Pandemi Covid-19 di Mayotte

Revisi sejak 30 Juli 2024 02.33 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (Referensi: (QuickEdit))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pandemi COVID-19 di Mayotte dipastikan telah terjadi sejak 10 Maret 2020. Kasus kematian pertama akibat penyakit koronavirus 2019 terjadi pada 31 Maret 2020.[1] Penyebaran koronavirus di Mayotte mulai berada di luar kendali sejak akhir April 2020.[2]

Latar belakang

sunting

Organisasi Kesehatan Dunia memberikan konfirmasi bahwa koronavirus jenis baru telah menjadi penyebab penyakit pernapasan pada sekelompok orang di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Konfirmasi ini disampaikan pada 12 Januari 2020 sebagai tanggapan atas laporan yang diterima pada 31 Desember 2019.[3][4] Dibandingkan dengan wabah SARS 2002-2004, tingkat fatalitas kasus COVID-19 jauh lebih rendah.[5][6] Namun, penularan COVID-19 jauh lebih besar dan disertai dengan jumlah kematian yang signifikan.[7][8]

Lini masa

sunting

Maret 2020

sunting

Pada tanggal 10 Maret 2020, seorang pria dirawat inap selama tiga hari di rumah sakit karena menderita flu yang mencurigakan. Ia baru saja tiba di Mayotte setelah melakukan perjalanan dari Oise, Prancis. Pria itu dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan pengujian sampel pada 13 Maret 2020.[9] Pada tanggal 17 Maret, kasus ketiga terjadi pada seorang turis dari luar negeri. Seperti pada departemen Prancis lainnya, Mayotte akhirnya juga menerapkan karantina wilayah. Di saat yang sama, timbul kekhawatiran karena hanya tersedia satu rumah sakit pusat, sedangkan populasi Mayotte mencapai 263.000 orang.[10] Selain itu, masyarakatnya hidup dalam kondisi yang genting karena 84% penduduk mengalami kemiskinan. Pada saat itu, penyakit demam berdarah juga melanda sebagaian besar penduduk Mayotte.[11]

Pemerintah Mayotte akhirnya membuat sistem kontrol kesehatan di Bandar Udara Internasional Dzaoudzi Pamandzi pada tanggal 18 Maret 2020. Para petugas kesehatan yang ditugaskan merupakan sukarelawan yang bekerja sebagai perawat di sekolah.[12] Masalah yang timbul ialah jumlah tempat tidur di ruang instalasi rawat intensif yang hanya sebanyak 16 unit. Anggota Majelis Nasional Prancis, Mansour Kamardine akhirnya mengirimkan fasilitas tambahan berupa 69 tempat tidur ke rumah sakit di Mayotte pada tanggal 23 Maret 2020.[13] Pemerintah juga memberlakukan jam malam antara pukul 20:00 hingga pukul 05:00 waktu setempat. Larangan pertemuan lebih dari dua orang dan pembatasan lalu lintas juga diberlakukan.[14] Pada tanggal 31 Maret 2020, kematian pertama akibat koronavirus telah dikonfirmasi.[1] Selain itu, sebanyak 101 kasus telah dikonfirmasi pada hari yang sama. Jumlah kasus aktif sebanyak 90 kasus dengan jumlah pasien yang pulih sebanyak sepuluh pasien.[15]

Tindakan pencegahan

sunting

Sejak 15 Maret 2020, semua sekolah di Mayotte ditutup.[16] Dalam waktu yang sama, pemerintah Mayotte melakukan pembatasan sosial dan pemberhentian kegiatan bisnis yang dianggap tidak vital.[17] Pada tanggal 18 Maret 2020, isolasi medis selama 14 hari telah diwajibkan pada tiap orang yang berada di Mayotte.[18] Akses ke pantai, teluk kecil, dan pulau-pulau yang tidak berpenghuni mulai ditutup pada tanggal 20 Maret 2020. Pembatasan sosial diberlakukan dengan pemberlakuan jam malam yang dimulai pukul 20:00 hingga 05:00 waktu setempat. Selain itu, diumumkan pelarangan melakukan perkumpulan dengan jumlah peserta lebih dari dua orang serta pembatasan lalu lintas di seluruh wilayah Mayotte.[14] Pada tanggal 22 April 2020, pasar-pasar petani mulai dibuka kembali. Pembukaan pasar dilakukan di Coconi, Chirongui, dan Kaweni.[19] Pembukaan kembali pasar petani juga dilakukan di Sada pada tanggal 3 Mei 2020.[20]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Coronavirus COVID-19 : 12 nouveaux cas confirmés à Mayotte : 94 au total". Mayotte la 1ère (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  2. ^ "Coronavirus : Mayotte passe au stade 3 de l'épidémie". Mayotte 1ère (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  3. ^ Elsevier. "Novel Coronavirus Information Center". Elsevier Connect. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Januari 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  4. ^ Reynolds, Matt (4 Maret 2020). "What is coronavirus and how close is it to becoming a pandemic?". Wired UK. ISSN 1357-0978. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  5. ^ "Crunching the numbers for coronavirus". Imperial News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2020. Diakses tanggal 15 March 2020. 
  6. ^ "High consequence infectious diseases (HCID); Guidance and information about high consequence infectious diseases and their management in England". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2020. Diakses tanggal 17 March 2020. 
  7. ^ "World Federation Of Societies of Anaesthesiologists – Coronavirus". www.wfsahq.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  8. ^ "Crunching the numbers for coronavirus". Imperial News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  9. ^ Andjilani, Toufaili (14 March 2020). "Mayotte enregistre un premier cas de Coronavirus". Mayotte 1ère (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  10. ^ "Populations légales des communes de Mayotte en 2017". INSEE (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 30 April 2020. 
  11. ^ "Coronavirus : Mayotte se prépare à " faire face à la vague "". Le Monde.fr (dalam bahasa Prancis). 7 April 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  12. ^ "Coronavirus COVID-19 : Point de situation et conduite à tenir". www.mayotte.ars.sante.fr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Maret 2020. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  13. ^ "Coronavirus : à la Guadeloupe, en Guyane, à la Martinique et à Mayotte, la crainte d'une possible catastrophe sanitaire". Le Monde (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  14. ^ a b "Restrictions de circulation sur l'ensemble du territoire COVID-19 Mayotte". mayotte.gouv.fr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-29. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  15. ^ "Coronavirus disease (COVID-19) situation report 72" (PDF). World Health Report. 1 April 2020. hlm. 8. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  16. ^ "Coronavirus - COVID19 Le préfet de Mayotte annonce la fermeture des établissements scolaires". mayotte.gouv.gr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-04. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  17. ^ "Arrêté du 15 mars 2020 portant diverses mesures relatives de lutte contre la propagation du COVID19". mayotte.gouv.fr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-04. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  18. ^ "Un contrôle sanitaire renforcé à l'aéroport de Dzaoudzi - COVID19". mayotte.gouv.fr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-24. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  19. ^ "Ouverture de marchés de producteurs à Coconi, Chirongui, Kaweni COVID-19". mayotte.gouv.fr (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-04. Diakses tanggal 25 Maret 2021. 
  20. ^ "Ouverture du nouveau marché couvert de Sada ce samedi". Le Journal de Mayotte (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-03. Diakses tanggal 25 Maret 2021.