Suku Pakpak

salah satu kelompok etnik Batak
Revisi sejak 25 Juli 2023 09.07 oleh Frendy Aldo Tobing (bicara | kontrib) (Frendy Aldo Tobing memindahkan halaman Suku Pakpak ke Suku Batak Pakpak dengan menimpa pengalihan lama: Secara BPS, budaya, dan masyarakatnya)

Batak Pakpak (Surat Batak: ᯂᯞᯂ᯲ᯅᯗᯂ᯲ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲, transliterasi: Kalak Batak Pakpak) merupakan salah satu kelompok etnis Batak yang umumnya terdapat di Pulau Sumatra bagian utara. Orang Pakpak tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, serta sebagian Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

Batak Pakpak

Kalak Pakpak
ᯂᯞᯂ᯲ᯅᯗᯂ᯲ᯇᯂ᯲ᯇᯂ᯲
Jumlah populasi
± 600.000 jiwa
Daerah dengan populasi signifikan
Sumatera Utara
(terutama di Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah)
Bahasa
Bahasa Batak Pakpak
Agama
Mayoritas
Kelompok etnik terkait

Pembagian

 
Gedung Nasional Djauli Manik di Sidikalang, yang bermotifkan rumah tradisional masyarakat Pakpak.

Etnis Batak Pakpak terdiri atas 5 sub-etnis, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari:

  1. Pakpak Klasen, berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.
  2. Pakpak Simsim, berdiam di Kabupaten Pakpak Bharat.
  3. Pakpak Pegagan, bermukim di Sumbul dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
  4. Pakpak Keppas, bermukim di Kota Sidikalang dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
  5. Pakpak Boang, bermukim di Provinsi Aceh yaitu di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Orang Pakpak menganggap suku Singkil sebagai Pakpak Boang, sedangkan orang Singkil menganggap mereka sebagai etnis tersendiri.

Marga

Masyarakat Batak Pakpak diikat oleh struktur sosial yang dalam istilah setempat dengan Sulang Silima. Sulang Silima terdiri dari lima unsur, yakni:

  1. Sinina tertua (perisang-isang; keturunan atau generasi tertua).
  2. Sinina penengah (pertulan tengah; keturunan atau generasi yang di tengah).
  3. Sinina terbungsu (perekur-ekur; keturunan terbungsu).
  4. Berru (kerabat penerima gadis).
  5. Puang (kerabat pemberi gadis).

Kelima unsur ini sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam sistem kekerabatan, upacara adat maupun dalam konteks komunitas lebbuh atau kuta. Artinya ke lima unsur ini harus terlibat agar keputusan yang diambil menjadi sah secara adat.

Upacara adat Batak Pakpak dinamakan dengan istilah kerja atau kerja-kerja. Namun saat ini sering juga digunakan istilah pesta. Upacara adat tersebut terbagi atas dua bagian besar yakni:

  1. Upacara adat yang terkait dengan suasana hati gembira dinamakan kerja baik.
  2. Upacara adat dalam suasana tidak gembira dinamakan kerja jahat.

Contoh kerja baik adalah: Merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), merkottas (upacara untuk memulai sesuatu pekerjaan yang beresiko) dan lain-lain. Contoh kerja jahat adalah mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).[1]

Referensi

  1. ^ Lister Berutu 2006. Mengenal Upacara Adat Pada Masyarakat Pakpak, Medan, Monoratama.

Pranala luar