Kota Makassar
Kota Makassar (dahulu daerah tingkat II berstatus kotamadya; dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar di pada 5°8′ LS 119°25′ BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Makassar dikenal mempunyai Pantai Losari yang indah.
Kota Makassar | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai | |
Peta | |
Koordinat: 5°07′59″S 119°24′49″E / 5.1331°S 119.4136°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar |
Luas | |
• Total | 175,77 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,130,384 |
Demografi | |
• Agama | Islam, Kristen, Buddha, Hindu |
• Bahasa | Indonesia, Makassar |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0411 |
Kode Kemendagri | 73.71 |
Situs web | http://www.makassar.go.id |
Makassar berbatasan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Pangkajene Kepulauan di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota ini termasuk kota kosmopolis, banyak suku bangsa tinggal di sini. Di kota ini ada pula komunitas Tionghoa yang cukup besar. Makanan khas Makassar adalah coto Makassar dan sop konro.
Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,25 juta jiwa.
Sejarah
Sejak abad ke-16, Makassar merupakan pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur, dan kemudian menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan di sana, dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku, dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.
Kepentingan Makassar menurun seiring semakin kuatnya Belanda di wilayah tersebut, dan semakin mampunya mereka menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah seperi keinginan mereka. Pada tahun 1667, Belanda, bersama dengan pangeran Bugis Arung Palakka, menginvasi dan merebut Makassar, sehingga menghapus statusnya sebagai pusat perdagangan yang independen.
Pemerintahan
Kota Makassar dibagi kepada 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
- Biringkanaya
- Bontoala
- Makassar
- Mamajang
- Manggala
- Mariso
- Panakkukang
- Rappocini
- Tallo
- Tamalate
- Tamalanrea
- Ujung Pandang
- Ujung Tanah
- Wajo
Transportasi
Kota Makassar mempunyai sebuah bandara internasional, Bandara Hasanuddin.
Lainnya
Tujuan wisata
- Pantai Losari
- Fort Rotterdam
- Kota Malino
- Pantai Akarena
Tokoh-tokoh dari Makassar
Perguruan tinggi
- Universitas Hasanuddin
- Univerditas Muslim Indonesia
- Universitas Negeri Makassar
- Universitas Veteran Republik Indonesia
- Universitas 45
- Universitas Muhammadiyah
- Unversitas Satria Makassar
Klub olahraga
- PSM Makassar (sepak bola)
Referensi
- (Inggris) Reid, Anthony. 1999. Charting the shape of early modern Southeast Asia. Chiang Mai: Silkworm Books. ISBN 974-7551-06-3. hal. 100-154. (sejarah awal Makassar)
Lihat pula
- Ujungpandang - artikel tentang penggunaan nama Ujungpandang.
- Bahasa Makassar
- Daftar Daerah Tingkat II
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi