Abdur Rahman dari Banjar

Ulama Kesultanan Banjar
Revisi sejak 12 Juli 2024 03.05 oleh Henrys Wirakusumah (bicara | kontrib) ('''Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa Di bawah ini adalah hubungan silsilah Raja Banjar dengan Raja Sumbawa.''' Tertulis dalam buku ''Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde'' volume 14 (1864:503):<ref name="Tijdschrift14">{{cite journal | url=https://books.google.co.id/books?id=ZUVBAQAAMAAJ&pg=PA503&dq=Ratoe+Laija&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWhuSa8vzhAhUN2qwKHZytCYQQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Ratoe%20Laija&f=false | title= Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde | pag...)

Pangeran Ratu Anum Sultan Muda Abdul Rahman[5][6] atau Sulthan Moeda Abdoel Rachman (EBI: Sultan Muda Abdul Rahman), nama sebelumnya Pangeran Ratoe[7] adalah Sultan Muda Kesultanan Banjar yang sedianya akan menggantikan ayahandanya Sultan Adam kelak sebagai Sultan Banjar, akan tetapi Pangeran Abdur-Rahman sendiri lebih dulu mangkat pada 5 Maret 1852.[8] sehingga menimbulkan krisis suksesi ketika Sultan Adam mangkat 1 November 1857 dalam usia 86 tahun. Sebelumnya mangkubumi Kesultanan Banjar yaitu Pangeran Mangkubumi Nata (Pangeran Husin) juga telah meninggal dunia 1842.Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Mangkubumi Nata Pangeran Husin.

Paduka Tuan Pangeran Ratu Sultan Muda Abdul Rahman
SULTAN MUDA BANJAR XIII
Berkuasa3 Juni1825-5 Maret 1852 (Sultan Muda)
PendahuluSultan Muda Adam dari Banjar
PenerusSultan Muda Tamjidillah II dan Sultan Muda Pangeran Praboe Anom
Sultan MudaLihat daftar
Kelahiran1799 Tambak Anyar Martapura Timur, Kesultanan Banjar
Kematian5 Maret 1852(1852-03-05) (umur 52–53)
Pasangan
1. Permaisuri Ratoe : Ratu Salmah/Salmiyah binti Pangeran Masoöd (adik Pangeran Antasari) - Ibu Suri Tua / Ibu Suri Agung<br [1]

2. Njahi Besar Aminah - Ibu Suri Muda[1]
3. Ratoe Siti (Mariama) binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata Menikah Pada usia 15 tahun (diceraikan)[1]
4. Njahi Halimah Putri Pangeran Syaikh Muhammad Said kerabat Pangeran Syaikh Abdul Wahab Putra Raja Sindrap.Njahi Halimah Putri Juriat syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari [1]

Keturunan1. ♂ Pangeran Ratu Rakhmatillah lahir Banjarmasin 1816 M (Anak Permasuri Ratu Salmiyah) Tidak Ada Keturunan .Putra Mahkota Berdarah Bugis- Banjar Paser Pangeran Ratu Rakhmatillah Wafat 1819 pada Usia 3 Tahun. Pangeran Ke-1 DIGANTIKAN Pangeran Ke-2


2. ♂ Goesti Wayuri (Pangeran Tamjidullah al-Wâthiq billâh) (+) - lahir Banjarmasin 1816 M (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Pangeran Ke-2 mempunyai 6 Anak dan 19 cucu[2]

3. ♂ Goesti Aria Koesoema (Pangeran Arya Kusuma) lahir Banjarmasin 1820 M (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Pangeran Ke-3[2]

4. ♀ Goesti Salma (Ratu Ibrahim Berahim) lahir Banjarmasin 1821 (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Ratu Ke-1[2]

5. ♂ Pangeran Wira Kesoema lahir Banjarmasin 1822 (anak Njahi Ratoe Halimah Binti Pangeran Muhammad Said menikahi Datu Siti Fatimah Abdul wahab II binti Pangeran Abdul Wahab I Menikahi Puan Syarifah Putri Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari Njahi Ratoe Halimah cucu Pangeran Abdul Wahab I turunan Raja Sidrap Sidenreng Rappang) Pangeran Ke-4 mempunyai 6 Anak dan 22 cucu[2]

6. ♂ Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) lahir Martapura 1822 Anak Dari Goestie Siti Mariama (Ratu Siti) binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata. Pangeran Mangkoe Boemi Nata (sebelumnya bernama Pangeran Husin menikahi Nyai Intan Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari Adipati Banua Lima.) Pangeran Ke-5 mempunyai 11 Anak dan 32 cucu[2]

7. ♀ Ratoe Zinoen-Aria( Ratoe Ishak) lahir Banjarmasin 1822 (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Ratu Ke-2 diperisteri Pangeran Ishak.[2]

8. ♀ Goesti Rampit (Ratoe Djaya Kesoema) -lahir Banjarmasin 1823 (Anak dari Goestie Siti Mariama binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata. Pangeran Mangkoe Boemi Nata (sebelumnya bernama Pangeran Husin menikahi Nyai Intan Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari Adipati Banua Lima.) Ratu Ke-3 Menikahi Goesti Toejoeng of Raden Djaija Kasoema[2]

9. ♀ Ratoe Salama ( Ratu Krama Djaija Kasoema Karang Intan) lahir Banjarmasin 1824 (anak Ratoe Halimah) Ratu Ke-4 diperisteri Pangeran Krama Djaija Kasoema Karang Intan[2]

10. ♀ Goesti Biduri (Ratoe Sjarief Umar) lahir 1825 Banjarmasin (Anak dari Goestie Siti Mariama binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata. Pangeran Mangkoe Boemi Nata (sebelumnya bernama Pangeran Husin menikahi Nyai Intan Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari Adipati Banua Lima.) Ratu Ke-5 diperisteri Pangeran Syarief Umar[3]

11. ♂ PANGERAN JIWA ( PANGERAN RANTAU) lahir Banjarmasin 1827 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-6. PANGERAN Paringin JIWA RANTAU yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862)[2]

12. ♀ RATU SILAMAH (RATU SERAWAK) lahir Banjarmasin 1829 (anak Ratoe Halimah) Ratu Ke-6[2]

13. ♂ Pangeran Abdullah (Pangeran Mas Martapura) lahir Banjarmasin 1832 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-7[2]

14. ♂ Pangeran Achmat Kandangan lahir Banjarmasin 1836 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-8 Wafat di Kandangan mempunyai 2 Anak dan 8 cucu[2]
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSultan Adam Lahir 1782 Wafat 1 November 1857 (umur 74–75)
IbuNjahi Ratoe Kamala Sarie atau Njahi Ratoe Koemala Sarie atau Nyai Ratu Kamala Sari (Koemala Sarie Lahir 1765)
Makam Sultan Muda Abdurrahman di Martapura,Kabupaten Banjar

Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana juga telah meninggal dunia 7 September 1851. Pangeran Tamjidillah II dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda berdasarkan besluit per tanggal 13 November 1851 No. 2 untuk menggantikan Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana

Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I), Jabatan Kepala Pemerintahan Raden Dipati / Pangeran Dipati / Pangeran Dipati Anom / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi / Pangeran Mangkubumi : Menteri Penganan bertugas Mendampingi Kepala Negara Pangeran Ratu. Putra Mahkota Dalam Menjalankan Kekuasaannya.

Sebagai Kepala Negara, Dibantu oleh Raden Dipati / Pangeran Dipati / Pangeran Dipati Anom / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi / Pangeran Mangkubumi : Seorang Kepala Pemerintahan Merangkap Jabatan Menteri Penganan/Bentara Kanan.


Raden Dipati / Pangeran Dipati / Pangeran Dipati Anom / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi / Pangeran Mangkubumi : Anggota Senior Dewan Mahkota Setelah Menduduki Jabatan Mangkubumi Kepala Pemerintahan, Ia Memakai Gelar Pangeran Dipati Mangkubumi Dengan Panggilan Singkat Dipati Mangkubumi Atau Pangeran Mangkubumi.

Raden Dipati / Pangeran Dipati / Pangeran Dipati Anom / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi / Pangeran Mangkubumi : Yaitu Calon Mangkubumi Untuk Menggantikan Mangkubumi Atau Pangeran Ratu Putra Mahkota Sebelumnya Yang Meninggal Dunia,Atau Pangeran Mangkubumi Sebelumnya Yang Meninggal Dunia


Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Menurut Tradisi Istana Kesultanan Banjar Yang Berlaku Pada Saat Itu, Di Antara Putera-Putera Dari Seorang Sultan Yang Sedang Berkuasa, Maka Anak Laki-Laki Tertua Pangeran Ke-1

Putera Kesatu Akan Dilantik Sebagai Sultan Muda Putra Mahkota

Putera Kedua Akan Dilantik Sebagai Raden Dipati / Pangeran Dipati / Pangeran Dipati Anom / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi / Pangeran Mangkubumi : Yaitu Calon Mangkubumi Untuk Menggantikan Mangkubumi Atau Pangeran Ratu Sebelumnya Yang Meninggal Dunia,Atau Pangeran Mangkubumi Sebelumnya Yang Meninggal Dunia

Pangeran Tamjidillah II dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai Putra mahkota Pangeran Ratu Sultan Muda Banjar 10 Juni 1852 - 3 November 1857 .Pangeran Hidayatullah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sebagai Wali Sultan Pangeran Mangkoe Boemi tertuang dalam Akte Van Beeediging Van Den Rijksbestierder Van Bandjarmasin, Pangeran Hidajat Oellah op 9 October 1856. (Besluit 4 Januari 1857 No. 41) Borneo, tertulis dalam bahasa Melayu.


Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar memiliki 4 istri: Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari,termasuk golongan anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) yang berhak memakai gelar bangsawan rendah yaitu gelar Nanang atau Anang untuk keturunan lelaki dan Alooh (Galuh) untuk keturunan perempuan.Sebelum menjadi permaisuri, gelarnya adalah Nyai saja Dari Nyai Bukan Menjadi Ratu.setelah menjadi permaisuri gelar Ratu ditambahkan di belakang gelar Nyai menjadi Nyai Ratu. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia bukan berasal dari golongan keturunan raja bangsawan rendah, lain halnya jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, maka namanya secara langsung otomatis disebut Ratu saja, tanpa kata Nyai di depannya.Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Biasanya gelar dari isteri utama Pangeran Mahkota yang bukan berasal dari keturunan raja adalah Nyai Besar, kemudian setelah menjadi permaisuri Sultan disebut Nyai Ratu.

1. ♀ Permaisuri Ratu Salmah/Salmiyah ( Ratu Salmah/Salmiyah) binti Pangeran Masoöd.[1]
[1] setelah melahirkan Putra Mahkota yang diberi nama Rachmadillah/Rahmatillah 1816 Gelarnya ♀ Permaisuri Ratu Salmah/Salmiyah
. Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar Sultan Kuning/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi Tamjidullah I (Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan keluarga besar Sultan Kuning/Sultan Hamidullah (Tutus Tuha) dan keluarga besar mangkubumi Tamjidullah I (Tutus Anum) yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.[9][10]

  - Gelar: Ibu Suri Tua / Ibu Suri Agung Permaisuri Ratu[1] 
- Lahir: 1799[1]
- Wafat: 1816 usia (16-17 tahun) Permaisuri Ratu Salmah atau Salmiyah wafat pada tahun 1816 saat melahirkan Putranya Rachmad Illah selamat dalam proses kelahiran tersebut. Rachmad Illah lahir pada tahun 1816 dan kemudian wafat pada tahun 1819[1]
- Menikah: 1815[1]
- Anak: - ♂ Rachmad Illah (lahir 1816, wafat 1819) Putra Mahkota yang diberi nama Rachmadillah/Rahmatillah kelak menjadi Sultan Banjar Putra Mahkota namun meninggal wafat nya Putra Mahkota Pengganti adalah Sultan Tamjidillah II / Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh ) dan Pangeran Mangkubumi Ratu Anom Wirakusuma II.[1]
Perkawinan mereka diharapkan akan merukunkan (Tutus Tuha Sultan Kuning)/Sultan Hamidullah dari Banjar dengan keluarga besar (Panembahan Badarul Alam Tutus Anum) Pangeran Mangkubumi Tamjidullah I / yang pada masa sebelumnya memperebutkan tahta.[9][10]
  - Catatan:
    - ♀ Ratu Salmiyah adalah cucu Raja Kusan II, Pangeran Amir.[1] 
- Jika isteri utama Sultan berasal dari golongan keturunan Raja, namanya langsung disebut Ratu tanpa kata Nyai di depannya.[1]
- Silsilah: - Ayah: ♂ Pangeran Masoöd, menikahi Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman Rahmatullah Sulaiman dari Banjar[11][12][13][14][15][16][17][18][19][20] bin Sunan Nata Alam bin Panembahan Sepuh dari Banjar Tamjidillah I [1]
- Kakek: ♂ Panggeran Amir Putra Seri Sultan Muhammad Illah / Muhammad Aliuddin Aminullah (Muhammad dari Banjar)[21][22][23][24][25][26][27][28][29][30] tertangkap pada 14 Mei 1787, kemudian diasingkan ke Srilangka[31][32][33][34][35][36][37][38][39][40].[1][1]
- Buyut / Uyut: ♂ Seri Sultan Muhammad Illah / Muhammad Aliuddin Aminullah (Muhammad dari Banjar) Putra Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning- Panembahan Kuning)[1]
- Moyang: ♂ Seri Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah dari Banjar (Sultan Kuning- Panembahan Kuning)[1]

2. ♀ Njahi Ratoe Aminah (Njahi Besar (Agung) Aminah / Njahi Besar (Agung) Biyar / Njahi Besar (Agung) Dawang) setelah melahirkan Gusti Wayuri 1816 Gelarnya ♀ Njahi Ratoe Aminah[1]

  - Gelar:Ibu Suri Muda[1] 
- Lahir: - Wafat: - Menikah: 1815[1]
- Anak: - ♂ Goesti Wayuri (Sultan Tamjidullah II) (lahir 1816)[1]
- ♂ Goesti Aria Koesoema ( Adipati Banua Lima (lahir 1820)[1]
- ♀ Goesti Salma (lahir 1821) Isti Pangeran Ibrahim[1]
[41] - ♀ Gusti Zinoen (lahir 1822)[1]
- Catatan: - ♀ Njahi Ratoe Aminah berasal dari keturunan Dayak Tionghoa. - Sultan Banjarmasin Tamjidullah II diangkat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar pada 3 November 1857 (1274 Hijriyah) di dampingi Pangeran Mangkubumi Ratu Anom Wirakusuma II(Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53. [42][1]


3. ♀ Ratoe Siti Mariama (Goestie Siti Mariama)[1]
setelah melahirkan Gusi Andarun 1822 Gelarnya ♀ Ratoe Siti Mariama
[43]

  - Gelar: Ibu Suri Muda[1] 
- Lahir: 1806 (menikah usia 15 tahun pada tahun 1821 ,melahirkan usia 16 tahun pada tahun 1822[1]
- Wafat: - Menikah:1821[1]
- Anak: - Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) (lahir 1822)[1]
- Goesti Rampit (lahir 1823)[1]
- ♀ Goesti Biduri (lahir 1825)[1]
- Catatan: - ♀ Ratoe Siti Mariama (Goestie Siti Mariama binti Pangeran Mangkoe Boemi Nata (sebelumnya bernama Pangeran Husin menikahi Nyai Intan (Alooh Intan) Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari Adipati Banua Lima.[1]
setelah melahirkan Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) (lahir 1822) Gelarnya ♀ Ratoe Siti Mariama
[43] adalah putri Nyai Intan (Alooh Intan) dengan Gusti Kusin Putra Nyai intansari Binti Kiai Singasari[44][43] [45] melahirkan ♀ Njahi Ratoe Siti (Mariama) Menurut Naskah Cerita Turunan Raja Banjar Dan Kotawaringin (Hikayat Banjar Resensi I) Keturunan Kiai Singasari[46] - ♀ Nyai Intan (Alooh Intan) adalah putri Pambakal Karim, Kepala Kampung / Kepala Desa di Kalimantan Selatan.[1]
- Pambakal Karim, Pambakal (ejaan Banjar) atau Pamakal (ejaan Dayak) atau Pembekal (ejaan Melayu) adalah sebutan Kepala Kampung di Kalimantan Selatan, istilah ini kembali digunakan untuk menggantikan istilah Kepala Desa. menikah dengan Alooh Ongka binti Kiai Siangasari dengan Alooh Arijah[1]
[44][43] [47][1]
- Sebelum menjadi Istri Sultan Muda Abdurrahman ,Goestie Siti Mariama setelah melahirkan Gusi Andarun 1822 Gelarnya ♀ Ratoe Siti Mariama[43] [1]
- menikah usia 15 tahun pada tahun 1821 ,melahirkan usia 16 tahun pada tahun 1822 dan diceraikan pada 1852. Sultan Muda Abdur-Rahman meninggal tidak lama setelah perceraian pada 5 Maret 1852.[1]


4. Njahi Ratoe Halimah (Njahi Besar (Agung) Halimah / Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Halimah) setelah melahirkan Pangerang Wira Koesoema 1822 Gelarnya ♀ Njahi Ratoe Halimah[1]

  - Gelar: Ibu Suri Muda[1] 
- Lahir: 1799[1]
- Wafat: 1867 (usia 67-68 Tahun)[1]
- Menikah:2 november 1821[1]
- Anak: - Pangeran Wira Kesoema (lahir 19 agustus 1822)[1]
- Ratoe Salama: (lahir 1824)[1]
- Pangeran Jiwa (lahir 1827)[1]
- Ratu Silamah (lahir 1829)[1]
- Pangeran Abdullah (lahir 1832)[1]
- Pangeran Achmat (lahir 1836)[1]

Catatan:

    - Njahi Ratoe Halimah adalah putri Pangeran Syaikh Muhammad Said Al'Bugisi menikah 1798 Dengan Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II lahir 1775 -wafat 1828. Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II menikah 1798 dengan Pangeran Syekh Muhamad said Bugis albanjari[1] 
- Datu Syekah Al 'Alimatul Fadhilah Siti Fatimah Abdul Wahhab II 1775 -1828 adalah putri Pangeran Syaikh Abdul Wahhab I yang menikahi Puan Syarifah Binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Datu Kalampayan Lahir 17 Maret 1710- kematian 13 Oktober 1812 silsilah hubungan darah bersambung hingga ke Rasulullah SAW.[1]
[2]
- Pangeran Wira Kesoema menikahi 1852 Ratu Kerajaan Kusan Pulau Laut Batulicin Bangkalan Ratu Ratna/ Gusti Ratna/ Nyai ratna putri Pangeran Muhammad Nafis[1]
adalah putra Pangeran Haji Musa yang wafat dalam tahanan Belanda
(wafat dalam tahanan Belanda)[3] , .melahirkan Pangeran Muhammadillah,Goesti Hasiah Goesti Hapsah -- Pangeran Wira Kesoema menikahi 1839 Putri Pangeran Antasari Ratu Hasiah melahirkan Ratu Syarif Abu Bakar berputri Syarifah Ratu Intan.[1]
Ratu Hasiah adalah kakak kandung ♂ Panembahan Muda Muhammad Said
wafat 1875[48] -- Pangeran Wira Kesoema menikahi Putri Pangeran noh Goesti Hadidjah/ Chadidjah/Khadidjah melahirkan Goesti Ainoen DJariah dan Goesti Hatidjah[1]


Pemerintahan Kesultanan Banjar Martapoera & Pemerintahan Kesultanan Banjar Bandjarmasing 3 Juni 1825 - 3 maret 1862[1]

Monarch Sultan Adam al-Wâthiq billâh Adam dari Banjar lahir 1782 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 1 November 1857[1]

MonarchPangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar Sultan Muda
lahir 1799 Memerintah Bandjarmasing 3 Juni 1825- 5 Maret 1852[1]
Monarch Pangeran Ratu Sultan Muda Pangeran Praboe Anom
lahir 1807 Memerintah Martapoera 10 juni 185523 Februari 1858[1]
Monarch Sultan
Tamjidillah II al-Wâthiq billâh lahir 1816 Memerintah Bandjarmasing (3 November 1857 - 25 juni 1859)[1]
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Wirakusuma al-Wâthiq billâh
lahir 1822 Memerintah Bandjarmasing 3 November 1857 - 25 juni 1859[1]
Monarch Pangeran Mangkubumi
Pangeran Ratu Anom Hidayatullah Halillillah lahir 1822 Memerintah Martapoera 9 Oktober 1856 - 5 Februari 1860[1]


Sultan Adam al-Wâthiq billâh berputra Sultan Muda Abdur Rahman mempunyai cucu 8 Pangeran Putera dan 6 Ratu puteri berjumlah 14 cucu dari anak Sultan Muda Abdur Rahman dari banjar berdasarkan urutan lahir jabatan ke dunia.Sultan Muda Abdur Rahman Bin Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدم الواثق بالله) Bin Sultan Sulaiman. Sultan Muda Abdul Rahman wafat tahun 5 maret 1852 meninggalkan 10 anak yang masih hidup.Putera-puterinya Sultan Muda Abdul Rahman: [2][7][49] Putera-puterinya Sultan Muda Abdul Rahman:[2][3]


1. ♂ Pangeran Ratu Rakhmatillah lahir Banjarmasin 1816 M (Anak Permasuri Ratu Salmiyah) Tidak Ada Keturunan . Pangeran Ke-1 DIGANTIKAN Pangeran Ke-2, Putra Mahkota Berdarah Bugis- Banjar Paser Pangeran Ratu Rakhmatillah Wafat 1819 pada Usia 3 Tahun. Permasuri Ratu Salmiyah binti Pangeran Mas'ud bin Raja Kusan II bin Raja Kusan I Raja Kusan II Amir Keponakan Gusti Kasim Arung Turawee Bugis Paser. Raja Kusan I Pangeran Muhammadilah I Menikahi Adik kandung Gusti Kasim Arung Turawee Bugis Paser.


2. ♂ Goesti Wayuri (Pangeran Tamjidullah al-Wâthiq billâh) (+) - lahir Banjarmasin 1816 M (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Pangeran Ke-2 mempunyai 6 Anak dan 19 cucu.Pangeran Ke-2 Pangeran Dipati / Ratu Agung / Pangeran Dipati Mangkubumi / Dipati Mangkubumi /Pangeran Mangkubumi./ Pangeran Dipati Anom Atau Putera Kedua Dari Sultan Abdurrahman. Wakil Putra Mahkota Berdarah Dayak- Banjar Cina.(1852-1857 Goesti Wayuri umur 36 tahun telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Muda Banjar Bergelar Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh) dan telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar tahun 3 November 1857 -25 juni 1859 usia 41 Bergelar Sultan Tamjidullah al-Wâthiq billâh ,tahun 25 juni 1859 usia 43 diasingkan ke bogor jawa barat.


3. ♂ Goesti Aria Koesoema (Pangeran Arya Kusuma) lahir Banjarmasin 1820 M (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Pangeran Ke-3. Wakil Putra Mahkota Berdarah Dayak- Banjar Cina Menjadi Raja Kecil begelar Adipati Banua Lima wilayah Gunung Bondang, sebelah udik sungai Lawung, Puruk Cahu . Pangeran Adipati Aria Koesoema menikahi Syarifah Alawiyah


4.♀ Goesti Salma (Ratu Ibrahim Berahim) lahir Banjarmasin 1821 (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Ratu Ke-1. Ratoe Salma diperisteri Pangeran BERAHIM (Ibrahim) bin Pangeran Singasari bin Sultan Sulaiman ( yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862)


5. ♂ Pangeran Wira Kesoema lahir Banjarmasin 1822 (anak Njahi Ratoe Halimah Binti Pangeran Muhammad Said menikahi Datu Siti Fatimah Abdul wahab II binti Pangeran Abdul Wahab I Menikahi Puan Syarifah Putri Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Njahi Ratoe Halimah cucu Pangeran Abdul Wahab I turunan Raja Sidrap Sidenreng Rappang) Pangeran Ke-4 mempunyai 6 Anak dan 22 cucu. Wakil Putra Mahkota Berdarah Bugis- Banjar.(3 November 1857- 25 Juni 1859 Pangeran Wira Kesoema umur 35 tahun telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Pangeran Mangkubumi Bergelar Pangeran Mangkubumi Wirakusuma al-Wâthiq billâh dan telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Sultan Banjar tahun 3 November 1859 usia 37 Bergelar Sultan Ratu Anom Wirakusuma al-Wâthiq billâh ,tahun 3 maret 1862 usia 40 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda diasingkan ke Batavia Jakarta dipindahkan 25 Juni 1862 Ke bogor jawa barat.1 Juli 1862 dipindahkan ke Cianjur Jawa Barat hingga gugur 6 juni 1901 di cianjur Jawa barat.


6. ♂ Gusti Andarun (Pangeran Hijdajat) Anak Dari Goestie Siti Mariama (Ratu Siti) Binti Nyai Intan Binti Alooh Oengka Binti Kiai Adipati Singasari lahir Martapura 1822 Pangeran Ke-5. mempunyai 11 Anak dan 32 cucu. Wakil Putra Mahkota Berdarah Banjar Murni.(9 oktober [[1856- 5 februari 1860 Gusti Andarun umur 34 tahun telah dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi Pangeran Mangkubumi Banjar Bergelar Pangeran Mangkubumi Hidayatulah Halilllah. sejak 3 September [[[1859]] Pangeran Mangkubumi Hidayatulah Halilllah Memproklamasikan Diri nya Sebagai Raja


7. ♀ Ratoe Zinoen-Aria( Ratoe Ishak) lahir Banjarmasin 1822 (anak Njahi Besar Aminah / Njahi Besar Biyar / Njahi Besar Dawang) Ratu Ke-2 diperisteri Pangeran Ishak.


8. ♀ Goesti Rampit (Ratoe Djaya Kesoema) -lahir Banjarmasin 1823 (Anak dari Goestie Siti Mariama binti Nyai Intan binti Alooh Oengka) Ratu Ke-3 Menikahi Goesti Toejoeng of Raden Djaija Kasoema


9. ♀ Ratoe Salama ( Ratu Krama Djaija Kasoema Karang Intan) lahir Banjarmasin 1824 (anak Ratoe Halimah) Ratu Ke-4 diperisteri Pangeran Krama Djaija Kasoema Karang Intan


10. ♀ Goesti Biduri (Ratoe Sjarief Umar) lahir 1825 Banjarmasin (Anak dari Goestie Siti Mariama binti Nyai Intan binti Alooh Oengka) Ratu Ke-5 diperisteri Pangeran Syarief Umar. Goesti Biduri melahirkan Pangeran Syarif Abubakar kelak menikahi Putri Ratu Pangeran Mangkubumi Wirakusuma al-Wâthiq billâh menikah pada Tahun 1857 hasil perkawinan nya Melahirkan 1858 Syarifah Ratu Intan. Pangeran Syarif Abubakar bin Pangeran Syarief Umar bin Sayyid Zen (Pangeran Said Zein). Pangeran Said Zein Sayyid Zen Suami Goesti Biduri yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862


11. ♂ PANGERAN JIWA ( PANGERAN RANTAU) lahir Banjarmasin 1827 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-6. PANGERAN Paringin JIWA RANTAU yang gugur Syahid dalam pertempuran melawan Belanda di Paringin kini Kabupaten Balangan, Kalsel.Paringin semasa Perang Banjar 1860- 1862)


12. ♀ RATU SILAMAH (RATU SERAWAK) lahir Banjarmasin 1829 (anak Ratoe Halimah) Ratu Ke-6


13. ♂ Pangeran Abdullah (Pangeran Mas Martapura) lahir Banjarmasin 1832 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-7


14. ♂ Pangeran Achmat Kandangan lahir Banjarmasin 1836 (anak Ratoe Halimah) Pangeran Ke-8 Wafat di KANDANGAN mempunyai 2 Anak dan 8 cucu

Kematian Sultan Muda Abdurrahman: Dia wafat 5 Maret 1852.[50]

Sultan Banjar Ketika Sultan Adam al-Watsiq Billah meninggal pada tanggal 1 November 1857 karena sakit, pemerintahan Hindia Belanda menobatkan Sultan Muda Tamjidillah al-Watsiq Billah sebagai Sultan Banjar. Pada tahun 1274 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 3 November 1857, Tamjidillah II dilantik oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda sebagai Sultan Banjar lahir 1816 berusia 41 tahun sewaktu dilantik Sultan Banjar pada tanggal 3 November 1857. didampingi Pangeran Mangkoe Boemi Wira Kasoema (wirakusuma) Kepala Pemerintah Negri Kesultanan Banjar 1857-1859 Mangkubumi Banjamasin memperoleh gaji bulanan f 1.000 gulden (f 12.000 gulden setahun) Penghasilan sebagai Mangkubumi kerajaan Banjar yang pendapatannya diambil dari hasil pungutan dari Tambang Paramasan 40 tahil intan Berlian, (tambang intan Berlian) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun lobang intan di Titian Taras, dan Penghasilan kompensasi (f 200 gulden perbulan dari hasil pungutan dari sungai Gatal, Banjarmasin. lahir 1822 berusia 35 tahun sewaktu diumumkan pada 3 November 1857.[7] Sultan Tamjidillah al-Watsiq Billah adalah cucu Sultan Adam al-Watsiq Billah. Tamjidillah II Anak dari Nyai Besar Aminah seorang Putri Dayak Tionghoa [51]


Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah menandatangani surat pengasingan pada tanggal 23 Februari 1858.untuk Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom (putera Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Nyai Ratu Kamala Sari) , yang diasingkan ke Bandung pada tanggal 23 Februari 1858. Sultan Muda Prabu Citra Pangeran Praboe Anom, putra Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Nyai Ratu Kamala Sari, ditangkap oleh Belanda karena dianggap membahayakan jika berada di Banjarmasin dan kemudian dibuang ke Pulau Jawa.[52].[53]


24 Juni 1859 - 28 Juni 1859 Pasca Sultan Banjar di asingkan ke Bogor Tamjidullah al-Watsiq Billah:

Pada tanggal 24 Juni 1859, diadakan pertemuan di ibu kota di mana Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah secara sukarela melepaskan martabatnya dan meminta untuk pergi ke Batavia. Permintaan ini dikabulkan, dan pada tanggal 25 Juni 1859, Hindia Belanda memakzulkan Tamjidillah II sebagai Sultan Banjar dan mengasingkannya ke Batavia Sunda Kelapa. Ia dikirim dengan kapal uap Ardjoeno bersama 23 wanita, 6 kerabat, dan 17 pembantu. Ia tiba di Batavia Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juli 1859, kemudian diasingkan ke Buitenzorg (sekarang Empang Bogor, Jawa Barat).lahir 1816 berusia 43 tahun sewaktu di asingkan ke empang bogor pada tanggal 25 Juni 1859


Setelah turun tahta Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah 25 Juni 1859, komisaris Kolonial Hindia Belanda diumumkan pada 28 Juni 1859 mempercayakan Kesultanan Banjar administrasi Pemerintahan Negri Kesultanan Banjar kepada :


1. Pangeran Soeria Mataram anak Nyai Besar Endah dengan Sultan Adam al-Watsikh Billah Adam dari Banjar,Pangeran Soeria Mataram adalah adik Tiri Sultan Muda Abdur_Rahman_dari_Banjar.komisaris Kolonial Hindia Belanda menunjuk Pangeran Soeria Mataram sebagai Panembahan Wali Sultan sementara sampai Ditetapkan Sultan Yang Baru, Panembahan Sorie Mataram yang pendapatannya diambil dari provinsi Tabalong Pitap, Benoa-bamban, Batang Kulur, Benoa Rambau dan Padang, di pedalaman. Pangeran Soeria Mataram menikah dengan Ratoe Asia binti Pangeran Husin Pangeran Mangkubumi Nata Kasuma bin Sultan Sulaiman dari Banjar.lahir 1801 berusia 58 tahun sewaktu diumumkan pada 28 Juni 1859.[7]


2. Pangeran Mangkoe Boemi Wira Kasoema (wirakusuma) Kepala Pemerintah Negri Kesultanan Banjar 1857-1859 Mangkubumi Banjamasin memperoleh gaji bulanan f 1.000 gulden (f 12.000 gulden setahun) Penghasilan sebagai Mangkubumi kerajaan Banjar yang pendapatannya diambil dari hasil pungutan dari Tambang Paramasan 40 tahil intan Berlian, (tambang intan Berlian) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun lobang intan di Titian Taras, dan Penghasilan kompensasi (f 200 gulden perbulan dari hasil pungutan dari sungai Gatal, Banjarmasin. lahir 1822 berusia 37 tahun sewaktu diumumkan pada 28 Juni 1859.[7]


3. Pangeran Mohamat Tambak Anjar bin Pangeran Noch Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana, Pangeran Mohamat Tambak Anjar.lahir 1820 berusia 39 tahun sewaktu diumumkan pada 28 Juni 1859.[7]


Jalur Silsilah Kesultanan Banjar ♀ Syarifah Intan anak♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR)== Bagan Silsilah ♀ Syarifah Intan anak♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR)==

Pangeran Said Zein(Sayyid Zein)
♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR)
♀ Ratu Maimunah (anak Putri Lawiyah) binti Pangeran Mangkubumi Nata 1761-1801 Sunan Nata Alam
♂ Pangeran Sjerief Aboe Bakar(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
sultan muda Abdur Rahman dari Banjar
♀ Ratu Biduri binti
Ratu Siti Binti Pangeran Husin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
♀ Syarifah Intan
♂ Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
♂ Pangeran Wira Kasoema
♀ Halimah Putri juriat Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari
♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR)
♂ Gusti Inu Kartapati Pangeran Antasari
♀ Ratu Hasiah
♀ Ratoe Idjah(anak Njahi Salamah) binti Sultan Adam dari Banjar


JALUR SILSILAH HALIMAH Putri Juariat Muhammad Arsyad al-Banjari

Silsilah:
1.Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
↓ (berputri)
2.Fatimah Az-Zahra
↓ (berputra)
3.Husain Asy-Syahid
↓ (berputra)
4.Ali Zainal Abidin As-Sajjad
↓ (berputra)
5.Muhammad Al-Baqir
↓ (berputra)
6.Ja'far Ash-Shadiq
↓ (berputra)
7. Ali Al-Uraidhi
↓ (berputra)
8. Muhammad An-Naqib
↓ (berputra)
9. Isa Ar-Rumi
↓ (berputra)
10. Ahmad Al-Muhajir
↓ (berputra)
11. Ubaidillah
↓ (berputra)
12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah
↓ (berputra)
13. Muhammad Maula Shama'ah
↓ (berputra)
14. Alwi Ats-Tsani
↓ (berputra)
15. Ali Khali' Qasam
↓ (berputra)
16. Muhammad Shahib Mirbath
↓ (berputra)
17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam
↓ (berputra)
18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)
↓ (berputra)
19. Alwi Al-Ghayyur
↓ (berputra)
20. Ali Maula Ad-Dark
↓ (berputra)
21. Muhammad Al-Mauladawilah
↓ (berputra)
22. Abdurrahman Assegaf
↓ (berputra)
23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran
↓ (berputra)
24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)
↓ (berputra)
25. Syaikh
↓ (berputra)
26. Abdullah
↓ (berputra)
27. Husain
↓ (berputra)
28. Ahmad Ash-Shalabiyah
↓ (berputra)
29. Sulthan Syarif Hasyim Abu Bakar Mindanao Al-Hindi
↓ (berputra)
30. Abdul Haris ( Sulthan Abdurrasyid )
↓ (berputra)
31. Abu Bakar
↓ (berputra)
32. Abdullah Lok-Gabang
↓ (berputra)
33. Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari
↓ (berputri)
Syarifah diperistri Syekh Abdul Wahab Bugis
↓ (berputri)
Datu Fatimah Abdul Wahab Al-Banjary diperistri Tuan Haji Muhammad Said Bugis

( Al-Banjary)

↓ (berputri)
Ratu Halimah diperistri Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar'
↓ (berputra)
Pangeran Wira Kasoema menikahi Ratu Hasiah binti Pangeran Antasari
↓ (berputri)
Ratoe Sjerief Aboe Bakar (RATU SYARIF ABU BAKAR) diperistri Pangeran Sjerief Aboe Bakar(PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
↓ (berputri)
Syarifah Intan
Muhammad Arsyad al-Banjari menikah dengan 11 perempuan, yaitu :

1. ♂ DARI ISTRI TUAN BAJUT, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputri)

1.1.♀ -SYARIFAH AL-BANJARI

1.2.♀ -Aisyah Al-Banjari

2.DARI ISTRI TUAN BIDURI, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

2.1. Qadhi H.Abu Su'ud Al- Banjari

2.2-Sayyidah Al-Banjari

2.3. -Syekh Qadhi H.Abu Na'im Al-Banjari

2.4. -Khalifah H.Syihabuddin Al-Banjari

3.DARI ISTRI TUAN LIPUR, MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

3.1-Abdul Manan Al-Banjari

3.2-H.Abu Najib Al-Banjari

3.3.-Al Alim Al Fadhil H.Abdullah Al-Banjari

3.4-Abdurrahman Al-Banjari

3.5-Al Alim Al Fadhil H.Abdurrahim Al-Banjari

4. DARI ISTRI TUAN GUWAT,ISTRI DARI KETURUNAN CHINA TUAN GO HWAT NIO MEMPUNYAI ANAK

↓ (berputra)

4.1. -Asiyah Al-Banjari

4.2. -Khalifah H.Hasanuddin Al-Banjari

4.3.-Khalifah H.Zainuddin Al-Banjari

4.4.-Rayhanah Al-Banjari

4.5.-Hafshah Al-Banjari

4.6-Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari

5. DARI ISTRI TUAN TURIYAH, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

5.1 -Nur'aini Al-Banjari

5.2.-Rahmah Al-Banjari

5.3-Hawa Al-Banjari

6. DARI ISTRI RATU AMINAH BINTI PANGERAN THAHA, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

6.1. Mufti Pangeran H. Ahmad (Mufti H. Ahmad)

6.2.-Shafiyyah Al-Banjari

6.3.-Shafura Al-Banjari

6.4.-Maimun Al-Banjari

6.5.-Sholehah Al-Banjari

6.6.-Pangeran H.Muhammad Al-Banjari

6.7.-Maryam Al-Banjari

7. DARI ISTRI TUAN PALUNG, MEMPUNYAI ANAK :

↓ (berputra)

7.1. -Salman Al-Farizi Al-Banjari

7.2.-Salamah Al-Banjari

7.3.-Salim Al-Banjari

8. Dari istri Tuan Kadarmanik, tidak mempunyai anak.

9. Dari istri Tuan Markidah,tidak mempunyai anak.

10.Dari istri Tuan Liyyuhi ,tidak mempunyai anak.

11.Dari istri Tuan Dayi tidak mempunyai anak.

Jalur Silsilah Ratu Halimah
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari menikahi TUAN BAJUT)
↓ (berputri)
SYARIFAH AL-BANJARI diperistri ♂ Syekh Abdul Wahab Bugis I
↓ (berputri)
DATU FATIMAH ABDUL WAHAB II Diperistri ♂ Tuan Haji Muhammad Said Bugis
↓ (berputri)
RATU HALIMAH ABDUL WAHAB III Diperistri Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar
↓ (berputra)
Pangeran Wira Kasoema ABDUL WAHAB IV menikahi Ratu Hasiah binti Pangeran Antasari
↓ (berputri)
RATOE SJERIEF ABOE BAKAR ABDUL WAHAB V (RATU SYARIF ABU BAKAR) Diperistri PANGERAN SJERIEF ABOE BAKAR (PANGERAN SYARIF ABU BAKAR)
↓ (berputri)
SYARIFAH INTAN ABDUL WAHAB VI

Pengasingan

Catatan berikut ini merangkum peristiwa penting yang melibatkan pengasingan keluarga Kesultanan Banjar oleh Kolonial Hindia Belanda pada tahun 3 Maret 1862:[54] Di tempat pengasingannya, ia menjadi seorang yang aktif dalam menyebarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat setempat.[55]

Catatan Jean M. C. E. Le Rutte[56][57]|

Perjalanan Pengasingan:

 - Letnan Satu Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege:
 - Pangkat terakhir: Letnan Kolonel.
 - Mengiringi perjalanan keluarga Kesultanan Banjar yang melibatkan Pangeran Wirakusuma II dan  Hidayatullah II.

Pengasingan:

- Jumlah Keluarga yang Diusir: 67 keluarga Sultan Banjar.
- Tanggal Penahanan: 3 Maret 1862.
- Transportasi:
 - Kapal Van Os: Digunakan untuk mengangkut para tahanan perang.
 - Kapal Uap Perang Yang Mulia Bali: Mengangkut para tahanan dari Banjarmasin ke Batavia.

- Jadwal Perjalanan:

 - Keberangkatan dari Banjarmasin: Pukul 21.00.
 - Tiba di Batavia (Jakarta): 1 April 1862.

- Lokasi Pengasingan: Cianjur, Jawa Barat.

 - Tanggal Pengasingan: 25 Juni 1862.
 - Status: Tahanan perang di barak militer Hindia Belanda di Cianjur.

Konteks Sejarah

Pengasingan ini terjadi setelah Belanda berhasil menundukkan perlawanan dari Kesultanan Banjar. Pangeran Wirakusuma II dan Hidayatullah II dan beberapa anggota keluarga kerajaan diasingkan sebagai upaya untuk mengakhiri perlawanan dan memperkuat kontrol Belanda atas wilayah tersebut. Pengasingan ini adalah bagian dari strategi kolonial Belanda untuk mengurangi pengaruh dan kekuatan lokal yang dapat mengancam kekuasaan mereka di Hindia Belanda.

Berikut adalah data lengkap mengenai pengasingan keluarga Kesultanan Banjar pada tahun 1862 berdasarkan catatan Catatan Jean M. C. E. Le Rutte:

Keluarga Kesultanan Banjar yang Dibuang ke Jawa Barat (1862)

1. Pangeran Wirakusuma II Putra Sultan Muda Abdurrahman

  - Lahir: 19 Agustus 1822
  - Wafat: 6 Juni 1901 pada usia 79 tahun
  - Kakak Tiri Pangeran Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][58]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

2. Ratu Ratna Nafis

  - Anak Pangeran Muhammad Nafis Bin Ratu Salamah Binti Sultan Sulaiman dari Banjar
  - Ibunya: Alooh Sinah Binti Alooh Angool Binti Kiai Adipati Singasari

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][59]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

3. Ratoe Sulthan Abdoel Rachman (Ratoe Halimah)

  - Ibu Pangeran Wirakusuma II
  - Bin ♀ Pangeran Muhammad Said dengan Siti Fatimah Al-Banjari Binti Syarifah Al-Banjari Binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][60]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

4. Nyai Arpiah Diceraikan menikah dengan Hidayatullah + Dayang 3

   - Pembantu Wanita
  - Ratu Pangeran Wirakusuma 


5. Ratu Ainun Jariah

  - Lahir: 1856
  - Umur: 6 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][61]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

6. Pangeran Mohamad Illah

  - Lahir: 1853
  - Umur: 9 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][62]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

7. Ratu Hapsa / Haspah

  - Lahir: 1855
  - Umur: 7 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][63]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

8. Ratu Asiah / Ratu Hasiah

  - Lahir: 1858
  - Umur: 4 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][64]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

9. Pangeran-Syarif Abu Bakar Putra Ratu Biduri bin Sultan Muda Abdurrahman

  - Anak P. Syarif Umar
  - Menantu Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][65]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

10. Ratu Syarif Abu Bakar

   - Istri No. 9
   - Anak Pangeran Wirakusuma

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][66]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

11. Syarifah Ratu Intan

   - Lahir: 1858
   - Umur: 4 Tahun
   - Anak No. 9 & 10
   - Cucu Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][67]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

12. Njahi Saadah + Dayang 4

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 


13. Njahi Hadidjah + Dayang 5

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Pangeran Wirakusuma 


14. Goestie Hatidja + Dayang 6

   - Pembantu Wanita
   - Lahir: 1859
   - Umur: 4 Bulan
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Anak Pangeran Wirakusuma 

15. Ratu Hasiah Binti Pangeran Antasari + Dayang 7

   - Pembantu Wanita
   - Meninggal: 23 Februari 1858
   - Sebelum Pecahnya Perang Banjar
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 

16. Njahi Saadah + Dayang 8

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: [[15 Juni]1859
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 

17. Ratu Sherif Ali + Dayang 9

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Puteri Sulung Pangeran Sherif Oemar
   - Keponakan Hidayat dan Pangeran Wirakusuma 

18. Panglima Pengawal Kiai Puspa

   - Nama Lahir: Tuan Kotter

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][68]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

19. Panglima Pengawal Kiai Raksa Negara

   - Nama Lahir: Abdul Kadir

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][69]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

20. Panglima Pengawal Kiai Mas Demang

   - Nama Lahir: Kiai Suta Kassa

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][70]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

21. Panglima Pengawal Kiai Jaya Surna

   - Nama Lahir: Diman

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][71]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

22. Panglima Pengawal Kiai Suring Rana

   - Nama Lahir: Sahibul Behasyim

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][72]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

23. Dayang 10

   - Pembantu Wanita

24. Dayang 11

   - Pembantu Wanita

25. Dayang 12

   - Pembantu Wanita

26. Dayang 13

   - Pembantu Wanita

27. Dayang 14

   - Pembantu Wanita

28. Dayang 15

   - Pembantu Wanita

29. Dayang 16

   - Pembantu Wanita

30. Dayang 17

   - Pembantu Wanita

31. Punggawa 1

   - Pembantu Lelaki

32. Punggawa 2

   - Pembantu Lelaki

33. Anak Punggawa 2

34. Pangeran Hidayatullah

   - Lahir: 1822
   - Wafat: 24 November 1904 pada usia 82 tahun
  - 'Adik Tiri Pangeran Wirakusuma II

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][73]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

35. Ratu Mas Bandara

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][74]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

36. Putri Bintang

   - Umur: 6 Tahun
    -Lahir: 1856

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][75]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

37. Nyai Umpai

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][76]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

38. Nyai Semarang

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][77]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

39. Rattena Wandari

   - Anak Angkat Nyai Semarang
   - Umur: 2 Tahun
   - Lahir: 1860

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][78]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

40. Nyai Jamedah

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][79]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

41. Nyai Ampit

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][80]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

42. Gusti Syari Banun menikah dengan Pangeran Muhammadilah Putra Pangeran Wirakusuma

   - Umur: 8 Tahun
   - Anak Hidayat
   - Lahir: 1854

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][81]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

43. Janda Ratu Scheriff (Syarif) Kesuma

   - Binti Syarif Umar

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][82]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

44. Nyai Siti Esah

   - Istri Sultan Sulaiman dari Banjar Yang di ceraikan menikah dengan Pangeran Mangkoe Boemi Nata kakek Hidayatulah ,janda kaya dari Mangkubumi Nata 1 mei 1841 mengikuti Ratu Siti

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][83]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

45. Nyai Derie

   - Mertua Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][84]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

46. Pangeran Abdul Rakhman

   - Umur: 6 Tahun
   - Lahir: 1856
   - Anak Hidayat dengan Almarhumah Ratoe Maas Rattena Kedirie Meninggal: 15 Juni 1859 (Perang Banjar) Binti 
     Pangeran Parbaya (Saudara Ratu Siti)

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][85]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

47. Gusti Mohamad Saleh

   - Umur: 7 Tahun
   - Lahir: 1855
   - Anak Hidayat dengan Nyai Arpiah

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][86]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

48. Putri Bulan

   - Anak Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][87]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

49. Ratu Siti

   - Ibu Hidayatullah

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][88]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

50. Pangeran Kasuma Indra / Pangeran Indra Kesuma

   - Menantu Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][89]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

51. Ratu Kasuma Indra

   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][90]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

52. Pangeran Mohamad Hanafiah

   - Umur: 4 Bulan
   - Anak dari No. 50 & 51

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][91]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

53. Pangeran Jaya Kasuma / Raden Tuyong

   - Saudara Kandung Ratu Siti

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][92]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

54. Ratu Jaya Kasuma

   - Saudara Kandung P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][93]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

55. Gusti Mohamad Seman

   - Anak No. 53 & 54

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][94]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

56. Pangeran Sasra Kasuma

   - Pangeran Sasyra Kesuma
   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][95]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

57. '

   - Ratu Sasyra Kesuma 1
   - isrtri 1 Pangeran Sasyra Kesuma

58. '

   - Ratu Sasyra Kesuma 3
   - isrtri 2 Pangeran Sasyra Kesuma

59. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma1
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma

60. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma2
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma


61. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma3
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma

62. Nyai Ipah


63. Gusti Isa / Pangeran Mohamad Alibasa

   - Menantu P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][96]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

64. Ratu Saleha

   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][97]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

65. Gusti Unus

   - Anak Pangeran Kasuma Ningrat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[55][98]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

66. Dayang 1

   - Pembantu Wanita

67 Dayang 2

   - Pembantu Wanita


Untuk catatan, Letnan satu Johannes J. W. E. Verstege mengiringi perjalanan keluarga kesultanan di atas.


Hubungan Silsilah dengan Raja Sumbawa Di bawah ini adalah hubungan silsilah Raja Banjar dengan Raja Sumbawa.

Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):[99]

Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.[99]

Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.

Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (Raja Banjar 1785-1808) dari Bandjermasin.

Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR I 1520-1546
♂ Sultan Suriansyah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Tuan Khatib Banun
 
 
 
♂ Pangeran Anom
Pangeran di Hangsana
 
SULTAN BANJAR II
♂ Sultan Rahmatullah
 
♂ Pangeran di Laut
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Nyai.......
 
♀ Nyai Ratu .....
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR III
♂ Sultan Hidayatullah I
 
♀ Putri Nur Alam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kiai Tumenggung Raksanagara
(Kiai Tanu Raksa)
 
 
 
SULTAN BANJAR IV
♂ Sultan Mustain Billah
Raden Senapati
 
 
 
 
 
 
 
Raden Subamanggala
Pangeran Mangkunagara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR V
♂ Sultan Inayatullah
Pangeran Dipati Tuha I
 
Panembahan di Darat
 
Pangeran Dipati Antasari
 
 
RAJA KOTAWARINGIN 1
Ratu Bagawan dari Kotawaringin
 
Ratu Hayu
Putri Busu
 
 
 
 
 
 
Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari
 
 
Si Jawa
 
RAJA SUMBAWA-SELEPARANG
(Kamutar 4)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VI
♂ Sultan Saidullah
Raden (Pangeran) Kasuma Alam
 
♂ Raden Kasuma Lelana
Sultan Agung dari Banjar
Pangeran Surya Nata 02

Pangeran Dipati Anom 02
Pangeran Surya Nata 02
(saudara sepersusuan Raden Subangsa)
 
 
 
 
RAJA KOTAWARINGIN 2
Ratu Amas
(beristeri Puteri Galuh Hasanah binti Pangeran Adipati Tapa Sana)
 
♂ Raden Kasuma Taruna
Pangeran Dipati Kasuma Mandura
 
Pangeran Singamarta
Raden Sutasoma
 
PUTRI TALIWANG
♀ Mas Surabaya
 
 
 
PANGERAN TALIWANG 01
Raden Subangsa
Raden Marabut
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Dewa Mas Panghulu
 
SULTAN SUMBAWA I
Dewa Mas Pamayam
Mas Cinni
 
♂ I Mappaijo Daeng Mannjauru Sultan Harun Al Rasyid Tumenanga ri Lampana (Raja Tallo ke-10 )
 
♀ Ratu......
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VII
♂ Raden Bagus
Sultan Amarullah Bagus Kasuma
Pangeran Suria Angsa dari Banjar
Raden Bagus
Sultan Tahlil-Allah[100]
 
Pangeran Dipati
 
 
 
 
Raden Buyut Kasuma Banjar
(beristeri Gusti Cabang binti Raden Balah Pangeran Dipati Wiranata bin Panembahan di Darat)
 
♂ Raden Pajang
Raden Suta Kasuma
 
Gusti Pandara
 
 
 
 
DATU TALIWANG
(Karaeng Taliwang)
Raden Mataram
Amas Mattaram
(Maes Materan)
 
 
SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05)
♂ Dewa Mas Bantan
(Maes Bantam)
Sultan Harunnurrasyid I
Datu Loka
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VIII
Sultan Tahmidullah
Pangeran Suria Alam dari Banjar
Panembahan Tengah
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Putri Piting
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Amin
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA IV (1702-17..)
Amas Madina
Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I
 
♀ I Rakkia Karaeng Kanjenne Addatuang Sidenreng VI Arung Berru VII (m. 1720 - 1740)
 
DATU JEREWEH
Mas Palembang
♂ Dewa Maja Jereweh
 
♀ Karaeng Bontoje'ne
 
 
 
♀ Dewa Isa Karaeng Barong Patola
 
♂ Daeng Mamuntuli Arung Kadjoe bin Arung Teko dari Bone
 
 
 
 
 
DATU SERAN
PEMANGKU SULTAN SUMBAWA (1723-1725)
♂ Raja Tua Datu Bala Sawo
Dewa Loka Ling Sampar
 
 
♂ Datu Budi
 
♀ Dewa Iya Datu Balasawo
Datu Tengah
 
SULTAN BIMA
Sultan Hasanuddin Muhammad Ali Syah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Pangeran Dipati Mangkubumi
Pangeran Mangku Delaga
Pangeran Dipati Suria Delaga
 
SULTAN BANJAR IX.a.
Sultan Hamidullah
Panembahan Kuning
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.b.
m. 1734-1759
Sultan Tamjidillah I
Sultan Sepuh dari Banjar
 
 
 
 
PANGERAN BANJAR
♂ Datu Aria
 
DATU TALIWANG
♂ Pangeran Laya Kesuma
 
KARAENG BONTOLANGKASA 06
♂ I Mappasempa' Ahmad Daeng Mamaro Opu Mangnguluang
 
 
 
SULTANAH SUMBAWA VII
Sultanah Siti Aisyah
Karaeng Bontowa 02
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
SULTAN SUMBAWA VI
Sultan Muhammad Kaharuddin I
 
PERMAISURI BINAMU
♀ Karaeng Baine Binamu We Tenri Ico Dai Karaeng Mangarabombang
Datu Pampang
 
RAJA BINAMU (JENEPONTO) XI m. 1796-1814
♂ I Bebasa Daeng Lalo Karaeng Lompoa Ri Binamu
 
♀ Putri
 
DATU JEREWEH
♂ ALAUDDIN / HASANUDDIN
 
DATU SERAN
Dewa Mas Pakil
Dewa Lengan Seran
 
♀ Putri
 
♂ Datu Seppe
 
♀ Datu Siti Maryam
 
♂ Datu Dollah
(Abdullah)
 
♂ Manuru Daha
Abdul Muslimin Ali Syah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ saudari Arung Terawei
 
SULTAN BANJAR X.a.
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
(Muhammadillah)
Tahmidu Billah
Tahmidillah 01
Tamjidillah 02
 
♀ Ratu Sultan Muhammad[101]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DATU TALIWANG
♂ Gusti Aceh
 
SULTAN SUMBAWA IX 1762-1765
♂ Gusti Mesir Abdurrahman
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
 
 
RAJA PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khadijah
Datu Bonto Paja
 
 
 
 
 
♂ I Lotting Shalahuddin Daeng Marakka TuMalompoa ri Data
 
♀ Putri.....
 
♂ Dea Adipati
Lalu Kaidah Mele Habirah
Lalu Jamelela
Dea Koasa Unter Iwes
 
♀ Lala Saragialu Daeng Talebang
 
 
 
 
DATU SERAN
SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
♂ Sultan Harun Ar Rasyid II
Datu Budi Lalu Mahmud
 
 
 
 
 
♀ Ran Tambas
Lala Tambas
 
 
 
SULTAN SUMBAWA VIII 1761-1752
Sultan Lalu Onye
Datu Ungkap Sermin
Dewa Lengit Ling Dima
 
♂ Lalu Muntadarman
Datu Bajing
Datu Alas
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Putri Lawiyah
 
SULTAN BANJAR X.b.
Sultan Tahmidillah 2
(Panembahan Batu)
 
♀ Ratu Syarifah Aminah
 
 
 
♀ Ratoe Laija
(Ratu Laya)
 
SULTAN SUMBAWA X 1765
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ I Tamparang Daeng Taesa Karaeng Cilallang
 
♂ Karaeng Manippi Datu Bonto Mangape
 
♀ Lala Intan Ratu Nong Sasir
 
 
 
 
♀ Datu Giri
 
SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah Mantau Asi Saninu
 
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
 
 
 
 
 
♂ Lalu Abdullah Syahbandar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR XI.a.2.
♂ Pangeran Amir
(Sultan Amir)
 
SULTAN BANJAR XI.a.1.
♂ Sri Pangeran Abdullah
(Amirul Mukminin Abdullah)
 
♀ Ratu Siti Air Mas
 
SULTAN BANJAR XI.b.
Sultan Sulaiman Rahmatullah
 
♀ Njahi Ratoe Intan Sarie
Nyai Ratu Sepuh
binti Kiai Adipati Singasari[102]
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Sultan Ratoe Anom Ismail
Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA XIII
Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
♀ Lala Amatollah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu.....
 
SULTAN BIMA X m. 1818-1854
♂ Sultan Ismail Muhammad Syah, Rumata Mawa’a Alus, Mantau Dana Sigi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Lalu Cela Tureli Belo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas'ud
 
♀ Gusti Khadijah
 
♂ Pangeran Tahmid
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
(Pangeran Husin) memerintah
1823-1 Mei 1841
 
SULTAN BANJAR Bandjarmasing
Sultan Adam lahir 1782 memerintah
3 Juni 1825-1 November 1857
 
♀ Nyai Ratu Kamala Sari
 
 
♂ Datu Bonto Mangape
 
SULTAN SUMBAWA XIV
Sultan Lalu Mesir
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah
 
♀ Lala Rante Patola binti M. Anwar Abdul Nabi
 
♀ Lala Dendo binti Syahbandar Lalu Abdullah
 
♂ Muhammad Yakub Ruma Kapenta Wadu
 
 
 
 
 
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah Rumata Mawa’a Adil
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR 1862-1862
♂ Gusti Inu Kartapati
Pangeran Antasari
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
 
♀ Ratoe Antasari
(binti Sultan Adam)
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Sitie Mariama
(anak Nyai Intan - saudari Adipatie Danoe Radja)
 
 
 
SULTAN MUDA BANJAR Bandjarmasing
Pangeran Ratu
Sultan Muda Abdur-Rahman
lahir 1799 Memerintah
3 Juni 1825-5 Maret 1852
 
 
♀ Nyai Besar Aminah
(Nyai Dawang)
 
DATU TALIWANG
♂ Daeng Mesir
 
♀ Datu Balasari
 
♂ Raja Muda: Daeng Mas Kuncir Datu Lolo
 
♂ Daeng Padusung Mappasusung
 
♀ Daeng Ante Datu Singasari
 
MANGKUBUMI BIMA
♂ Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Fatimah binti Lalu Yusuf Ruma Sakuru
 
SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915
♂ Sultan Ibrahim Rumata Mawa’a Taho Perange
 
 
PERMAISURI DOMPU
♀ Ratu.........
 
SULTAN DOMPU XX
♂ Sultan Muhammad Sirajuddin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
Panembahan Muhammad Said
 
♂ Pangeran Amir bin Pangeran Mangkoe Boemi Nata
 
♀ Gusti Siti Aer Mas
 
SULTAN BANJAR B diasingkan Cianjur 3 Maret 1862
Pangeran Mangkubumi Martapoera
9 oktober 1856-5 Februari 1860

Pangeran Hidayatullah II Mendampingi Sultan Muda Martapoera
Pangeran Ratu Sultan Muda Prabu Anom
memerintah 10 juni 185523 Februari 1858
 
 
 
SULTAN BANJAR C diasingkan Cianjur 3 Maret 1862
Seri Sultan Ratu Anom Wirakusuma Alwasjik Billah Sulthan Bandjarmasing 3 November 1859-3 maret 1862
Pemangku Raja (Wali Sultan Bandjarmasing)
28 Juni 1859-3 November 1859
Pangeran Mangkubumi Bandjarmasing
3 November 1857-28 juni 1859
Pangeran Ratu Anom
1841-1857
 
SULTAN BANJAR A diasingkan Bogor 25 juni 1859
Seri Sultan Tamjidilah Alwasjik Billah Sulthan Bandjarmasing Tamjidullah II 3 November 1857-25 juni 1859
Sultan Muda Bandjarmasing
1852-1857
Pangeran Mangkubumi Bandjarmasing
1851-1857
Pangeran Ratu
1841-1852
 
♂ Pangeran Arya Kesuma
 
 
DATU TALIWANG
♂ Muhammad Kaharuddin
Daeng Mappaconga
 
SULTAN SUMBAWA XVI
Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
 
 
 
 
 
♀ Siti Maryam Daeng Risompa Datu Ritimu
 
PERMAISURI BIMA
♀ Sitti Maryam
 
 
 
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951
♂ Sultan Muhammad Salahuddin Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama
 
 
 
 
 
 
PERMAISURI BIMA
♀ Siti Aisyah binti SULTAN DOMPU XX
Sultan Muhammad Sirajuddin
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Arsyad
 
♂ Pangeran Kasuma Indra
(Raden Tuyong)
 
♀ Ratu Kasuma Indra
 
♀ Putri Bulan
 
♂ Pangeran Muhammad Amin
 
♂ Pangeran Muhammad Amir
 
♂ Pangeran Mahmud
 
♂ Pangeran Abdul Karim
 
♀ Ratu Ainun Jariah
 
♀ Putri Saha
 
DATU RAJA MUDA SUMBAWA
♂ Datu Raja Muda Daeng Rilangi
 
 
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
 
 
 
SULTAN BIMA XV m. 1951-2001
♂ Sultan Haji Abdul Kahir II, Ama Ka'u Kahi, Ruma Ma Wa'a Busi Ro Mawo
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. RM Zubaidah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Hussein
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Nindo Siti Rahayu Daeng Risompa
 
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
 
PERMAISURI SUMBAWA
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka
 
 
 
SULTAN BIMA XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013
♂Sultan Haji Fery Zulkarnain (Dae Ferry)
 
PERMAISURI BIMA
♀ Hj. Indah Damayanti Putri
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Abdul Wahab
 
Gusti Nur Aina
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum
 
PUTRI SUMBAWA
♀ Daeng Sarrojini Naidu
 
♂ Sentot Agus Priyanto
 
Jena Teke SULTAN MUDA BIMA XVII
♂ Muhammad Putera Ferryandi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto
 
♂ Raihan Omar Hasani Priyanto
 
♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto
 
 
 


Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj (Indonesia) Helius Sjamsuddin; Pegustian dan Temenggung: akar sosial, politik, etnis, dan dinasti perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1906; Balai Pustaka, 2001
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 122. 
  3. ^ a b c Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 156.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "tutur candi" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ (Belanda) Nederlanderh, Indie Hosti. Brill Arsip. hlm. 139. 
  5. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 454. 
  6. ^ (Belanda) J. J. Meijer (Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia).) (1910). "Rijksmuseum voor Volkenkunde". Catalogus van 's Rijks Ethnographisch Museum: Borneo. 2. Netherlands: Boekhandel en Drukkerij voorheen E.J. Brill. hlm. 291. 
  7. ^ a b c d e f (Belanda) (1861)Tijdschrift voor Nederlandsch Indië. 23. Ter Lands-drukkerij. hlm. 70. 
  8. ^ (Indonesia) Mohamad Idwar Saleh, Sri Sutjiatiningsih; Pangeran Antasari, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1993
  9. ^ a b C. E. van Kesteren, R. A. van Sandick, J. E. de Meyier (1890). De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 12. J. H. de Bussy. hlm. 2397. 
  10. ^ a b Kielstra, Egbert Broer (1892). De ondergang van het Bandjermasinsche rijk (dalam bahasa Belanda). E.J. Brill. hlm. 9. 
  11. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  12. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  13. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  14. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  15. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  16. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  17. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  18. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  19. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  20. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  21. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  22. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  23. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  24. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  25. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  26. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  27. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  28. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  29. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  30. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  31. ^ https://www.liputan6.com/news/read/4679986/11-oktober-1862-perjuangan-pangeran-antasari-terhenti-karena-wabah-cacar?page=2
  32. ^ https://bakabar.com/post/pangeran-antasari-sosok-pahlawan-nasional-asal-kalimantan-selatan-yang-diabadikan-dalam-uang-rp-2000-l7bc3f4r?source=redirect
  33. ^ https://www.kalimantan-news.com/mengenang-pangeran-antasari-pahlawan-dari-pulau-borneo/
  34. ^ https://www.inews.id/news/nasional/biografi-pangeran-antasari-pahlawan-nasional-pemimpin-perang-banjar
  35. ^ https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/hasil-perlawanan-pangeran-antasari-terhadap-belanda-yang-menarik-diketahui-22AtLGScGl5
  36. ^ http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/habib-sangeng-al-haddad.html
  37. ^ https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/30/mengenal-pangeran-antasari
  38. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  39. ^ https://www.orami.co.id/magazine/pangeran-antasari
  40. ^ https://katadata.co.id/berita/nasional/62343f7412ec4/biografi-pangeran-antasari-pemimpin-kesultanan-banjar
  41. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Lange. hlm. 122. 
  42. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  43. ^ a b c d e Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart, Bagian 1, D. A. Thieme, 1865
  44. ^ a b http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  45. ^
    Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  46. ^ Lembaga Kebudajaan Indonesia, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange & Company. hlm. 126. 
  47. ^
    Tijdschrift voor Nederlandsch Indië, Volume 23;Volume 52-53
  48. ^ Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Lange. hlm. 122. 
  49. ^ J. J. Meijer (Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia).) (1899). De Indische gids (dalam bahasa Belanda). 21. J. H. de Bussy. hlm. 278. 
  50. ^ Arnold Meyer (1866). De onpartijdigheid van den schrijver van "De bandjermasinsche krijg" (dalam bahasa Belanda). De Veij Mestdagh. hlm. 10. 
  51. ^ phan tong fang (petompang)
  52. ^ Ahmad Gazali Usman,dalam Kalimantan Scientie, No. 17, Tahun VII, Banjarmasin, 1988, hal. 4
  53. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. 
  54. ^ prokal.co. "Pangeran Hidayatullah, Sultan Banjar yang Diasingkan Belanda | Radar Banjarmasin". kalsel.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2022-06-17. 
  55. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :11
  56. ^ Le Rutte, Jean Marine Charles Edoeard (1863). Expeditie tegen de versterking van Pangeran Antasarie gelegen aan de Montallatrivier: beschrijving der versterking te Goenong Tongka, na de inname : aantekeningen omtrent Pangeran Hijdaijat, benevens eene naamlijst der officieren van de land- en zeemagt met opgave van de oorlogsbodems die aan den strijd hebben deelgenomen tot onderwerping van Pangeran Hijdaijat (edisi ke-2). A.W. Sythoff (Sijthoff). hlm. 10. 
  57. ^ (Belanda) Rutte, J. M. C. E. Le (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog. A.W. Sythoff. hlm. 20. 
  58. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  59. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  60. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  61. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  62. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  63. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  64. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  65. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  66. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  67. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  68. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  69. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  70. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  71. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  72. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  73. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  74. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  75. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  76. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  77. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  78. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  79. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  80. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  81. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  82. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  83. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  84. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  85. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  86. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  87. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  88. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  89. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  90. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  91. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  92. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  93. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  94. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  95. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  96. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  97. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  98. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  99. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). 14. Batavia: Lange & Company, Martinus Nijhoff. 1864: 503. 
  100. ^ von Siebold, Philipp Franz (1847). "Le moniteur des Indes orientales et occidentales: recueil de mémoires et de notices scientifiques et industriels... concernant les possessions néerlandaises d'Asie et d'Amérique" (dalam bahasa Prancis). Belinfante frères: 166. 
  101. ^ A. MEIJER (Jonkheer.) (1872). Militair tijdschrift (dalam bahasa Belanda). Bruining & Wijt. hlm. 554. 
  102. ^ Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 21. 

Pranala luar