Malari

Demonstrasi dan kerusuhan di Indonesia
Revisi sejak 5 Juni 2023 03.39 oleh Rudiwaka (bicara | kontrib) (+{{Bencana di Indonesia tahun 1970an}})

Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974.

Peristiwa Malari
Tanggal15 – 16 Januari 1974
LokasiJakarta, Indonesia
SebabKorupsi
Persaingan dari investasi asing
Kekuatan militer
MetodeDemonstrasi, Kerusuhan, Pogrom
HasilLihat Akibat
Pihak terlibat
Mahasiswa Indonesia dan masyarakat
Pemerintah Orde baru
Jumlah korban
11 tewas, 137 luka-luka, 750 ditangkap
Tidak dilaporkan
Peristiwa Malari di Senen.

Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14–17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan mahasiswa tidak berhasil untuk menerobos masuk pangkalan udara. Pada 17 Januari 1974 pukul delapan pagi, PM Jepang itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara.

Kedatangan Ketua Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya, kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan.

Usai terjadi demonstrasi yang disertai kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan yang menyebabkan Jakarta berasap. Soeharto memberhentikan Soemitro sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban dan langsung mengambil alih jabatan itu. Jabatan Asisten Pribadi Presiden dibubarkan. Kepala BIN, Sutopo Juwono digantikan oleh Yoga Sugama.

Ali Moertopo dan Peristiwa Malari

Dalam peristiwa Malari, Jenderal Ali Moertopo menuduh eks PSI dan eks Masyumi atau ekstrem kanan adalah dalang peristiwa tersebut. Namun, setelah para tokoh peristiwa Malari seperti Sjahrir dan Hariman Siregar diadili, tidak bisa dibuktikan bahwa ada sedikit pun fakta dan tak ada seorang pun tokoh eks Masyumi yang terlibat di situ. Belakangan, pernyataan muncul dari Jenderal Soemitro (almarhum) dalam buku Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa Malari bahwa ada kemungkinan kalau justru malahan Ali Moertopo sendiri dengan CSIS-nya yang mendalangi peristiwa Malari.[1]

Referensi

  1. ^ "Pernyataan ini diliput di situs web Swaramuslim". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-04-26. Diakses tanggal 2007-01-30.