Kabupaten Mandailing Natal
0°37′N 99°6′E / 0.617°N 99.100°E
Kabupaten Mandailing Natal | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Surat Batak Mandailing | ᯔᯊ᯲ᯑᯄᯪᯞᯪᯰ ᯊᯖᯞ᯲ |
Motto: Madina yang Madani | |
Koordinat: 0°47′02″N 99°15′18″E / 0.78378°N 99.25495°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Tanggal berdiri | 23 November 1998[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 12 tahun 1998[1] |
Hari jadi | 9 Maret 1999 |
Ibu kota | Panyabungan Kota |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Jafar Sukhairi Nasution |
• Wakil Bupati | Atika Azmi Utami Nasution |
Luas | |
• Total | 6.620,70 km2 (2,556,27 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 489.569 |
• Kepadatan | 80/km2 (200/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 95,93% Kristen 4,07% - Protestan 3,73% - Katolik 0,34%[3][4] |
• IPM | 67,19 (2021) sedang[5] |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode pos | 229XX |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0636 |
Pelat kendaraan | BB xxxx R* |
Kode Kemendagri | 12.13 |
DAU | Rp 625.543.432.000.- |
Situs web | madina |
Mandailing Natal (disingkat Madina; Surat Batak: ᯔᯊ᯲ᯑᯄᯪᯞᯪᯰ ᯊᯖᯞ᯲) adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Panyabungan. Kabupaten Mandailing Natal berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Barat. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten ini berjumlah 489.569 jiwa, dengan kepadatan 80 jiwa/km2.[3] Kabupaten Mandailing Natal merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1998.[1]
Sejarah
Masa Kolonial
Pemerintah Hindia Belanda mulai memasuki wilayah Mandailing Natal tahun 1824 dan membentuk pemerintahan dibawah Karesidenan Air Bangis bagian dari Gouvernment Sumatra's Westkust. Tahun 1834 ibu kota pemerintahan Mandailing pindah dan berada di bawah Karesidenan Tapanuli. Tahun 1852, Wilayah Mandailing Natal dibagi menjadi 2 Afdeling yaitu:[6]
- Afdeling Mandailing terdiri dari Groot Mandailing, Klein Mandailing, Ulu dan Pakantan dan Batang Natal.
- Afdeling Natal terdiri dari Distrik Natal, Sinunukan, Partiloban, Kara-kara, Teloh Baleh, Tabuyung, Singkuang, Batu Mondan dan Batahan.
Pasca Kemerdekaan Indonesia
Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten, wilayah ini masih termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan. Setelah terjadi pemekaran, dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1998, secara formal diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 23 November 1998.[1]
Hari jadi Kabupaten Mandailing Natal diperingati setiap tanggal 9 Maret.
Geografi
Kabupaten Mandailing Natal terletak pada 0°10'-1°50' Lintang Utara dan 98°10'-100°10' Bujur Timur dengan rentang ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Mandailing Natal ±6.134,00 km2 atau 8,40 persen dari wilayah Sumatra Utara.[3]
Batas Wilayah
Batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Tapanuli Selatan |
Timur | Padang Lawas |
Selatan | Pasaman dan Pasaman Barat |
Barat | Samudera Indonesia |
Iklim
Suhu udara berkisar antara 23 °C–32 °C dengan kelembaban antara 80–85%.
Pemerintahan
Bupati dan Wakil
Bupati Mandailing Natal adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Bupati Mandailing Natal bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Sumatra Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Mandailing Natal ialah Jafar Sukhairi Nasution, dengan wakil bupati Atika Azmi Utammi Nasution. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Mandailing Natal 2020. Sukhairi merupakan bupati Mandailing Natal ke-4 setelah kabupaten ini didirikan tahun 1998. Sukhairi dan Atika dilantik oleh gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, pada 22 Juli 2021 di Kota Medan, untuk masa jabatan 2021-2024.[7]
No | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
4 | Jafar Sukhairi Nasution | 22 Juli 2021 | petahana | (2020) | Periode 1 | Atika Azmi Utammi Nasution |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[8] | 2019–2024[9] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 4 | 5 | |
Gerindra | 4 | 7 | 7 | |
PDI-P | 2 | 1 | 1 | |
Golkar | 5 | 5 | 6 | |
NasDem | 3 | 1 | 5 | |
PKS | 0 | 4 | 4 | |
Hanura | 7 | 4 | 2 | |
PAN | 3 | 3 | 3 | |
PBB | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 5 | 5 | 5 | |
Perindo | (baru) 2 | 1 | ||
PPP | 3 | 2 | 1 | |
Berkarya | (baru) 1 | |||
PKPI | 2 | 1 | ||
Jumlah Anggota | 40 | 40 | 40 | |
Jumlah Partai | 11 | 13 | 11 |
Wilayah administrasi
Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan, 27 kelurahan, dan 377 desa dengan luas wilayah mencapai 6.134,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 480.911 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 78 jiwa/km², antara lain;
- Batahan
- Batang Natal
- Bukit Malintang
- Huta Bargot
- Kotanopan
- Lembah Sorik Marapi
- Lingga Bayu
- Muara Batang Gadis
- Muara Sipongi
- Naga Juang
- Natal
- Pakantan
- Panyabungan Barat
- Panyabungan Kota
- Panyabungan Selatan
- Panyabungan Timur
- Panyabungan Utara
- Puncak Sorik Marapi
- Ranto Baek
- Siabu
- Sinunukan
- Tambangan
- Ulu Pungkut
Demografi
Suku
Penduduk wilayah Kabupaten Mandailing Natal didominasi oleh suku Mandailing yang secara bahasa, adat-istiadat, dan budaya merupakan bagian dari subsuku/puak/cabang etnis dari suku Batak. Suku Mandailing sering disebut sama dengan Angkola, meski sebenarnya keduanya masih berbeda, tetapi kebanyakan adalah sama, mulai dari bahasa yang sangat mirip, baju adat pernikahan, dan rumah adat. Demikian juga halnya dengan marga, orang Angkola dan Mandailing sering disebutkan sebagai marga yang sama. Masyarakat etnis Batak Mandailing di kabupaten ini kebanyakan bermarga Nasution, Lubis, Pulungan, Harahap, Siregar, Rangkuti, Daulay, dan Lintang[10]
Kemudian diikuti oleh suku Minangkabau yang banyak bermukim di daerah-daerah pesisir sejak masa lalu yang keturunannya sekarang lebih dikenal sebagai suku Pesisir dan Suku Ulu, ada pula suku lain seperti Melayu, dan juga Nias. Masyarakat Minangkabau banyak dijumpai di sekitar wilayah pesisir seperti Natal, Kotanopan, Panyabungan, serta wilayah yang berbatasan dengan Sumatra Barat. Orang Minang di Madina terlihat dari tidak adanya nama marga seperti orang Mandailing dan Nias. Meski begitu, sebagian masih mengetahui nama suku Minang mereka yang mirip dengan di Sumatra Barat. Selain berdagang, masyarakat Minang juga banyak yang memiliki perkebunan dan pertambangan. Di Mandailing Julu banyak ditemukan bekas penambangan emas yang ditinggalkan oleh masyarakat Minang Agam, seperti di Huta Godang ada suatu tempat yang dinamakan garabak ni Agom.[11]
Dari daerah Mandailing Natal ini banyak tampil tokoh-tokoh yang menghiasi sejarah Indonesia modern seperti Abdul Haris Nasution, Sutan Takdir Alisjahbana, Darmin Nasution, dsb. Selain itu juga ada etnis lainnya seperti Jawa, Sunda, dsb yang masuk belakangan.
Agama
Mayoritas penduduk kabupaten Mandailing Natal memeluk agama Islam, dan sebagian kecil beragama Kristen. Suku asli di kabupaten Mandailing Natal yakni suku Mandailing, umumnya memeluk agama Islam dan sebagian memeluk Protestan dan Katolik. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa pemeluk agama Islam sebanyak 95,93%, dan hampir merata di semua kecamatan. Sementara pemeluk agama Kekristenan sebanyak 4,07% dengan rincian Protestan 3,73% dan Katolik 0,34%.[3] Pemeluk agama Kristen kebanyakan berada di kecamatan Panyabungan Utara, Natal, Siabu, Naga Juang, Muara Batang Gadis dan Sinunukan
Sementara untuk jumlah rumah ibadah menurut jenis rumah ibadah pada tahun 2021 di Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut:[2]
Infrastruktur
Perekonomian Kabupaten Mandailing Natal, ditopang sarana prasarana ekonomi berupa:
- Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 60 MVA dan daya produksi 49.507.816 MWH
- Tersedianya sarana telekomunikasi berupa telepon kabel dengan kapasitas terpasang 4.872 SST, dan telepon seluler dari berbagai operator seperti Telkomsel, Indosat, XL, AXIS dan Flexi
- Sarana jalan sepanjang 2.110 km terdiri dari jalan negara 297,70 km, jalan provinsi 161,65 km dan jalan kabupaten 1.423,18 km
- Tersedia pelabuhan laut 1 (satu) buah yakni pelabuhan Sikara-Kara yang dapat dilabuhi kapal dalam negeri
- Tersedianya 9 buah bank, terdiri dari 4 buah bank Pemerintah dan 5 buah bank swasta, serta 1 buah kantor Pegadaian
- Tersedianya 30 pasar, terdiri dari 1 unit pasar kelas I di Panyabungan 1 unit pasar kelas II di Kotanopan dan 28 unit pasar kelas III tersebar pada 22 kecamatan. Dan sedang dibangun 1 unit pasar modern (Madina Square) di kota Panyabungan
Pendidikan
Perguruan Tinggi Negeri
- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Mandailing Natal).
Ekonomi
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 sebesar Rp. 2.260.838.780.000 dengan pendapatan perkapita Rp. 5.464.263 dan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,12 % per tahun.
Struktur perekonomian Kabupaten Mandailing Natal adalah (PDRB Harga Konstan 2000) tahun 2007:
- Pertanian: 45,42 %
- Pertambangan dan penggalian: 1,54 %
- Industri pengolahan: 3,53 %
- Listrik, gas dan air bersih: 0,32 %
- Bangunan: 10,05 %
- Perdagangan hotel dan restoran: 17,79%
- Pengangkutan dan komunikasi: 4,63 %
- Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan: 2,01 %
- Jasa-jasa: 14,67 %
Pariwisata
Tempat Wisata
Adapun tempat-tempat wisata di Mandailing Natal adalah:[12]
- Pemandian Air Panas Balerang, Sibanggor Tonga, Puncak Sorik Marapi
- Pemandian Air Panas Purba Julu, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal
- Pemandian Air Panas Hutaraja, Panyabungan Selatan
- Pemandian Air Panas Siabu
- Panorama Alam Sopotinjak, Batang Natal
- Pantai Batu Rusa, Maura Batang Gadis
- Pantai Sikara-kara
- Pantai Galon, Natal
- Air Terjun Hutanagodang, Kotanopan
- Air Terjun Tanobato, Panyabungan Selatan
- Pemandian Sungai Aek Pohon, Tebingtinggi, Panyabungan Timur
- Bagas Godang Ulu Pungkut
- Bagas Godang Panyabungan Tonga, Panyabungan Kota
- Bagas Godang Pidoli Dolok, Panyabungan Kota
- Bagas Godang Singengu, Kotanopan
- Danau Marambe, Sirambas, Panyabungan Barat
- Sampuraga, Sirambas, Panyabungan Barat
- Danau Siombun, Dalan Lidang Panyabungan Kota
- Bendungan Sungai Batang Gadis Aek Godang, Dalan Lidang, Panyabungan Kota
- Jembatan Haji Abdul Hakim Ritonga, jembatan terpanjang di Mandailing Natal
- Gunung Sorik Marapi
Referensi
- ^ a b c d "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 17 Januari 2022.
- ^ a b c "Kabupaten Mandailing Natal Dalam Angka 2021" (pdf). www.mandailingnatalkab.bps.go.id. hlm. 8, 143. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-03. Diakses tanggal 23 September 2021.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 16 Agustus 2021.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Mandailing Natal". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 20 Januari 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 2 Desember 2021.
- ^ P.Th Couperus (1852). De residentie Tapanoeli (Sumatra's Westkust) in 1852. National Library of Netherlands (Asli dari perpustakaan Universitas Leiden).
- ^ "Sukhairi-Atika, Resmi Jabat Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal". www.diskominfo.madina.go.id. 22 Juli 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-17. Diakses tanggal 17 Januari 2022.
- ^ ""DAFTAR NAMA-NAMA CALON LEGISLATIF TERPILIH PERIODE 2014-2019 KABUPATEN MANDAILING NATAL". KPUD MADINA. 12 May 2014. Diakses tanggal 1 Okt 2018.
- ^ "Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Mandailing Natal 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-19. Diakses tanggal 2020-05-18.
- ^ Siregar, Rusman (27 November 2017). "Asal-Usul Mandailing, Sejarah dan Kebesaran Marga-Marga". Sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-21. Diakses tanggal 23 September 2021.
- ^ Edi Nasution, Tulila: Muzik Bujukan Mandailing, Areca Books, 2007
- ^ "Panorama Alam". Madina.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-14. Diakses tanggal 15 Januari 2016.