Yoga Sugama

tentara dan diplomat Indonesia

Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Yoga Sugama (12 Mei 1925 – 23 April 2003) adalah Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) merangkap sebagai Kepala Staf Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (KasKopkamtib) pada 1980-1989. Ia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Persatuan Bangsa-Bangsa.

Yoga Sugama
Jenderal (Purn) Yoga Sugama
Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara Ke-5
Masa jabatan
Januari 1974 – Juni 1989
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Sutopo Juwono
Pengganti
Sudibyo
Sebelum
Kepala Staf Komando Keamanan dan Ketertiban
Masa jabatan
1980–1989
PresidenSoeharto
Wakil PresidenAdam Malik
Umar Wirahadikusumah
Sudharmono
Panglima KopkamtibSudomo
L.B. Moerdani
Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa 7
Masa jabatan
1971–1974
PresidenSoeharto
Kepala Komando Intelijen Negara Ke-5
Masa jabatan
22 Agustus 1966 – 22 Mei 1967
PresidenSoekarno
Soeharto
Sebelum
Pendahulu
Soeharto
Pengganti
Soedirgo
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1925-05-12)12 Mei 1925
Tegal, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal23 April 2003(2003-04-23) (umur 77)
Jakarta, Indonesia
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Pangkat Jenderal TNI
NRP14527
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Yoga mulai mempelajari intelejen di Akademi Militer (Rikugun Shikan Gakko) di Tokyo pada tahun 1942-1945.[1] Yoga Sugama memulai karier sebagai penerjemah Tentara Sekutu di Tokyo Criminal Investigation Division pada tahun 1945. Setelah Indonesia merdeka, dia menjadi perwira intelijen di Staf Teritorium Militer (STM), merangkap Asisten I (Intelijen) Brigade Gunung Jati, Banyumas. Kemudian, ia dipindahkan ke Departemen Pertahanan di Jakarta. Di Departemen Pertahanan, ia bertemu dengan Zulkifli Lubis, Kepala Badan Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP) yang juga pernah menjadi Kepala Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI), cikal bakal Badan Intelejen Negara. Dari perkenalan itu, ia mendalami intelejen.[2]

Yoga berkenalan dengan Soeharto ketika menjadi Asisten I (TT-IV) Diponegoro di Semarang. Sejak itu, dia makin dekat dengan Soeharto dan turut berperan mengantarkan Soeharto menjadi presiden.[2] Yoga Soegama kemudian menjabat Atase Militer di Yugoslavia pada tahun 1962-1965.[3]

Pada tahun 1966, Soeharto sebagai Pangkopkamtib, mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) dan menunjuk Yoga sebagai Kepala. KIN di bawah kepemimpinan Yoga langsung membentuk divisi Operasi Khusus yang dipegang oleh Letkol Ali Moertopo dengan asisten Benny Moerdani dan Aloysius Sugiyanto. Soeharto kemudian merubah KIN menjadi Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) dan Yoga ditunjuk menjadi Kepala BAKIN pada tahun 1974.[2]

Saran Pengunduran Soeharto

sunting

Pada tahun 1988[2], Yoga Sugama yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Intelijen (BAKIN) menyarankan agar Soeharto mundur dari jabatan Kepresidenan-nya. Saran itu ia sampaikan dirumah pribadi sang presiden di Jl. Cendana, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir juga Menteri Sekretaris Negara Soedharmono dan Panglima ABRI L.B. Moerdani.

Yoga menyarankan agar Soeharto tidak lagi maju di pemilihan presiden 1988. Ia kemudian menyatakan dukungan nya kepada siapapun yang terpilih dalam pilpres tersebut. Namun saran darinya ini tidak ditanggapi oleh Soeharto sendiri dan bahkan Soedharmono dan Moerdani secara spontan menolak usulan nya tersebut. Mendengar respon dari sang presiden yang tidak banyak berkomentar, hal itu rupanya menyakitkan hatinya. Ia bahkan berhenti untuk melakukan pertemuan rutin yang ia lakukan sejak tahun 1974 di setiap Jum'at malam di Cendana.[4]

 
Makam Yoga Soegomo di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Yoga Sugama mangkat pada hari Rabu, 23 April 2003 pukul 10.00 WIB pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, karena sakit yang dideritanya. Sebelum mangkat, ia sebenarnya sudah cukup lama menderita sakit parah. Ia pernah mendapat perawatan di Singapura hingga sempat dinyatakan pulih kembali. Namun kondisi stabil ini tidak bertahan lama dan penyakitnya kembali kambuh dan kembali mendapat perawatan hingga ia tutup usia.

Ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Bertindak selaku inspektur upacara ialah Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Turut hadir juga beberapa pejabat negara seperti Kepala BIN Hendropriyono, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, sejumlah anggota DPR, serta berbagai pejabat militer. Yoga meninggalkan seorang istri dan sepuluh orang cucu.[5]

Tanda Kehormatan

sunting

Atas pengabdian dan jasa-jasa selama masa hidupnya, ia dianugerahkan berbagai tanda kehormatan kenegaraan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[6]

     
     
     
     
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Mahaputera Adipradana (29 Juli 1983)[7] Bintang Mahaputera Utama (6 Agustus 1974)[7] Bintang Dharma
Baris ke-2 Bintang Gerilya Bintang Yudha Dharma Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Baris ke-3 Bintang Jalasena Pratama Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia
Baris ke-4 Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II
Baris ke-5 Satyalancana G.O.M I Satyalancana G.O.M II Satyalancana Sapta Marga
Baris ke-6 Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Penegak Order of National Security Merit - 1st Class (Tong-il Medal) - Korea Selatan
Baris ke-7 Panglima Setia Mahkota (P.S.M.) - Malaysia Knight Grand Cross of the Most Noble Order of the Crown of Thailand - Thailand (2 Maret 1989)[8] Order of the Sacred Treasure, 1st Class - Jepang

Referensi

sunting
  1. ^ "Yoga Sugomo, Kepala Intelijen Kehilangan Dokumen". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-08-27. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  2. ^ a b c d Pramisti, Nurul Qomariyah. "Yoga Soegomo, Kepala Intelijen yang Minta Soeharto Mundur". tirto.id. Diakses tanggal 2023-11-18. 
  3. ^ "Yoga Soegamo Adalah Perwira Pertama di TNI AD Yang Percaya Penculikan Jenderal Dilakukan PKI". https://www.beritasenator.com/. 29 September 2021. Diakses tanggal 18 November 2023.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  4. ^ "Kepala Intel Jenderal Purn Yoga Sugomo Nekat Sarankan Presiden Soeharto Lengser". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2024-02-28. 
  5. ^ Liputan6.com (2003-04-23). "Bekas Kabakin Yoga Sugama Tutup Usia". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-02-28. 
  6. ^ Yoga Soegomo, B. Wiwoho, Banjar Chaeruddin, Indonesia (1990). Memori Jenderal Yoga. Indonesia: Bina Rena Pariwara. hlm. 495. 
  7. ^ a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 
  8. ^ ประกาศสำนักนายกรัฐมนตรี เรื่อง พระราชทานเครื่องราชอิสริยาภรณ์ให้แก่ชาวต่างประเทศ ประถมาภรณ์มงกุฏไทย ให้แก่ชาวต่างประเทศซึ่งได้ปฏิบัติหน้าที่ช่วยเหลือสนับสนุนราชการไทย ระหว่างรัฐบาลไทย กับ อินโดนีเซีย มาเลเซียและสิงคโปร์ รวม ๓ ราย (PDF) (dalam bahasa Thai). Diakses tanggal 28 Februari 2024. 

Pranala luar

sunting