Bahasa Jawa Indramayu

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
Revisi sejak 29 Desember 2022 20.20 oleh Dermajoe (bicara | kontrib) (Penambahan Konten dari pihak sejarawan Indramayu.)

Bahasa Jawa Indramayu atau Dialek Dermayu (bahasa Jawa: ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ, translit. Basa Jawa Indramayu) adalah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Barat terutama di Kabupaten Indramayu, sebagian utara dan timur Kabupaten Subang, serta sebagian utara Kabupaten Karawang.[2][3]

Bahasa Jawa Indramayu
ꦧꦱꦗꦮꦆꦤ꧀ꦢꦿꦩꦪꦸ
Basa Jawa Indramayu
Dituturkan diIndonesia
WilayahKabupaten Indramayu, sebagian utara dan timur Kabupaten Subang, sebagian utara Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Brebes
EtnisJawa
Penutur
± 2 juta penutur jati (2020)
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Posisi bahasa Jawa Indramayu dalam harap diisi Sunting klasifikasi ini 

Catatan:

Simbol "" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
Aksara Jawa
Abjad Pegon
Alfabet Latin
Status resmi
Diatur olehLembaga Bahasa dan Sastra Jawa Indramayu
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
jav-ind
Glottologindr1248[1]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Kosakata

Dialek Dermayu (Dermayon) Dialek Banyumasan Dialek Tegal Dialek Pekalongan Bahasa Indonesia
kula, reang, ingsun inyong, nyong enyong, nyong enyong, aku aku, saya
slira, sira, ira rika, ko rika, kowen sampean, kowe kamu, kau
kita awake dewek awake dewek awake dewe kami
sira kabeh rika kabeh kowen kabeh kowe kabeh kalian
kien, iki kiye, iki kiye, iki kiye, iki ini
kuen, iku kuwe, iku kuwe, iku kuwi, iku itu
kene kene, mrene kene, mrene kene, mene sini
kana kana, mrana kana, mrana kana, mana sana
kepriben, kepriwen, kepriyen kepriwe, keprimen keprimen, kepriben kepriye, kepiye bagaimana
ora, sejen, bli ora, dudu, seje ora, dudu, seje ora, dudu, seje tidak, bukan

Pengaruh Dermayu

Dalam Sejarah Indramayu, terdapat beberapa daerah yang terpengaruhi oleh daerah Dermayu (Indramayu) dalam kosa kata bahasa yang berasal dari aktifitas sosial yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Daerah pertama yang terpengaruhi oleh daerah Dermayu adalah Bekasi, yang mana orang-orang Dermayu atau Indramayu tahun 1550 bermigrasi ke wilayah barat dari sungai Citarum atau wilayah Kabupaten Bekasi. Mereka dikenal sebagai orang-orang Muhajirin dari Dermayu, justru sejarah pengaruh Dermayu di Bekasi ini ditulis oleh keturunan ulama-ulama Dermayu di Bekasi seperti di daerah Ban Chong, Kemejing, Pilar, Muara Gembong, Pulo Damar, Pulo Murub yang terbit di tahun 1965.

Dalam hal perantauan, yang mana penduduk Indramayu biasanya yang merantau ini adalah kaum laki-laki lajang dan sebagian besar perantau asal Indramayu tahun 1550 itu menikahi penduduk pribumi betawi di Bekasi. Terdapat catatan yang menyebutkan penggunaan Bahasa Jawa Dermayu di Bekasi seperti pengaruh Kosa Kata :


Dermayu (Indramayu) Bekasi Indonesia
Bagen Bagen Biarin aja
Ora Ora, Embung Tidak
Madang, Mindo Madang, Mindo Makan Siang
Ngendong Ngendong Menginap
Medit Medit Pelit
Dewekan Dewekan Sendirian
Penter Penter Cuaca Cerah
Ontong Ontong Jangan
Demen Demen Suka atau Cinta
Puguh Puguh Tentu saja
Nyangcang Nyangcang Terikat
Jember Jember Menjijikan
Papagan Kepapagan Berpapasan
Ongkoh Ongkoh Santai saja
Gedig Gedig Pukulan Palu
Ilok Ilok Sering, Masa
Mendek Mendek Jongkok
Gawean Gawean Pekerjaan
Angot Angot Kumat atau Kambuh
Kukuban Kukuban Berselimut
Ngadem Ngadem Berteduh
Pengkor Pengkor Pincang
Ganjen, Lenjeh Ganjen, Lenjeh Centil
Beleguran Beleguran Suara Meriam Bambu
Eretan Eretan, Getek Perahu Rakit
Gableg Gableg Punya
Pilar, Pilaran Pilar, Pilaran Batas, Penyanggah
Karang Karang Hutan, Rumput Belukar

Pada pengaruh Kosa Kata Dermayu di dalam bahasa Betawi Bekasi tidak disengaja, melainkan berasal dari migrasi penduduk Indramayu ke Bekasi di masa lalu. Terdapat beberapa desa di Bekasi yang menggunakan kosa kata dalam Bahasa Jawa Dermayu, misalnya daerah Pasar Ban Chong, yang mana nama Ban Chong berasal dari Bahasa Jawa Indramayu artinya Teras Rumah atau Balkon. Kemudian nama daerah Kemejing juga berasal dari Kosa Kata Dermayu yang artinya Pohon Kemejing, selain itu daerah Pilar yang berasal dari kosa kata Dermayu artinya Batas atau Penyangga. Jika diteliti lebih dalam terutama Mencari Keturunan Muhajirin Dermayu di Bekasi akan menemukan daerah dengan nama Ban Chong, Kemejing, Pulo Damar, Pulo Murub, Pilar dan Srengseng.

Pengaruh Dermayu di Cirebon

Perngaruh Dermayu di Cirebon, bisa dikatakan sebagai tindakaan kesengajaan oleh Kepemerintahaan Dermayu di masa lalu, tepatnya pada 18 November 1678 masehi terutama pada wangsakerta (Masa Kertawijaya atau Wiralodra ke VIII)

Putra Sulthonul Wazir Syah Suramenggali (Benggali) Wamsa Dinasti Gagak Singhalodra yaitu Pangeran Kertawijaya diangkat oleh Sultan Hamengkurat I di Kartasura sebagai Sulthan Kartawijaya dengan nama lain Indrawijaya atau Sultan Anom (Sultan Muda). Ia dinobatkan sebagai Sultan untuk mengganti Sulthonul Wazir Syah Syama'un (sultan dermayu ke VII) yang meninggal pada Idhul Fitri hari Jum'at 15 November 1678.

Selain itu Sultan Hamengkurat I menyerahkan wilayah pesisir utara pulau jawa kepada Syah Mansyur Dermayu, Syah Mansyur Jepara dan Syah Mansur Tuban. Daerah-daerah itu adalah daerah yang sengaja dimerdekakan oleh Mataram Islam.

Wilayah Cirebon yang saat itu di duduki Kesultanan Mataram, separuh wilayah Cirebon ini digadaikan ke Kesultanan Dermayu dan separuhnya lagi digadaikan ke Sumedang. Sultan Hamengkurat I menggadaikan Cirebon, dikarenakan memiliki banyak hutang terhadap VOC terutama pada saat cirebon membeli senjata dari VOC untuk menyerang Banten, namun Cirebon mengalami kekalahan dari Banten. Pada saat Mataram menduduki wilayah cirebon, daerah itu memiliki hutang terhadap VOC, sehingga Mataram diburu oleh VOC untuk melunasi hutang, akhirnya cirebon digadaikan ke Dermayu dan Sumedang.

Pada Sulthonul Wazir Syah Kertawijaya atau Indrawijaya menurunkan tahtanya ke Ponakannya yaitu Raden Wiradhibrata sebagai Sulthonul Syah Adhi Mansyur penerus dinasti Indrawijaya II. Pangeran Kertawijaya mendirikan kantor pajak bernama Kanoman sebagai simbol kedudukan Kesultanan Dermayu di Cirebon.

Disana Kertawijaya melakukan perubahan keras, terutama melarang penduduk Cirebon yang masih menggunakan Bahasa Sunda dan menggantinya menggunakan Bahasa Jawa Dermayu. Saat itu penduduk Cirebon yang mencoba menentang kebijakan Pangeran Kertawijaya ini, mereka tidak dikehendaki hidup dan yang hidup akan diasingkan. Meskipun demikian Cirebon tidak diduduki VOC atau Mataram tidak menggadaikan Cirebon ke VOC, yang tentunya lebih awal terjajah sebelum daerah lain abad 19.


Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jawa Indramayu". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Kamus Bahasa Jawa Indramayu Indonesia Lengkap". Diakses tanggal 2019-08-11. 
  3. ^ "Sekilas Indramayu – Situs resmi kab. Indramayu". indramayukab.go.id. Diakses tanggal 2019-08-11. 

Pranala luar