Stasiun Purwakarta

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini merupakan stasiun yang berada di dalam Daerah Operasi 2 Bandung dengan jarak 98,2 km arah tenggara dari Jakarta Gambir. Stasiun ini berjarak 500 meter di utara Situ Buleud dan kompleks kantor lama residen Purwakarta.

Stasiun Purwakarta
Kereta Api Indonesia
LW10 B01C01

Tampak depan Stasiun Purwakarta.
Lokasi
Koordinat6°33′20″S 107°26′55″E / 6.55556°S 107.44861°E / -6.55556; 107.44861
Ketinggian+84 m
Operator
Letak
km 103+070 lintas JakartaJatinegara
CikampekPurwakartaPadalarang[1]
Jumlah peron3
  • Dua peron rendah
  • satu peron agak tinggi
Jumlah jalur6
  • jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Bandung
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jakarta serta jalur tunggal dari dan ke Bandung
LayananLintas utara Jawa: Ciremai dan Harina
Lintas selatan Jawa: Pangandaran dan Serayu
Lintas barat Jawa: Argo Parahyangan Tambahan (arah Bandung) dan Cikuray
Lokal: Commuter Line Bandung Raya (arah Purwakarta), Garut, dan Walahar
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka27 Desember 1902
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cibungur
menuju Cikarang
Commuter Line Walahar Terminus
Terminus Commuter Line Garut Ciganea
menuju Garut
Commuter Line Bandung Raya
Purwakarta–Cicalengka
Ciganea
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasToilet  Ruang/area tunggu Mesin tiket Isi baterai Parkir Musala Pemesanan langsung di loket 
Tipe persinyalanElektrik tipe Alstom Solid State Interlocking
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Purwakarta
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20100622.02.000822
Tanggal SK2010
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Petak jalur yang menuju ke arah Stasiun Ciganea masih berupa jalur tunggal, sedangkan yang menuju ke arah Stasiun Cibungur sudah berupa jalur ganda. Ke arah utara stasiun ini, sebelum Stasiun Cibungur, terdapat Halte Sadang yang sudah tidak aktif sejak diberlakukan Gapeka 2015.

Sejarah

Jalur kereta api Cikampek–Purwakarta diresmikan pada 27 Desember 1902 dan sampai di Padalarang pada tanggal 2 Mei 1906. Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), jalur tersebut dibangun untuk memangkas waktu tempuh perjalanan kereta api rute JakartaBandung. SS sangat mengandalkan jalur ini untuk KA-KA ekspres mereka. Bila dibandingkan dengan melewati jalur lama yang melewati Cianjur, SS membangun jalur ini untuk pengguna jasa yang ingin lebih cepat sampai di Bandung.[3]

Kereta api yang dijalankan di lintas tersebut diberi nama Vlugge Vier (Cepat 4), yang menggambarkan sebuah kehandalan, ketangguhan, serta kecepatan dari kereta api ini yang menantang medan terjal di jalur tersebut. Stasiun ini menjadi salah satu titik pergantian lokomotif uap dari sebuah rangkaian kereta api karena adanya peralihan medan yang terjal dan berkelok-kelok dengan medan yang datar. Selain di stasiun ini, titik pergantian lokomotif uap lainnya pun juga ada di Stasiun Padalarang.

Stasiun Purwakarta juga mempunyai peran saat era perang kemerdekaan, di mana banyak kendaraan militer untuk keperluan peperangan dibongkar muat ke atas gerbong di stasiun ini.

 
Angkutan mobil jeep di Stasiun Purwakarta untuk keperluan peperangan, September 1947.
 
Evakuasi TNI di Stasiun Purwakarta, 10 Februari 1948.

Dahulu, terdapat sebuah rel cabang yang menuju ke depo minyak Pertamina dan juga ke Waduk Jatiluhur. Namun, rel cabang yang mengarah ke bendungan tersebut hanya digunakan saat dalam proses pembangunan bendungan itu saja. Rel cabang tersebut digunakan untuk membawa turbin air yang diturunkan dari kapal melalui Stasiun Tanjung Priuk dan diangkut menggunakan sebuah gerbong khusus. Kini, hanya sedikit bekas dari rel cabang tersebut yang masih tersisa, seperti contohnya fondasi jembatan dan perlintasan sebidang.[4]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Purwakarta memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta, dan jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta maupun jalur tunggal dari dan ke Bandung. Jalur ganda parsial tersebut diinisiasi pada awal 2002 dan selesai tahun 2004.[5]

Saat lokomotif uap masih berjaya di kawasan pegunungan Parahyangan, Stasiun Purwakarta adalah tempat pergantian lokomotif uap bagi rangkaian kereta api yang datang dari arah Jakarta menuju ke arah Bandung. Lokomotif uap lintas datar yang menarik rangkaian kereta api dari Jakarta akan diganti dengan lokomotif uap tipe mallet yang lebih cocok untuk digunakan di daerah pegunungan.[4] Oleh karena itu, Stasiun ini dilengkapi dengan fasilitas sebuah depo lokomotif yang cukup besar. Depo lokomotif ini diperkirakan tidak beroperasi lagi pada pertengahan era 1980-an, setelah lokomotif-lokomotif uap mulai dipensiunkan dan diakfirkan secara massal. Namun, sehubungan dengan adanya rencana pengoperasian kembali depo lokomotif ini, bangunannya akhirnya kembali direnovasi secara keseluruhan.

Pekarangan emplasemen stasiun ini juga menjadi tempat unspoor atau ditanahkannya unit-unit Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek sejak dihapuskannya layanan KRL non-AC pada 25 Juli 2013.[6] KRL Rheostatik, BN-Holec, Hitachi, KRD MCW 302, bahkan kereta penumpang kelas ekonomi (K3) yang sudah afkir pun ditumpuk bersamaan di area ini.

 
Tumpukan KRL non-AC di Stasiun Purwakarta, 2017.
 
Tumpukan K3 eks KRD MCW di Stasiun Purwakarta, 2017.

Pada tahun 2018, tumpukan-tumpukan KRL non-AC, KRD, serta K3 ini pun dibesituakan atau dirucat habis, dan digantikan dengan unit-unit bangkai kereta penumpang yang lebih baru. Unit-unit kereta afkir yang dibesituakan ini dijual, dikilokan, maupun dihancurkan dan kemudian dihapus dari daftar sarana yang dimiliki oleh PT KAI atau KCI.[7]

 
Tumpukan kereta penumpang baru di Stasiun Purwakarta.
 
Tumpukan K3 livery baru di Stasiun Purwakarta.

Terdapat juga sebuah area di mana terdapat bekas gerbong-gerbong barang afkir yang di-unspoor atau ditanahkan, lokasinya berada di sebelah kiri pojok emplasemen stasiun yang mengarah ke Stasiun Ciganea.

 
Gerbong tipe KKBR yang ditanahkan di Stasiun Purwakarta.
 
Gerbong tipe PPC yang ditanahkan di Stasiun Purwakarta.

Selain Stasiun Purwakarta, tempat perucatan unit KRL-KRL afkir lainnya juga terdapat di Stasiun Cikaum dan Stasiun Pasirbungur, yaitu tempat perucatan KRL Eksekutif AC milik PT KAI yang diimpor sebelum tahun 2009, serta unit KRL milik PT KAI atau KCI yang tidak diperpanjang lagi masa pakainya.[8][9]

Layanan kereta api

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[10]

Antarkota

Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Kelas campuran
Ciremai Eksekutif Bandung Semarang Tawang Via CikampekTegal
Ekonomi
Harina Eksekutif Surabaya Pasarturi Via CikampekSemarang Tawang
Ekonomi Premium
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Kelas campuran
Pangandaran Eksekutif Gambir Banjar



Via BandungTasikmalaya

Ekonomi Premium
Kelas ekonomi
Serayu Ekonomi Pasar Senen Purwokerto Via KiaracondongKroya


Lintas barat Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Kelas eksekutif
Argo Parahyangan Tambahan Eksekutif Gambir Bandung Pemberhentian hanya perjalanan kereta api menuju Bandung pada jadwal malam.

Dijalankan pada hari tertentu


Kelas ekonomi
Cikuray Ekonomi Pasar Senen Garut Via Kiaracondong
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bandung Raya Cicalengka Purwakarta Perjalanan searah hanya pada malam hari.
C Commuter Line Garut Purwakarta Garut Perjalanan menuju Purwakarta hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi dan malam hari.
LW Commuter Line Walahar Cikarang

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ a b Tim Telaga Bakti Nusantara.; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  5. ^ "Rel Kereta Api Ganda di Purwakarta Mulai Dibangun Maret 2002". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-07-22. Diakses tanggal 2020-06-02. 
  6. ^ "Jauh dari Kata Seram, Begini 7 Penampakan Kuburan Kereta di Stasiun Purwakarta". Tribun Travel. Diakses tanggal 2019-03-01. 
  7. ^ Fadhli, Faris (Juni 2014). "Djoko Lelono dan New Marcopolo: Tinggal Kenangan". Majalah KA. 95: 18–19. 
  8. ^ "Rangkaian KRL Tidak Terpakai Mulai Dibesituakan". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-17. Diakses tanggal 2018-03-01. 
  9. ^ Fajrin, Muhammad Pascal (2022-01-31). "KRL Seri 8500 Rangkaian 8612F Tutup Pengiriman KRL Tidak Terpakai ke Pasirbungur". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  10. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero). 14 April 2023. hlm. 56. Diakses tanggal 12 Mei 2023 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Sadang
menuju Cikampek
Cikampek–Padalarang Ciganea
menuju Padalarang

6°33′10″S 107°26′47″E / 6.5527886°S 107.4463964°E / -6.5527886; 107.4463964{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman