Kabupaten Banyumas

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Kabupaten Banyumas, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini.

Kabupaten Banyumas
Daerah tingkat II
Motto: 
Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Peta
Peta
Kabupaten Banyumas di Jawa
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Peta
Kabupaten Banyumas di Indonesia
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas (Indonesia)
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E / -7.61; 109.35
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri-
Dasar hukumUU No. 13/1950
Ibu kotaPurwokerto
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 27
  • Kelurahan: 331
Pemerintahan
 • BupatiDrs. H. Mardjoko
Luas
 • Total1,329,02 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total1,752,846 (2.007) [1]
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0281
Kode Kemendagri33.02 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 404.114.000.000
Situs webwww.banyumaskab.go.id
Kediaman resident Banyumas di tahun 1905
Sociëteit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) di Banyumas (1900-1905)

Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, yakni salah satu dialek bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan dialek standar bahasa Jawa ("dialek Mataraman") dan dijuluki "bahasa ngapak" karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca penuh pada akhir kata (berbeda dengan dialek Mataraman yang dibaca sebagai glottal stop [ʔ]).

Geografi

Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :

Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.

Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.

Pembagian Administratif

Kabupaten Banyumas terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan.

Ibukota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, dimana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas.

Diantara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpyuh .

Kepala Pemerintahan

  1. R. Djoko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
  2. R. Ngabehi Merta Sura (1583-1600)
  3. R. Ngabehi Merta Sura II, Ngabehi Kalidethuk (1601 - 1620)
  4. R. Adipati Mertayuda I, Ngabehi Bawang (1620 - 1650)
  5. R. Tumenggung Mertayuda II, R.T Seda Masjid/RT. Yudanegara I (1650-1705)
  6. R. Tumenggung Suradipura (1705 - 1707)
  7. R. Tumenggung Yudanegara II, RT. Seda Pendapa (1745)
  8. R. Tumenggung Reksa Praja (1749)
  9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta dan bergelar Danureja I
  10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1780)
  11. R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788)
  12. R. Tumenggung Yudanegara V (1816)
  13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 - 1830) Kanoman : R. Adipati Broto Diningrat (RT. Martadireja)
  14. RT. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang)
  15. R. Adipati Cokronegara I (1832 - 1864)
  16. R. Adipati Cokronegara II (1864 - 1879)
  17. Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913)
  18. KPAA Ganda Subrata (1913 - 1933)
  19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
  20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
  21. RE. Budiman (1953 - 1957)
  22. M. Mirun Prawiradireja (30 Januari 1957 s/d 15 Desember 1957)
  23. R. Bayu Nuntoro (15 Desember 1957 - 1960)
  24. R. Subagyo (1960 - 1966)
  25. Letkol Inf. Soekarno Agung (1966 -1971)
  26. Kol. Inf. Pudjadi Jaring Bandayuda (1971 - 1978)
  27. Kol. Inf. RG. Rudjito (1978 - 1988)
  28. Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. (1988 - 1998)
  29. Kol. Art. HM. Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
  30. Drs.H.Mardjoko (2008 - sekarang)

Transportasi

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap.

Angkutan umum bis antarkota diantaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.

Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api lintas selatan Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Purwokerto merupakan stasiun paling besar di wilayah Jawa Tengah bagian barat. Di antara kereta api yang melintasi Purwokerto adalah: Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Argo Lawu (Jakarta Gambir-Solo Balapan), Senja Utama dan Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Purwojaya (Jakarta Gambir-Cilacap).

Media

Banyumas memiliki stasiun televisi lokal Banyumas Televisi, waktu on air adalah 12.00 sampai 23.00. Acaranya lebih banyak produksi sendiri dan hasil karya rumah produksi lokal dengan muatan gaya banyumasan yang kental, pada jam-jam tertentu juga merelay stasiun televisi Global TV atau MetroTV. Sedangkan surat kabar yang terbit di Banyumas antara lain Radar Banyumas, yang masih satu grup dengan Jawa Pos Surabaya. Sejak Mei 2006 lalu di Banyumas juga sudah terbit media lokal baru yang lebih mBanyumasi, yakni KORAN RAKYAT yang dikelola oleh pengusaha lokal.

Pendidikan

Kabupaten Banyumas memiliki perguruan tinggi negeri Universitas Jenderal Soedirman dan STAIN Purwokerto, yang berada di kota Purwokerto. Selain itu ada pula universitas swasta yakni Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan [[Universitas Wijaya Kusuma] juga [STMIK Widya Utama Purwokerto]. Kabupatem Banyumas juga mempunyai paguyuban-paguyuban mahasiswa di beberapa Universitas di Indonesia,salah satunya adalah CLUBBAN UI yang merupakan paguyuban mahasiswa asal Banyumas di Universitas Indonesia.(clubbanui.wordpess.com)Ada juga Perguruan Tinggi Negeri di bidang kesehatan yaitu POLTEKKES KEMENKES SEMARANG[1] yang mempunyai dua kampus terpadu, yaitu "Kampus 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG" yang bertempat di Jalan Raya Baturaden KM 12, dan "Kampus 8 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG" yang berada di Jalan Adipati Merci Purwokerto.

Budaya

Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.

Diantara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:

  • Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
  • Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, diantaranya:

  • Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
  • Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
  • Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernafaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
  • bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:

  • lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
  • sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, dimana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
  • aksimuda, yakni kesenian bernafaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
  • angguk, yakni kesenian tari-tarian bernafaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, dimana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
  • aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
  • buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
  • ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.

Makanan khas Banyumas diantaranya adalah:

Banyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja.

Tempat wisata

Banyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.

Tokoh terkenal

Referensi

  1. ^ BPS Provinsi Jawa Tengah (Tabel 3.1.1) http://jateng.bps.go.id
  2. ^ BPS Provinsi Jawa Tengah (Tabel 3.1.4 Population Density of Jawa Tengah by Regency/City 2006) http://jateng.bps.go.id