Wismoyo Arismunandar
Jenderal TNI (Purn.) Wadi Juliawadi (10 Februari 1940 – 28 Januari 2021) adalah purnawirawan perwira tinggi TNI AD yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada tahun 1993 sampai 1995 dan Pangkostrad periode 1990 sampai dengan 1993. Ia merupakan lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1963. Wismoyo merupakan anak dari pasangan Sri Wurjan dan Arismunandar.[3]
Wadi Juliawadi | |
---|---|
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-17 | |
Masa jabatan 6 April 1993 – 13 Februari 1995 | |
Presiden | Soeharto |
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-13 | |
Masa jabatan 22 Agustus 1992 – 24 Mei 1993 | |
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ke-17 | |
Masa jabatan 9 Agustus 1990 – 29 Juli 1992 | |
Komandan Jenderal Komando Pasukan Sandi Yudha ke-9 | |
Masa jabatan April 1983 – Mei 1985 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Bondowoso, Hindia Belanda | 10 Februari 1940
Meninggal | 28 Januari 2021 Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan | (umur 80)
Makam | Astana Giribangun |
Suami/istri | Siti Hardjanti |
Hubungan | Soeharto (kakak ipar)[1] Siti Hartinah (kakak ipar) Artono Arismunandar Wiranto Arismunandar (kakak) |
Anak | Mahesa, gabriela, kheylan |
Almamater | Akademi Militer Nasional (1963) |
Pekerjaan | TNI |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1963–2021 |
Pangkat | Jenderal TNI |
NRP | 19345[2] |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Setelah pensiun, ia dikenal sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mengantarkan Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games 1997 di Jakarta.
Latar Belakang
Wismoyo Arismunandar Lahir di Bondowoso pada tanggal 10 Februari 1940 putra bungsu dari enam bersaudara pasangan R. Arismunandar dan Sri Wuryan. Putra seorang pegawai rendahan di pemerintahan Belanda yang bekerja di daerah Bondowoso, Jawa Timur. Sebagai anak desa, Wismoyo harus menjalani kerasnya kehidupan di zaman revolusi kemerdekaan. Bersama kedua orang tuanya, Wismoyo yang kala itu masih berusia 7 tahun harus mengungsi ke daerah yang lebih aman. Di tempat pengungsian selama 1,5 tahun, Wismoyo mengisi hari-harinya dengan mengembala kambing.
Memasuki usia sekolah, Wismoyo mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) yang kala itu masih bernama Sekolah Rakyat (SR) di daerah Bondowoso. Selepas SD, Wismoyo melanjutkan pendidikannya di SMP di Kota Semarang pada 1954. Kepindahannya ke Semarang karena mengikuti ayahnya yang dipindah daerah tersebut. Di sekolah tersebut, Wismoyo termasuk murid yang cerdas, berwibawa, dan juga disegani teman-temannya.
Lulus dari SMP, Wismoyo kemudian melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Semarang. Kedua orang tua Wismoyo selalu menekankan pentingnya pendidikan. Di sekolah ini, karakter dan kepribadian Wismoyo semakin matang sebagai sosok yang berani, bertanggung jawab, disiplin dan pekerja keras.
Keluarga
Wismoyo Arismunandar merupakan putra bungsu dari enam bersaudara pasangan Raden Arismunandar dan Sri Wuryan saudara yang lain :
- Prof. Dr. Artono Arismunandar adalah mantan Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi, mengajar di FT UI.
- Prof. Ir. Wiranto Arismunandar adalah Guru Besar Termodinamika ITB yang pernah menjadi Rektor ITB (1988-1997), dan sempat menjadi Menteri Pendidikan (1998). Sementara
- Budiono Arismunandar yang pernah belajar di Akademi Perkebunan pernah jadi Direktur PT. Perkebunan Nusantara di Jawa Timur dan Aceh.
- Titi Rarasati pernah belajar di UGM dan jadi guru sains (matematika dan fisika) di SMA Negeri.
- Retnowati, pernah belajar di UGM dan jadi guru sains (matematika dan fisika) di SMA Negeri.
Menikah
Wismoyo Arismunandar Menikah dengan Siti Hardjanti adik kandung Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) Dan Dikaruniai 2 orang anak Krisnawati Purwaningrum dan Tegar Arsono Yudho.
Terjun Ke Dunia Militer
Selepas SMA pada 1960, Wismoyo memutuskan masuk tentara. Keinginannya menjadi prajurit TNI tidak lepas dari lingkunganya. Selain pernah tinggal di dekat asrama tentara di Madiun, rumah Wismoyo juga seringkali didatangi pamannya yang juga seorang tentara bersama Bambang Sugeng, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke 3 saat tengah bergerilya melawan Belanda.
Hal itulah yang membulatkan tekad Wismoyo untuk terjun ke dunia militer. Wismoyo pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika mengetahui ada pengumuman pendaftaran masuk taruna Akademi Militer Nasional (AMN) sekarang bernama Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Setelah berhasil melewati semua tes, Wismoyo dinyatakan lulus sebagai taruna. Bersama dengan taruna lainnya, Wismoyo pun digembleng dengan keras di Lembah Tidar. Jalan hidup berubah setelah masuk tentara. Lulus AMN 1960 dengan pangkat Letnan Dua (Infanteri), Wismoyo langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Kopassandha.
Karier
Jabatan demi jabatan ditapakinya di jajaran korps baret merah sampai dengan jabatan Danjen Kopassus. Sosok Wismoyo yang merupakan ipar Presiden Soeharto (menikah dengan Sri Hardjanti) terkenal dekat dengan bawahan dan tegas dalam kedisiplinan, namanya sempat mencuat sebagai kandidat Panglima ABRI tetapi Soeharto lebih memilih Feisal Tanjung dan menugaskan Wismoyo sebagai Ketua KONI.
Wismoyo adalah penggerak kekompakan seluruh kepala staf saat itu termasuk Kapolri dalam setiap kebijakan, bahkan di eranya setiap kepala staff memiliki agenda bergantian mengunjungi kesatuan angkatan lain.
Berkat didikan keras dari orangtuanya, cukup banyak anggota keluarga Arismunandar yang sukses di bidangnya masing-masing. Kakak pertamanya, Prof. Dr. Artono Arismunandar adalah mantan Dirjen Listrik dan Energi Baru, Departemen Pertambangan dan Energi yang kemudian mengajar di FT UI. Seorang kakaknya yang lain, Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, mantan Rektor ITB dan juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa pemerintahan Soeharto.
Riwayat
Riwayat Pendidikan
- Angkatan IV, Akademi Militer Nasional (AMN) (1963)[4]
- Sesarcabif
- Dik PARA
- Dik PARA Utama
- Komando (1965)
- Seskoad
- Sesko ABRI
Riwayat Jabatan
- Danton Kopassandha
- Danwalpri Presiden Soeharto
- Danki Group 4 Kopassandha
- Danki 5 Group 4 Kopassandha
- Waaspam Danjen Kopasandha
- Dangrup I Kopassandha (1978-1983)[4]
- Wadan Kopassandha (1983-1983)[4]
- Danjen Kopassandha (6 April 1983-22 Mei 1985)[4]
- Kasdam IX/Udayana (17 Juni 1985-1987)[4]
- Pangdam VIII/Trikora (9 Januari 1987-1988)[4]
- Pangdam IV/Diponegoro (1988-1990)
- Pangkostrad (1990-1992)
- Wakasad (1992-1993)
- Kasad (1993-1995)
Meninggal Dunia
Beliau wafat di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2021 dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Penghargaan
Tanda Jasa dan Brevet[5]
Referensi
- ^ "Ajudan-ajudan daripada Soeharto yang jadi-Pembesar Republik" Tirto
- ^ a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 3 September 2021.
- ^ ""Wismoyo Arismunandar Bicara Soal Kepemimpinan"". Pikiran-Rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-30. Diakses tanggal 2016-11-30.
- ^ a b c d e f Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 71-72. ISBN 9789794281000.
- ^ Dinas Sejarah TNI AD 2011, hlm. 124-125.
- ^ Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan, Indonesia (1994). Mimbar kekaryaan ABRI. Edisi 283-292. Indonesia: Angkatan Bersenjata Indonesia. hlm. 70. line feed character di
|title=
pada posisi 23 (bantuan) - ^ Author (1994-09-08). "Anugerah untuk ketua Abri". NewspaperSG. Diakses tanggal 2024-07-10.
- ^ "Bollettino Ufficiale di Stato" (PDF).
Pranala luar
- Wismoyo: Tak Disukai Soeharto? Diarsipkan 2014-10-28 di Wayback Machine.
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Yogie Suardi Memet |
Danjen Kopassandha April 1983 – Mei 1985 |
Diteruskan oleh: Sintong Panjaitan |
Didahului oleh: Setijana |
Pangdam VIII/Trikora 8 Januari 1987 – 15 Februari 1989 |
Diteruskan oleh: Abinowo |
Didahului oleh: Soegito |
Pangkostrad 9 Agustus 1990 – 29 Juli 1993 |
Diteruskan oleh: Kuntara |
Didahului oleh: Edi Sudradjat |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1993–1995 |
Diteruskan oleh: R. Hartono |