Hyatt Regency Bali
Hyatt Regency Bali, sebelumnya dikenal sebagai Bali Hyatt, adalah hotel mewah yang terletak di tepi Pantai Sanur, Denpasar, Bali. Hotel yang dibuka pada tahun 1973 adalah salah satu sanggraloka besar pertama yang ada di Pulau Dewata.[1] Sejak dibuka, Hyatt, perusahaan penyantunan asal Amerika Serikat, sudah dipercaya untuk mengelola hotel ini, sementara kepemilikan hotel berada di tangan PT Wynncor Bali, salah satu anak perusahaan Jakarta Setiabudi Internasional. Hyatt Regency Bali memiliki hotel saudara, Andaz Bali, yang terletak bersebelahan di utara dan dibuka pada tahun 2021.[2]
Hyatt Regency Bali | |
---|---|
Jaringan hotel | Hyatt Regency |
Informasi umum | |
Lokasi | Bali, Indonesia |
Alamat | Jl. Danau Tamblingan No.89, Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar |
Koordinat | 8°42′08″S 115°15′48″E / 8.70212°S 115.26328°E |
Pembukaan | 5 Oktober 1973 |
Pemilik | PT Wynncor Bali (Jakarta Setiabudi Internasional) |
Manajemen | Hyatt |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 4 |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | Kerry Hill Made Wijaya (tata kebun) Dale Keller (interior) Design Studio SPIN (renovasi 2019) Tierra Design (renovasi 2019) SHL Asia (renovasi 2019) Rimba Bali Garden (renovasi 2019) |
Pengembang | Decorient Indonesia Nusa Raya Cipta (renovasi 2019) Tunas Jaya Sanur (renovasi 2019) |
Informasi lain | |
Jumlah kamar | 373 |
Situs web | |
www |
Sejarah
Hyatt Regency Bali merupakan perwujudan dari sebuah proyek hotel lebih tua yang tidak terealisasikan. Pada tahun 1969, Wija Waworuntu dan Donald Friend, pengembang Tandjung Sari, berencana untuk membangun sebuah hotel megah dengan konsep sanggraloka khas Bali, sebuah kebalikan dari Bali Beach Hotel yang lebih condong ke Gaya Internasional. Mereka sudah membeli petak lahan di mana hotel akan dibangun dan mengundang Peter Muller untuk membantu merancang desain hotel. Dinamakan "Hotel Matahari", Muller berhasil memproduksi sketsa dan denah lokasi hotel, namun Wija dan Friend gagal untuk menggaet investor yang tertarik terhadap proyek mereka, dan rencana tersebut akhirnya dibatalkan.[3]
Petak tanah Hotel Matahari dijual kepada PT Wynncorp. Mereka lantas mengundang Palmer & Turner, sebuah biro arsitek Hong Kong, untuk melajutkan rencana pembangunan hotel. Hilton awalnya dikontrak untuk mengelola hotel, namun mereka mundur dan digantikan oleh Hyatt. Palmer & Turner mengutus Kerry Hill, saat itu seorang arsitek muda yang baru bergabung dengan mereka, untuk merancang hotel. Selain Hill, Made Wijaya berperan sebagai penata kebun, sementara Dale Keller bertugas merancang kamar-kamar hotel.[4]
Dengan investasi sebesar Rp 3,3 miliar, pembangunan hotel dimulai pada bulan Juni 1972 dan selesai dibangun pada bulan Oktober 1973. Pembangunan hotel dikabarkan dikebut dalam rangka menyambut konferensi Pacific Asia Travel Association (PATA) 1974. Hotel Bali Hyatt dibuka secara terbatas pada tanggal 5 Oktober 1973, sebelum diresmikan pada tanggal 14 November di tahun yang sama oleh Presiden Soeharto.[4]
Sejak pertama kali dibuka, Bali Hyatt sudah direnovasi tiga kali. Renovasi pertama selesai pada tahun 1985 untuk menyegarkan interior kamar. Renovasi kedua, yang dilansir memakan biaya Rp 26 miliar, selesai pada tahun 1994.[4] Renovasi ketiga, dan yang paling signifikan, dimulai pada tahun 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-40. Hyatt mengumumkan bahwa Bali Hyatt akan ditutup selama beberapa tahun, dikarenakan hotel akan dirombak secara besar-besaran. Biro arsitek Design Studio SPIN asal Jepang diundang untuk melakukan perancangan ulang gedung hotel untuk memadukannya dengan ciri khas Jepang. Hotel dibuka kembali pada tahun 2019 dengan nama Hyatt Regency Bali.[5]
Pada tahun 2021, Hyatt Regency Bali kedatangan sebuah hotel pendamping, Andaz Bali, yang terletak tepat di sebelah utaranya. Hotel ini juga dikelola oleh Hyatt, namun menargetkan pasar yang lebih tinggi ketimbang Hyatt Regency Bali.[6]
Arsitektur
Hyatt Regency Bali dirancang untuk memadukan ciri arsitektur Bali dan Dunia Barat. Hotel ini terdiri dari tiga gedung berbentuk persegi seperti benteng. Eksterior betonnya berciri khas brutalis, dan setiap kamarnya dikelilingi oleh tumbuhan rambat yang menjalar hingga sampai ke atas. Meskipun hotel ini didahului oleh Bali Beach Hotel sebagai sanggraloka besar pertama di Bali, Hyatt Regency Bali dianggap sebagai sanggraloka besar pertama yang "berciri khas Bali", mendahului The Oberoi Bali di Seminyak dan Nusa Dua Beach Hotel & Spa di Nusa Dua.[7] Hyatt Regency Bali dahulu menempati lahan sebesar 19 hektare, namun setengah lahannya sudah digunakan untuk membangun hotel Andaz Bali.[4]
Fasilitas
Hyatt Regency Bali memiliki kapasitas jumlah kamar sebanyak 373 yang tersebar di beberapa tipe. Kamar-kamar menempati tiga gedung yang masing-masing berlantai 4, yakni Hibiscus, Frangipani, dan Bougainvillea. Selain itu, hotel juga menyediakan fasilitas pendukung berupa 3 rumah makan (Omang Omang, Piano Lounge, Pizzaria), kolam renang, spa, pusat kebugaran, dan ruang pertemuan.[8]
Rujukan
- ^ "Balinese Vibrance Through Generations". SHL Asia. 20 Februari 2024. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Kuasai 90% Saham PT Wynncor Bali, JSPT Miliki 3 Hotel Mewah di Pulau Dewata". Emiten News. 18 November 2023. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Review: Hyatt Regency Bali, Sanur". Jakarta Potato. 28 Maret 2023. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ a b c d "Hyatt Regency Bali (Sanur)". Setiap Gedung Punya Cerita. 7 November 2022. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Hot New Hotel: Here's a sneak peek of Hyatt Regency Bali – opening in Sanur January 2019". The Honeycombers. 22 November 2018. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Andaz Bali opening on 1 April 2021". Mainly Miles. 26 Desember 2020. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Designed to Last: Lessons from Bali's Tourism History". NOW! Bali. 1 Februari 2024. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.
- ^ "Review: Hyatt Regency Bali (Regency Suite)". Suite Smile. 19 Mei 2021. Diakses tanggal 2 Agustus 2024.