Di dalam agama Kristen, Maria, ibu Yesus, dikenal dengan bermacam-macam gelar (Bunda Yang Terberkati, Perawan Maria, Bunda Allah, Sayidatina, Perawan Suci), julukan (Bintang Laut, Ratu Surga, Pohon Sukacita Kami), sapaan (Panagia, Bunda Welas Asih, Teotokos), maupun beberapa nama yang berkaitan dengan tempat-tempat tertentu (Bunda Lourdes, Bunda Fatima).

Bunda Penolong Abadi, ikon Romawi Timur, kemungkinan besar dari abad ke-13 atau ke-14

Semua penyifatan tersebut mengacu kepada satu orang perempuan yang sama, yakni ibu Yesus Kristus (menurut Perjanjian Baru) yang bernama Maria (bukan orang yang sama dengan Maria Magdalena, Maria istri Klopas, maupun Maria Salome). Penyifatan-penyifatan semacam ini digunakan dengan cara yang berbeda-beda oleh umat Kristen Katolik, Kristen Ortodoks Timur, Kristen Ortodoks Oriental, dan beberapa golongan umat Kristen Anglikan.

Beberapa penyifatan merupakan gelar yang bersifat dogmatis, sementara penyifatan-penyifatan selebihnya merupakan bentuk sapaan. Beberapa di antaranya bersifat puitis atau kiasan, rendah status kanoniknya atau tidak memiliki status kanonik sama sekali, tetapi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kesalehan rakyat, dengan beragam tingkatan persetujuan dari pihak berwenang Gereja. Sebagian gelar mengacu kepada penggambaran sosok Maria lewat karya-karya seni rupa Katolik maupun karya-karya seni rupa pada umumnya. Banyak pula gelar Maria yang dipakai di dalam syair-syair lagu yang digubah khusus untuk menghormatinya.[1]

Gelar-gelar dogmatis

 
Tertidurnya Bunda Allah, ukiran pelat gading dari abad ke-10, Cluny
  • Bunda Allah: Pada tahun 431, Konsili Efesus menetapkan bahwa Maria adalah Teotokos (Yang Melahirkan Allah) karena putranya, Yesus, adalah Allah sekaligus manusia, yakni satu Pribadi Ilahi yang berkodrat ganda (ilahi dan insani).[2] Gelar ini diterjemahkan di Barat menjadi "Mater Dei" atau Bunda Allah. Dari frasa terjemahan inilah muncul gelar "Bunda Yang Terberkati".
  • Perawan Maria: Doktrin tentang lestarinya keperawanan Maria berkembang sedari awal sejarah Kekristenan dan diajarkan oleh bapa-bapa Gereja terdahulu, misalnya Ireneus dan Klemens dari Aleksandria (dan lain-lain).[3] Pada abad ke-4, "Yang Tetap Perawan" menjadi salah satu gelar Maria yang populer.[4] Ragam-ragam dari gelar ini adalah "Perawan Maria", "Perawan Yang Terberkati", "Perawan Maria Yang Terberkati", dan "Mempelai Roh Kudus". Lestarinya keperawanan Maria ditetapkan menjadi dogma oleh Konsili Lateran tahun 649.
  • Yang Dikandung Tanpa Noda: Keyakinan bahwa Maria dikandung tanpa dosa asal ditetapkan menjadi dogma melalui konstitusi apostolik Ineffabilis Deus yang dikeluarkan Paus Pius IX pada tahun 1854. Dogma ini melahirkan gelar "Bunda Yang Dikandung Tanpa Noda" dan "Ratu Yang Dikandung Tanpa Dosa Asal". Bunda Maria Yang Dikandung Tanpa Noda juga dihormati dengan gelar Bunda Lourdes, Bunda Caysasay (di Filipina),[5] Bunda Gapura Fajar di Vilnius, Bunda Panduan, dan Bunda Salambao, juga di Filipina.
  • Yang Diangkat ke Surga: Keyakinan bahwa jiwa dan raga Perawan Maria diangkat ke surga pada akhir masa hidupnya di dunia ditetapkan menjadi dogma melalui konstitusi apostolik Munificentissimus Deus yang dikeluarkan Paus Pius XII pada tahun 1950. Dogma ini melahirkan gelar "Bunda Yang Diangkat ke Surga" dan "Ratu Yang Diangkat ke Surga". Dogma ini juga tercermin di dalam devosi kepada Bunda Ta' Pinu di Malta.

Di Gereja Ortodoks dan Gereja-Gereja Katolik Timur, pengangkatan Maria ke surga disebut Tertidurnya Bunda Allah. Hari peringatan Tertidurnya Bunda Allah tidak termasuk hari besar utama, karena dasarnya bukanlah Alkitab melainkan tradisi Gereja.

Gelar-gelar terdahulu

 
Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus di tengah orang-orang kudus, Etiopia, pertengahan abad ke-17

"Sayidatina" atau "Tuan Putri Kami" adalah gelar yang umum diberikan kepada Maria sebagai wujud rasa kagum dan hormat kepadanya. Maria disebut "Notre Dame" di Prancis, dan "Nuestra Señora" di Spanyol.[6]

  • Maria disifatkan sebagai "Hawa yang baru" seawal-awalnya sejak paro-akhir abad ke-2. Yustinus Martir membentangkan gagasan di balik penyifatan tersebut di dalam karya tulisnya yang berjudul Dialog dengan Trifo. Gagasan ini kemudian hari dijabarkan lebih lanjut oleh Ireneus.[7]
  • Pada tahun 345, Yohanes Krisostomus menjadi orang pertama yang menggunakan gelar Penolong Umat Kristen sebagai suatu devosi kepada Perawan Maria. Don Bosco menganjurkan devosi kepada Maria selaku Penolong Umat Kristen.
  • Stella Maris atau Bintang Laut adalah gelar kuno yang diberikan kepada Perawan Maria, untuk menggarisbawahi peranannya sebagai tanda pengharapan dan bintang pedoman arah bagi umat Kristen. Gelar ini dipercaya berasal dari Hieronimus dan dikutip oleh Paskasisus Radbertus.
Bahasa Indonesia English Latin Greek Notes
Maria Mary Maria Mariam (Μαριάμ), Maria (Μαρία) Arabic: Maryām (مريم), Chinese: (瑪利亞), Coptic: Maria (Ⲙⲁⲣⲓⲁ), French: Marie, German: Maria, Italian: Maria, Judeo-Aramaic: Maryām (מרים), Maltese: Marija, Portuguese: Maria, Russian: Marija (Мария), Spanish: María, Syriac: Mariam, Vietnamese: Maria
Terberkati "Full of Grace", "Blessed", "Most Blessed" Gratia plena, Beata, Beatissima kecharitomene[8] (κεχαριτωμένη) from the angel's greeting to Mary in [[]] Luke:1:28;
Perawan "Virgin", "the Virgin" Virgo Parthenos[9][10] (Παρθένος) Greek parthenos used in [[]] Matthew:1:22; Ignatius of Antioch refers to Mary's virginity and motherhood (ca. 110);
Bunda Penyelamat "Cause of our Salvation" causa salutis[11] according to Irenaeus of Lyons (150–202);
Bunda Allah "Mother of God" Mater Dei Meter Theou (Μήτηρ Θεοῦ) often abbr. ΜΡ ΘΥ in Greek iconography;
Bunda perantara "God-bearer" Deipara, Dei genitrix Theotokos (Θεοτόκος) lit. "one who bears the One who is God"; a common title in Eastern Christianity with christological implications; adopted officially during Council of Ephesus (431) in response to Nestorianism, which questioned the Church's teaching that Jesus Christ's nature was unified;
Ter-perawan "Ever-virgin" semper virgo aei-parthenos[9] (ἀειπάρθενος) Hippolytus of Rome(c.170 – c.235) held Mary to be "all-holy ever-virgin"[12]
Bunda kudus "Holy Mary", "Saint Mary" Sancta Maria Hagia Maria[9] (Ἁγία Μαρία) Greek invocation is infrequent in contemporary Eastern Christianity;[13]
terkudus "Most Holy" Sanctissima, tota Sancta[14] Panagia (Παναγία) Hippolytus held Mary to be "all-holy ever-virgin"[12]
termurni "Most Pure" Purissima
Immaculate "Immaculate" immaculata akeratos[9] (ἀκήρατος)
"Lady", "Mistress" Domina Despoina[9] (Δέσποινα) related, "Madonna" (Italian: Madonna, from ma "my" + donna "lady"; from Latin domina); also, "Notre Dame" (French: Notre Dame, lit. "our lady");
"Queen of Heaven" Regina caeli, Regina coeli As the mother of Jesus, who in mainstream Christianity is God and King of Heaven, multiple Christian denominations give her the title "Queen of Heaven". Mary is identified with the figure in [[|]] Revelation:12:1;

Lihat pula

Referensi

  1. ^ The History and Use of Hymns and Hymn-Tunes by David R Breed 2009 ISBN 1-110-47186-6 page 17
  2. ^ oleh Braaten, Carl E. dan Jenson, Robert W., Mary, Mother of God, 2004 ISBN 0802822665 hlm. 84
  3. ^ Maas, Anthony. "Virgin Birth of Christ." The Catholic Encyclopedia Jld. 15. New York: Robert Appleton Company, 1912. 10 April 2016
  4. ^ Wuerl, Donald W. dan Stubna, Kris D., The Teaching of Christ: A Catholic Catechism for Adults, Our Sunday Visitor Publishing, 2004, ISBN 9781592760947
  5. ^ "In Honor of Nuestra Señora de Guia", De Anda (2009-11-22),
  6. ^ "Hargett, Malea. "Marian titles chosen for one out of four churches in diocese", Arkansas Catholic, Diocese of Arkansas, 20 Mei 2006". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Desember 2019. Diakses tanggal 11 April 2016. 
  7. ^ Mauriello, Matthew R., "Mary the New Eve," Frei Francisco.
  8. ^ "...Byzantine inscriptions from Palestine...in the sixth [century]....fourteen inscriptions invoke "Holy Mary" (Hagia Maria), eleven more hail her as Theotokos; others add the attribution of "Immaculate" (Akeratos), "Most Blessed" (Kecharitomene), "Mistress" (Despoina), "Virgin" or "Ever-Virgin" (Aei-Parthenos)." (Frend 1984, hlm. 836)
  9. ^ a b c d e Frend 1984, hlm. 836.
  10. ^ "Blue Letter Bible" lexicon results for parthenos Diarsipkan 2007-09-01 di Wayback Machine. Retrieved 19 December 2007.
  11. ^ "Irenaeus, Against Heresies 3.22.4". 
  12. ^ a b of Rome, Hippolytus. Against Beron and Helix: Fragment VIII. Diakses tanggal 18 February 2021. 
  13. ^ The Titles of Saints, Orthodox Holiness, 18 December 2005
  14. ^ "Universität Mannheim". www.uni-mannheim.de. 3 January 2019. 

Bacaan lanjutan