Analgesik
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai pereda nyeri tanpa menghilangkan kesadaran[1]. Analgesik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin, dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol.
Analgesik | |
---|---|
Kelas obat-obatan | |
Pengenal kelas | |
Penggunaan | Sakit |
Kode ATC | N02A |
Data klinis | |
Drugs.com | Drug Classes |
Consumer Reports | Best Buy Drugs |
WebMD | MedicineNet |
Dalam Wikidata |
OAINS seperti aspirin, naproksen, dan ibuprofen tidak hanya meredakan nyeri, obat-obat ini juga bisa menurunkan demam dan panas. Analgesik bersifat narkotik seperti opioid dan opidium bisa menekan sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap nyeri (noisepsi). Obat jenis ini lebih kuat dalam mengurangi nyeri dibandingkan OAINS.
Analgesik sering kali digunakan dalam bentuk kombinasi, misalnya parasetamol dan kodein dijumpai di dalam obat penahan sakit (tanpa resep). Kombinasi obat ini juga turut dijumpai bersama obat pemvasocerut seperti pseudoefedrin untuk obat sinus, atau obat antihistamin untuk alergi.
Klasifikasi
Analgesik biasanya diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya.[5]
Parasetamol
Parasetamol, juga dikenal sebagai asetaminofen atau APAP, adalah obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan demam.[6] Biasanya digunakan untuk nyeri ringan hingga sedang.[6] Dalam kombinasi dengan obat nyeri opioid, parasetamol kini digunakan untuk nyeri yang lebih parah seperti nyeri kanker dan setelah operasi.[7] Biasanya digunakan melalui mulut atau rektal tetapi juga tersedia secara intravena.[6][8] Efeknya bertahan antara dua dan empat jam.[8] Parasetamol tergolong analgesik ringan.[8] Parasetamol umumnya aman pada dosis yang dianjurkan.[9]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid (biasanya disingkat OAINS), adalah golongan obat yang mengelompokkan obat yang mengurangi rasa sakit[10] dan menurunkan demam, dan, dalam dosis yang lebih tinggi, mengurangi peradangan.[11] Anggota paling menonjol dari kelompok obat ini, aspirin, ibuprofen, dan naproxen, semuanya tersedia tanpa resep di sebagian besar negara.[12]
Penghambat Siklooksigenase-2
Obat-obatan ini berasal dari OAINS. Enzim siklooksigenase yang dihambat oleh NSAID ditemukan memiliki setidaknya dua versi berbeda: COX1 dan COX2. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar efek samping NSAID dimediasi oleh penghambatan enzim COX1 (konstitutif), sedangkan efek analgesik dimediasi oleh enzim COX2 (yang dapat diinduksi). Oleh karena itu, penghambat COX2 dikembangkan untuk menghambat enzim COX2 saja (NSAID tradisional memblokir kedua versi tersebut secara umum). Obat-obatan ini (seperti rofecoxib, celecoxib, dan etoricoxib) sama efektifnya sebagai analgesik jika dibandingkan dengan NSAID, namun menyebabkan perdarahan gastrointestinal yang lebih sedikit.[13]
Setelah penggunaan penghambat COX-2 secara luas, ditemukan bahwa sebagian besar obat di kelas ini meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular rata-rata sebesar 40%. Hal ini menyebabkan penarikan rofecoxib dan valdecoxib, dan peringatan pada obat lain. Etoricoxib tampaknya relatif aman, dengan risiko kejadian trombotik serupa dengan NSAID diklofenak non-coxib.[13]
Lihat pula
Pranala luar
- http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/racun/1997/um12.html Diarsipkan 2007-08-23 di Wayback Machine.
- ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.