Edom merupakan nama tempat yang sebelumnya dikenal dengan nama Seir.[1] Tanah dan penghuni dari Edom ini ditemukan di dataran bagian selatan dan tenggara dari Laut Mati.[2] Edom juga merupakan bertetangga dengan Israel di timur dan selatan.[3] Nama Edom mempunyai tiga makna yang terdapat dalam Alkitab.[1] Makna yang pertama (Kejadian 25:30; 36:1, 8, dan 19) yaitu nama lain dari Esau sebagai peringatan bahwa ia menukar hak kesulungannya dengan sup merah.[1] Makna yang kedua (kitab Bilangan 20:18, 20, 21; kitab Amos 1:6, 11; 9:12; kitab Maleakhi 1:4) yaitu Edom sebagai suatu kelompok bangsa.[1] Makna yang ketiga (kitab Kejadian 32:3; 36:20, 21, 30; kitab Bilangan 24:18) yaitu tanah yang diduduki oleh keturunan Esau, yang sebelumnya dikenal dengan nama Seir.[1] Kata Edom berasal dan berarti merah.[4] Kata "merah" ini menunjuk pada sup yang diberikan sebagai ganti hak kesulungannya.[2] Selain itu, kata "merah" ini juga berkaitan dengan kelahiran Esau yang terdapat dalam kitab Kejadian 25:25.[4] Selain itu, kata "merah" ini juga muncul karena warna kemerah-merahan yang ada pada tanah Edom akitab dari batu yang berwarna merah.[5]

Berkas:Map-31-01.jpg
Edom

Letak Geografis

Berkas:Wadi zered.jpg
Wedi Zered, batas utara dari Edom

Wilayah Edom mempunyai panjang kurang lebih 160 Km.[1] Ia terbentang mulai dari Wadi Zered sampai ke Teluk Akaba.[1] Edom mempunyai empat batas wilayah.[2][4] Batas utara adalah Wadi Zered dan teluk Akaba, batas timur adalah Wadi Araba, batas selatan adalah Wadi el-Hesea(yang juga batas dari Moab), dan batas barat adalah padang gurun Araba.[2][4] Ia meluas sampai ke sisi Araba, suatu daerah seperti lembah yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mati.[1] Daerah Edom merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan tinggi 1607 m.[1] Dataran tinggi pada Edom mencapai 5000 m, bahkan bisa mencapai 5600 m.[2] Tanah yang terdapat di daerah Edom bukanlah tanah yang subur.[1] Namun demikian, ada beberapa tanah yang berada di daerah timurlaut dari Edom yang baik untuk ditanami salah satunya adalah anggur (kitab Bilangan 20:17, 19).[1] Di tanah ini juga hewan ternak dapat merumput.[2]. Tanah Edom sendiri terbagi atas tiga bagian.[3]

Hutan Edom

Jarak hutan Edom ada 70 mil dari utara ke selatan serta kurang lebih 50 mil dari timur ke barat.[3] Batas utara dari hutan ini adalah Wadi el-Hesea yang memisahkan Edom dari Moab.[3] Batas timur dari hutan ini adalah padang gurun yang berada beberapa mil dari barat.[3] Batas selatan dari hutan ini adalah sebuah lereng yang terjal yang bernama Neqb esh-Shtar.[3] Batas barat dari hutan ini adalah beberapa bukit.[3] Hutan ini yang disebut sebagai daerah merah karena terdiri dari tanah merah dan juga batu yang berwarna merah.[3] Daerah ini juga masih berkaitan erat dengan daerah Seir .[3] Hutan Edom ini juga ditandai dengan beberapa deretan hutan, terutama hutan yang ada pada perbatasan utara.[3] Daerah ini juga menjadi batas bagi dataran tinggi dan cukup dekat untuk memberi sinyal apabila ada serangan ke Edom.[3]

Daerah-daerah kecil Edom

Daerah kecil ini terletak dari Arabah sampai daerah selatan Neqb esh-Shtar sejauh teluk Akaba.[3] Daerah ini berada dekat dengan hutan Edom dan berada di bawah kekuasaan Edom.[3] Daerah ini biasa digunakan sebagai jalur perdagangan dari Mesopotamia dan Siria untuk bertukar barang dari Mesir dengan Arab [3] Hal ini yang menyebabkan daerah ini menjadi penting.[3] Bangsa Edom juga menggunakan daerah ini untuk berdagang besi dan tembaga untuk menambah kekayaan mereka.[3]

Pedalaman Edom

Daerah ini berada dalam wilayah Edom tetapi tidak berada dikuasai oleh Edom seluruhnya.[3] Daerah ini biasa ditempati oleh suku-suku yang hidup berpindah-pindah.[3] suku-suku ini adalah suku Amalek dan suku Kenas.[3] Dalam kitab Bilangan 20:16 diceritakan bahwa Musa sebagai pemimpin Israel meminta izin untuk dapat melewati daerah ini.[3] Israel tidak menemukan kesulitan ketika melewati pedalaman Edom dan daerah-daerah kecil di Edom, hanya saja mereka berusaha menghindari hutan Edom .[3]

Data Arkeologis

Data arkeologis mengenai Edom sangat sedikit atau bisa dikatakan jarang.[2] Data-data arkeologis mengenai Edom menunjukkan bahwa penduduk Edom baru muncul di akhir zaman perunggu yaitu sekitar 1300 SM.[2] Ketika awal zaman besi baru ditemukan adanya sebuah kota.[2] Sebuah materai dari Tell el-Kheleifeh memperlihatkan bahwa naskah yang digunakan oleh orang Edom tidak sama dengan naskah yang dipakai orang Ibrani maupun orang Moab.[2] Beberapa artefak yang ditemukan dari hasil penelitian arkeologis adalah puisi, alat-alat, dan beberapa ornamen yang mungkin dipakai untuk peribadahan.[2]

Masyarakat Edom

Di dalam Kitab Nabi-nabi diceritakan mengenai hubungan yang erat antara penduduk Edom dengan Israel.[3] Kemungkinan besar masyarakat Edom berasal dari Aram.[3] Mereka melakukan perkawinan campur dengan orang Kanaan (Kejadian 26:34), Orang-orang Ismael Ismael (Kejadian 28:9), dan suku-suku asli Hori dari Seir (Kejadian 36:20).[3] Masyarakat Edom merupakan masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian.[3] Mereka memperkaya diri dengan perdagangan besi dan tembaga .[3] Perdagangan tersebut biasa mereka lakukan dengan bangsa Babilonia, Siria, Arab, dan Mesir.[3] Masyarakat Edom memakai bahasa Ibrani sebagai bahasa sehari-sehari.[3] mereka juga menganut paham politeis dan dewa-dewa mereka terdapat dalam nama raja-raja mereka.[3] Sistem pemerintahan mereka adalah monarki.[3] Sistem ini juga telah dipraktekkan jauh sebelum Israel melakukannya.[3] Pengangkatan raja dilakukan dengan cara pemilihan.[3]

Sejarah

Menurut data arkeologis, Edom telah berpenghuni jauh sebelum zaman Esau.[1] Kemudian, Esau bermigrasi ke Edom dan menjadi kelompok yang dominan dengan cara bergabung dengan beberapa kelompok, salah satunya adalah suku Hori.[1] Pada tahun 1850 SM, Edom mengalami kemunduruan budaya karena pada saat itu tanah Edom diduduki oleh bangsa-bangsa pengembara.[1] Berdasarkan keterangan Alkitab, bangsa Edom merupakan bangsa yang sangat sering berperang dengan Israel.[1] Dalam masa pemerintahan raja Saul, ia juga berperang melawan bangsa Edom walaupun di antara hamba-hambanya terdapat orang Edom (kitab 1 Samuel 14:47; 21:7; 22:19, 18).[1] Pada masa pemerintahan raja Daud, hal yang sama pun terjadi.[1] Ia menaklukkan Edom dan menempatkan tentara pendudukan di seluruh negeri itu (kitab 2 Samuel 8:13-14).[1] Pada masa pemerintahan ini juga banyak orang Edom yang meninggal.[1] Yoab yang merupakan panglima Daud turut membantai orang-orang Edom ketika ia tinggal di Edom selama beberapa bulan (kitab 1 Raja-raja 11:15-16).[1] Namun demikian, tidak semua orang Edom pada saat itu meninggal karena ada yang melarikan diri yaitu Hadad yang kemudian menyebabkan kesulitan-kesulitan pada masa pemerintahan Salomo (kitab 1 Raja-raja 11:14-22).[1] Pada masa kerajaan Yosafat, orang Edom bersekutu dengan kerajaan Moab dan Amon untuk berperang melawan Yehuda (kitab 2 Tawarikh 20:1).[1] Namun demikian, pasukan sekutu ternyata justru saling membunuh. Pada waktu itu, seorang raja Edom (ia mengakui keunggulan Yehuda) memutuskan untuk bergabung dengan Yehuda untuk berperang melawan Mesa, raja Moab (kitab 2 Raja-raja 3:4-27).[1] Pada masa pemerintahan raja Yoram, Edom kembali memberontak tetapi bisa ditaklukkan (kitab 2 Raja-raja 8:20-22;kitab 2 Tawarikh 21:8-10).[1] Setelah masa itu, Amazia menyerbu Edom dan membunuh 10.000 orang Edom (kitab 2 Raja-raja 14:7). Setelah itu, dalam pemerintahan Ahaz ketika Yehuda diserang oleh Pekah dan Rezin, orang Edom masuk ke Yehuda dan membawa para tawanan (2 Tawarikh 28:17.[1] Setelah itu, Edom tidak pernahlagi ditaklukkan oleh Yehuda.[1] Ketika Yehuda jatuh, para nabi mulai menubuatkan kejatuhan Edom sebab Edom bersukacita atas kejatuhan Yehuda.[1] Edom sendiri jatuh dalam kekuasaan Arab selama abad 5 sM dan pada abad 3 sM diserbu oleh orang Nabatea.[1]

Pada masa Asyur

Pemberontakan Siria dan sekutu melawan Asyur berakhir pada saat Tiglath-Pleser III tertangkap pada tahun 732 Sebelum Masehi.[5] Setelah pemberontakan itu Edom jatuh ke dalam perbudakan di bawah Asyur.[5] Namun demikian tidak berarti bahwa perbudakan di Asyur membawa dampak yang buruk bagi perkembangan Edom.[5] Bukti arkeologis menunjukkan bahwa beberapa kota yang menjadi sumber kemakmuran bagi Edom dibangun pada zaman bangsa Asyur berkuasa.[5] Kota-kota tersebut adalah Tawilan, Bozrah, dan Umm el-Biyarah.[5] Pada masa bangsa Asyur berkuasa, Edom juga menguasai daerah selatan Yehuda.[5] Pada tahun 735 Sebelum Masehi, Edom menjarah daerah yang bernama Elath.[5] Dalam Perjanjian Lama, daerah Edom disebutkan mulai dari selatan Yehuda sampai daerah barat Wadi Arabah.[5]

Pada masa Babilonia

Setelah bangsa Asyur mulai berkurang kekuasaannya, Edom mendapat keringanan untuk bebas dari pajak serta pemerintahan Asyur.[5] Pada masa itu yang berkuasa adalah Nebukadnezar.[5] Ia memegang kuasa atas wilayah barat setelah tahun 605 Sebelum Masehi.[5] Pada masa itu juga terjadi perbudakan dan salah satu bangsa yang termasuk dalam perbudakan adalah Yehuda.[5] Dalam masa kejayaan Babilonia, beberapa kali terjadi pemberontakan yang diakukan oleh bangsa Yehuda, Moab, Amon, Tyre, Sidon.[5] Di bawah pemerintahan Babilonia, Edom juga beberapa kali dituduh mengambil kesempatan untuk merampas dan merampok Yehuda.[5] Hal inilah yang menjadi pembahasan dari beberapa kitab nabi-nabi kecil, salah satunya adalah Obaja.[5] Dua hal yang menjadi keluhan dalam kitab-kitab tersebut adalah Edom telah menyerobot tanah Israel dan juga melakukan kesalahan yaitu kekerasan terhadap umat Israel.[5] Pada sisi lain, Edom juga memberikan tempat perlindungan kepada orang Yahudi untuk melarikan diri dari kekuatan Babilonia.[5] Namun demikian, tidak ada bukti kuat bahwa Edom membantu bangsa Babilonia secara militer pada tahun 587 Sebelum Masehi.[5] Edom tidak menyerang Babilonia.[5] Seorang yang bernama Yosefus menyebutkan bahwa pada Nebukadnezar menaklukkan Moab dan Amon, lima tahun setelah kejatuhan Yerusalem.[5] Namun demikian, Yosefus tidak menyebutkan bahwa Edom juga diserang dalam peristiwa tersebut.[5] Akhir dari kerajaan Edom adalah hasil dari suatu operasi militer yang dilakukan oleh Nabonidus pada tahun 552 Sebelum Masehi.[5]

Pada masa Persia

Sejarah mengenai Edom dan penduduk Edom pada masa Persia kurang diketahui dengan pasti.[5] Kebanyakan dari penduduk Edom pada saat itu melanjutkan tradisi yang berkaitan dengan cara hidup mereka.[5] Beberapa dari mereka hidup di gua dan di kemah.[5] Mereka juga memanfaatkan tanah mereka dengan memelihara ternak.[5]

Pada masa Romawi

Penduduk Edom di dikenal dengan nama Idume selama masa Hellenistik atau periode Romawi.[4] Salah satu keturunan Edom yang terkenal pada masa itu adalah Herodes agung.[4] Cukup sulit untuk menelesuri mengenai Edom atau keturunan Edom setelah masa Roma.[4] Hal ini dikarenakan kehancuran Yerusalem pada abad 70 Sesudah Masehi.[4] Dalam masa Romawi, kata Edom menjadi suatu bentuk kata yang dipakai untuk musuh.[4] Kata ini dipakai Romawi selama aksi penekanan yang dilakukan pihak Romawi terhadap Yahudi dan Kristen.[4] Hal ini dikarenakan rasa benci terhadap bangsa Edom.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab J. D. Douglas. 1973. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1: A-L. Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Hlm 266-267
  2. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)Walter A. Elwell. 1988. Baker Encyclopedia of the Bible:Volume A-I. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House. Hlm 655-657.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af (Inggris) George Arthur Buttrick. 1962. The Interprete's Dictionary Of The bible. Nashville: Abingdon. Hlm 24-26.
  4. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of the Bible. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans. Hlm 372-373.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa (Inggirs)David Noel Freedman. 1992. The Anchor Bible Dictionary: Volume 2. New York: Doubleday. Hlm 292-293.