ke CART sebagai engineer teknik untuk Mario Andretti, tetapi ia pulang ke Inggris di tengah musim. Di sana ia bergabung dengan skuat F1 Leyton House yang bermarkas di Bices­ter dan disokong dana oleh miliuner Jepang Akira Akagi.

Formula 1

Leyton House F1

Pada musim 1988, ia diangkat menjadi kepala desainer tim Leyton House F1. "ChampCar telah memberi banyak pe­lajaran scat set-up sasis, baik aerodi­namika maupun se­telan suspensi," ujarnya, "Dan desain Leyton House perta­ma saya sangat ter­kait dengan wind tunnel!" Di musim berikutnya, ia tetap mengerja­kan mobil Leyton House yang bermesin Ilmor, sambil men­ciptakan hubungan akrab dengan salah satu pendiri Ilmor, yaitu Mario Illien. Dialah yang akan banyak membantunya be­berapa tahun kemudian.

Williams F1

 
Williams FW14 berhasil memenangkan 17 Grand Prix, 21 posisi pole, dan 289 poin, menghasilkan gelar juara dunia Formula Satu musim 1992 untuk Nigel Mansell.
 
Williams Renault FW18 yang dikendarai oleh juara dunia Formula Satu musim 1996, yaitu Damon Hill.

Pada bulan Juli 1990, Ia bergabung ke tim Williams F1 sebagai kepala de­sainer, dan bekerjasama dengan Direktur Teknik Patrick Head. Berperan vital dalam merancang bentuk aerodinamika mesin Renault FW14 yang akan mendongkrak komposisi yang ada di dalam tim pada tahun selan­jutnya. Kemudian, pada musim 1992, ia menjadi kepala desainer mobil Williams-Renault FW14B yang meng­antarkan Nigel Mansell ke tangga juara dunia.

McLaren-Mercedes

Pada bulan Oktober 1996, Ia keluar dari Williams Grand Prix Engineering, un­tuk memulai masa jeda sembilan bulan usai menerima tugas sebagai Direktur Teknik McLarenMercedes. Gajinya melonjak dari 700 ribu menjadi di atas 2 juta poundsterling. Alasan kepindahan­nya adalah, "Karena, meski Patrick dan saya berhubungan baik, tetap saja ia bos saya. Saya sudah mempunyai deal otoritas engineering, tetapi tak punya pe­ngaruh pada bidang yang lain." Ia lantas mendukung usa­ha tim McLaren mende­kati Damon Hill pada 1997, yang pernah menjalin ker­jasama dengan baik di tim Williams ketika Hill merebut gelar juara dunia Formula Satu musim 1996. Tetapi usaha itu tidak pernah ter­wujud.

Pada musim 1998, Mika Häkkinen berhasil memenang­kan gelar juara dunia pertama bersama McLaren-Mercedes. Dan di musim 1999, Mika berhasil memper­tahankan gelar juara dunia yang telah berhasil diraih olehnya, dengan membawa mobil tim McLaren yang didesain di bawah pengaruh Newey.

Jaguar Racing/Red Bull Racing

Pada bulan Juni 2001, tersiar ka­bar ia telah menerima tawaran dari teman lamanya, yaitu Bobby Rahal, untuk ber­gabung ke tim Jaguar Racing sebagai direktur teknik. Niat­nya berubah setelah team principal McLaren, yaitu Ron Dennis, menjanjikan kemungkinan untuk mendesain yacht untuk America's Cup apabila ia sudah merasa jenuh dengan desain F1.

Tim Jaguar Racing sem­pat menuntut Newey dan tim McLaren, tetapi masalah sudah se­lesai sebelum sampai ke pengadilan (sete­lah tim McLaren menge­luarkan uang untuk membayar rasa malu yang dialami oleh tim Jaguar). Namun, ia akhirnya keluar juga dari tim McLaren di awal tahun 2006, setelah Dietrich Mateschitz menawarinya gaji besar dan pekerjaan non-full seminggu penuh di tim re-inkarnasi Jaguar, yaitu Red Bull Racing. Newey saat ini bekerja sebagai Chief Technical Officer bersama dengan mantan rekannya di tim Williams, yaitu Geoffrey Willis.

Prestasi pertama Newey di tim Red Bull Racing dan Scuderia Toro Rosso adalah pada saat Sebastian Vettel berhasil memenangi Grand Prix F1 Italia tahun 2008, dan menjadi juara dunia Formula 1 musim 2010 (pembalap dan konstruktor sekaligus).

Pranala luar

  1. ^ "Adrian Martin NEWEY". Companies House. Diakses tanggal 3 August 2022. 
  2. ^ "Horner sings Newey's praises". PlanetF1.com. 19 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 January 2011. Diakses tanggal 21 January 2011. 
  3. ^ Sam. "The cars of Adrian Newey". Racecar Engineering. Diakses tanggal 6 April 2016.