Stasiun Cilegon

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Cilegon (CLG) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jombang Wetan, Jombang, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +14 meter ini merupakan stasiun yang berada di Daerah Operasi I Jakarta dan letaknya dekat dengan Masjid Nurul Ikhlas. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu KA Lokal Merak.

Stasiun Cilegon
Kereta Api Indonesia
LM09

Kondisi emplasemen Stasiun Cilegon.
Lokasi
Koordinat6°0′57″S 106°3′22″E / 6.01583°S 106.05611°E / -6.01583; 106.05611
Ketinggian+14 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama rendah)
Jumlah jalur5 (jalur 2: sepur lurus)
LayananLokal Merak dan Angkutan Motor Gratis (Amotis, hanya beroperasi saat momen lebaran saja)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • CLG
  • 0107[2]
  • LEGON
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1900
Nama sebelumnyaTjilegon
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Tonjong Baru Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Krenceng
menuju Merak
Fasilitas dan teknis
FasilitasPemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Isi baterai Toilet Musala 
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Jalur kereta api dari Stasiun Rangkasbitung diteruskan pembangunannya oleh Staatsspoorwegen (SS) hingga ke daerah Serang pada 1 Juli 1900,[4] yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan Anyer Kidul pada 1 Desember 1900 (termasuk membuka Stasiun Tjilegon). Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur percabangan yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi Pelabuhan Merak yang lebih dekat untuk menyebrang ke Lampung.[5]

Dahulu, pada petak antara Stasiun Tjilegon dan Stasiun Tandjong (Tonjong Baru) terdapat Halte Pangampelan, namun kini halte tersebut sudah tidak aktif lagi.

Pada era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) hingga era Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), emplasemen Stasiun Cilegon digunakan untuk tempat menyimpan sekaligus juga tempat langsiran gerbong-gerbong barang angkutan baja coil yang menuju ke percabangan jalur pabrik PT Krakatau Wajatama, anak perusahaan dari PT Krakatau Steel. Terdapat beberapa seri lokomotif yang digunakan sebagai pelangsir seperti lokomotif BB300, C300, D301, dan juga sebuah lokomotif langsir berukuran kecil (seri tidak diketahui). Lokomotif langsir berukuran kecil ini dipreservasi dan dijadikan sebuah monumen di area taman PT Krakatau Wajatama. Diperkirakan pada ada awal era 2000-an, aktivitas langsiran gerbong-gerbong KA angkutan baja coil ini pun akhirnya berhenti, dan layanan KA yang menuju ke percabangan jalur PT Krakatau Wajatama akhirnya ditutup. Bekas trase dari jalur cabang ini sebagian besar hanya ditimbun oleh tanah maupun aspal saja. Terdapat pula beberapa bekas gerbong-gerbong barang tua yang tertinggal di emplasemen stasiun ini.

Bangunan dan tata letak

Stasiun Cilegon memiliki lima jalur dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Jalur 1 dan 3 biasa digunakan untuk tempat menyimpan rangkaian gerbong datar, sedangkan jalur 4 dan 5 digunakan untuk tempat menyimpan bekas gerbong-gerbong barang tua.

Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset cagar budaya.[6] Bangunan tengah stasiun ini identik dengan bangunan Stasiun Tanah Abang generasi pertama.[7]

Stasiun ini juga telah dipasangi kanopi di area peron supaya melindungi penumpang dari sengatan panas matahari dan tempias air hujan. Pemasangan kanopi juga dilakukan di Stasiun Serang.

Layanan kereta api

Penumpang

Lokal

Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
LM Commuter Line Merak Merak
Rangkasbitung

Barang

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ "ZWP - Haltestempels Ned.Indië". studiegroep-zwp.nl. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  6. ^ "5 Gedung Tua Layak Jadi Cagar Budaya". 17 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-03. Diakses tanggal 3 Agustus 2017. Kelimanya adalah makam Ki Wasyid, makam Syekh Jamaludin, Stasiun Kereta Api (KA) Cilegon, Yayasan Maulana Hasanudin, serta rumah tinggal Belanda atau yang kini digunakan sebagai rumah dinas Wali Kota Cilegon. 
  7. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. Amsterdam: De Bataafsche Leeuw. hlm. 120. 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Merak–Tanah Abang".

6°01′11″S 106°03′11″E / 6.019619°S 106.053124°E / -6.019619; 106.053124{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman