Diagnosis keperawatan

diagnosis medis
Revisi sejak 29 Desember 2023 14.03 oleh Malchioness (bicara | kontrib) (Perubahan kata kata/Grammar)

Diagnosis keperawatan adalah proses keperawatan yang merupakan bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual, potensial, dan proses kehidupan. Diagnosis keperawatan mendorong praktik independen perawat (misalnya, kenyamanan atau kelegaan pasien) dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh perintah dokter (misalnya, pemberian obat).[1] Diagnosis keperawatan dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh selama pengkajian atau asesmen keperawatan meliputi pengkajian data pribadi, pola Gordon, dan pemeriksaan fisik head to toe atau sistem 6B. Diagnosis keperawatan mengintegrasikan keterlibatan pasien di seluruh proses.

Buku Diagnosis Keperawatan

NANDA International (NANDA-I) adalah badan profesional yang mengembangkan, meneliti, dan menyempurnakan taksonomi resmi diagnosis keperawatan.[2]

Kajian Diagnosis keperawatan

Semua perawat harus terbiasa dengan langkah-langkah proses keperawatan untuk mencapai efisiensi dalam menjalankan profesi mereka. Metode diagnosis menjadi kuncinya bagi perawat untuk membuat kesimpulan dengan cepat dan akurat dari data pasien. Penilaian dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang disiplin keperawatan dan konsep yang menjadi perhatian perawat.

Diagnosis keperawatan didasarkan pada masalah yang muncul saat pengkajian, yaitu meliputi :

  1. Diagnosis Aktual
    • Penilaian klinis mengenai pengalaman atau tanggapan individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang terjadi saat ini (Here and Now). Contoh dari diagnosa keperawatan aktual ini adalah gangguan kebersihan jalan napas.
  2. Diagnosis Risiko
    • Diagnosis risiko merupakan penilaian terhadap kerentanan seseorang terhadap masalah kesehatan. Contoh diagnosis risiko ini adalah risiko syok.
  3. Diagnosis Potensial
    • Diagnosis potensial adalah program kesehatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dalam hal kesehatan. Contoh dari diagnosis potensial ini adalah kebutuhan nutrisi yang perlu ditingkatkan.
  4. Diagnosis Sindrom
    • Diagnosis sindrom mengidentifikasi gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan dan melalui perencanaan yang sama. Contoh diagnosis sindrom adalah sindrom stres relokasi.

Standar di Indonesia

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menerbitkan secara resmi Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) .[3] Buku SDKI saat ini telah didistribusian ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan asuhan keperawatan.

Daftar diagnosis tersebut meliputi :[3]

  1. Kategori fisiologis
  2. Kategori psikologis
  3. Kategori perilaku
  4. Kategori relasional
  5. Kategori lingkungan

1. Kategori Fisiologis

  1. Subkategori : Respirasi
  2. Subkategori : Sirkulasi
  3. Subkategori : Nutrisi dan Cairan
  4. Subkategori : Eliminasi
  5. Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
  6. Subkategori : Neurosensori
  7. Subkategori : Reproduksi dan Seksualitas

2. Kategori Psikologis

  1. Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
  2. Subkategori : Integritas Ego
  3. Subkategori : Pertumbuhan dan Perkembangan

3. Kategori Perilaku

  1. Subkategori : Kebersihan diri
  2. Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran

4. Kategori Relasional

  1. Subkategori : Interaksi Sosial

5. Kategori Lingkungan

  1. Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Referensi

  1. ^ Potter; Perry; Stockert; Hall, Patricia A;Anne Griffin;Patricia A; Amy M (2013). Fundamentals of Nursing (8 ed.). St. Louis: Mosby. hlm. 223. ISBN 978-0-323-07933-4. 
  2. ^ "NANDA International". Diakses tanggal 2023-12-09. 
  3. ^ a b Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP PPNI. hlm. 1. ISBN 978-602-18445-6-4.