Rano Karno

politisi Indonesia
Revisi sejak 29 Desember 2022 06.45 oleh 182.2.71.0 (bicara)

H. Rano Karno, S.I.P. (lahir 8 Oktober 1960) adalah seorang aktor, penyanyi, politikus dan sutradara Indonesia keturunan Jawa dan Minangkabau, Sumatera Barat. Ia adalah putra dari aktor Indonesia, Soekarno M. Noor sekaligus adik dari aktor Indonesia, Tino Karno dan kakak dari pemeran Indonesia, Suti Karno. Saat ini, ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang menjabat sejak 1 Oktober 2019.

Rano Karno
H. Rano Karno sebagai Gubernur Provinsi Banten periode 2015–2017
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
Mulai menjabat
1 Oktober 2019
Perolehan suara274.294 (2019)[1]
Daerah pemilihanBanten III
Gubernur Banten ke-3
Masa jabatan
13 Mei 2014 – 11 Januari 2017
(Pelaksana Tugas sampai 12 Agustus 2015)
Wakil Gubernur Banten ke-3
Masa jabatan
11 Januari 2012 – 13 Mei 2014
GubernurRatu Atut Chosiyah
Wakil Bupati Tangerang ke-1
Masa jabatan
22 Maret 2008 – 19 Desember 2011
Sebelum
Pendahulu
Moch. Norodom Sukarno
Pengganti
Hermansyah
Sebelum
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 1997 – 1 Oktober 1999
Informasi pribadi
Lahir
H. Rano Karno

8 Oktober 1960 (umur 63)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPDI-P (1999–sekarang)
Afiliasi politik
lainnya
Golkar (1997—1999)
Suami/istri
  • Nani Murwanti Soewanto (bercerai)
Hj. Dewi Indriati
(m. 1988)
Anak2, keduanya anak angkat
Kerabat
Alma materSekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara Jakarta
Pekerjaan
Orang tuaH. Soekarno M. Noor (ayah)
Hj. Lily Istiarti Purnama Rawumali(ibu)
Tanda tangan
Karier musik
AsalKemayoran, Jakarta Pusat
Genre
InstrumenVokal
Tahun aktif1972 - sekarang
LabelPurnama Records
Artis terkait
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

Rano Karno dilahirkan pada 8 Oktober 1960 di Jakarta,[2] putra dari aktor Soekarno M. Noer dan Lily Istiarti, dan dibesarkan di Kemayoran, Jakarta Pusat.[2][3] Karena pendapatan ayahnya yang rendah, ia dibesarkan dalam kemiskinan; dia kemudian berkelakar bahwa keluarganya punya satu piring untuk memberi makan lima orang, seperti lagu dangdut populer.[3] Meskipun keuangan keluarga tidak akan cukup untuk membiayai sekolahnya, ia dapat menyelesaikan sekolahnya setelah biaya dikurangi setengahnya.[3] Sebagai pelarian dari kemiskinan keluarganya, Karno pergi ke perpustakaan yang dikelola Balai Pustaka dan membaca karya-karya klasik sastra Indonesia, termasuk novel-novel seperti Salah Asuhan karya Abdul Muis dan cerita rakyat tradisional Malin Kundang.[3]

Kebiasaannya membaca kemudian membantunya mendapatkan pekerjaan akting pertamanya.[3] Pada usia sepuluh tahun, ia menghadiri audisi untuk produksi film Malin Kundang dan, tidak senang dengan perubahan cerita, berkata, "Ceritanya tidak seperti itu."[3] Sutradara, terkesan dengan pengetahuan Karno tentang cerita, memberikan dia peran.[3] Awalnya, ayahnya tidak mendukung pilihannya karena Noer yang lebih tua khawatir Karno akan terus miskin.[3]

Setelah Malin Kundang, pada tahun 1972 Karno membintangi film adaptasi Si Doel Anak Betawi.[3] Setelah film tersebut sukses, Karno membintangi beberapa film lainnya, antara lain Rio Anakku (1974) dan di mana Kau Ibu... (1974).[3] Pada 1979, ia berperan sebagai Galih dalam film Arizal Gita Cinta dari SMA; untuk beberapa waktu setelah film, ia dikabarkan berkencan dengan lawan mainnya, Yessy Gusman.[3]

Pada tahun 1990, Karno beralih ke penyutradaraan; adaptasi serial Si Doel Anak Sekolahan, meskipun awalnya ditolak oleh studio karena terlalu "kedaerahan", sangat sukses dan berjalan selama enam musim.[3] Dari 1997 hingga 2002, ia menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, dan dari 2002 hingga 2007, Karno menjabat sebagai Duta Niat Baik UNICEF, mempromosikan literasi.[2][3]

Buku pertamanya, The Last Barongsai, diterbitkan pada tahun 2010;[3] pada tahun yang sama, ia merilis film lain, Satu Jam Saja.[4]

Hingga September 2011, Karno berencana membuat film adaptasi The Last Barongsai.[5]

Karier

Sebelum menjabat sebagai gubernur, ia menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten sejak 13 Mei 2014 hingga 12 Agustus 2015 menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan karena terkait kasus suap pilkada di MK. Ia terkenal pada tahun 1970-an dan 1980-an sebagai aktor melalui sejumlah film seperti Rio Anakku, Gita Cinta dari SMA, dan Taksi, serta sebagai Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada tahun 1990-an. Selain aktor, Rano Karno juga dikenal sebagai penyanyi dan sutradara.

Ayahnya adalah seorang aktor kawakan, Soekarno M. Noer. Selain itu dia juga mempunyai saudara kandung yang juga turut bermain film seperti Tino Karno dan Suti Karno. Ia pernah diwacanakan menjadi pendamping Fauzi Bowo sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2007. Pada 22 Maret 2008, ia resmi dilantik menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013. Namun tanggal 19 Desember 2011, ia mengundurkan diri dari jabatannya Wakil Bupati Tangerang, karena ia terpilih sebagai Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah periode 2012-2017.[6]

 
Rano Karno sewaktu menjabat Wakil Gubernur Banten, 2012.

Sejak umur sembilan tahun, Rano sudah diajak ayahnya membintangi film Lewat Tengah Malam, memerankan tokoh anak. Namanya mulai dikenal lewat film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjuman Djaja yang diangkat dari cerita Aman Datoek Madjoindo. Dalam film itu, putra ketiga dari enam bersaudara pasangan Soekarno M. Noer (Minang) dan Lily Istiarti (Jawa) berperan sebagai pemeran utama. Sejak itu, prestasinya pun mulai kelihatan. Lewat film Rio Anakku (1973), Rano memperoleh penghargaan Aktor Harapan I PWI Jaya (1974). Kemudian, dalam Festival Film Asia 1974 di Taipei, Taiwan, ia meraih hadiah The Best Child Actor. Selanjutnya ia mendapat peran-peran remaja dan dewasa lewat film Wajah Tiga Perempuan (1976), Suci Sang Primadona (1977), Gita Cinta dari SMA (1979). Untuk mendukung niatnya terjun ke dunia film, Rano pun belajar akting di East West Player, Amerika Serikat.

Ketika industri film Indonesia 'pingsan', Rano beralih ke sinetron. Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling monumental yang digarapnya bersama saudara-saudaranya dalam Karnos Film. Dalam sinetron itu, di samping menjadi sutradara, penulis cerita dan skenario, Rano juga ikut main menjadi Kasdullah atau Si Doel. Selain serial Si Doel Anak Sekolahan dari musim pertama sampai musim keenam, PT. Karnos Film juga menghasilkan sinetron Kembang Ilalang dan Usaha Gawat Darurat.

Rano juga pernah terjun ke dunia tarik suara. Album perdananya, "Yang Sangat Kusayang" terhitung cukup laku di pasaran.[7]

Karier politik

Di awal tahun 2007, Rano pernah berpamitan kepada insan film nasional, untuk lebih berkonsentrasi dalam 'karier baru'-nya sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta.[8] Namun pertengahan 2007, muncul iklan keluarga Si Doel yang mendukung Fauzi Bowo. Hal ini sempat memunculkan rumor bahwa Rano mundur dari kancah Pilkada DKI setelah menerima uang miliaran rupiah dari Fauzi Bowo. Meski hal itu akhirnya ditepis oleh kedua pihak.[9]

Wakil Bupati Tangerang

Rano kembali mengejutkan publik di penghujung 2007 dengan menyatakan bahwa dirinya telah ditetapkan sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tangerang sesuai dengan keputusan partai pendukung untuk mendampingi Calon Bupati Ismet Iskandar pada Pilkada Tangerang 2008.[10] Pasangan ini kemudian terpilih sebagai pemenang dan Rano menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013.

Wakil Gubernur Banten

Pada tahun 2011, Rano mencalonkan diri menjadi Calon Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah (Gubernur Banten periode 2007-2011). Berdasarkan hasil perhitungan yang diumumkan oleh KPUD Banten pada tanggal 30 Oktober 2011, dipastikan pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno memenangkan hasil pilkada Banten. Pasangan Atut-Rano Karno mengalahkan pasangan nomor urut 2 Wahidin Halim-Irna Narulita dan nomor urut 3 Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki.[11]

Pelaksana Tugas Gubernur Banten

Sejak 13 Mei 2014, Rano Karno ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjabat sebagai Plt. Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan terkait kasus suap pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Kehidupan pribadi dan sosial

Rano menikah dengan Dewi Indriati pada 8 Februari 1988 dan mengadopsi 2 orang anak, Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi. Sebelumnya Rano pernah menikah dan berakhir dengan perceraian setelah 2 tahun.

Rano Karno pernah diangkat sebagai duta khusus Indonesia dalam bidang pendidikan oleh UNICEF, sebuah badan di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang bergerak dalam bidang pendidikan. Rano bisa menjadi duta UNICEF dari Indonesia, setelah direkomendasikan oleh Prof Dr Emil Salim, Mantan Menteri Kesehatan (alm) Prof. Dr. Adhyatma, Ibu Prof. Singgih, Ibu Prof Murprawoto.[12]

Filmografi

Film

Sebagai aktor

Tahun Judul Peran Keterangan
1971 Malin Kundang, Anak Durhaka Malin kecil
1972 Lingkaran Setan
Si Doel Anak Betawi Doel
1973 di mana Kau Ibu... Yatim
Rio Anakku Rio
Si Rano Rano
Tabah Sampai Akhir Suryo
Yatim Rano
1974 Anak Bintang Bintang
Jangan Biarkan Mereka Lapar Kemal
Perawan Malam Amir
Romi dan Juli Romi
Ratapan si Miskin Achmad
Senyum dan Tangis Budi
1975 Sebelum Usia 17 Sony
1976 Tragedi Tante Sex
Wajah Tiga Perempuan Herman
1977 Suci Sang Primadona Eros
Semau Gue Andi
1978 Musim Bercinta Hendra
1979 Puspa Indah Taman Hati Galih
Anak-Anak Buangan
Buah Terlarang Satria
Remaja di Lampu Merah Andy
Gita Cinta dari SMA Galih
Pelajaran Cinta Benny
Remaja-Remaja Rama
1980 Nikmatnya Cinta Ronny
Kau Tercipta Untukku Rano
Yang Kembali Bersemi Surya
Kembang Semusim Rusdi
Selamat Tinggal Duka Hariman
Tempatmu di Sisiku Ari
Senyummu adalah Tangisku Rafli
Kisah Cinta Tomi & Jerri Tomi
Nostalgia di SMA Anton muda
Selamat Tinggal Masa Remaja Andika
Aladin dan Lampu Wasiat Aladin
Roman Picisan Roman
1981 Dalam Lingkaran Cinta Tisna
Detik-Detik Cinta Menyentuh Topan
Bunga Cinta Kasih Trisna
Mawar Cinta Berduri Duka Ary
1983 Yang, Terlarang Tersayang Yogi
1984 Ranjau-Ranjau Cinta Yos
Asmara di Balik Pintu Andika
Untukmu Kuserahkan Segalanya Purnomo
1985 Pertunangan Sandro
Yang Masih di Bawah Umur Fahmi
Opera Jakarta Himan
Tak Ingin Sendiri Pras
Kidung Cinta
1986 Anak-Anak Malam Bayu
Merangkul Langit Rimo
Di Dadaku Ada Cinta Bob Ridwan
1987 Macan Kampus Ian
Bilur-Bilur Penyesalan Ardi
Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat Nick
1988 Sumpah Pocong Lintang dan Bayu Bayu
Dia Bukan Bayiku Darmanto
Arini II, Biarkan Kereta Itu Lewat Nick
1989 Adikku Kekasihku Andro
1990 Perasaan Perempuan Sutopo
Sejak Cinta Diciptakan Rino
Suamiku Sayang... Dudi Saleh
Pagar Ayu Tony
Taksi Giyon
1991 Bernafas dalam Lumpur Budiman
Sekretaris Ron
Taksi Juga Giyon
Perawan Metropolitan Mugeni
1992 Kuberikan Segalanya Faisal
Selembut Wajah Anggun Rian
1993 Kembali Lagi Johan
2004 Ketika Sopir taksi
2008 Si Jago Merah Pak Walikota
2010 Satu Jam Saja Pak Hendro
2017 The Last Barongsai Karsipan
Galih & Ratna
Suami untuk Mak
2018 Si Doel the Movie Doel
Benyamin Biang Kerok Babeh
2019 Si Doel the Movie 2 Doel
2020 Akhir Kisah Cinta Si Doel
Benyamin Biang Kerok 2 Babeh
2022 Ada Mertua di Rumahku Bambang Film orisinal KlikFilm
Pelangi Tanpa Warna Fedi Bagaskoro
Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama Babeh Makmur
Cinta Subuh Ayah Aghnia

Sebagai pembuat film

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Keterangan
Penulis Produser Sutradara
1986 Anak-Anak Malam Cerita Tidak Tidak
1987 Macan Kampus Cerita Tidak Tidak
2010 Satu Jam Saja Skenario Tidak Tidak
2017 The Last Barongsai Cerita Tidak Tidak
2018 Si Doel the Movie Skenario Produser eksekutif Ya Debut penyutradaraan
2019 Si Doel the Movie 2 Skenario Produser eksekutif Ya
2020 Akhir Kisah Cinta Si Doel Skenario Produser eksekutif Ya

Sinetron

Film televisi

Prestasi

Penghargaan dan nominasi

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
1974 Aktor-Aktris Terbaik PWI Aktor Terbaik Rio Anakku Runner-up I
1984 Festival Film Indonesia Pemeran Utama Pria Terbaik Yang, Terlarang Tersayang Nominasi
1985 Ranjau-Ranjau Cinta Nominasi
1987 Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat Nominasi
1989 Arini II, Biarkan Kereta Itu Lewat Nominasi
1990 Taksi Menang
1992 Kuberikan Segalanya Nominasi
2018 Penulis Skenario Adaptasi Terbaik Si Doel the Movie Nominasi
2019 Indonesian Movie Actors Awards Pemeran Utama Pria Terbaik Menang
Pemeran Utama Pria Terfavorit Nominasi
Indonesian Box Office Movie Awards Sutradara Terbaik Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Menang
Pemeran Utama Pria Terbaik Nominasi
Festival Film Indonesia Penulis Skenario Adaptasi Terbaik Si Doel the Movie 2 Nominasi
2021 Festival Film Bandung
Lifetime Achievement Award
Penerima
2022 Indonesian Movie Actors Awards Penerima

Sejarah elektoral

Pemilu Lembaga legislatif Daerah pemilihan Partai politik Perolehan suara Hasil
2019 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Banten III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 274.294 [butuh rujukan]  Y Terpilih

Pranala luar

Referensi

Catatan kaki
Bibliografi
Jabatan politik
Didahului oleh:
Ratu Atut Chosiyah
Gubernur Banten
2015–2017
(Pelaksana Tugas: 2014–2015)
Diteruskan oleh:
Wahidin Halim
Didahului oleh:
Mohammad Masduki
Wakil Gubernur Banten
2012–2014
Jabatan lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Andika Hazrumy
Didahului oleh:
'Norodom Soekarno
Wakil Bupati Tangerang
2008–2011
Jabatan lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Hermansyah
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Rachmat Hidayat
Film : Pacar Ketinggalan Kereta
(1989)
Pemeran Utama Pria Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Taksi
(1990)
Diteruskan oleh:
Tio Pakusadewo
Film : Lagu untuk Seruni
(1991)