Roma 3

Revisi sejak 12 Februari 2023 06.51 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: pembersihan kosmetika dasar)

Roma 3 (disingkat Rom 3) adalah bagian Surat Paulus kepada Jemaat di Roma dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Pengarangnya adalah Rasul Paulus, tetapi dituliskan oleh Tertius, seorang Kristen yang saat itu mendampingi Paulus.[1][2]

Roma 3
Fragmen c sampai h yang memuat bagian-bagian Surat Roma pada naskah Papirus 40, yang dibuat sekitar tahun 250 M.
KitabSurat Roma
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
6
pasal 2
pasal 4

Teks

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 10

seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak."[3]

Kata-kata ini diambil dari Mazmur 14:3 (yang sama dengan Mazmur 53:4):

Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.[4]

Juga ditulis dalam Pengkhotbah 7:20:

Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa.[5]

Ayat 23

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.[6]

Di sini Paulus mendukung pernyataan sebelumnya, bahwa sesuai dengan pasal 1:18-32, semua orang bukan Yahudi telah berbuat dosa, dan sesuai dengan pasal 2:1-3:8, semua orang Yahudi telah berbuat dosa, sehingga "tidak ada perbedaan."[7]

  • "...telah kehilangan kemuliaan Allah"

Arti dari anak kalimat ini banyak didiskusikan oleh para penafsir. Rupanya maksud Paulus di sini adalah bahwa manusia, sebagai gambar Allah, dimaksudkan untuk bersekutu dengan Allah sehingga dia boleh mengambil bagian dalam kemuliaan Allah, tetapi karena dosa, maka sekarang manusia tidak boleh mengambil bagian dalam kemuliaan Allah. Demikianlah keadaan manusia. Tidak ada harapan bagi dia. Dia telah berbuat dosa dan dia jauh dari kemuliaan Allah. Dengan ayat ini Paulus meninggalkan tema dosa manusia untuk mendiskusikan kebenaran Allah yang disediakan bagi manusia.[7]

Ayat 24

dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.[8]

Sudah dibuktikan bahwa tidak ada kebenaran yang dapat dikerjakan oleh manusia dalam aiwn (aion) kematian, tetapi ada kebenaran, yaitu kebenaran yang dari Allah, bagi manusia. Itulah kebenaran yang satu-satunya. Yang penting adalah bahwa sama seperti "tidak ada perbedaan" antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, mereka sama-sama di bawah murka Allah, dan tidak dapat membenarkan diri mereka, demikian juga "tidak ada perbedaan" antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, karena mereka sama-sama dapat dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Dua anak kalimat ini saling mendukung. Yang pertama, oleh kasih karuniaNya, menunjuk pada sumber kebenaran tersebut, sedangkan yang kedua, dengan cuma-cuma, lebih menegaskan sifatnya. Keduanya berarti bahwa manusia tidak membayar apa-apa untuk menerima pemberian ini. Tetapi hal ini sudah nyata bagi para pembaca, karena sudah jelas bahwa segala usaha manusia tidak dapat membenarkan manusia atau membebaskan dia dari murka Allah.[7]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Rom 3:10
  4. ^ Mazmur 14:3; Mazmur 53:4
  5. ^ Pengkhotbah 7:20
  6. ^ Rom 3:23
  7. ^ a b c Hagelberg, Dave. Tafsiran Roma: dari bahasa Yunani. Jakarta: Yayasan Kalam Hidup. 2004.
  8. ^ Rom 3:24

Lihat pula

Pranala luar