Jusuf Kalla

Wakil Presiden Indonesia ke-10 (2004–2009) dan ke-12 (2014–2019)

Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir 15 Mei 1942), atau sering ditulis Jusuf Kalla saja atau JK, adalah Wakil Presiden Republik Indonesia saat ini dan Ketua Umum Partai Golongan Karya. JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura.

Drs. H.
M. Jusuf Kalla
Wakil Presiden Indonesia 10
Mulai menjabat
20 Oktober 2004
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Hamzah Haz
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir15 Mei 1942 (umur 82)
Watampone, Sulawesi Selatan
Partai politikPartai Golongan Karya
Suami/istriHj. Mufidah Miad Saad Jusuf Kalla
ProfesiPengusaha
X: Pak_JK Instagram: jusufkalla Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Awal kehidupan dan karier

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942) sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara[1] dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. Di Makassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.

Pengalaman organisasi kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

Ia menjabat sebagai ketua umum Partai Golongan Karya menggantikan Akbar Tanjung sejak Desember 2004. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.

H.M. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sembilan orang cucu.

Pendidikan

Menjelang Pemilu Presiden 2009

Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi Pemilihan Umum.

Referensi

  1. ^ ttp://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/j/jusuf-kalla/biografi/bio-02.shtml

Pranala luar

Didahului oleh:
Hamzah Haz
Wakil Presiden Indonesia
2004–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Akbar Tandjung
Ketua Umum Partai Golkar
Desember 2004–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Basri Hasanuddin
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
2001 - 2004
Diteruskan oleh:
Abdul Malik Fadjar
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Kepala Bulog
Oktober 1999 - Maret 2000
Diteruskan oleh:
Rizal Ramli
Didahului oleh:
Rahardi Ramelan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan
23 Oktober 1999 - 24 April 2000
Diteruskan oleh:
Luhut Binsar Panjaitan