Suku Bali-Lombok
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. |
Kebanyakan dari isi artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Suku Bali-Lombok atau Balok adalah Subsuku Bali yang telah menetap di Pulau Lombok sejak ribuan tahun lalu terutama mereka berasal dari pulau Bali ketika Lombok diinvasi oleh Kerajaan Gelgel pada abad ke 4 masehi dari bali, serta penaklukan kerajaan Karangasem di Lombok Barat serta sebagian Lombok Tengah dan Lombok Utara yang kemudian menyebabkan banyak Orang Bali datang ke Lombok dan menetap di Lombok terutama di bagian brat pulau. secara bertahap Masyarakat bali yang tinggal di pulau itu sejak lama akhirnya dapat berasimilasi dengan budaya dan masyarakat lokal , mereka menjadi masyarakat yang multikultural secara Budaya, Agama dan Bahasa sambil tetap mempertahankan bahasa Bali sebagai Bahasa ibu tapi dengan dialek yang sedikit berbeda.
Jumlah populasi | |
---|---|
500,000 | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Nusa Tenggara Barat (Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara dan Lombok Tengah) | |
Bahasa | |
Bali (dialek Lombok), Indonesia, Sasak | |
Agama | |
Mayoritas Hindu Minoritas Islam Sunni, dan Agama lainnya | |
Kelompok etnik terkait | |
Bali, Sasak, Bayan, Sumbawa |
Sejarah
orang Bali telah tinggal di pulau ini selama lebih dari 4 abad. Migrasi awal ditandai dengan kedatangan Raja Gelgel dan pasukannya pada tahun 1616 dan 1624 untuk merebut kekuasaan dari penguasa asli Lombok, Raja Seaparang, namun tidak berhasil.
Tetapi pada tahun 1675, Anak Agung Ngurah Karangasem berhasil menaklukkan Selaparang dan akhirnya menguasai Lombok Barat, sebagian Lombok Utara dan Tengah selama lebih dari dua abad.
Namun Belanda berhasil mengalahkan dan mengusir orang Bali dari Lombok pada tahun 1898 melalui pertempuran berdarah yang dikenal dengan puputan. Tetapi meski sudah dikalahkan, banyak dari pengikut raja tidak kembali ke tanah leluhurnya, Bali.
Mereka inilah yang secara turun-temurun melahirkan generasi yang menguasai tanah-tanah pertanian dan perkebunan kelas 1 pemberian Raja Bali di Lombok Barat.
Persebaran
Suku Bali di Lombok kebanyakan dapat dijumpai di bagian Barat pulau khususnya Lombok Barat & Kota Mataram serta sebagian lainnya juga dapat dijumpai di bagian Utara dan Tengah pulau walaupun jumlahnya tak sebesar di bagian barat Pulau.
Budaya
Perang Topat
Perang topat adalah sebuah acara adat yang diadakan di Pura Lingsar, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Perang ini merupakan simbol perdamaian antara umat Muslim dan Hindu di Lombok. Acara ini dilakukan pada sore hari, setiap bulan purnama ke tujuh dalam penanggalan Suku Sasak. Sore hari yang merupakan puncak acara yang dilakukan setelah salat ashar atau dalam bahasa Sasak “rarak kembang waru” (gugur bunga waru). Tanda itu dipakai oleh orang tua dulu untuk mengetahui waktu salat Ashar. Ribuan umat Hindu dan Muslim memenuhi Pura Lingsar, dua komunitas umat beda kepercayaan ini menggelar prosesi upacara Puja Wali, sebagai ungkapan atas puji syukur limpahan berkah dari sang pencipta.
'Perang' yang dimaksud dilakukan dengan saling melempar ketupat di antara masyarakat muslim dengan masyarakat hindu. Ketupat yang telah digunakan untuk berperang sering kali diperebutkan, karena dipercaya bisa membawa kesuburan bagi tanaman agar hasil panennya bisa maksimal. Kepercayaan ini sudah berlangsung ratusan tahun, dan masih terus dijalankan.
Kepercayaan
Mayoritas Orang Balok (Bali-Lombok) Menganut Agama Hindu masyarakat selain itu sebagian kecil Bali-Lombok Juga menganut Agama Islam karena mereka hidup dilingkungan Orang Sasak yang umumnya Beragama Islam.