Trans7 (sebelumnya bernama TV7) adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Trans7 yang pada awalnya menggunakan nama TV7, melakukan siaran perdananya secara terestrial di Jakarta pada 25 November 2001 pukul 17:00 WIB. Pada tanggal 4 Agustus 2006, Trans Corp menjajaki kerja sama strategis dengan Kompas Gramedia untuk mengakuisisi saham TV7 dan melakukan relaunch (peluncuran ulang) pada tanggal 15 Desember 2006 pukul 19:00 WIB menggunakan nama baru, menjadi Trans7.[4]

Trans7
Nama sebelumnyaTV7 (2001-2006)
JenisJaringan televisi
MotoSmart, Entertaining & Family
Slogan#IniBaruTrans7
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriH. Sukoyo
Jakob Oetama
Tanggal peluncuran25 November 2001 (sebagai TV7)[1]
15 Desember 2006 (sebagai Trans7)
Kantor pusatGedung Trans Media, Jl. Kapten Pierre Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikTrans Media
Induk perusahaanTrans Corp
Kelompok usahaCT Corp
Anggota jaringanlihat #Jaringan siaran
Tokoh kunciAtiek Nur Wahyuni (Direktur Utama)
Chairul Tanjung (Komisaris Utama)
Ishadi S.K. (Komisaris)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk feed SDTV)
Satelit
IPTV
Televisi internet
Situs webwww.trans7.co.id
Trans7
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
(sebelumnya PT Duta Visual Nusantara)
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranDigital: 40 UHF
Virtual: 21
Pemrograman
AfiliasiTrans7 (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Didirikan22 Maret 2000
Siaran perdana
25 November 2001 (sebagai TV7)[1]
15 Desember 2006 (sebagai Trans7)
Bekas tanda panggil
TV7 (2001–2006)
Bekas nomor kanal
49 UHF (analog)
46 UHF (digital, DVB-T)[2]
Trans + TV7 (nama sebelumnya, mungkin merujuk pada keadaannya sebagai televisi swasta nasional ketujuh di Indonesia)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
ERP60 kW (analog)
15 kW (digital)[3]
Koordinat transmiter-6.216034,106.7238565
Pranala
Situs webwww.trans7.co.id

Sejarah

Awal berdiri dan bersiaran

Awalnya, Trans7 tidak direncanakan "dilahirkan" dengan nama TV7, melainkan bernama Duta Visual Nusantara Televisi (disingkat DVN TV) yang izinnya dikeluarkan pada 25 Oktober 1999, bernomor 797/MP/PM/1999, sebagai hasil dari pengumuman seleksi pendirian televisi swasta pada 12 Oktober 1999 oleh Departemen Penerangan bersama 4 televisi swasta nasional lain (Trans TV, PRTV, GIB dan MTI TV).[5] Televisi baru ini dimiliki oleh H. Sukoyo,[6][7] seorang pengusaha tambak udang dari Jawa Timur bersama 3 pihak lain,[8] yang merupakan rekanannya dalam bisnis pager Starpage.[9][10] Namun, kemudian Sukoyo memutuskan untuk menjual izin pendirian televisi miliknya kepada kelompok Kompas Gramedia sebesar 80%.[11] Kompas Gramedia tercatat memiliki DVN TV lewat tiga perusahaan miliknya: PT Teletransmedia (48%), PT Transito Tatamedia (38,7%), dan PT Duta Panca Pesona (3,3%). Sementara itu, Sukoyo hanya menguasai sekitar 1% (awalnya 20% sebelum dijual)[12] dan 9% sisanya dipegang oleh dua individu lain (3,5% Yongky Sutanto dan 5,5% Lanny Irawati Lesmana - yang terakhir memiliki hubungan darah dengan Karna Brata Lesmana, pemegang saham mayoritas Starpage).[13] Sukoyo yang mendapatkan keuntungan besar dari penjualan ini, kemudian mendirikan sebuah televisi swasta lokal lisensi dari Uni Emirat Arab di tahun 2005, yaitu TV Anak Spacetoon.[14]

Pihak kelompok Kompas Gramedia (KKG) menganggap, pembelian saham DVN TV tersebut merupakan perwujudan dari niat lama mereka terjun ke industri penyiaran televisi. Dimulai pada 1970-an ketika ada isu pemerintah akan mengizinkan pendirian televisi swasta bagi pemilik stasiun radio swasta, KKG menyambut antusias rencana tersebut dengan mendirikan Radio Sonora, namun kemudian pemerintah membatalkan niatnya. Lalu, pada akhir 1980-an ketika televisi swasta pertama didirikan, keinginan KKG kandas ketika Menteri Penerangan Harmoko menyebut bahwa keputusan tentang televisi swasta ada di tangan Presiden Soeharto. Pada upaya ketiga, ketika pemerintah membuka seleksi pendirian televisi swasta pada 1999, KKG terlambat mempersiapkan diri sehingga seleksi tersebut keburu ditutup sebelum bisa mengikutinya. Akhirnya, dipilihlah jalan pintas, dengan mengakuisisi saham mayoritas DVN TV yang pada saat itu mengalami kesulitan memulai operasionalnya.[9] Nama DVN TV kemudian diganti menjadi TV7 yang didirikan berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.[15]

Pihak TV7 pada 2001 menargetkan televisi miliknya akan memiliki program 70% hiburan (terutama film Indonesia dan olahraga) ditambah 30% berita. Siarannya direncanakan dimulai pada Oktober di tahun yang sama, dan pada Maret 2002, ditargetkan TV7 sudah bersiaran penuh.[9] Namun, baru pada 25 November 2001 siaran TV7 diluncurkan, dengan wilayah siar awalnya terbatas di Jabodetabek dan sekitarnya menggunakan kanal 49 UHF, selama 5 jam dari 17:00-22:00 WIB. Sejak awal, TV7 sudah berusaha "menggebrak" dengan langsung menjadi penyiar Liga Utama Inggris selama beberapa periode, ditambah acara-acara Ramadhan di siaran awalnya. Lama siaran TV7 kemudian diperpanjang, hingga pada 7 April 2002 mulai bersiaran resmi[16] dan pada 2003 sudah bersiaran dari 04:30-02:30 WIB (22 jam). Cakupan siarnya kemudian juga diperluas ke beberapa kota, seperti Surabaya dan Surakarta. Hingga 2003, karyawan TV7 mencapai 300 orang, dan modal yang digunakan dalam pendiriannya mencapai Rp 200 miliar. Program-programnya berbasis hiburan, dengan sentuhan yang cenderung melokal dan eksploratif, misalnya pada Jejak Petualang.[17] Walaupun demikian, jalan yang dihadapi TV7 dalam operasionalnya tidak terlalu mulus, karena rating acaranya tidak terlalu baik.[18] Bahkan, pada Juli 2003, dilaporkan bahwa TV7 sudah ditawar untuk dijual kepada induk SCTV, PT Surya Citra Media Tbk karena kesulitan keuangan, walaupun manajemennya membantah rumor ini dan menyatakan hanya kerjasama saja yang terjadi antara keduanya.[19][20]

TV7 dan Al Jazeera

TV7 semakin dikenal masyarakat pada triwulan pertama 2003, setelah merelai siaran Al Jazeera secara langsung setiap harinya selama invasi Amerika Serikat ke Irak berlangsung melalui tayangan berita bertajuk "Invasi ke Irak". Langkah TV7 ini diikuti oleh antv yang merelai siaran saluran televisi yang berbasis di Dubai, Al Arabiya mengenai hal serupa.[21]

Masyarakat Indonesia secara umum menyambut baik langkah TV7 ini, terutama bagi beberapa pihak yang kurang setuju dengan "kebenaran" media Barat.[22] Meski beredar kabar bahwa Presiden Megawati mendesak TV7 agar menghentikan relai siaran Al Jazeera, humas TV7 saat itu, Uni Lubis, membantah kabar itu. Bahkan, Uni menegaskan bahwa relai tetap diteruskan dan gangguan-gangguan dalam relai tersebut terus diatasi.[23]

Perubahan kepemilikan dan identitas

Meskipun tercatat bisa menaikkan pendapatan iklannya dari Rp 800 miliar pada 2005 menjadi Rp 1,8 T pada 2006,[24] justru di tahun yang sama, tersiar kabar bahwa TV7 akan dijual oleh Kompas Gramedia, karena selama beroperasi, dirasa tidak menguntungkan. Sempat ada rumor yang menyebutkan bahwa jaringan televisi ini akan dijual kepada Indosiar maupun televisi asing STAR TV, meskipun tidak ada yang terealisasi, kemungkinan karena perbedaan visi.[25] Pada akhirnya, pencarian pemilik baru TV7 usai ketika pada tanggal 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Para Inti Investindo (pemilik Trans TV) resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (yang kemudian meningkat menjadi 55%, seperti yang tercatat dalam buku Chairul Tanjung si Anak Singkong).[26][27] Jakob Oetama sebagai Presiden Direktur Kompas Gramedia juga menyetujui kerja sama dengan Trans TV karena adanya kesamaan kultur yang dipegang oleh kedua belah pihak, yakni adanya kesamaan antara visi dan misinya. Kesamaan tersebut, salah satunya adalah kesepakatan tetap mempertahankan program-program yang mendidik dan informatif.[28] Proses kerja sama pun berlangsung dengan cepat yang diikuti oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada hari yang sama.

 
Kantor Trans Media di Jakarta.

Kemudian, juga diadakan perubahan manajemen dan operasional. Di bidang manajemen, Agung Adiprasetyo yang kemudian juga menjabat sebagai CEO Kompas Gramedia ditunjuk sebagai Komisaris TV7, ditambah masuknya sejumlah personel Trans TV seperti Wishnutama dalam manajemen TV7. Sedangkan untuk operasional, dilakukan penggabungan kantor dan redaksi (dari Wisma Dharmala Sakti (sekarang Intiland Tower) Sudirman, Palmerah,[29] serta di Cawang, Jakarta Timur) serta operasional dan teknisi menjadi bersama Trans TV yang diharapkan mampu menekan biaya operasional yang mencapai Rp 15 miliar per bulan.[30] Kerjasama keduanya tidak dimaksudkan untuk saling bersaing, karena kedua televisi sudah memiliki segmentasi masing-masing. Dalam sebuah wawancara, Chairul Tanjung menargetkan bahwa TV7 akan didesain untuk penonton olahraga dan pria, sedangkan Trans TV lebih berfokus ke informasi, edukasi, dan hiburan keluarga seperti sebelumnya.[31] Diharapkan, sinergi bersama Trans TV bisa membantu TV7 meningkatkan rating dan pendapatan iklannya.[27][32] Perubahan kepemilikan ini juga ditandai dengan perubahan logo dan nama yang dilakukan pada 15 Desember 2006 (bertepatan dengan ulang tahun Trans TV yang ke-5) pukul 19:00 WIB. TV7 mengubah logo dan namanya menjadi Trans7, di mana kata "TV" menjadi "Trans" namun namanya tetap menggunakan angka 7.

Kesuksesan Trans7

Berbeda dengan saat menjadi TV7, terhitung mulai 2007, keuntungan yang dicapai Trans7 telah memasuki puncaknya. Bahkan, masih menurut buku Chairul Tanjung si Anak Singkong, keuntungan Trans7 mampu mengalahkan Trans TV sebagai saudaranya sendiri. Dan, berkat keuntungannya, Trans7 sempat juga menyewa gedung sendiri selama beberapa waktu meski sudah bergabung dengan Trans TV. Gedung tersebut lokasinya berada di seberang gedung Trans TV, dan merupakan bekas gedung Sampoerna. Di gedung berlantai lima itu, terdapat studio berita dan beberapa divisi yang memang terpisah dari Trans TV. Namun untuk meja direksi dan komisioner, serta beberapa divisi menetap satu gedung dengan Trans TV karena efisiensi dan juga mobilitas.[33] Beberapa program yang pernah cukup berhasil menaikkan pamor Trans7, seperti Empat Mata, Opera Van Java, On the Spot, Hitam Putih, dan Indonesia Lawak Klub. Sempat juga mendapat hak siar berlisensi dalam ajang Piala Dunia FIFA 2018 bersama Trans TV dan Transvision pada 2017.[34]

Pada bulan Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar dan suara yang lebih tajam, bersih, dan jernih serta teknologi yang lebih canggih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan (hanya sekali bayar untuk membeli antena dan dekoder). Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[35]

Penjenamaan

 
Logo TV7 (25 November 2001 – 15 Desember 2006)

Saat masih bernama TV7, logonya dapat diartikan sebagai simbol dari "JO" yang merupakan singkatan dari Jakob Oetama (1931-2020), pemiliknya saat itu. Sedangkan angka 7 kemungkinan dipilih karena TV7 merupakan televisi swasta nasional ke-7 di Indonesia yang beroperasi. Sebagai bagian dari perubahan kepemilikan dari Kompas Gramedia ke Trans Media, logo TV7 kemudian ikut diganti yang basisnya masih dipertahankan sampai sekarang, berbentuk Trans|7. Layaknya logo Trans TV, logo Trans7 saat itu juga terinspirasi dari batu mulia, yaitu safir persegi panjang berwarna biru, dengan makna ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi. Batu safir juga dianggap simbol keindahan yang tidak lekang oleh waktu.[36] Font yang digunakan juga mengikuti Trans TV, yaitu Optima (untuk angka 7 menggunakan font Arial), begitu juga dengan penempatan logo yang dipindah di sudut kiri atas menjadi sudut kanan atas agar letak logonya sama dengan Trans TV.

 
Logo pertama Trans7 (15 Desember 2006 – 15 Desember 2013).

Pada 15 Desember 2013, Trans7 meluncurkan logo baru bersamaan dengan ulang tahun Trans Media yang ke-12. Berbeda dengan logo Trans TV yang dirombak total, logo Trans7 masih mempertahankan basis logo sebelumnya berbentuk persegi panjang yang kini dimodifikasi, berupa tulisan "TRɅNS|7" yang digayakan pada huruf A bernama "berlian A" (yang diperkenalkan sejak pertengahan 2011), menggunakan font baru serta garis pemisah dicetak lebih tipis. Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans7 merefleksikan "kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat".

Masing-masing warna dalam logo "berlian A" ini memiliki makna dan filosofi.

  • Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam Nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
  • Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
  • Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan memiliki harapan tinggi.
  • Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans7 ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah "semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang".

Daftar slogan

Sebagai TV7

  • Makin Lengkap, Makin Seru! (2001-2003)
  • Memberi Inspirasi (2003-2005)
  • Semakin Beragam Semakin Menarik (2005-2006)

Sebagai Trans7

  • Cerdas, Tajam, Menghibur dan Membumi (2006-2008)
  • Aktif, Cerdas dan Menghibur (2008-2022)
  • Smart, Entertaining & Family (2022-sekarang)
  • #IniBaruTrans7 (2019-sekarang, sub-slogan)

Acara

Penyiar

Jaringan siaran

Trans7 memiliki 39 stasiun transmisi (hingga tahun 2020)[37] yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia. Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh Trans7.

Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Trans7 (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[38]

Keterangan: yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Jaringan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[39] Nama Multiplexing Digital (DVB-T2)[40]
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Trans7 DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi off air (49 UHF) 40 UHF Trans TV Jakarta
PT Trans7 Padang Aceh Trans7 Aceh Banda Aceh off air (42 UHF) 33 UHF Trans7 Banda Aceh
Trans7 Padang Padang, Pariaman, Bukittinggi off air (23 UHF) 39 UHF antv Padang, Bukittinggi, Tanah Datar dan Solok
PT Trans7 Tanah Datar Sukabumi Trans7 Tanah Datar Batusangkar, Tanah Datar off air (23 UHF)
Trans7 Sukabumi Sukabumi off air (44 UHF) 45 UHF Trans TV Sukabumi
PT Trans7 Palu Gorontalo Trans7 Palu Palu off air (29 UHF) 38 UHF SCTV Palu
Trans7 Gorontalo Gorontalo off air (52 UHF) 31 UHF Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
PT Trans7 Denpasar Banjarmasin Trans7 Denpasar Kota Denpasar, Singaraja off air (45 UHF) 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani, dan Lempuyang
Trans7 Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan off air (22 UHF) 36 UHF Trans7 Banjarmasin
PT Trans7 Yogyakarta Bandung Trans7 Yogyakarta Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates off air (46 UHF) 44 UHF Trans TV Yogyakarta
Trans7 Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Sukabumi off air (44 UHF) 44 UHF Trans TV Bandung
Trans7 Cianjur Cianjur Selatan 48 UHF Trans TV Cianjur Selatan
PT Trans7 Semarang Makassar Trans7 Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus off air (41 UHF) 42 UHF Trans TV Semarang
Trans7 Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene off air (41 UHF) 34 UHF MetroTV Makassar
PT Trans7 Pontianak Samarinda Trans7 Pontianak Pontianak off air (31 UHF) 41 UHF Trans TV Pontianak
Trans7 Samarinda Samarinda off air (49 UHF) 31 UHF Trans7 Samarinda
PT Trans7 Lampung Pekanbaru Trans7 Lampung Bandar Lampung, Kota Metro off air (22 UHF) 36 UHF antv Bandar Lampung
Trans7 Pekanbaru Pekanbaru off air (30 UHF) 33 UHF Trans TV Pekanbaru
PT Trans7 Kupang Jayapura Trans7 Kupang Kupang off air (36 UHF) 35 UHF RCTI Kupang
Trans7 Jayapura Jayapura off air (22 UHF) 34 UHF Trans7 Jayapura
PT Trans7 Surabaya Manado Trans7 Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan off air (56 UHF) 44 UHF Trans TV Surabaya
Trans7 Manado Manado off air (32 UHF) 35 UHF Trans TV Manado
PT Trans7 Medan Palembang Trans7 Medan Medan 41 UHF 31 UHF Trans7 Medan
Trans7 Pematangsiantar Pematang Siantar 38 UHF Trans7 Pematangsiantar
Trans7 Palembang Palembang,Lempuing, Ogan Komering Ilir dan Prabumulih off air (22 UHF) 35 UHF Trans7 Palembang, Trans7 Lempuing (Ogan Komering Ilir) dan Trans7 Tulung Selapan (Ogan Komering Ilir)
PT Trans7 Bengkulu Jambi Trans7 Bengkulu Bengkulu off air (36 UHF) 31 UHF Indosiar Bengkulu
Trans7 Jambi Jambi off air (41 UHF) 32 UHF Trans TV Jambi
PT Trans7 Sumedang Situbondo Trans7 Sumedang Sumedang off air (35 UHF) 43 UHF Trans TV Sumedang
Trans7 Situbondo Situbondo
PT Trans7 Balikpapan Palangkaraya Trans7 Balikpapan Balikpapan off air (56 UHF) 44 UHF Trans7 Balikpapan
Trans7 Palangkaraya Palangkaraya off air (47 UHF) 42 UHF Trans TV Palangkaraya
PT Trans7 Pangkalpinang Mamuju Trans7 Pangkalpinang Pangkal Pinang off air (58 UHF) 39 UHF MetroTV Pangkalpinang
Trans7 Mamuju Mamuju 22 UHF 37 UHF RCTI Mamuju
PT Trans7 Ambon Ternate Trans7 Ambon Ambon off air (30 UHF) 45 UHF tvOne Ambon
Trans7 Ternate Ternate off air (30 UHF) 40 UHF Trans TV Ternate dan Jailolo
PT Trans7 Batam Mataram Trans7 Batam Batam, Tanjung Balai Karimun off air 46 UHF Trans TV Batam
Trans7 Mataram Mataram, Lombok Tengah off air (62 UHF) 38 UHF SCTV Mataram dan SCTV Lombok Tengah
PT Trans7 Cirebon Kediri Trans7 Cirebon Cirebon off air (50 UHF) 41 UHF Trans TV Cirebon
Trans7 Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung off air (56 UHF) 45 UHF Trans TV Kediri
PT Trans7 Tegal Malang Trans7 Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan off air (41 UHF) 45 UHF Trans TV Tegal
Trans7 Malang Malang, Kota Batu off air 40 UHF Trans TV Malang
PT Trans7 Madiun Garut Trans7 Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo off air 28 UHF Trans TV Madiun
Trans7 Garut Garut off air (44 UHF) 40 UHF Trans TV Garut
PT Trans7 Kendari Manokwari Trans7 Kendari Kendari off air
Trans7 Manokwari Manokwari off air (56 UHF) 34 UHF SCTV Manokwari
PT Trans7 Banten Kaltara Trans7 Serang Cilegon, Serang off air (44 UHF) 44 UHF Trans TV Cilegon
Trans7 Tarakan Tarakan 27 UHF Trans7 Tarakan
PT Trans7 Purwokerto Jember Trans7 Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap off air 40 UHF Trans TV Purwokerto
Trans7 Jember Jember off air 48 UHF Trans TV Jember
Pamekasan 56 UHF
Tuban
Pandeglang 43 UHF Trans TV Pandeglang
Pematang Siantar 38 UHF Trans7 Pematangsiantar
Nunukan 28 UHF Trans7 Nunukan
Tasikmalaya, Ciamis 42 UHF Trans TV Tasikmalaya
Lhokseumawe 38 UHF Trans7 Lhokseumawe
Rantau Prapat 39 UHF Trans7 Rantau Prapat
Tanah Grogot 37 UHF Trans7 Tanah Grogot
Tanjung Redeb 34 UHF Trans7 Tanjung Redeb
Bireuen 37 UHF Trans7 Bireuen
Sibolga, Pandan 39 UHF Trans7 Sibolga
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai 35 UHF Trans7 Kandangan
Padangsidempuan 38 UHF Trans7 Padangsidempuan
Meulaboh 38 UHF Trans7 Meulaboh
Siborongborong 47 UHF Trans7 Siborongborong
Blora 28 UHF TVRI Semanggi

Manajemen

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 August Parengkuan 2001 2003
2 Lanny Rahardja 2003 2006
3 Wishnutama 2006 2008
4 Atiek Nur Wahyuni 2008 sekarang

Direksi saat ini

No. Nama Jabatan
1 Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
2 Ch. Suswati Handayani Direktur Keuangan dan Sumber Daya
3 Andi Chairil Direktur Produksi

Komisaris saat ini

No. Nama Jabatan
1 Chairul Tanjung Komisaris Utama
2 Ishadi Soetopo Kartosapoetro Komisaris
3 Julius Ruslan Komisaris
4 Handiman Tjokrosaputro Komisaris

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Profil Trans7 Diarsipkan 2015-12-12 di Wayback Machine. – Trans7.co.id
  2. ^ Sekedar berbagi info:...
  3. ^ "National Television Networks in Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-18. Diakses tanggal 2022-04-21. 
  4. ^ "TransTV Rayakan Ultah Ke-5 Dengan 'Penta5 TRANS TV'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  5. ^ "PUTUSAN Nomor 78/PUU-IX/2011". Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  6. ^ "LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  7. ^ "Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000 hlm. 38-39". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  8. ^ "Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  9. ^ a b c "Tempo, Volume 30,Masalah 12-18". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  10. ^ "Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  11. ^ "Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Jaringan di Indonesia, hlm. 146". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  12. ^ "Tempo, Volume 30,Masalah 25-30". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  13. ^ "DESPITE A HIGH MARKET POTENTIAL, THE INDUSTRY OF PAGER SERVICES IS IN A CRISIS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  14. ^ "Televisi Batavia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  15. ^ Profil Perusahaan
  16. ^ "Buku Pinter Televisi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-18. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  17. ^ "Journalism Today". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-20. 
  18. ^ "#StoryofIndonesianTelevision : Persaingan Ketat dalam Pertelevisian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  19. ^ "Ekonomi Politik Media Penyiaran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  20. ^ PROFIL PERUSAHAAN
  21. ^ "Wartawan AS Tewas, Arnett Dikontrak "Al-Arabiya"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-17. Diakses tanggal 2013-12-17. 
  22. ^ "Pamor TV7 Ikut Terangkat Berkat Kepopuleran Al Jazeera". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2013-12-17. 
  23. ^ "TV7 Bantah Mega Desak Relai Aljazeera Dihentikan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-17. Diakses tanggal 2013-12-17. 
  24. ^ "Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  25. ^ "SARANG RAJAWALI - TRANS TV & TV7". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2021-11-17. 
  26. ^ "Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-11-19. 
  27. ^ a b "Gramedia Lepas TV7 ke Trans TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-18. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  28. ^ "Trans Corpora TransTV - Lib.ui.ac.id" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-11-18. Diakses tanggal 2021-11-18. 
  29. ^ "Karya arsitek Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-13. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  30. ^ Buku Chairul Tanjung si Anak Singkong
  31. ^ "Hanya Ada Tiga Penguasa Bisnis TV". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-04. Diakses tanggal 2021-12-04. 
  32. ^ Trans TV Kuasai 49 Persen Saham TV7
  33. ^ "Gedung Baru Trans7". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-25. Diakses tanggal 2013-07-10. 
  34. ^ Idaman, Putra Permata Tegar (15 Desember 2017). "Transmedia Jadi Pemegang Hak Siar Piala Dunia 2018". CNN Indonesia (dalam bahasa Indonesian). CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-16. Diakses tanggal 15 Desember 2017. 
  35. ^ "Kemenkominfo". 2019-09-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-09. Diakses tanggal 2019-09-07. 
  36. ^ ""Selamat Tinggal, Berlian dan Batu Safir!"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-25. Diakses tanggal 2021-02-21. 
  37. ^ Dongoran, Hussein Abri (2020). "Modal Besar TVRI: Ratusan Pemancar, Aset Triliunan, dan APBN". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 3 Agustus 2020. 
  38. ^ "DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  39. ^ "Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-19. Diakses tanggal 2021-03-07. 
  40. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-23. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 

Pranala luar