Jaringan

Revisi sejak 6 Maret 2024 11.00 oleh Ariandi Lie (bicara | kontrib) (Membatalkan 1 suntingan oleh Queela15 (bicara) ke revisi terakhir oleh Type 14 Za(Tw))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dalam biologi, jaringan adalah tingkat organisasi kehidupan di antara sel dan organ. Jaringan merupakan kumpulan sel yang serupa beserta matriks ekstraselulernya yang bersama-sama menjalankan fungsi tertentu. Di tingkat selanjutnya, sejumlah jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk membentuk organ.

Potongan sklerenkim, jaringan dasar pada tumbuhan
Tampilan mikroskopik spesimen jaringan paru-paru manusia yang diwarnai dengan hematoksilin dan eosin

Cabang biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Peralatan klasik yang digunakan untuk mempelajari jaringan yaitu blok parafin, tempat jaringan dilekatkan, dipotong, diberi warna, kemudian diamati di bawah mikroskop. Perkembangan teknologi seperti penggunaan mikroskop elektron dan imunofluoresen memungkinkan pengamatan jaringan yang semakin mendetail.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

Jaringan hewan

sunting

Pada hewan, jaringan dikelompokkan menjadi empat tipe dasar, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Meskipun semua hewan secara umum dianggap mengandung keempat jenis jaringan ini, manifestasinya dapat berbeda tergantung pada jenis organisme. Adanya perbedaan selama masa perkembangan suatu organisme memunculkan perbedaan asal-usul sel dan jaringan tubuhnya.

Epitel pada semua hewan berasal dari lapisan ektoderm dan endoderm, serta sebagian kecil dari mesoderm, yang membentuk endotelium, yakni jenis epitel khusus yang menyusun pembuluh darah. Sebaliknya, jaringan epitel sejati hanya terdapat pada satu lapis sel yang disatukan oleh suatu sambungan yang disebut sambungan ketat, untuk membuat penghalang yang dapat ditembus secara selektif. Jaringan ini menutupi semua permukaan organisme yang bersentuhan dengan lingkungan luar seperti kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan. Fungsinya yaitu sebagai pelindung, sarana sekresi dan absorpsi, dan dipisahkan dari jaringan lain di bawahnya oleh lamina basal.

Jaringan epitel

sunting

Jaringan epitel dibentuk oleh sel-sel yang melapisi permukaan organ, seperti permukaan kulit, saluran pernapasan, permukaan organ lunak, saluran reproduksi, dan lapisan dalam saluran pencernaan. Sel-sel yang membentuk lapisan epitel dihubungkan melalui sambungan ketat yang semipermeabel; karenanya, jaringan ini menjadi penghalang antara lingkungan luar dan organ yang dibungkusnya. Selain fungsi pelindung ini, jaringan epitel juga dapat dikhususkan untuk berfungsi dalam sekresi, ekskresi, dan absorpsi. Jaringan epitel membantu melindungi organ dari mikroorganisme, cedera, dan kehilangan cairan.

Jaringan epitel terdiri dari tiga macam, yaitu eksotelium yang membungkus bagian luar tubuh, endotelium yang melapisi organ dalam tubuh, serta mesotelium yang membatasi rongga tubuh. Ada beragam fungsi jaringan epitel:

  • Secara prinsip, fungsi jaringan epitel adalah menutupi dan melapisi permukaan.
  • Sel-sel permukaan tubuh membentuk lapisan luar kulit.
  • Di dalam tubuh, sel epitel membentuk lapisan mulut dan saluran pencernaan serta melindungi organ tersebut.
  • Jaringan epitel membantu penyerapan air dan nutrisi.
  • Jaringan epitel membantu menghilangkan limbah atau zat sisa.
  • Jaringan epitel berbentuk kelenjar mengeluarkan enzim dan/atau hormon.
  • Beberapa jaringan epitel melakukan fungsi sekretori. Mereka mengeluarkan berbagai zat termasuk keringat, air liur, lendir, dan enzim.

Ada banyak jenis epitel dan penamaannya cukup bervariasi. Umumnya, skema klasifikasi menggabungkan deskripsi bentuk seldengan kata yang menunjukkan jumlah lapisan: sederhana (satu lapisan sel) atau bertingkat (beberapa lapisan sel). Namun, karakteristik seluler lainnya seperti silia juga dapat dijelaskan dalam sistem klasifikasi. Beberapa jenis epitel yang umum ditemukan di antaranya epitel skuamosa sederhana, epitel skuamosa bertingkat, epitel kuboid sederhana, epitel transisi, epitel kolumner semu (juga dikenal sebagai epitel kolumner bersilia, epitel kolumner, dan epitel kelenjar.

Jaringan ikat

sunting

Jaringan ikat merupakan jaringan fibrosa yang terdiri dari sel-sel yang dipisahkan oleh bahan tidak hidup, yang disebut matriks ekstraseluler. Matriks ini bisa berbentuk cair atau kaku. Misalnya, darah bersifat cair karena matriksnya berupa plasma dan tulang bersifat kaku karena matriksnya demikian. Jaringan ikat berfungsi memberi bentuk organ dan menahannya atau "mengikatnya". Darah, tulang, tendon, ligamen, adiposa, dan jaringan areolar adalah contoh jaringan ikat. Salah satu metode untuk mengklasifikasikan jaringan ikat adalah dengan membaginya menjadi tiga jenis: jaringan ikat fibrosa, jaringan ikat rangka, dan jaringan ikat cairan.

Jaringan otot

sunting

Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot polos yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.

Jaringan saraf

sunting
 
Sel saraf

Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf bertugas menerima rangsang dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak, dan selanjutnya membawa reaksi yang diperintahkan otak ke organ tubuh tertentu. Sel saraf terdiri atas badan sel dan serabut saraf. Serabut saraf yang panjang disebut neurit (akson) dan serabut saraf yang pendek disebut dendrit (dendron). Neurit berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel ke neurit sel saraf lain atau ke bagian tubuh. Dendrit berfungsi menghantarkan rangsang dari neurit sel saraf lain atau dari bagian tubuh ke badan sel.

Jaringan tumbuhan

sunting

Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan. Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak secara aktif sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel baru terbentuk untuk berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya sel-sel yang mati, yang menjadi pasif karena berperan sebagai sel-sel penyimpan cadangan energi (misalnya pada buah atau umbi) atau metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan baru karena tumbuhan selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan tahunan. Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi khusus disebut jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah mantap dengan fungsinya disebut jaringan tetap/permanen.

Jaringan meristem

sunting

Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari sel-sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-titik tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem pucuk/ujung/apikal), di bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus maupun kambium pembuluh, disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal tangkai daun (meristem antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem ujung, mudah diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro. Dalam jargon kultur jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik ("dapat membentuk embrio"). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada bagian tumbuhan yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa fitohormon, biasanya auksin dan sitokinin, akan memicu terbentuknya sel-sel meristem yang membentuk semacam jaringan tidak terdiferensiasi yang disebut kalus.

Jaringan permanen

sunting

Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis (jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).

Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat dilindungi oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula. Dapat juga ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya berbentuk segi empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen. Namun, epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup atau sel penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang atau rambut daun/batang), duri, serta rambut kelenjar.

Jaringan pengangkut dimiliki oleh tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Gymnospermae memiliki jaringan trakeida, serabut trakeida, dan parenkim kayu sebagai penyusun xilem. Angiospermae memiliki tambahan jaringan trakea selain jaringan yang dimiliki Gymnospermae. Floem (pembuluh tapis) tersusun dari jaringan buluh tapis dan sel-sel pengiring.

Jaringan dasar menyusun sebagian besar tubuh tumbuhan (biomassa). Kelompok jaringan ini memiliki banyak fungsi tergantung tempat ia berada. Seringkali ia mengisi bagian terbesar dari suatu organ, menyusun daging buah, kulit batang, isi umbi atau rimpang yang menyimpan pati atau metabolit sekunder tertentu (seperti alkaloid dan terpenoid). Jaringan ini juga dapat mengalami kematian dengan mengosongkan isi sel-selnya untuk membentuk struktur berongga (aerenkim) seperti ruang dalam gelembung pada tangkai daun eceng gondok atau rongga dalam buluh bambu.

Referensi

sunting
  • Doll, Julie (29 Oktober 2020). "Tissue types". Ken Hub. Diakses tanggal 24 November 2020. 
  • "Tissue". Biology Dictionary. 28 April 2017. Diakses tanggal 24 November 2020. 

Pranala luar

sunting