Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai (bahasa Inggris: I Gusti Ngurah Rai International Airport) (IATA: DPS, ICAO: WADD), adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta.[2]
Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai I Gusti Ngurah Rai International Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | InJourney | ||||||||||
Pengelola | Angkasa Pura Airports | ||||||||||
Melayani | Denpasar, Gianyar dan Kabupaten Badung | ||||||||||
Lokasi | Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||
Ketinggian dpl | 4 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 08°44′53″S 115°10′03″E / 8.74806°S 115.16750°E | ||||||||||
Situs web | https://www.bali-airport.com/ | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2022) | |||||||||||
| |||||||||||
Sumber: Laporan Tahunan PT Angkasa Pura I[1] |
Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia yang tewas saat melawan pasukan Belanda pada tanggal 20 November 1946.
Sejarah
Bandar Udara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan udara Tuban.[3] Tahun 1935 sudah dilengkapi dengan peralatan telegraf dan KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali (Bali Selatan), yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.
Tahun 1942 South Bali Airstrip dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya (1942–1947), airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu bertambah menjadi 1,2 km dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.[3]
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu ke arah barat yang semula 1,2 km menjadi 2,7 km dengan overrun 2×100 meter. Proyek yang berlangsung tahun 1963–1969 diberi nama Proyek Bandara Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Proses reklamasi pantai sejauh 1,5 km dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan. Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Bandara Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.[3]
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975–1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestik, sedangkan terminal domestik yang lama digunakan sebagai gedung kargo, usaha jasa katering, dan gedung serba guna.[3]
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I
Proyek FBUKP tahap I (1990–1992) meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan garbarata (aviobridge), perpanjangan landas pacu menjadi 3 km, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.[3]
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap II
Proyek FBUKP tahap II (1998–2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.[3]
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m² yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestik. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.[3]
Rencana bandar udara baru
Templat:Mainarticle Dengan pertumbuhan jumlah penumpang sekitar 12-15 % per tahun, Bandara Internasional Ngurah Rai akan mencapai 20 juta penumpang per tahun pada 2017, yang mana merupakan kapasitas penuhnya saat ini. Memperpanjang landas pacu yang ada saat ini mustahil dilakukan karena banyaknya permukiman padat penduduk di sekitar bandara, atau dampak lingkungan akibat reklamasi. Sebuah lokasi untuk bandara internasional baru yang lebih besar dengan 2 landas pacu telah diidentifikasi di bagian utara Pulau Bali, tepatnya di bagian timur Kabupaten Buleleng.
Terminal
Bandara ini memiliki satu terminal domestik dan satu terminal internasional.
Terminal Domestik
Saat ini, terminal domestik menempati area terminal internasional lama. Terminal domestik keberangkatan memiliki 8 gerbang, gerbang 1A, 1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Terminal domestik kedatangan memiliki 4 pengambilan bagasi.
Terminal Internasional
Terminal internasional sudah selesai direnovasi. Untuk keberangkatan berada di lantai 3 dan kedatangan ada di lantai 1. Terminal internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang. Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9A, dan 9B berada di lantai 3 dan gerbang 10, 11, dan 12 ada di lantai 1. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi garbarata (aviobridge). Terminal internasional kedatangan memiliki 7 pengambilan bagasi.[4] Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VOA) dan imigrasi serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.
Momen bersejarah
- Pada tanggal 1 Juni 2023, Emirates dengan nomor Penerbangan 368 mendarat dan melakukan perhentian di Gerbang 9. Momen ini menjadi awal dari layanan penerbangan terjadwal dengan A380 di Indonesia.
Maskapai penerbangan dan tujuan
Berikut adalah destinasi maskapai berjadwal reguler dan charter dari dan menuju Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Statistik
Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.
Jumlah penumpang Bandara Ngurah Rai sebelum pandemi Covid-19 mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan total sebanyak 24,1 juta penumpang. Pada tahun tersebut, rasio jumlah penumpang internasional lebih banyak yaitu sebesar 57,45 % dibandingkan jumlah penumpang domestik 42,55%. Bandara Ngurah Rai merupakan satu-satunya bandara di Indonesia dengan dengan jumlah penumpang internasional yang lebih mendominasi. Berikut merupakan statistik jumlah penumpang Bandara Ngurah Rai:
Tahun | Jumlah Penumpang |
---|---|
2008 | 8.470.566 |
2009 | 9.621.714 |
2010 | 11.120.171 |
2011 | 12.771.874 |
2012 | 14.188.694 |
2013 | 15.630.839 |
2014 | 17.271.415 |
2015 | 17.108.387 |
2016 | 19.986.415 |
2017 | 21.052.592 |
2018 | 23.779.178 |
2019 | 24.168.133 |
2020 | 6.236.713 |
2021 | 3.778.807 |
2022 | 12.523.546 |
2022 | 12.523.546 |
2023 (semester 1) | 9.743.788 |
Sumber: Laporan Kerbelanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I[17][18]
Transportasi umum
Bus
Bandara Ngurah Rai dilayani oleh dua sistem Bus Rapid Transit, yaitu Trans Sarbagita dan Trans Metro Dewata. Koridor yang melayani bandara adalah sebagai berikut:
Jenis angkutan umum | Koridor | Rute |
---|---|---|
Trans Metro Dewata | K2B | GOR Ngurah Rai–Bandara Ngurah Rai |
Trans Sarbagita | TS1 | GOR Ngurah Rai–Garuda Wisnu Kencana |
TS2 | GOR Ngurah Rai–Nusa Dua |
Komandan
Pejabat Komandan Lanud Ngurah Rai sebagai berikut:
- Mayor Nav Djaelani (1980-1983)
- Mayor Nav Boedi Santoso (1983-1986)
- Letkol Psk Soeprapto (1986-1989)
- Mayor Pnb Abiadi Hasan (1989-1991)
- Letkol Pnb Iwan Sidi (1991-1994)
- Letkol Pnb Daryatmo (1994-1996)⭐⭐⭐
- Letkol Nav Sudjadijono, S.E. (1996-1997)⭐⭐
- Letkol Pnb H.J. Yusuf (1997-1998)
- Letkol Pnb Putut Sukartono (1998-2000)
- Letkol Pnb Anastasius Sumadi (2000-2002)
- Letkol Pnb Yoyok Yekti Setyono (2002-2004)
- Letkol Pnb M. Wisnu Herlambang (2004-2006)
- Letkol Pnb Agustinus Gustaf Brugman (2006-2008)⭐⭐⭐
- Letkol Pnb Umar Fathurrohman, S.Ip., M.Si., M.Tr.(Han). (2008-2009)⭐
- Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan, S.T., M.Hum., M.Han. (2009-2010)
- Letkol Pnb Jumarto, S.T., M.M. (2010-2012)
- Letkol Pnb Atang Sudradjat (2012-2013)
Perubahan Status Menjadi Type B
- Kolonel Pnb Sugiharto Prapto Waruju, S.Sos. (2013-2015)⭐
- Kolonel Pnb Danet Hendriyanto, S.Sos. (2015-2016)⭐
- Kolonel Pnb Wayan Superman (2016-2018)⭐
- Kolonel Pnb Wibowo Cahyono Soekadi, S.Sos. (2018-2019)
- Kolonel Pnb Radar Soeharsono (2019-2021)
- Kolonel Pnb Reza Ranesa R. Satranegara., S.Sos., M.A.P. (2021-2022)
- Kolonel Pnb Putu Sucahyadi, S.A.P., M.Sc., M.M.S. (2022-2023)
- Kolonel Pnb Agni Prayogo, S.E. (2023-Sekarang)
Lihat pula
Referensi
- ^ "Laporan Keberlanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I". ap1.co.id. Diakses tanggal 2023-07-08.
- ^ Mutia Ramadhani (5 Januari 2018). "Penumpang Ngurah Rai Melonjak 13 Persen Sepanjang 2018". Diakses tanggal 10 Juli 2019.
- ^ a b c d e f g http://bali-airport.com/sejarah[pranala nonaktif permanen]
- ^ http://bali-airport.com/layout-terminal[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Air New Zealand resumes non-stop flights to Bali". TVNZ (dalam bahasa Inggris). Auckland. Diakses tanggal 1 November 2022.
- ^ "Mulai 14 Juli, Batik Air Buka Penerbangan Kualanamu-Bali Tanpa Transit". Detik.com. Diakses tanggal 2023-06-22.
- ^ a b https://www.aeroroutes.com/eng/221128-id1q23au
- ^ "Batik Air to launch Bali-Singapore service from Apr-2023" . CAPA. 28 February 2023.
- ^ "Garuda Indonesia Plans Denpasar – Hong Kong Resumption in 3Q23". Aeroroutes. Diakses tanggal 15 March 2023.
- ^ https://bisnis.tempo.co/read/1641854/garuda-indonesia-buka-lagi-rute-penerbangan-makassar-denpasar
- ^ "Garuda Indonesia Current Flight Schedule between Australian and Indonesia". Garuda Indonesia. 1 November 2022. Diakses tanggal 1 November 2022.
- ^ Liu, Jim (2022-10-12). "Garuda Indonesia NW22 Denpasar International Operations". Aeroroutes (dalam bahasa Inggris).
- ^ Liu, Jim (2022-10-12). "Garuda Indonesia NW22 Denpasar International Operations". Aeroroutes (dalam bahasa Inggris).
- ^ Liu, Jim (2022-05-25). "Korean Air Resumes Denpasar Service Mid-July 2022". Aeroroutes (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Virgin Australia relaunches Adelaide-Bali route from December with return flights from $399". Karryon Travel. 21 September 2022. Diakses tanggal 21 September 2022.
- ^ "DGCA approves Vistara's flight to Bali and IndiGo's flight to Tbilisi from Delhi". Moneycontrol. Diakses tanggal 19 June 2023.
- ^ "Laporan Keberlanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I". ap1.co.id. Diakses tanggal 2023-07-08.
- ^ antaranews.com (2023-07-07). "Bandara Ngurah Rai catat 9,7 juta penumpang selama enam bulan". Antara News. Diakses tanggal 2023-07-08.
Pranala luar
- (Indonesia) (Inggris) Situs resmi di PT Angkasa Pura I
- (Inggris) Ngurah Rai Airport