Liberalisme klasik

Revisi sejak 9 Agustus 2023 23.24 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot)

Liberalisme klasik adalah ideologi politik, cabang liberalisme yang mendukung kebebasan sipil dan kebebasan politik dengan pemerintahan demokrasi perwakilan berdasarkan aturan hukum dan mengutamakan kebebasan ekonomi.[1][2]

Liberalisme klasik berkembang pada abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Meski liberalisme klasik dibangun di atas pemikiran yang sudah berkembang pada akhir abad ke-19, liberalisme klasik mendukung terciptanya masyarakat, pemerintahan, dan kebijakan umum jenis lain sebagai tanggapan terhadap Revolusi Industri dan urbanisasi.[3] Tokoh ternama yang pemikirannya digunakan dalam liberalisme klasik meliputi John Locke,[4] Jean-Baptiste Say, Thomas Malthus, dan David Ricardo. Liberalisme klasik bergantung pada teori ekonomi Adam Smith, hukum kodrat,[5] utilitarianisme,[6] dan kemajuan.[7]

Pada akhir abad ke-19, liberalisme klasik berkembang menjadi liberalisme neoklasik. Liberalisme neoklasik percaya bahwa pemerintahan harus disusutkan sekecil-kecilnya agar kebebasan individu bisa berjalan. Dalam bentuk ekstremnya, liberalisme neoklasik mengusung konsep Darwinisme sosial. Libertarianisme adalah bentuk modern dari liberalisme neoklasik.[8]

LIHAT PULA

  • 3 Prinsip liberal klasik

• Liberal klasik tidak bersetuju tentang peran pasti dari negara, tetapi pada umumnya mengharapkan adanya pembatasan atas penggunaan pemaksaan, entah oleh individu atau pemerintah. Mereka mendukung agar pemerintah itu kecil dan terjaga dalam batas-batas aturan. Masalah utama dalam politik bukanlah bagaimana memiilih pemimpin, tetapi bagaimana mengekang mereka ketika mereka memperoleh kekuasaan. • Dalam bidang ekonomi, liberal klasik percaya bahwa kesejahteraan tidak diciptakan oleh pemerintah, tetapi oleh kerja sama dari pribadi-pribadi merdeka. Kemakmuran dihasilkan lewat individu-individu yang menemukan, menciptakan, menabung, berinvestasi, dan pastinya mepertukarkan barang dan jasanya secara sukarela, demi kentungan bersama - keteraturan spontan dari ekonomi pasar bebas. • Liberal klasik memberi prioritas dukungan terhadap kebebasan pribadi dalam kehidupan sosial, politik dan ekonomi. Pendukungnya mengakui bahwa orang-orang memiliki pertentangan pendapat, dan ketidaksetujuan tentang di mana letak batasan kebebasan, tetapi secara luas bersetuju bahwa kebebasan pribadi harus diperbesar dan penggunaan pemaksaan harus diperkecil.

Catatan kaki

  1. ^ Modern Political Philosophy (1999), Richard Hudelson, pp. 37–38
  2. ^ M. O. Dickerson et al., An Introduction to Government and Politics: A Conceptual Approach (2009) p. 129
  3. ^ Hamowy, p. xxix
  4. ^ Steven M. Dworetz, The Unvarnished Doctrine: Locke, Liberalism, and the American Revolution (1994)
  5. ^ Joyce Appleby, Liberalism and Republicanism in the Historical Imagination (1992) p. 58
  6. ^ Gerald F. Gaus and Chandran Kukathas, Handbook of Political Theory (2004) p. 422
  7. ^ Hunt, p. 54
  8. ^ Mayne, p. 124

Referensi