Kesultanan Suwawa atau sering disebut juga Kerajaan Suwawa merupakan kerajaan tertua di wilayah Semenanjung Utara Sulawesi. Kerajaan ini pun menjadi salah satu Kerajaan tertua di Pulau Sulawesi, Indonesia. Kerajaan Suwawa dikenal pula dengan nama Kerajaan Tuwawa atau Pohala'a Suwawa.

Kesultanan Suwawa

Pohala'a Suwawa
500–1885
Ibu kotaPinogu
Bahasa yang umum digunakanBahasa Suwawa
Agama
Sunni Islam
PemerintahanMonarki Konstitusional
Raja atau Ratu (Olongia), Sultan (Tulutani) 
• 500 - 579
Ratu Ayudugiya atau Olongia Ayudugiya
• 1752 - 1772
Raja Mooduto atau Olongia Mooduto
• 1816 - 1885
Raja Tangahu atau Olongia Tanggango
Sejarah 
• Didirikan
500
• Berakhir
1885
Digantikan oleh
Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Berdasarkan catatan sejarah, Kesultanan Suwawa juga disebut sebagai "Tiyombu" atau leluhur dari seluruh kesultanan-kesultanan yang ada di jazirah Gorontalo.[1] Kerajaan ini terbentuk sejak abad ke-6, atau sekitar tahun 500 Masehi.

Sejarah

Asal mula bangsa Suwawa

Mengenang sejarah lahirnya Suwawa di bumi Gorontalo, dapat ditelusuri dari berbagai cerita masyarakt yang diwariskan secara turun temurun. Secara umum, berbagai cerita masyarakat dan catatan sejarah yang ada membenarkan bahwa wilayah Gorontalo dulu hanya berupa gunung-gunung yang menjulang ditengah lautan.

Terdapat 3 (tiga) buah Gunung saat itu yang disebutkan sebagai wilayah pertama yang dihuni manusia sehingga disebut pula dengan nama Huidu Totolu atau Tiga Gunung atau Goenong Tellu dan akhirnya berkembang dan menjadi nama Gorontalo saat ini. Tiga gunung tersebut yakni Gunung Tilongkabila, Gunung Gambuta dan Gunung Malenggalila. Dari cerita lain juga disebutkan bahwa nama Gorontalo berasal dari kata Goenong Tellu yang juga bermakna tiga gunung yang disematkan oleh para perantau dari pulau seberang yang singgah ke wilayah tersebut.

Konon ketiga nama gunung tersebut merupakan nama orang-orang pertama yang bermukim di wilayah Gorontalo. Gunung Tilongkabila berasal dari nama manusia pertama yang ada disana yaitu Tilongkabila yang berjenis kelamin perempuan. Sementara di Gunung Gambuta, terdapat seorang manusia pertama yang berjenis kelamin laki-laki bernama Mooduliyo. Begitu juga dengan Gunung Malenggalila yang merepresentasikan seorang lelaki pertama yang hidup disana. Ketiga manusia tersebut menurut catatan sejarah purba Suwawa juga dikaitkan dengan kisah Nabi Nuh a.s. dan pengikutnya yang selamat dari bencana banjir bandang.

Daftar Pustaka Rujukan

  • Botutihe, Medi dan Farah Daulima. 2007. Sejarah Perkembangan Limo Pohalaa di Daerah Gorontalo. Limboto: Forum Suara Perempuan LSM Mbu’I Bungale.
  • Haga, B.J. 1931. De Lima-pahalaä (Gorontalo): Volksordening, adatrecht en bestuurspolitiek. LXXI. Bandoeng: A.C Nix & Co, 1931.
  • Juwono, Harto dan Yosephine Hutagalung. 2005. Limo Lo Pohalaa Sejarah Kerajaan Gorontalo. Yogyakarta: Ombak.
  • Lipoeto, M.H. 1949. Sedjarah Gorontalo: Dua Lima Pohalaa. X. Gorontalo: Pertjetakan Ra’jat Gorontalo.
  • -----------. 1870. “Het landschappen Holontalo, Limoeto, Bone, Boalemo en Katinggola of Andagile: geographische, statistische, h i s t o r i s c h e e n e t h n o g r a p h i s c h e aanteekeningen”, Tijdschrijt voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde (TBG), XIX.
  • Tacco, Richard. 1935. Het Volk Van Gorontalo: (Historich Traditioneel Maatschappelijk Cultural Sociaal Karakteristiek en Economisch). Gorontalo: Yo Un Ann.

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ Syam, Muis (2019-09-03). "Mengintip Persatuan dan Kerukunan Masyarakat di "Kerajaan" Suwawa". DM1. Diakses tanggal 2023-02-03.