Renault dalam Formula Satu

kegiatan Formula Satu Renault

51°55′12″N 1°23′25″W / 51.92000°N 1.39028°W / 51.92000; -1.39028

Lotus Renault GP mengarah ke halaman ini. Untuk tim Lotus yang juga menggunakan mesin Renault dari tahun 1983-1985 silakan lihat Team Lotus. Sementara untuk tim Lotus yang menggunakan mesin Renault sejak musim 2011 silakan lihat Lotus F1 Racing.
Britania Raya Lotus Renault GP
Berkas:LotusRenaultGP.png
Nama resmiLotus Renault Grand Prix
Kantor pusatInggris Enstone, Oxfordshire, Inggris
Kepala timPrancis Eric Boullier[1]
Direktur teknisInggris James Allison
Sejarah dalam ajang Formula Satu
Gelar Konstruktor2 (2005, 2006)
Gelar Pembalap2 (2005, 2006)
Jumlah lomba285
Menang35
Posisi pole51
Putaran tercepat31
Lomba pertamaGrand Prix Inggris 1977
Lomba terakhirGrand Prix Singapura 2024
Klasemen 2010ke-5 (163 poin)

Lotus Renault GP[2] (sebelumnya dikenal dengan nama Renault F1) merupakan sebuah tim balap mobil yang turun di ajang Formula 1. Sampai musim 2010, tim ini merupakan mantan anak perusahaan dari Renault Cars asal Perancis. Renault merupakan pelopor pemakaian mesin turbo di ajang F1 ketika mereka memulai debut mereka di GP Inggris 1977.[3] Sampai saat ini Renault merupakan salah satu pabrikan mobil tersukses diajang F1, dengan memenangi beberapa gelar konstruktor ketika mereka menjadi pemasok mesin tim Williams, Benetton, dan Red Bull Racing. Renault yang sempat mundur dari F1 di akhir 1997 memutuskan untuk kembali sebagai konstruktor penuh pada 2002, setelah sebelumnya pada tahun 2001 mereka membeli tim Benetton dan mengubahnya menjadi Renault F1 Team. Sekali lagi, sebagai konstruktor penuh, Renault mampu menunjukan giginya ketika mereka memenangi gelar juara dunia pembalap (melalui Fernando Alonso) dan konstruktor pada 2005 dan 2006.

Saat ini saham tim Renault F1 dimiliki oleh perusahaan investasi Genii Capital sebesar 75% (yang diawali dari pembelian saham tim ini pada 16 Desember 2009) dan Group Lotus sebesar 25% (mereka membeli saham tim Renault F1 pada 8 Desember 2010 yang sekaligus mengubah nama tim menjadi Lotus Renault GP). Sementara itu Renault Cars sebagai induk utama dari Renault F1 saat ini hanya berperan sebagai penanggung jawab dan penyedia mesin/teknologi bagi tim ini melalui anak perusahaannya Renault Sport.

Tanggal 14 Januari 2011, tim ini memastikan akan turun dibawah bendera negara Inggris Raya pada musim F1 tahun 2011 setelah selama 8 tahun (2002-2010) turun dengan bendera lisensi Perancis.[4] Hal ini semakin menegaskan bahwa tim Lotus Renault GP saat ini sudah benar-benar menjadi tim privateer dan bukan lagi sebagai tim pabrikan penuh.

Debut sebagai konstruktor

 
Renault RS10 tahun 1979, mobil turbo pertama yang berhasil memenangi balapan F1.

1977 - 1979

Renault pertama kali berkompetisi di F1 pada GP Inggris 1977. Saat itu mereka dengan berani memperkenalkan mesin turbo, dengan pembalap Jean-Pierre Jabouille .Sasis tim Regie saat itu dikenal dengan nama Renault-Gordini V6 1.5L turbocharged engine. Sayangnya mesin turbo yang Renault gunakan kurang begitu andal dan reliable dengan hasil lima kali DNF dalam lima balapan debutnya, sehingga banyak disebut penonton sebagai sebuah "Teko Kuning" yang akan mengepul asapnya (meledak) bila mesinnya sudah kepanasan.

Perbaikan mendalam yang tim Perancis lakukan akhirnya membuahkan hasil di GP AS Barat di tahun 1978 saat mereka berhasil finish di P4 yang sekaligus pula menjadi poin perdana Renault di ajang F1.

Tahun 1979 René Arnoux bergabung dengan Jabouille, dimana Jabouille meraih pole di Afsel. Di pertengahan musm, kedua pembalap tersebut mendapatkan tambahan suntikan tenaga lewat ground-effect. Hasilnya mulai terasa di GP Perancis[5] saat dua mobil Regie start terdepan dan Jabouille akhirnya mengantar tim meraih gelar juara balapan, sekaligus pula menjadikan Renault sebagai tim pertama yang mampu menang dengan mesin turbo.[6].

1980 - 1985

Musim 1980 Arnoux kembali mengigit dengan dua kemenangan di Brazil dan Afrika Selatan.[7] Jabouille kembali gagal menunjukan performa terbaik dengan beberapa kali mobilnya bermasalah. Di akhir musim Jabouille mengalami kecelakaan parah di GP Kanada dan menyebabkan kakinya cedera dan menyebabkan pula karier balapannya berakhir. Alain Prost lantas masuk untuk musim 1981. Ia berada disana untuk tiga musim, dan ditangan Prost-lah tim mampu memenangi 9 balapan sepanjang 1981-1983, dimana dua kemenangan lainnya disumbangkan oleh Rene Arnoux di 1982.

Arnoux kemudian keluar dari tim di akhir 1982 dan bergabung ke Scuderia Ferrari. Posisinya digantikan oleh Eddie Cheever untuk satu musim. Alain Prost kemudian keluar dari tim di akhir 1983 dan posisinya digantikan Patrick Tambay yang masuk bersama Derek Warwick. Tim Regie lantas gagal menunjukan performa terbaik di tahun 1984 dan akhirnya mereka memutuskan untuk keluar sebagai konstruktor dan memilih untuk menjadi pemasok mesin saja. Di 1985 Renault menurunkan mobil ketiga di Jerman[8], dan mobil tersebut dilengkapi dengan kamera dimana pemirsa TV bisa melihat cara mengemudi pembalap dalam mobil.

Renault sebagai pemasok mesin

 
Nigel Mansell dengan Lotus-Renault di musim 1984.

Bersama Lotus

Lotus pertama kali menggunakan mesin Renault di musim 1983 dengan pembalap Nigel Mansell dan Elio de Angelis. Satu-satunya hasil terbaik mereka saat itu adalah podium ketiga dari Mansell di GP Eropa.[9] Musim 1984 menjadi awal tanda-tanda bangkitnya Lotus bersama Renault, dengan hasil enam kali podium, Lotus berhasil naik ke P3 klasemen konstuktor. Puncaknya terjadi di musim 1985, saat Ayrton Senna berhasil meraih kemenangan pertama untuk tim Lotus-Renault di Portugal[10], dan kemudian disusul Elio de Angelis di San Marino. Lewat kemenangan kedua Senna di Belgia, tim Lotus-Renault akhirnya berhasil finish di P4 klasemen kosntruktor. Musim 1986 merupakan musim terakhir Lotus menggunakan mesin Renault, dengan hasil dua kali kemenangan dari Ayrton Senna di Spanyol dan Detroit[11] dan tim berada di P3 klasemen kontruktor.

Pasokan untuk Williams dan Benetton

 
Mobil Williams-Renault musim 1989.
 
Johnny Herbert bersama mobil Benetton-Renault di musim 1995.

Pada 1989, Renault kembali ke F1 dengan penampilan yang berbeda karena kali ini mereka bergabung sebagai pemasok mesin untuk tim Williams F1. Mengawali musim dengan buruk saat dua pembalapnya gagal finish dalam balapan di Rio de Janeiro, Williams secara perlahan tapi pasti mulai menanjak naik.[12] Puncaknya adalah saat balapan keenam di Kanada dimana tim berhasil finish 1-2 untuk pertama kalinya bersama mesin Renault. Williams berhasil finish sebagai runner-up dalam klasemen konstruktor dengan 77 poin, 64 poin di belakang McLaren yang menjadi juara dunia. Patrese sendiri berada di P3 klasemen akhir dengan 40 poin, selisih 41 poin di bawah juara dunia 1989, Alain Prost. Sementara itu, Boutsen berada di P5 klasemen dengan 37 poin.

Musim 1990, Williams-Renault hanya mampu memenangi dua balapan saja di San Marino dan Hungaria, dan mereka hanya mampu finish di P4 klasemen konstruktor.[13] Masuk ke tahun 1991, Williams-Renault kembali bangkit dengan raihan delapan kemenangan (tujuh untuk Mansell dan satu untuk Patrese). Williams berhasil naik ke posisi runner-up klasemen konstruktor dibawah McLaren dengan Honda.

Gelar juara dunia yang ditunggu akhirnya datang ke tim Williams dan Renault pada musim 1992, dengan Nigel Mansell yang mendominasi musim dengan raihan sembilan kemenangan dalam satu musim. Mobil Williams musim 1992 terbilang sangat cocok dengan mesin Renault karena mereka melengkapinya dengan suspensi aktif. Dominasi Williams-Renault berlanjut di musim 1993 dengan gelar juara dunia yang direbut Alain Prost, dan gelar konstruktor dimana Renault memenangi 7 dari 16 lomba.[14][15] Musim 1994 Williams-Renault gagal melanjutkan dominasinya setelah Ayrton Senna tewas di Imola, dan meninggalkan Damon Hill yang kemudian bertarung untuk gelar juara dunia. Hill sempat menekan Michael Schumacher sampai balapan terakhir di musim 1994, dimana keduanya lantas terlibat insiden di Adelaide yang membuat Schumi meraih gelar dunia untuk mesin Ford, sementara Renault sendiri harus puas menjadi juara dunia konstruktor bersama Williams.

Benetton lantas tertarik untuk menggunakan mesin Renault di musim 1995, setelah sebelumnya di 1994 mereka menggunakan mesin Ford. Setelah berhasil meraih sembilan kemenangan di musim 1995, Michael Schumacher kemudian berhasil mempertahankan gelar juara dunianya yang ia raih di 1994. Benetton juga bahkan berhasil menjadi juara dunia konstruktor untuk pertama kalinya di musim tersebut, setelah Johnny Herbert menyumbangkan dua kemenangan balapan tambahan di musim 1995.[16][17]

Musim 1996, dominasi Renault di F1 kembali ke tangan Williams-Renault[18] setelah Michael Schumacher hengkang dari Benetton-Renault. Duet Damon Hill dan Jacques Villeneuve mendominasi musim 1996 sampai akhir, dengan kemenangan tipis Damon Hill sebagai juara dunia setelah JV bermasalah di balapan terakhir di Jepang. Awal musim 1997, Renault mengumumkan bahwa mereka akan mengundurkan diri dari F1 di akhir musim 1997. Bagi Williams, berita ini adalah petaka karena mereka juga baru saja ditinggalkan Adrian Newey yang hengkang ke McLaren. Meskipun begitu, Williams tetap mampu mendominasi musim 1997, lewat kemenangan dramatis Jacques Villeneuve sebagai juara dunia atas Michael Schumacher di balapan terakhir di Jerez.[19]

Mecachrome, Playlife, dan Supertec

Sekalipun Renault hengkang dari F1, di musim 1998 aroma mereka masih tetap terasa di lintasan F1 lewat pasokan mesin upgrade atas nama Playlife untuk tim Benetton (dari musim 1998-2000), Mecachrome untuk Williams (dari musim 1998-1999)[20], dan Supertec untuk tim B.A.R (1999) dan Arrows (2000). Walaupun mesin Supertec terbilang gagal bagi tim B.A.R di 1999[21], tim Arrows berhasil membuktikan mampu menjadi mobil tercepat pada 2000.[22] Sementara itu bagi tim Benetton, pemakaian mesin Playlife terbilang cukup lumayan dengan Giancarlo Fisichella yang meraih pole di Austria 1998 dan bahkan nyaris meraih kemenangan di Kanada 1998 dan Eropa 1999.[23] Tim Williams sendiri tampil terpuruk setelah hengkangnya Renault dari F1, sebab di musim 1998 saat pertama memakai mesin Mecachrome, mereka terpuruk ke P3 klasemen konstruktor. Di musim 1999, Williams dengan Mecachrome nyaris saja mencuri kemenangan di Eropa, tapi gagal karena Ralf Schumacher mengalami kecelakaan.[24]

Kembali memasok mesin

Pada musim 2007, Renault kembali menjadi pemasok mesin, kali ini untuk tim Red Bull Racing.[25] Setelah meraih hasil biasa-biasa selama dua musim di 2007 dan 2008, kemenangan lain untuk Renault sebagai pemasok mesin akhirnya berhasil diraih di GP China 2009 lewat pembalap Sebastian Vettel, saat di sisi lain tim utamanya sendiri terseok-seok di barisan belakang. Sepanjang musim 2009, tim RBR yang ditenagai mesin Renault mampu tampil luar biasa dan menjadi penantang gelar dunia melawan koalisi Ross Brawn-Jenson Button-Rubens Barrichello (Trio B) di tim Brawn GP, walaupun akhirnya harus puas sebagai runner-up di akhir musim.[26]

Musim 2010, Red Bull Racing masih tetap menggunakan mesin Renault, dan mobil mereka kali ini menjadi mobil paling tangguh dengan berhasil menyapu bersih 15 pole position dari 19 lomba. Red Bull bahkan mampu menjadi juara dunia konstruktor dan juara dunia pembalap (melalui Sebastian Vettel) di akhir musim 2010.

Di GP Inggris, Renault mengumumkan bahwa mereka membuka diri bagi tim lain yang berminat memakai mesin mereka di musim 2011 selain tetap memasok mesin untuk tim RBR dan membina tim pabrikannya sendiri. Pada tanggal 5 November 2010, Lotus Racing akhirnya mengkonfirmasikan bahwa mereka akan menggunakan mesin Renault mulai musim 2011 dan 2012.[27]

Kembali sebagai tim penuh

 
Karyawan pitlane tim Renault di musim 2002.

Akusisi Benetton dan membangun tim

2000-2002

Pada 16 Maret 2000, Renault memutuskan akan kembali ke ajang F1 sebagai konstruktor penuh mulai 2002. Mereka lantas membeli tim Benetton Formula seharga 120 juta dollar AS. Renault lantas mempertahankan nama Benetton untuk musim 2000 dan 2001. Meskipun sudah sah dibeli oleh Renault, untuk musim 2000 Benetton masih tetap menggunakan mesin Playlife.[28] Pembalapnya saat itu adalah Giancarlo Fisichella dan Alex Wurz. Podium diraih Fisico di Monaco dan Kanada. Wurz hanya mampu meraih poin di Italia. Total tim meraih 20 poin konstruktor dan berada di P4 klasemen akhir. Wurz lantas keluar dari tim di akhir 2000. Posisinya digantikan oleh Jenson Button. Di musim 2001 Button dan Fisi hanya mampu meraih 10 poin dikarenakan penampilan mobil Benetton yang biasa-biasa saja. Satu-satunya prestasi tetinggi tim adalah saat Fisi menunjukan penampilan heroik di GP Belgia ketika ia berhasil meraih podium ketiga.

 
Jarno Trulli di musim 2003.

Musim 2002 Benetton berganti nama menjadi Renault. Fisi pindah ke Jordan, dan digantikan oleh Jarno Trulli. Button dan Trulli meraih 23 poin di musim tersebut dan finish di P4 klasemen akhir. Penampilan Jenson Button menjadi awal dari kecemerlangan Renault di 2002. Jenson tampil sangat luar biasa di musim 2002 dan ia nyaris saja naik podium di GP Malaysia sebelum suspensinya rusak di lap terakhir dan akhirnya harus puas finish di P4 dibelakang Michael Schumacher. Namun penampilan gemilang Jenson ini ternyata tidak membuat Flavio Briatore terkesan, ia lantas memindahkan Jenson ke B.A.R-Honda dan kemudian mempromosikan pembalap muda calon juara dunia 2005 dan 2006, Fernando Alonso masuk ke tim.

2003-2004

Musim 2003 dengan duet Fernando Alonso dan Jarno Trulli, tim Renault kerap kali disebut "roket" karena aksi start dua pembalap mereka yang fantastis. Renault saat itu memang dikenal cepat dalam mengadaptasikan aplikasi launch control, sehingga membuat mereka mampu naik beberapa posisi saat start. Penampilan Renault yang bagus kembali menebarkan ancaman saat Fernando Alonso meraih pole position di GP Malaysia[29], dan finish di P3 keesokan harinya. Puncaknya adalah saat Alonso berhasil menang balapan di GP Hungaria dengan mengalahkan Kimi Raikkonen dan McLaren.[30]

Musim 2004 Renault menjadi kandidat kuat untuk merebut tempat kedua klasemen konstruktor dibelakang tim Ferrari. Jarno Trulli memenangi GP Monaco[31] dengan spektakuler, sementara Fernando Alonso menabrak pembatas. Tetapi hubungan Jarno dengan bosnya Flavio Briatore memburuk. Jarno bahkan kehilangan podium ketiganya di Perancis setelah kalah oleh Barrichello di tikungan terakhir sebelum garis finish. Trulli keluar dari tim sebelum musim usai, dan ia pindah ke Toyota. Renault lantas menggantikannya dengan Jacques Villeneuve. Sayangnya JV gagal menunjukan performa bagusnya, dan Renault akhirnya harus tergusur ke P3 klasemen konstruktor dibelakang B.A.R.

Menjadi juara dunia

 
Renault RS26, mesin F1 Renault musim 2006.

Musim 2005, Renault mendominasi balapan dengan pasangan pembalap Giancarlo Fisichella dan Fernando Alonso. Saat tes pramusim, Renault mulai menunjukan potensinya sebagai kandidat juara dunia dengan beberapa kali meraih waktu tercepat. Giancarlo Fisichella lantas memulai musim 2005 dengan baik saat ia menang di Melbourne. ia mengambil keuntungan dari sesi kualifikasi hujan yang membuat tim-tim lain tampak kesulitan dengan format kualifikasi yang baru. Fernando Alonso kemudian memenangkan tiga balapan berikutnya dan naik menjadi pemimpin klasemen pembalap serta mengantar Renault memimpin di klasemen kontruktor. Sementara itu, Fisichella gagal di beberapa balapan. Setelah tampil labil di pertengahan musim, McLaren kemudian mengambil alih pimpinan klasemen konstruktor dari tangan Renault di Sao Paulo setelah finish 1-2, namun di sisi lain, Fernando Alonso berhasil mengunci gelar juara dunianya yang pertama. Renault kembali mengambil alih puncak klasemen konstruktor di Cina sekaligus memantapkan tim menjadi juara dunia konstruktor untuk kali pertama sepanjang sejarah.

Musim 2006 Alonso berhasil mempertahankan gelar juara dunianya, ditengah kabar bahwa ia pindah ke McLaren mulai musim 2007.[32] Alonso mengawali musim dengan memenangi lomba di Bahrain dan Australia. Di Malaysia, Fisichella ganti memenangi lomba dan Alonso finish kedua. Dengan hasil ini, tim Renault berhasil menjadi juara balapan 1-2 yang pertama sejak Rene Arnoux dan Alain Prost di 1982. Renault lantas merayakan balapan F1 ke-200nya di GP Inggris dengan hasil kemenangan dari Alonso. Sama seperti musim sebelumnya, gelar juara dunia pembalap dan konstruktor baru bisa dipastikan di seri terakhir di Brasil saat Fernando Alonso finish kedua dibelakang pembalap lokal yang kelak akan menjadi partnernya, Felipe Massa.

Angin-anginan

 
Fernando Alonso di Perancis 2008.
 
Nelsinho Piquet di Turki 2009.

Tahun 2007 Renault memperkenalkan Heikki Kovalainen sebagai pengganti Alonso. Giancarlo Fisichella masih tetap dipertahankan tim. Renault lantas memperkenalkan sponsor baru yaitu ING Group, yang menggantikan sponsor sebelumnya, Mild Seven.[33] Sepanjang musim 2007, tim gagal menampilkan performa terbaik. Satu-satunya hasil spektakuler adalah saat Heikki Kovalainen tampil luar biasa di GP Jepang dengan menahan laju Kimi Raikkonen dari Ferrari, sehingga akhirnya Heikki mampu finish kedua. Tim mengakhiri musim 2007 dengan finish di P3 klasemen akhir konstruktor.

Musim 2008 Alonso kembali ke Renault, dan Heikki pindah ke McLaren. Alonso lantas disambut hangat oleh seisi tim yang bermarkas di Enstone, Inggris tersebut. Partner Alonso untuk musim 2008 adalah Nelson Angelo Piquet, yang merupakan putra juara dunia tiga kali era 1980-an, Nelson Piquet.[34][35] Alonso kali ini merasakan kurang andalnya Renault dalam balapan. Sampai pertengahan musim, Renault mssih kesulitan mendapatkan settingan mobil terbaik. Podium pertama Renault di musim 2008 dicetak di Jerman, saat Nelsinho Piquet berhasil mengakali safety car yang keluar karena kecelakaan Timo Glock (Toyota), sehingga akhirnya ia bisa finish kedua. Kemenangan balapan yang ditunggu akhirnya datang juga di Singapura, saat Fernando Alonso berhasil memenangi lomba (walaupun kemudian diketahui Renault bermain curang dalam balapan tersebut), dan dilanjutkan dua minggu sesudahnya di Jepang.

Musim 2009 Renault sangat berharap mereka bisa menjadi penantang gelar kembali. Sayangnya harapan mereka tidak terlaksana setelah mobil R29 kembali tampil amburadul. Fernando Alonso berhasil meraih pole di Hungaria, namun saat lomba mekanik pitnya salah memasang baut ban, dan menyebabkan ban kanan Alonso terlepas saat ia keluar dari pit. Tim lantas mendapat hukuman larangan satu kali ikut balapan, namun kemudian hukuman tersebut dibatalkan setelah banding Renault diterima FIA.[36][37] Kejutan lain kemudian dibuat Renault dengan mendepak Nelson Piquet Junior[38] dan menggantinya dengan Romain Grosjean. Podium pertama Renault di musim 2009 diraih di GP Singapura melalui Fernando Alonso. Sayangnya hanya berselang satu jam setelah meraih podium, Alonso mengumumkan bahwa ia akan pindah ke tim raksasa Italia, Scuderia Ferrari mulai 2010, dan ia kemudian menegaskan bahwa Ferrari akan menjadi tim F1-nya yang terakhir sampai pensiun nanti, sehingga tidak mungkin bagi tim Renault untuk memanggilnya pulang suatu hari nanti. Posisi Alonso untuk musim 2010 kemudian digantikan oleh pembalap Polandia, Robert Kubica.[39]

 
Robert Kubica di Bahrain 2010.

Musim 2010 Renault tampil dengan pulas warna klasik, kuning dan hitam. Di awal musim[40], Renault France mengumumkan bahwa mereka telah menjual 75% saham tim Renault F1 kepada Genii Capital[41], sebuah perusahaan investasi dari Luxemburg.[42] Renault France sendiri masih mempertahankan sisa 25% saham di dalam tim. Untuk duet pembalap sendiri, Renault akhirnya berhasil mendapatkan Robert Kubica[43][44][45] dan memasangkannya dengan debutan dari Rusia yang ditenggarai berhasil masuk Renault karena membawa sponsor, Vitaly Petrov. Genii Capital kemudian mengumumkan bahwa Eric Boullier akan menjadi team principal Renault yang baru menggantikan Bob Bell yang kembali ke posisi asalnya sebagai direktur teknik sampai pertengahan 2010 ketika Bell kemudian mengundurkan diri dari Renault. Renault kemudian mengumumkan bahwa mereka berusaha untuk mengincar Kimi Raikkonen untuk 2011, tetapi Kimi kemudian membantah hal tersebut dan menganggap bahwa Renault hanya menggunakan namanya untuk tujuan pemasaran.[46]

Kedatangan Group Lotus

Pada 5 November 2010, Renault kemudian mengadakan kolaborasi dengan Group Lotus seputar kerjasama masa depan di F1, dan memunculkan gosip bahwa Renault akan menutup timnya dan mengubah namanya menjadi Team Lotus. Kerjasama kemitraan ini kemudian difinalisasikan pada awal Desember 2010 dengan Group Lotus yang membeli 25% saham yang dimiliki Renault Cars,[47] yang sekaligus membuat Renault hanya berperan sebagai pemasok mesin saja dan memberikan kesempatan bagi Lotus Cars untuk menambahkan embel-embel nama Lotus pada tim Renault yang kemudian diwujudkan dengan nama Lotus Renault GP. Untuk penamaan sasis sendiri, mereka masih menggunakan warisan nama Renault yaitu inisial "R". Di sisi lain tampilnya Lotus Renault GP di musim 2011 juga memberikan masalah bagi penggemar F1 karena ada dua tim Lotus yang berlaga di F1, dengan tim Lotus satunya lagi yang dimiliki Tony Fernandes yang bernama Lotus F1 Racing/Team Lotus.[48] Salah satu perbedaan mencolok diantara kedua Lotus ini adalah warna mobil. Lotus Renault GP akan menggunakan warna emas-hitam, sementara Lotus Racing akan menggunakan warna hijau.

Struktur tim

 
Fernando Alonso, sang juara dunia F1 2005 dan 2006 bersama Renault.

Skuad saat ini

Nama Kebangsaan Posisi dalam tim
Eric Boullier   Team principal
Gerard Lopez   Ketua tim
James Allison   Direktur teknik
Rob White   Direktur teknik mesin
Robert Kubica   Pembalap
Vitaly Petrov   Pembalap
Ho-Pin Tung   Pembalap tes
Jan Charouz   Pembalap tes

Daftar pembalap

Nama Pembalap Nama Pembalap

Lain-lain

Kontroversi crashgate di GP Singapura 2008

 
Fernando Alonso saat menang di GP Singapura 2008, disaat disisi lain rekan setimnya, Nelson Piquet Jr. diyakini menabrakkan mobilnya untuk membantu Alonso menang.

Nelson Angelo Piquet dengan gaya bercanda menegaskan kepada wartawan di awal musim 2009 bahwa ia memang membantu tim Renault untuk meraih kemenangan di Singapura 2008 dengan cara menabrakkan mobilnya ke dinding sehingga membuat safety car keluar, dan Fernando Alonso bisa maju kedepan dan akhirnya memenangi lomba.[50] Para wartawan saat itu menganggap bahwa Piquet memang sedang melucu seperti biasanya dan tidak menganggap ucapan Piquet itu serius.

Namun setelah Piquet Jr. dipecat dari tim Renault pada 4 Agustus 2009, ayah Piquet yaitu Nelson Piquet Sr. berbicara pada media massa bahwa anaknya telah disuruh oleh Renault untuk berbuat kebodohan di Singapura 2008.[51] Piquet Jr. lantas menyebut bahwa Flavio Briatore sebagai pembunuh dan perusak karena tega menghentikan karier membalapnya padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun di musim 2008 dan 2009.[52] Piquet Jr. kemudian kembali menegaskan bahwa ia memang melakukan apa yang diminta tim saat menabrakkan mobilnya ke dinding di Singapura 2008 untuk membantu Alonso memenangi lomba.[53][54]

Berbekal dari pengakuan ayah dan anak ini, FIA kemudian membahas kasus ini di bulan September 2009, dan akhirnya tim Renault terkena hukuman tidak boleh ikutan balap selama dua musim, walaupun beberapa minggu kemudian hukuman tersebut diganti dengan denda dan masa percobaan selama dua musim. Tim bahkan harus rela kehilangan beberapa sponsor, salah satunya ING. Flavio Briatore dihukum seumur hidup tidak boleh ikut berkecimpung di F1 (walaupun akhirnya hukuman tersebut diperingan menjadi hanya sampai akhir musim 2012 saja), dan Pat Symonds terkena sanksi larangan mendampingi tim dalam balapan selama lima musim. Secara resmi di awal Oktober 2009, tim kemudian mengumumkan bahwa baik Briatore maupun Symonds tidak akan kembali lagi ke tim Renault di masa yang akan datang.[55][56]

Kemitraan dan sponsorship

Pada 2005 terutama setelah pengangkatan Carlos Ghosn sebagai CEO Renault Cars, publik mulai menanyakan komitmen Renault di ajang Formula Satu. Ghosn memiliki reputasi sebagai seorang pengusaha pelit, dengan julukan "pemotong biaya". Ghosn telah berkali-kali mengkonfirmasi bahwa keikutsertaan Renault di ajang F1 baik sebagai pemasang iklan ataupun sebagai peserta balap merupakan sebuah investasi teknologi yang besar. Pada Grand Prix Prancis 2005, Ghosn menetapkan kebijakannya tentang keterlibatan perusahaan dalam motorsport: "Kami tidak tahu pastinya apakah Formula Satu sebuah kebiasaan bisnis atau tradisi olahraga bagi kami di Renault. Kami di sini untuk menunjukkan bakat kita dan kita bisa melakukannya dengan benar untuk saat ini. Formula Satu adalah sebuah investasi, dan jika untung maka itu bagus bagi kami, sebaliknya bisa gagal, maka itu adalah bencana." Setelah Renault memenangkan gelar keduanya pada tahun 2006, Ghosn mengatakan "Ini merupakan kemenangan penting karena membenarkan investasi Renault di ajang Formula 1, dan akan membuat di masa depan kami setidaknya aman untuk beberapa tahun kedepan. Paling tidak kami sama sekali tidak rugi berinvestasi disini."[57] Pada bulan Mei 2008, dua tahun sejak Renault mendominasi, dan di tengah-tengah musim yang relatif lemah bagi tim, Ghosn sekali lagi menyatakan bahwa terlepas dari hasil buruk yang diraih, Renault akan tetap ada F1 untuk 'bertahun-tahun' kedepan.[58] Renault kemudian menandatangani perjanjian dengan FOM untuk bertahan di F1 sampai akhir musim 2012.

Renault F1 sendiri memiliki hubungan penelitian dengan Boeing[59], tujuan yang hendak dicapai adalah "untuk menyelidiki proyek kolaborasi teknologi demi kepentingan bersama." hubungan serupa yang ada di F1 adalah antara tim McLaren dan BAE Systems.

Sponsor Renault saat ini adalah perusahaan minyak Perancis Total SA, perusahaan IT AS Hewlett-Packard, produsen jam tangan TW Steel dari Belanda dan produsen mobil Lada dari Rusia.

Referensi

  1. ^ Noble, Jonathan (2010-01-05). "Boullier joins Renault as team principal". autosport.com. Diakses tanggal 2010-01-05. 
  2. ^ "LOTUS RENAULT GP LIMITED of EC4M 7EG", Companies in the UK.co.uk, 16 December 2010, accessed 14 January 2011.
  3. ^ "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2008-01-27. 
  4. ^ Noble, Jonathan (13 January 2011). "Renault to switch to British licence". Autosport. Haymarket Publications. Diakses tanggal 15 January 2011. 
  5. ^ "Autosport.com on the 1979 French Grand Prix". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 2009-04-18. 
  6. ^ "Formula1.com on the 1979 French Grand Prix". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 2009-04-18. 
  7. ^ Race report from Grandprix.com
  8. ^ Unless otherwise indicated, all race results are taken from "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2007-06-17. 
  9. ^ Lang, Mike (1992). Grand Prix! Vol 4. Haynes Publishing Group. hlm. 210. ISBN 0-85429-733-2. 
  10. ^ Hamilton, Maurice (ed.) (1985). AUTOCOURSE 1985-86. Hazleton Publishing. hlm. 233. ISBN 0-905138-38-4. 
  11. ^ http://www.youtube.com/watch?v=Pn6wnhb2Vpg&feature=related
  12. ^ The changing face of F1 . Akses: 12 Juli 2006.
  13. ^ Unless otherwise indicated, all race results are taken from "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2007-08-08. 
  14. ^ "The Official Formula 1 website". Diakses tanggal 2007-09-01. 
  15. ^ Interview – Frank Williams (1 Juli 1993) [1]. Diakses pada 14 Juli 2006.
  16. ^ Official result of the 1995 British Grand Prix at formula1.com
  17. ^ Henry, Alan. "1995 Grands Prix: Italian Grand Prix". Autocourse 1995-96. Hazleton Publishing. hlm. 190–191. ISBN 1-8745-5736-5. 
  18. ^ GP.Com > Features > News Feature > Review of 1996
  19. ^ Review of 1997 . Diakses pada 14 Juli 2006.
  20. ^ News Feature > Mecachrome. Diakses pada 14 Juli 2006.
  21. ^ Henry, Alan (1999-11-02). "God help Ferrari No.2". Guardian. Guardian Newspapers. hlm. 8. 
  22. ^ "Arrows 2000 season results". FIA / Formula One Administration. Diakses tanggal 2010-03-07. 
  23. ^ "1999 European GP: Overview". ChicaneF1.com. Diakses tanggal 2007-08-01. 
  24. ^ "1999 European Grand Prix". The Official Formula 1 Website. Diakses tanggal 2007-07-29. 
  25. ^ "BBC SPORT | Motorsport | Formula One | Red Bull to be Renault powered". BBC News. 2006-10-31. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  26. ^ "Brazilian Grand Prix: Jenson Button seals world title with brilliant drive". Daily Mail. 2009-10-18. Diakses tanggal 2009-10-22. 
  27. ^ "Renault Engine Partnership". lotusracing.my. Lotus Racing. 5 November 2010. Diakses tanggal 16 November 2010. 
  28. ^ Spurgeon, Brad (2000-03-24). "Teams Rev Up for Battle in the Brand-Name Game". International Herald Tribune. hlm. 24. 
  29. ^ Complete Race Guide FIA.com
  30. ^ http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/motorsport/formula_one/3178001.stm
  31. ^ Jarno Trulli juara GP Monaco 2004
  32. ^ "Alonso in shock move to McLaren". The Official Formula 1 Website. 2005. Diakses tanggal 2007-01-17. 
  33. ^ ING replaces Mild Seven at Renault. Retrieved October 16, 2006.
  34. ^ Fernando Alonso to re-sign for Renault www.telegraph.co.uk Retrieved 10 December 2007
  35. ^ Renault confirms 2008 driver line-up Alonso and Piquet http://f1.gpupdate.net/en/ Retrieved 10 December 2007
  36. ^ International Court of Appeal – Decision. Akses: August 17, 2009.
  37. ^ Renault suspended from next race. Akses: July 26, 2009.
  38. ^ "Piquet Jr dropped by Renault team". BBC Sport. 2009-08-04. Diakses tanggal 2009-08-04. 
  39. ^ English, Steven (2009-08-18). "Renault confirms Grosjean in, Piquet out". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 2009-08-18. 
  40. ^ "Renault considers Formula 1 exit". BBC News. 2009-11-04. Diakses tanggal 2010-05-22. 
  41. ^ Benson, Andrew (2009-12-16). "Renault will race in Formula 1 after selling their team". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2009-12-16. 
  42. ^ AUSmotive.com – Renault stay in F1, kind of
  43. ^ "Kubica to race for Renault in 2010". 2009-10-07. 
  44. ^ "Robert Kubica not sure to stay at new-look Renault". BBC News. 2009-12-16. 
  45. ^ "Robert Kubica will stay with Renault Formula 1 team". BBC News. 2010-01-04. 
  46. ^ "Angry Raikkonen rules out F1 return with Renault". motorsport.com. GMM. 2010-10-05. Diakses tanggal 2010-10-06. 
  47. ^ Noble, Jonathan (2010-11-05). "Renault team set for Lotus Cars tie-up". autosport.com. Haymarket Publishing. Diakses tanggal 2010-11-06. 
  48. ^ Beer, Matt (8 December 2010). "Team Lotus still bullish over name". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 10 December 2010. 
  49. ^ Masuk menggantikan Robert Kubica yang terkena cedera akibat kecelakaan saat Reli Andorra.
  50. ^ http://sportgeza.hu/forma1/2009/09/10/a_17-es_kanyarban_utkozz_ott_nincs_daru/
  51. ^ "Renault Sack F1 Driver Piquet". Sky News. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  52. ^ "Angry Piquet confirms Renault exit". Autosport. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  53. ^ Hamilton, Maurice (2009-09-04). "FIA charges Renault over Nelson Piquet Jr crash in Singapore". London: The Guardian. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  54. ^ "FIA investigating F1 crash". USA Today. 2009-08-30. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  55. ^ Cary, Tom (2009-09-17). "Q and A: why Renault face race-fixing allegations and other questions". London: The Telegraph. Diakses tanggal 2009-09-17. 
  56. ^ "Renault blames Briatore & Symonds". BBC Sport. 2009-09-17. Diakses tanggal 2009-09-17. 
  57. ^ "Ghosn: Titles justify investment". www.itv-f1.com. 2006-10-27. Diakses tanggal 2006-10-30. 
  58. ^ http://www.autosport.com/news/report.php/id/67847 – Autosport: Renault to stay in F1 'for many years'
  59. ^ Boeing Company. (June 17, 2004). Boeing, Renault F1 Team to Collaborate on Technology Development. Press Release.

Pranala luar

Templat:Link GA