Unilever
Unilever PLC adalah perusahaan barang konsumsi multinasional Inggris yang bergerak cepat yang didirikan di 2 September 1929 setelah merger antara pembuat sabun Inggris Lever Brothers dan produsen margarin Belanda Margarine Unie. Berkantor pusat di London, Inggris.
Publik | |
Kode emiten | LSE: ULVR NYSE: UN NYSE: UL Euronext: UNA |
Industri | Barang Rumah Tangga |
Pendahulu | |
Didirikan | 1930[1] | melalui penggabungan)
Pendiri | |
Kantor pusat | |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci |
|
Produk | Makanan, minuman, pembersih, dan produk perawatan tubuh |
Pendapatan | €53,3 milliar (2015)[3] |
€7,9 milliar (2015) | |
€5,3 milliar (2015)[3] | |
Karyawan | 172.000 (2015)[4] |
Anak usaha | |
Situs web | www |
Produk perusahaan meliputi makanan bayi, produk kecantikan, air kemasan, sereal sarapan, bahan pembersih, bumbu, produk susu, minuman energi, produk kesehatan dan kebersihan, es krim, kopi instan, mie instan, makanan hewan, obat-obatan, minuman ringan, teh, dan pasta gigi. Ini adalah produsen sabun terbesar di dunia, dan produknya tersedia di lebih dari 190 negara.
Merek terbesar Unilever antara lain Dove, Knorr, Axe ( Lynx ), Ben & Jerry's, Hellmann's, Lifebuoy, Lux, Magnum, Omo ( Persil ), Rexona, Sunlight, Sunsilk, dan Wall's ( Heartbrand ). Perusahaan ini dibagi menjadi lima grup bisnis : Kecantikan & Kesejahteraan, Perawatan Pribadi, Perawatan Rumah, Nutrisi, dan Es Krim. Ia memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan di Cina, India, Belanda, Pakistan, Inggris, dan Amerika Serikat.
Di tahun 1930-an, Unilever mengakuisisi United Africa Company. Selama paruh kedua abad ke-20, perusahaan ini semakin melakukan diversifikasi dari pembuat produk yang terbuat dari minyak dan lemak, dan memperluas operasinya ke seluruh dunia. Itu telah melakukan banyak akuisisi perusahaan, termasuk Lipton ( 1971 ), Brooke Bond ( 1984 ), Pond's ( 1987 ), Hellmann's ( 2000 ), Ben & Jerry's ( 2000 ), SlimFast ( 2000 ), Knorr ( 2000 ), Alberto-Culver ( 2010 ), Dollar Shave Club ( 2016 ), dan Pukka Herbs ( 2017 ). Unilever mendivestasikan bisnis bahan kimia khususnya ke Imperial Chemical Industries di tahun 1997. Di tahun 2010-an, dibawah kepemimpinan Paul Polman, perusahaan secara bertahap mengalihkan fokusnya ke merek kesehatan dan kecantikan dan menjauh dari merek makanan yang menunjukkan pertumbuhan lambat.
Unilever memiliki pencatatan utama di Bursa Efek London dan pencatatan sekunder di Euronext Amsterdam, dan merupakan konstituen Indeks FTSE 100 dan indeks AEX.
Sejarah
1921–1940
Di bulan September 1929, Unilever dibentuk melalui penggabungan operasi Margarine Unie Belanda dan pembuat sabun Inggris Lever Brothers, dengan nama perusahaan tersebut menghasilkan gabungan nama kedua perusahaan tersebut. Di tahun 1930-an, bisnis ini berkembang, dan usaha-usaha baru diluncurkan di Afrika dan Amerika Latin. Di masa ini, Unilever mengakuisisi United Africa Company, yang dibentuk dari penggabungan African & Eastern Trade Corporation dan Royal Niger Company, yang mengawasi kepentingan perdagangan Inggris di Nigeria saat ini selama era kolonial. Pendudukan Nazi di Eropa selama Perang Dunia Kedua membuat Unilever tidak bisa menginvestasikan kembali modalnya ke Eropa, sehingga Unilever malah mengakuisisi bisnis baru di Inggris dan Amerika Serikat.
Di tahun 1943, mereka mengakuisisi T. J. Lipton, saham mayoritas di Frosted Foods ( pemilik merek Birds Eye di Inggris ) dan Batchelors Peas, salah satu pengalengan sayuran terbesar di Inggris. Di tahun 1944, Pepsodent diakuisisi.
Di tahun 1933, Unilever Indonesia didirikan di bulan Desember dengan nama Lever Zeepfabrieken N.V. dan beroperasi di Cikarang, Jawa Barat di Rungkut, Jawa Timur dan Sumatera Utara.
1941–1960
Setelah tahun 1945, bisnis Unilever di Amerika yang pernah sukses ( Lever Brothers dan T.J. Lipton ) mulai menurun. Akibatnya, Unilever mulai menerapkan kebijakan "lepas tangan" terhadap anak perusahaannya dan membiarkan manajemen Amerika bertindak sendiri.
Sunsilk pertama kali diluncurkan di Inggris di tahun 1954. Dove pertama kali diluncurkan di AS di tahun 1957. Unilever mengambil kepemilikan penuh atas Frosted Foods di tahun 1957, yang kemudian berganti nama menjadi Birds Eye. Bisnis es krim Good Humor yang berbasis di AS diakuisisi di tahun 1961. Di pertengahan tahun 1960an, sabun cuci dan lemak yang bisa dimakan masih menyumbang sekitar setengah keuntungan perusahaan Unilever. Namun, pasar yang stagnan untuk lemak kuning ( mentega, margarin, dan produk serupa ) dan meningkatnya persaingan deterjen dan sabun dari Procter & Gamble memaksa Unilever melakukan diversifikasi. Di tahun 1971, Unilever mengakuisisi Lipton Ltd yang berbasis di Inggris dari Pemasok Sekutu. Di tahun 1978, National Starch diakuisisi seharga $487 juta, menandai akuisisi asing terbesar yang pernah dilakukan perusahaan AS di saat itu.
1961–1980
Di akhir tahun 1970-an melalui akuisisi, Unilever telah memperoleh 30 persen pasar es krim Eropa Barat. Di tahun 1982, manajemen Unilever memutuskan untuk mengubah posisinya dari konglomerat yang berat menjadi perusahaan barang konsumsi cepat saji ( FMCG ) yang lebih terkonsentrasi.
Di tahun 1984, Unilever mengakuisisi Brooke Bond ( pembuat teh PG Tips ) seharga £390 juta dalam pengambilalihan pertama perusahaan yang berjaya. Di tahun 1986, Unilever memperkuat posisinya di pasar perawatan kulit dunia dengan mengakuisisi Ponds ( merger dari Chesebrough Manufacturing dan Pond's Creams ), pembuat Ragú, Pond's, Aqua-Net, Cutex, dan Vaseline dalam pengambilalihan yang tidak bersahabat lainnya. Di tahun 1989, Unilever membeli Calvin Klein Cosmetics, Fabergé, dan Elizabeth Arden, namun Elizabeth Arden kemudian dijual ( di tahun 2000 ) ke FFI Fragrances.
1981–2000
Di tahun 1992, Unilever Ghana didirikan di bulan Juli setelah penggabungan UAC Ghana Limited dan Lever Brothers Ghana Limited.
Di tahun 1993, Unilever mengakuisisi Breyers dari Kraft, yang menjadikan perusahaan tersebut produsen es krim terbesar di Amerika Serikat. Di tahun yang sama, ia mengakuisisi Isaly Klondike Company, pembuat batangan Klondike, dan Industri Es Loli.
Di tahun 1996, Unilever menggabungkan Elida Gibbs dan Lever Brothers dalam operasinya di Inggris. Perusahaan ini juga membeli Helene Curtis, yang secara signifikan memperluas kehadirannya di pasar sampo dan deodoran Amerika Serikat. Pembelian tersebut menjadikan Unilever merek produk perawatan rambut Suave dan Finesse serta merek deodoran Degree.
Di tahun 1997, Unilever menjual divisi bahan kimia khusus, termasuk National Starch & Chemical, Quest, Unichema dan Crosfield kepada Imperial Chemical Industries seharga £4,9 miliar.
Di tahun 1998, Unilever meluncurkan program pertanian berkelanjutan.
Di tahun 2000, Unilever mengakuisisi pengecer butik mustard Maille, Ben & Jerry's dan SlimFast seharga £1,63 miliar, Bestfoods seharga £13,4 miliar. Akuisisi Bestfoods meningkatkan skala Unilever dalam bidang makanan di Amerika, dan menambahkan merek termasuk Knorr, Marmite, Bovril, dan Hellmann's kedalam portofolionya. Sebagai imbalan atas persetujuan peraturan Eropa atas kesepakatan tersebut, Unilever mendivestasi saham Oxo, Lesieur, McDonnells, Bla Band, Royco, dan Batchelors.
Pada tahun 1984, Unilever mengakuisisi Brooke Bond (produsen teh PG Tips) seharga £390 juta.[5] Pada tahun 1986, Unilever memperkuat posisinya di bisnis perawatan kulit dengan mengakuisisi Chesebrough-Ponds (gabungan dari Chesebrough Manufacturing dan Pond's Creams), produsen dari Ragú, Pond's, Aqua-Net, Cutex, dan Vaseline.[6] Pada tahun 1989, Unilever membeli Calvin Klein Cosmetics, Fabergé, dan Elizabeth Arden, tetapi Elizabeth Arden dijual ke FFI Fragrances pada tahun 2000.[7]
1990an
Divisi Amerika Serikat Unilever tetap memakai nama Lever Brothers hingga dekade 1990an, saat namanya diganti sesuai nama induknya. Divisi Amerika Serikat berkantor pusat di New Jersey.
Pada tahun 1993, Unilever mengakuisisi Breyers dari Philip Morris. Akuisisi ini pun membuat Unilever menjadi produsen es krim terbesar di Amerika Serikat.[8]
Pada tahun 1996, Unilever menggabungkan operasi Elida Gibbs dan Lever Brothers di Inggris.[9] Unilever juga membeli Helene Curtis, sehingga secara signifikan meningkatkan kehadirannya di pasar sampo dan deodoran Amerika Serikat.[7]
Pada tahun 1997, Unilever menjual National Starch & Chemical, Quest, Unichema dan Crosfield ke Akzo seharga £4.9 milliar.[10]
2000an
Pada awal bulan April 2000, Unilever membeli Ben & Jerry's dan Slim Fast seharga £1,63 milliar.[10] Pada tahun yang sama, Unilever juga mengakusisi Best Foods seharga £13,4 milliar.[10] Akuisisi ini pun meningkatkan kehadiran Unilever di Amerika Serikat, dan menambah merek seperti Knorr dan Hellmann's ke jajaran produk Unilever.[10] Sebagai konsekuensi dari akuisisi ini, Unilever pun harus menjual merek Oxo, Royco dan Batchelors.[10]
Pada tahun 2001, Unilever dipisah menjadi dua divisi, yakni Divisi Makanan serta Divisi Perawatan Rumah Tangga dan Tubuh.[10]
Pada bulan September 2002, Unilever menjual Loders Croklaan, seharga RM814 juta ke IOI Corporation, sebuah perusahaan minyak sawit asal Malaysia.
Pada tahun yang sama, Unilever juga menjual merek Mazola, Argo & Kingsfords, Karo, Golden Griddle, dan Henri’s, dan beberapa merek lain ke ACH Food Companies, anak usaha dari Associated British Foods.[11][12]
Pada bulan Mei 2007, Unilever menjadi perusahaan besar pertama yang berkomitmen untuk memanen teh dengan cara yang lebih ramah lingkungan,[13] dengan menyewa Rainforest Alliance, sebuah lembaga pemerhati lingkungan untuk mensertifikasi kebun tehnya di Afrika Timur dan juga pemasok tehnya di seluruh dunia.[14] Unilever bertekad untuk menjual teh bersertifikat dengan merek Lipton dan PG Tips di Eropa Barat mulai tahun 2010, dan lalu akan dijual ke seluruh dunia mulai tahun 2015.[15]
Pada bulan September 2009, Unilever setuju untuk mengakuisisi divisi perawatan tubuh dari Sara Lee Corporation, termasuk merek Radox, Badedas dan Duschdas. Akuisisi ini pun memperkuat posisi Unilever di bisnis pembersih kulit dan deodoran.[16] Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 6 Desember 2010.[17]
2010–2014
Pada tanggal 9 Agustus 2010, Unilever menandatangani perjanjian penjualan aset dengan TINE, untuk membeli seluruh bisnis Diplom-Is di Denmark.[18] Pada tanggal 24 September 2010, Unilever juga mengumumkan penjualan divisi pengolahan tomatnya di Brasil ke Cargill.[19] Pada tanggal 27 September 2010, Unilever membeli Alberto-Culver, sebuah produsen perawatan tubuh dan alat rumah tangga, dengan merek seperti Simple, VO5, Nexxus, TRESemmé, dan Mrs. Dash, seharga US$3,7 milliar.[20] Pada tanggal 28 September 2010, Unilever dan EVGA mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian di mana Unilever setuju untuk mengakuisisi merek-merek es krim milik EVGA (seperti Scandal, Variete and Karabola) dan juga jaringan distribusinya di Yunani, untuk harga yang tidak disebutkan.[21] Pada bulan Februari 2011, Unilever mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan telur dari ayam tanpa kandang untuk semua produknya di seluruh dunia.[22]
Pada bulan Maret 2011, diumumkan bahwa Unilever telah mencapai persetujuan untuk menjual merek Sanex ke Colgate-Palmolive seharga €672 juta, dan Unilever akan mengakusisi merek deterjen milik Colgate-Palmolive di Kolombia (seperti Fab, Lavomatic, dan Vel) seharga US$215 juta.[23] Pada bulan April 2011, Unilever didenda €104 juta oleh Komisi Eropa karena membentuk sebuah kartel pengendali harga bersama P&G (yang juga didenda €211.2 juta) dan Henkel (tidak didenda). Denda tersebut 10% lebih rendah dari denda awal, karena Unilever and P&G akhirnya mengaku jika memang membentuk kartel. Sebagai pemberi informasi mengenai kartel tersebut, Henkel pun tidak didenda.[24] Pada tanggal 24 Agustus 2011, diumumkan bahwa Unilever setuju untuk menjual merek Alberto VO5 di Amerika Serikat dan Puerto Riko, dan juga merek Rave di seluruh dunia ke Brynwood Partners VI L.P.[25] Pada tanggal 14 Oktober 2011, diumumkan bahwa Unilever setuju untuk mengakuisisi 82% saham di Kalina, perusahaan kecantikan asal Rusia.[26]
Pada tanggal 27 Desember 2012, diumumkan bahwa Unilever akan memghentikan penggunaan mikroplastik di semua produk perawatan tubuh mereka mulai tahun 2015.[27]
Pada bulan Januari 2013, Unilever setuju untuk menjual merek selai kacangnya, Skippy bersama beberapa pabriknya di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat dan Weifang, Shandong, Tiongkok, ke Hormel Foods seharga $700 juta secara tunai.[28][29] Pada bulan Juli 2013, Unilever meningkatkan kepemilikannya di Hindustan Unilever, ke 67% seharga €2,45 milliar.[30] Pada tanggal 12 Agustus 2013, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian untuk menjual merek Wish-Bone dan Western miliknya ke Pinnacle Foods Inc. seharga US$580 juta.[31] Pada tanggal 6 September 2013, Unilever resmi mengakuisisi merek teh premium asal Australia, T2.[32]
Pada tanggal 21 Februari 2014, Unilever resmi menjual merek jajanan dagingnya, termasuk Peperami dan BIFI ke Jack Link’s, untuk harga yang tidak disebutkan.[33] Pada bulan Maret 2014, Unilever setuju untuk mengakuisisi saham mayoritas di Qinyuan, sebuah produsen alat penjernih air asal Tiongkok.[34][35] Pada tanggal 22 Mei 2014, Unilever mengumumkan penjualan bisnis saus pastanya di Amerika Utara, termasuk merek Ragú dan Bertolli, ke Mizkan seharga $2,15 milliar.[36] Pada tanggal 10 Juli 2014, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah menjual merek Slim-Fast ke Kainos Capital, dengan Unilever hanya akan memilki saham minoritas di Slim-Fast.[37] Pada tanggal 2 Desember 2014, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Talenti Gelato & Sorbetto. Pada tanggal 22 Desember 2014, Unilever mengumumkan pembelian merek Camay di seluruh dunia dan juga merek Zest di luar Amerika Utara dan Karibia dari Procter & Gamble Company.
2015–sekarang
Pada pertengahan tahun 2015, produk olesan makanan seperti Flora dan I Can't Believe It's Not Butter! akan dipisah dari Unilever, walaupun tidak sepenuhnya dipisah menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, hal ini dikarenakan penjualan olesan makanan yang terus menurun.[38] Unit baru ini akan dipimpin oleh Sean Gogarty, dan akan diberi nama Unilever Baking, Cooking and Spreading Company.[38] Pada tanggal 2 Maret 2015, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah resmi mengakuisisi REN Skincare, merek perawatan kulit ikonik asal Inggris. Pada tanggal 6 Mei 2015, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Kate Somerville Skincare LLC., sebuah merek perawatan kulit terkemuka.
Pada bulan Oktober 2015, Unilever setuju untuk mengakuisisi produsen es krim premium asal Italia, GROM, untuk harga yang tidak disebutkan.[39]
Pada tahun 2020, Unilever secara terang-terangan mendukung LGBTQOL sehingga banyak produknya diboikot dan terancam tidak laku dipasaran Indonesia.
Produk
Referensi
- ^ Geoffrey Jones. "UnileverA Case Study". hbs.edu. Diakses tanggal 21 March 2015. C1 control character di
|title=
pada posisi 9 (bantuan) - ^ "Unilever.com". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-17. Diakses tanggal 9 February 2014.
- ^ a b (PDF) https://www.unilever.com/Images/q4-2015-full-announcement_tcm244-470010_en.pdf. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "Facts". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-27. Diakses tanggal 21 March 2015.
- ^ "Acquisitions and firm growth: Creating Unilever's ice cream and tea business" (PDF). Diakses tanggal 21 March 2015.
- ^ Manuel Hensmans; Gerry Johnson; George Yip (8 January 2013). Strategic Transformation: Changing While Winning. Palgrave Macmillan. hlm. 141. ISBN 978-1-137-26845-7.
- ^ a b Collins, Glenn (15 February 1996). "Unilever Agrees to Buy Helene Curtis". New York Times. Diakses tanggal 27 November 2013.
- ^ Jones, Geoffrey (2005). Renewing Unilever: Transformation and Tradition. Oxford University Press. hlm. 362. ISBN 978-0-19-160842-1.
- ^ "Unilever moots merger of Elida Gibbs and Lever Bros". UK: Marketing Week. Diakses tanggal 26 November 2013.
Unilever is understood to be planning to merge its Elida Gibbs and Lever Brother’s operations after Elida Gibbs relocates its headquarters to Lever House in Kingston, Surrey.
- ^ a b c d e f Jones, Geoffrey (2005). Renewing Unilever: Transformation and Tradition. Oxford University Press. hlm. 364. ISBN 978-0-19-160842-1.
- ^ "ACH Foods Company Overview". achfood.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-15. Diakses tanggal 7 December 2013.
- ^ "ACH Food Companies, Inc. Buys Unilever's Mazola Corn Oil and Associated Brands". prnewswire.com. 23 April 2002. Diakses tanggal 7 December 2013.
- ^ Nicholson, Marcy (25 May 2007). "San Diego Times". Signonsandiego.com. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ "Unilver: Sustainable Tea". Unilever.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-02. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ "Unilever press release". Unilever.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-17. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ Unilever buys Sara Lee's personal care division for £1.17bn Daily Telegraph, 25 September 2009
- ^ Unilever completes Sara Lee Personal Care & European Laundry acquisition Diarsipkan 2015-04-22 di Wayback Machine., Unilever, 6 December 2010
- ^ Unilever acquires Diplom-Is operations in Denmark Food Bev, 11 August 2010
- ^ Cargill Acquires Unilever Tomato Business Food Processing, 30 September 2010
- ^ "Unilever to Purchase Alberto Culver for $3.7 Billion". Businessweek. 27 September 2010. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ Unilever buys Greek Ice Cream Manufacturer Food News, 28 September 2010
- ^ "Timeline of Major Farm Animal Protection Advancements". Humane Society. February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-03. Diakses tanggal 21 March 2015.
- ^ Unilever and Colgate-Palmolive exchange brands Marketing Week, 23 March 2011
- ^ "Unilever and Procter & Gamble in price fixing fine". BBC News. 13 April 2011.
- ^ Unilever Sells Alberto VO5, Rave to Brynwood Wall Street Journal, 24 August 2011
- ^ Unilever to Buy Russia’s Kalina in $694 Million Deal to Aid Emerging Push Bloomberg, 14 October 2011
- ^ "The Maker of Dove Soaps Will Phase Out Exfoliating Plastic Microbeads". Business Insider. 27 December 2012. Diakses tanggal 29 December 2012.
- ^ "Spam maker Hormel pays $700m for Unilever's Skippy peanut butter business". The Daily Telegraph. London. 3 January 2013. Diakses tanggal 12 January 2013.
- ^ "Skippy peanut butter sold to Spam owner". BBC News. 3 January 2013. Diakses tanggal 12 January 2013.
- ^ Abhishek Takle (4 July 2013). "Unilever raises stake in Indian unit to 67 percent". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 2016-03-11.
- ^ "Pinnacle Foods to buy Unilever's Wish-Bone salad dressing business". Reuters. 12 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-26. Diakses tanggal 8 October 2013.
- ^ "Unilever acquires T2 tea brand". B&T. 10 September 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-01. Diakses tanggal 8 October 2013.
- ^ "Peperami gobbled up by US meat snacks firm Jack Link's". The Guardian. London. 21 February 2014. Diakses tanggal 10 March 2014.
- ^ "Unilever buys majority stake in Chinese water purification company". Reuters. 9 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 10 March 2014.
- ^ "Unilever Acquires Majority Stake in Chinese Water-Purification Company". The New York Times. 10 March 2014. Diakses tanggal 10 March 2014.
- ^ "Consumer goods major Unilever sells Ragu and Bertolli brands". Japan Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-23. Diakses tanggal 22 May 2014.
- ^ "Unilever sells Slim-Fast to Kainos Capital". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-17. Diakses tanggal 7 July 2014.
- ^ a b Boyle, Matthew; Jarvis, Paul (4 December 2014). "Unilever Spreads Split Boosts Chance of Exit as Shares Gain". Bloomberg News.
- ^ "Unilever buys premium Italian ice cream maker GROM". Reuters. 1 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 2016-03-11.
Pranala luar
- (Indonesia) Unilever Indonesia
- (Inggris) Unilever pusat