Api Olimpiade

Revisi sejak 27 April 2023 05.21 oleh AABot (bicara | kontrib) (Hungaria)

Api Olimpiade, Obor Olimpiade, Cahaya Olimpiade, Mata Olimpiade, dan Matahari Olimpiade adalah sebuah lambang Olimpiade. Api yang memperingati pencurian api dari dewa Yunani Zeus oleh Prometeus, berasal di Yunani kuno, ketika api dibiarkan menyala selama perayaan Olimpiade kuno. Api ini diperkenalkan kembali pada Olimpiade pada tahun 1928, dan sejak itu telah menjadi bagian dari pertandingan Olimpiade modern. Estafet obor modern diperkenalkan oleh Carl Diem, presiden Komite Penyelenggara untuk Olimpiade Berlin 1936, sebagai bagian dari upaya untuk mengubah pertandingan ini menjadi pengagungan Reich Ketiga.[1] Meskipun asal-usulnya berkaitan dengan Nazisme di Jerman, upacara obor ini masih dipraktikkan pada 2006.

Api Olimpiade di Olimpiade Musim Panas 2004 Athena

Penggunaan

 
Estafet obor pada Olimpiade Musim Dingin 2002 melalui Cincinnati, Ohio

Obor Olimpiade kini dinyalakan beberapa bulan sebelum upacara pembukaan Olimpiade di tempat Olimpiade kuno di Olympia, Yunani. Sebelas orang perempuan, yang mewakili peranan imam-imam perempuan, melakukan upacara penyalaan obor dengan cahaya Matahari, yang dikonsentrasikan cahayanya dengan cermin parabolik.

Dalam tradisi, api Olimpiade diserahkan kepada pejabat-pejabat kota tuan rumah dalam sebuah upacara yang berlangsung di Stadion Panathinaiko di Athena pada permulaan estafet itu oleh para pejabat kota Athena.

Kemudian obor ini dibawa ke kota penyelenggara Olimpiade berikutnya dalam sebuah estafet obor. Meskipun biasanya api itu dibawa dengan berlari, alat-alat transportasi lainnya pun telah dipergunakan. Para pelari termasuk atlet dan tokoh-tokoh selebritis, tetapi kadang-kadang juga orang-orang lainnya, yang sering kali dipilih karena jasa dan keberhasilan mereka.

Estafet Obor Olimpiade berakhir pada hari upacara pembukaan di stadion pusat Olimpiade. Pembawa terakhirnya sering kali dirahasiakan hingga detik-detik terakhir, dan biasanya adalah seorang tokoh olahragawan dari negara tuan rumah. Pembawa terakhir obor berlari menuju ke kaldron, yang biasanya diletakkan di puncak tangga penting, dan kemudian menggunakan obor itu untuk menyalakan api di stadion. Biasanya dianggap suatu kehormatan besar bagi orang yang diminta menyalakan api Olimpiade. Setelah dinyalakan, api itu akan terus menyala sepanjang perayaan Olimpiade dan baru dipadamkan pada akhir upacara penutupan pertandingan.

Sejarah

 
Tim hoki es Olimpiade AS 1980 memiringkan obor ke kaldron pada dasar menara ini, memulai rangkaian api yang menyalakan lingkaran-lingkaran jagged untuk menyalakan api di puncaknya, yang kemudian menyala sepanjang Olimpiade Musim Dingin 2002.

Untuk orang-orang Yunani kuno, api mempunyai makna suci — ada anggapan bahwa api dicuri dari dewa-dewa oleh Prometeus. Oleh karena itu, api juga hadir di banyak tempat suci di Olympia, Yunani. Api dinyalakan secara abadi di altar Hestia di Olympia, Yunani. Selama Olimpiade, yang menghormati Zeus, api-api tambahan dinyalakan di kuilnya dan kuil istrinya, Hera. Api Olimpiade modern dinyatalakn di tempat di mana kuil Hera dulu berdiri.

Api baru muncul dalam Olimpiade modern pada 1928. Arsitek Belanda, Jan Wils, mencantumkan menara dalam rancangannya untuk stadion Olimpiade untuk Olimpiade Amsterdam 1928 dan muncul dengan gagasan untuk menyalakan api selama pertandingan berlangsung. Pada 28 Juli 1928 seorang pegawai dewan listrik Amsterdam menyalakan api Olimpiade yang pertama dalam apa yang disebut Marathontower, yang dikenal sebagai "asbak KLM" oleh masyarakat setempat.

Gagasan tentang api Olimpiade disambut dengan antusias, dan dimasukkan sebagai lambang Gerakan Olimpiade. Pejabat olahraga dan ilmuwan olahraga Jerman Carl Diem mengembangkan gagasan tentang estafet obor Olimpiade untuk Olimpiade Musim Panas 1936 di Berlin. Lebih dari 3.000 pelari membawa obor itu dari Olympia ke Berlin. Atlet lintasan dan lapangan Jerman Fritz Schilgen adalah orang terakhir yang membawa obor itu, menyalakan apinya di stadion. Estafet obor ini juga menjadi bagian dari Olimpiade.

Api Olimpiade menyala di Olimpiade Musim Dingin pada 1936 dan 1948, tetapi estafet obor pertama terjadi di Olimpiade Musim Dingin 1952 di Oslo. Api itu tidak dinyalakan di Olympia, tetapi api dinyalakan di Morgedal, Norwegia, di perapian di rumah Sondre Norheim, yang merintis olahraga ski. Api juga dinyalakan di sana pada 1960 dan pada 1994. Kecuali untuk 1956, estafet dimulai di Olympia, Yunani untuk semua Olimpiade Musim Dingin lainnya. Pada 1956, estafet dimulai di Roma.

Meskipun pada umumnya obor dengan api Olimpiade masih dibawa oleh pelari, obor ini juga dibawa dalam banyak cara lainnya. Api pertama yang dibawa dengan kapal pada 1948 menyeberangi Selat Inggris, dan diterbangkan dengan pesawat terang pada 1952, ketika api itu dibawa ke Helsinki. Pada 1956, pertandingan berkuda diadakan terpisah karena peraturan karantina yang ketat di Australia. Semua pembawa estafet obor itu pergi ke Stockholm, tempat nomor pertandingan ini diselenggarakan, dengan mengendarai kuda.

Cara-cara transportasi yang luar biasa dipergunakan pada 1976, ketika api itu diubah menjadi sebuah pulsa elektronik. Dari Athena, pulsa ini dibawa oleh satelit ke Kanada, dan di sana sebuah sinar laser digunakan untuk menyalakan kembali api itu. Pada 2000, obor itu dibawa di bawah air oleh para penyelam dekat Great Barrier Reef. Cara-cara transportasi luar biasa lainnya termasuk seorang Indian kano, unta, dan Concorde.[2]

Pada 2004, estafet global obor pertama dilakukan, dalam sebuah perjalanan yang berlangsung selama 78 hari. Api Olimpiade mencakup jarak lebih dari 78.000 km di tangan sekitar 11.300 pembawa obor, yang menempuh perjalanan ke Afrika dan Amerika Selatan untuk pertama kalinya, mengunjungi semua kota yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade dan akhirnya kembali ke Athena untuk Olimpiade Musim Panas 2004. Ketika api Olimpiade itu tiba di Stadion Panathinaiko, stadion Olimpiade Musim Panas 1896, untuk memulai estafet global obor, malam itu angin bertiup sangat kencang dan obor itu, yang dinyalakan oleh Komite Pelaksana Athena 2004 Gianna Angelopoulos-Daskalaki, tertiup mati oleh angin, namun dinyalakan kembali dengan menggunakan api cadangan yang diambil dari api upacara asli di Olympia. Ini adalah kali kedua api obor Olimpiade tertiup hingga mati. Kejadian pertama adalah di Olimpiade Musim Panas 1976 yang diselenggarakan di Montreal, Kanada. Setelah hujan lebat yang memadamkan api Olimpiade itu beberapa hari setelah pertandingan dibuka, seorang pejabat menyalakan kembali apinya dengan menggunakan pemantik rokoknya. Pihak penyelenggara segera mematikannya kembali dan kemudian menyalakannya ulang dengan menggunakan api cadangan dari api yang asli.

Cara lain untuk menarik perhatian adalah dengan menyalakan apinya di stadion. Pada Olimpiade Barcelona 1992, pemanah Paralimpiade Antonio Rebollo melepaskan sebatang anak panah yang terbakar melintasi kaldron dari sebuah panggung di ujung lainnya di stadion. Dua tahun kemudian, api Olimpiade dibawa ke stadion Lillehammer oleh seorang pelompat ski.

Di bawah ini adalah daftar semua estafet obor Olimpiade.

Tempat penyelenggaraan Hari Jarak total (km) Jumlah total pembawa obor Rute
Berlin 1936 8 3.422 3.422 OlympiaAthenaThessaloniki (Yunani) – Sofia (Bulgaria) – Beograd (Yugoslavia) – Budapest (Hungaria) – Wina (Austria) – Praha (Cekoslowakia) – DresdenBerlin (Jerman)
London 1948 13 7.870 3.372 OlympiaCorfu (Yunani) (dengan kapal laut) BariMilan (Italia) – LausanneJenewa (Swiss) – BesançonMetz (Prancis) – Luxembourg (Luksemburg) – Brussels (Belgia) – LilleCalais (Prancis) – DoverLondon (Britania Raya)
Helsinki 1952 20 3.365 1.416 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Aalborg - Odense - Kopenhagen (Denmark) (dengan kapal laut) Malmö - Göteborg - Stockholm (Swedia) - Tornio - Oulu - Helsinki (Finlandia). Api kedua dinyalakan di Pallastunturi (Finlandia) dan bergabung dengan api utama di Tornio
Melbourne 1956 21 20.470 3.118 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Darwin - Brisbane - Sydney - Canberra - Melbourne (Australia)
Stockholm 1956 (Pertandingan berkuda) 9 1.000 490 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Kopenhagen (Denmark) (dengan kapal laut) Malmö - Stockholm (Swedia)
Roma 1960 14 2.750 1.529 Olympia - Athena (Yunani) (dengan kapal laut) Syracuse - Catania - Messina - Reggio Calabria - Napoli - Roma (Italia)
Tokyo 1964 51 20.065 870 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Istanbul (Turki) - Beirut (Lebanon) - Tehran (Iran) - Lahore (Pakistan) - New Delhi (India) - Rangoon (Burma) - Bangkok (Thailand) - Kuala Lumpur (Malaysia) - Manila (Filipina) - Taipei (Republik Tiongkok) - Okinawa - Tokyo (Jepang. Menempuh empat rute berbeda)
Meksiko 1968 51 13.620 2.778 Olympia - Athena (Yunani) (dengan kapal laut) Genoa (Italia) (dengan kapal laut) Barcelona - Madrid - Sevilla - Palos (dengan kapal laut) - Las Palmas (Spanyol) - Pulau San Salvador (Bahamas) - Veracruz - Mexico City (Meksiko)
München 1972 30 5.532 6.000 Olympia - Athena - Thessaloniki (Yunani) - Istanbul (Turki) - Varna (Bulgaria) - Bucharest - Timişoara (Rumania) - Beograd (Yugoslavia) - Budapest (Hungaria) - Wina - Linz - Salzburg - Innsbruck (Austria) - Garmisch-Partenkirchen - München (Jerman Barat)
Montreal 1976 5 775 1.214 Olympia - Athena (Yunani) (pancaran pulsa elektronik lewat satelit) Ottawa - Montreal (Kanada)
Moskwa 1980 31 4.915 5.000 Olympia - Athena - Thessaloniki (Yunani) - Sofia (Bulgaria) - Bucharest (Rumania) - Kishinev - Kiev - Tula - Moskwa (Uni Soviet)
Los Angeles 1984 83 15.000 3.636 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) New YorkBostonPhiladelphiaWashingtonDetroitChicagoIndianapolisAtlantaSt. LouisDallasDenverSalt Lake CitySeattleSan FranciscoLos Angeles (Amerika Serikat)
Seoul 1988 26 15.250 1.467 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Jeju - Pusan - Seoul (Korea Selatan)
Barcelona 1992 51 6.307 10.448 Olympia - Athena (Yunani) (dengan kapal laut) Empuries - Bilbao - La Coruña - Madrid - Sevilla - Las Palmas - Málaga - Valencia - Palma de MallorcaBarcelona (Spanyol)
Atlanta 1996 112 29.016 13.267 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Los AngelesLas VegasSan FranciscoSeattleSalt Lake CityDenverDallasSt. LouisMinneapolisChicagoDetroit - BostonNew YorkPhiladelphiaWashingtonMiamiAtlanta (Amerika Serikat)
Sydney 2000 127 27.000 13.300 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Guam - Palau - Federasi Mikronesia - Nauru - Kepulauan Solomon -Papua Nugini) - Vanuatu - Samoa - Samoa Amerika - Kepulauan Cook - Tonga - Fiji - Christchurch - Wellington - Auckland (Selandia Baru) - Uluru - Brisbane - Darwin - Perth - Adelaide - Melbourne - Canberra - Sydney (Australia)
Athena 2004 142 86.000 3.600 Olympia - Athena (Yunani) (dengan pesawat udara) Sydney - Melbourne (Australia) - Tokyo (Jepang) - Seoul (Korea Selatan) - Beijing (Republik Rakyat Tiongkok) - Delhi (India) - Kairo (Mesir) - Cape Town (Afrika Selatan) - Rio de Janeiro (Brasil) - Mexico City (Meksiko) - Los Angeles - St. Louis - Atlanta - New York (Amerika Serikat) - Montreal (Kanada) - Antwerp - Brussels (Belgia) - Amsterdam (Belanda) - Lausanne - Jenewa (Swiss) - Paris (Prancis) - London (Britania Raya) - Madrid - Barcelona (Spanyol) - Roma (Italia) - München - Berlin (Jerman) - Stockholm (Swedia) - Helsinki (Finlandia) - Moskwa (Rusia) - Kiev (Ukraina) - Istanbul (Turki) - Sofia (Bulgaria) - Nikosia (Siprus) - Iraklion - Thessaloniki - Patras - Athena (Yunani)
Beijing 2008 130 137.000 Olympia - Athena (Yunani) - Beijing (Republik Rakyat Tiongkok) - Almaty (Kazakhstan) – Istanbul (Turki) – St. Petersburg (Rusia) – London (Britania Raya) – Paris (Prancis) – San Francisco (Amerika Serikat) – Buenos Aires (Argentina) – Dar es Salaam (Tanzania) – Muscat (Oman) – Islamabad (Pakistan) – Mumbai (India) – Bangkok (Thailand) – Kuala Lumpur (Malaysia) – Jakarta (Indonesia) – Canberra (Australia) – Nagano (Jepang) – Seoul (Korea Selatan) – Pyongyang (Korea Utara) – Kota Ho Chi Minh (Vietnam) – Taipei (Taiwan) – Hong KongMacauGuangzhouShanghaiNanjingWuhanLhasaÜrümqiHarbinShenyangQingdaoQinhuangdaoTianjinBeijing (Republik Rakyat Tiongkok)
Tempat penyelenggaraan Hari Jarak total (km) Jumlah total pembawa obor Rute
Oslo 1952 2 225 94 MorgedalOslo (Norwegia)
Cortina d'Ampezzo 1956 5 Roma (dengan pesawat udara) VeneziaCortina d'Ampezzo (Italia)
Squaw Valley 1960 19 960 700 MorgedalOslo (Norwegia) (dengan pesawat udara) Los AngelesFresnoSquaw Valley (Amerika Serikat)
Innsbruck 1964 8 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) WinaInnsbruck (Austria)
Grenoble 1968 50 7.222 5.000 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) ParisStrasbourgLyonBordeauxToulouseMarseilleNiceChamonixGrenoble (Prancis)
Sapporo 1972 38 18.741 16.300 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) Okinawa (dengan pesawat udara) TokyoSapporo (Jepang)
Innsbruck 1976 6 1.618 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) Wina (rute no. 1) LinzSalzburgInnsbruck (rute no. 2) GrazKlagenfurtInnsbruck (Austria)
Lake Placid 1980 15 12.824 52 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) Shannon (Irlandia) Pangkalan Angkatan Udara Langley, HamptonWashingtonBaltimorePhiladelphiaNew YorkAlbanyLake Placid (Amerika Serikat)
Sarajevo 1984 11 5.289 1.600 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) Dubrovnik (rute no. 1) SplitLjubljanaZagreb - Sarajevo (rute no. 2) SkopjeNovi SadBeogradSarajevo (Yugoslavia)
Calgary 1988 95 18.000 6.250 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) St. John’s, NewfoundlandQuébec CityMontrealOttawaTorontoWinnipegInuvikVancouverEdmontonCalgary (Kanada)
Albertville 1992 58 5.500 5.500 OlympiaAthena (Yunani) (di Concorde) ParisNantesLe HavreLilleStrasbourgLimogesBordeauxToulouseAjaccioNiceMarseilleLyonGrenobleAlbertville (Prancis)
Lillehammer 1994 82 12.000 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) OsloLillehammer (Norwegia) api Norwegia: MorgedalBergenTrondheimTromsøSvalbardOslo (di sini bergabung dengan api utama)
Nagano 1998 51 3.486 6.901 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) Tokyo (rute no. 1) HokkaidōChibaTokyoNagano (rute no. 2) OkinawaHiroshimaKyotoNagano (rute no. 3) KagoshimaOsakaShizuokaNagano (Jepang)
Salt Lake City 2002 85 21.275 12.012 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) AtlantaMiamiHoustonDallas - MemphisPittsburghWashingtonBaltimorePhiladelphiaNew YorkBostonLake PlacidClevelandChicagoDetroitIndianapolisLexington - St. LouisLos AngelesSan FranciscoSquaw ValleySeattleJuniauDenverSalt Lake City (Amerika Serikat)
Torino 2006 76 11.300 10.001 OlympiaAthena (Yunani) (dengan pesawat udara) RomaFirenzeGenoaCagliariPalermoNapoliBariAncona (Italia) – San Marino (San Marino) – BolognaVeneziaTrieste (Italia) Ljubljana (Slovenia) Klagenfurt (Austria) TrentoCortina d'AmpezzoMilano (Italia) Lugann (Swiss) Bardonecchia (Italia) GrenobleAlbertville (Prancis) Torino (Italia)

Penyulut Api Olimpiade

Selama ini telah menjadi tradisional untuk meminta atlet-atlet terkemuka atau mantan atlet untuk menjadi pelari terakhir dalam estafetnya. Atlet terkenal pertama yang menyalakan api di stadion adalah juara Olimpiade sembilan kali Paavo Nurmi, yang membangkitkan gairah penonton setempat pada 1952. Pembawa obor terakhir terkenal lainnya termasuk bintang sepak bola Prancis Michel Platini (1992), juara tinju kelas berat Muhammad Ali (1996) dan pelari aborijin Australia Cathy Freeman (2000).

Pada kesempatan-kesempatan lainnya, orang-orang yang menyalakan api di stadion bukanlah orang yang terkenal, tetapi tetap melambangkan cita-cita Olimpiade. Pelari Jepang Yoshinori Sakai dilahirkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, hari ketika bom atom Little Boy menghancurkan kota itu. Ia melambangkan kelahiran kembali Jepang setelah Perang Dunia II ketika ia membuka Olimpiade Tokyo 1964. Pada Olimpiade 1976 di Montreal, dua remaja — satu dari bagian negara yang berbahasa Prancis, dan satu lagi berbahasa Inggris — melambangkan kesatuan Kanada.

Di bawah ini adalah daftar lengkap semua orang yang mengakhiri Estafet Obor Olimpiade dengan menyalakan api itu di stadion.

Kaldron

Kaldron dan kaki penopangnya selalu menjadi topik rancangan yang unik dan sering kali dramatis. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kaldron itu dinyalakan pada Upacara Pembukaan.

  • Di Barcelona pada 1992, seorang pemanah melepaskan anak panah berapi tepat di atas kaldron untuk menyalakannya.[3]
  • Di Atlanta pada 1996, kaldronnya adalah sebuah gulungan yang artistik, dihiasi dengan warna merah dan emas, yang disamakan oleh sebagian orang dengan kotak ketang goring dari sponsor utama Olimpiade McDonald's dan digunakan sebagai contoh komersialisasi yang hebat dari pertandingan ini. Kaldron ini dinyalakan dengan menggunakan seutas tali yang membawa apinya dari stadion ke tempatnya yang terakhir.[4] Pada Olimpiade Cacat Musim Panas 1996, gulungan itu dinyalakan oleh seorang pendaki paraplegis yang menggunakan tali untuk memanjat ke kaldron.
  • Untuk Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney, Cathy Freeman berjlaan melintasi air dan menyulut kaldronnya melewati air itu, sementara dikelilingi oleh lingkaran api.
  • Pada Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turino, pembawa obor terakhir menempatkan apinya pada sebuah alat penyulut yang melengkung, yang memulai serangkaian kembang api sebelum menyalakan puncak Kaldron Olimpiade setinggi 57 meter, yang tertinggi dalam sejarah Olimpiade Musim Dingin.[5]

Lihat pula

Referensi

Catatan

Pranala luar