Partai Kebangkitan Bangsa

partai politik di Indonesia

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik di Indonesia berideologi Moderat. Partai ini didirikan oleh Presiden Indonesia ke-4 Dr. K.H.Abdurrahman Wahid, Lc. di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriah) yang mendapat dukungan kuat dari para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruhiat, Mustofa Bisri, Zuhdi Fatkur dan Muhith Muzadi.[5]

Partai Kebangkitan Bangsa
Ketua umumMuhaimin Iskandar
Sekretaris JenderalHasanuddin Wahid
Ketua Fraksi di DPRCucun Ahmad Syamsurijal
Dibentuk23 Juli 1998; 25 tahun lalu (1998-07-23)
Kantor pusatJalan Raden Saleh No. 9, Senen, Jakarta Pusat 10430
Sayap pemudaGarda Bangsa
Sayap wanitaPerempuan Bangsa
IdeologiPancasila[1]
Demokrasi Islam
Nasionalisme
Konservatisme bangsa
Liberalisme[2]
Pluralisme
Posisi politikTengah[3]
Afiliasi internasionalSentris Demokrat Internasional
Uni Demokrat Internasional
Dewan Liberal dan Demokrat Asia[4]
Persatuan Demokrat Asia Pasifik
Kursi di DPR
58 / 575
Kursi di DPRD I
180 / 2.232
Kursi di DPRD II
1.553 / 17.340
Situs web
www.pkb.id

Sejarah

Pembentukan Partai

Pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa berawal pada pertemuan para kiai Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur yang diasuh oleh Kiai Haji Abdullah Faqih. Dalam pertemuan pada Mei 1998 membicarakan mengenai situasi terakhir negeri dan perlu adanya perubahan besar untuk menyelamatkan bangsa dari kehancuran. Mereka mengembangkan pernyataan resmi, yang dikirim oleh Kyai Muchid Muzadi dari Jember dan Gus Yusuf Muhammad untuk disampaikan kepada Presiden Soeharto. Namun sebelum mereka sempat menyampaikan pernyataan tersebut, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Tidak lama setelah rezim Orde Baru lengser, digelar istighosah akbar Jawa Timur yang mengumpulkan para kiai Nahdlatul Ulama dikantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur dan meminta K.H Muhammad Cholil Bisri dari Rembang, Jawa Tengah untuk menggagas pendirian partai untuk wadah aspirasi politik NU. Awalnya, Cholil menolak langkah tersebut karena Cholil masih ingin fokus di pesantren. Namun, Bisri akhirnya mengalah dan menerima peran kepemimpinan dalam partai yang akan dibentuk tersebut.

Seminggu kemudian, pada 6 Juni, Cholil Bisri bertemu dengan para kyai guna membicarakan pembentukan partai baru tersebut. Undangan telah disampaikan melalui telepon dan lebih dari 200 kyai menghadiri pertemuan yang digelar di rumah Cholil Bisri di Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Rapat ini menghasilkan pembentukan “Panitia Tetap” yang beranggotakan 11 orang, dengan Bisri sebagai ketua dan Gus Yus sebagai sekretaris. Secara bergantian, panitia ini bekerja secara maraton, menyiapkan platform dan komponen partai, termasuk logo yang akan menjadi lambang partai. Logo tersebut dibuat oleh KH A. Mustofa Bisri.

Pengurus Tetap dan perwakilan NU mengadakan konferensi besar di Bandung, pada tanggal 4 Juli 1998, yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah. Dalam pembahasan nama organisasi tersebut, berbagai nama yang diusulkan adalah “Partai Kebangkitan Bangsa”, “Partai Kebangkitan Nahdlatul Ummah” dan “Partai Ummat”. Nama yang dipilih sebagai nama resmi partai adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Deklarasi partai berjumlah 72 orang yang mewakili usia organisasi NU, terdiri dari Tim Panitia Tetap (11), Tim Pendamping Lajnah (14), Tim NU (5), Tim Pendamping NU (7), dan dua orang Wakil. dari masing-masing 27 wilayah (27 x 2). Ke-72 pendiri menandatangani Platform Partai dan komponen-komponennya. Namun setelahnya, PBNU memutuskan hanya lima orang yang bisa menjadi pengusung partai tersebut. Kelimanya adalah Munasir Ali, Ilyas Ruhiat, Muchid Muzadi, KH A. Mustofa Bisri, dan Abddurahman Wahid yang merupakan Ketua Umum PBNU. 72 nama asli deklarasi partai itu dihapus PBNU.

Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.[6] Setelah pendeklarasian tersebut, PKB bersiap dalam menghadapi Pemilihan Umum 1999 dengan sistem yang tidak berbeda jauh dari Pemilu pertama tahun 1955 dan 1971.

Pemilihan Umum 1999

PKB berpartisipasi dalam Pemilu 1999 dan berhasil memenangkan 12,61% suara nasional atau sebanyak 51 kursi. PKB berhasil mengalahkan suara PPP, partai islam yang dominan dalam sejarah Orde Baru dan menempati posisi ketiga setelah PDI-P dan Golkar.[7] PKB berhasil membangun kembali kepercayaan diri dari kalangan Nahdliyin dalam bidang politik yang sudah lama terpengaruh sejak era Orde Baru.  Keberhasilan yang telah dipersiapkan selama satu tahun tidak terlepas dari peran para ulama NU yang memberi dukungan penuh terhadap partai.

Tokoh

Pimpinan

No. Potret Ketua Umum Mulai Menjabat Akhir Jabatan Periode
1
  Matori Abdul Djalil
(1942-2007)
23 Juli 1998
15 Agustus 2001
1
Pjs
  Alwi Shihab
(1946-)
15 Agustus 2001
17 Januari 2002
2
17 Januari 2002
25 Mei 2005
2
3
  Muhaimin Iskandar
(1966-)
25 Mei 2005
23 Juli 2010
3
23 Juli 2010
1 September 2014
4
1 September 2014
21 Agustus 2019
5
21 Agustus 2019
petahana
6

Perolehan suara dan kursi

DPR RI

Pemilu Jumlah kursi Jumlah suara Persentase Hasil Urutan
1999
51 / 462
13.336.982 12,61% partai baru 3
2004
52 / 550
11.989.564 10,57%  1 kursi 3
2009
27 / 560
5.146.122 4,94%  25 kursi 7
2014
47 / 560
11.298.957 9,04%  20 kursi 5
2019
58 / 575
13.570.097 9,69%  11 kursi 4

DPRD Provinsi

Pada Pemilu 2019, PKB berhasil mendudukkan 180 kadernya menjadi anggota DPRD Provinsi di 32 provinsi. Selain itu, PKB mendudukkan 4 orang kadernya sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi.

Pemilu Perolehan
Kursi
Jumlah
Provinsi
Provinsi
Juara
Keterangan
2014 145 32 Jawa Timur Tidak memiliki perwakilan di DPRD Provinsi Bali dan Sulawesi Utara.
2019   180   32 tidak ada Tidak memiliki perwakilan di DPRD Provinsi Bali dan Kepulauan Bangka Belitung.

Referensi

  1. ^ Nurjaman, Asep (2009). "Peta Baru Ideologi Partai Politik Indonesia". Bestari. Diakses tanggal 2024-03-01 – via Neliti.com. 
  2. ^ "Nation Awakening Party". cald.org (dalam bahasa Inggris). Council of Asian Liberals and Democrats. 2016. Diakses tanggal 2024-03-01. 
  3. ^ "Guide to the 2019 Indonesian elections: A little psephology". Oktober 2018. 
  4. ^ "PKB Becomes Full CALD Member". cald.org (dalam bahasa Inggris). Council of Asian Liberals and Democrats. Diakses tanggal 2024-03-01. 
  5. ^ https://radarseluma.disway.id/read/662649/gus-dur-peran-pkb-dalam-politik-indonesia
  6. ^ "Sejarah Pendirian". Partai Kebangkitan Bangsa. Diakses tanggal 2024-03-12. 
  7. ^ "Partai Kebangkitan Bangsa". Kompaspedia. 2021-12-27. Diakses tanggal 2024-03-12. 

Lihat pula

Pranala luar