Jang Hui-bin
Nyonya Jang Hui-bin (?-1701) merupakan salah satu selir kerajaan yang terkenal dari Dinasti Joseon.
Jang Hui-bin | |
Hangul | 희빈장씨 |
---|---|
Hanja | 禧嬪張氏 |
Alih Aksara | Huibin Jangssi |
McCune–Reischauer | Hŭibin Jangssi |
Biografi
Ia merupakan putri Jang Hyeong (Hangul: 장형, Hanja: 張炯) dan Nyonya Yun dari Klan Yun Papyeong, nama pribadinya adalah Jang Ok-jeong (Hangul: 장옥정, Hanja: 張玉貞).
Ok-jeong menjadi seorang dayang Janda Ratu Jangnyeol (ratu kedua Raja Injo) atas rekomendasi Pangeran Dongpyeong (sepupu pertama Raja Sukjong yang pernah dipecat). Pada tahun 1686, setelah suatu kunjungan dengan moyang tirinya (Ibu Suri Jangryeol), Raja Sukjong melihatnya dan menjadikannya selir dengan gelar suk-won.[1] Pada tahun 1688, ia dinaikkan statusnya menjadi so-ui, dan pada tahun 1688 dinaikkan ke ranking hui-bin setelah melahirkan seorang putra (calon Raja Gyeongjong). Ia kemungkinan memiliki putra kedua, Pangeran Seongsu, namun identitasnya diragukan. Ketika Ratu Inhyeon digulingkan dan dibuang kepengasingan pada bulan Mei 1688, Jang hui-bin menjadi Permaisuri Ketiga Sukjong, yang didukung oleh fraksi Soron. Putranya dijadikan Putra Mahkota.
Kemudian, pada tahun 1694, dengan pemulihan status Ratu Inhyeon, Jang diturunkan kembali menjadi hui-bin. Pada tahun 1701, Ratu Inhyeon meninggal karena sebuah penyakit misterius. Konon Jang hui-bin dipergoki oleh Sukjong di dalam kamarnya bersama saudaranya Jang Hui-jae dan seorang pendeta wanita Shaman berdoa untuk kematian Inhyeon (dan menusuk sebuah boneka dengan jarum-jarum) dan status pemulihannya. Jang hui-bin, saudaranya, dan oknum-oknum lainnya yang terlibat ditahan dan dihukum mati dengan racun, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 1701. Ia berusia 42 tahun pada saat itu.
Setelah kejadian itu, pada hari ketujuh bulan kesepuluh di dalam tahun kedua puluh tujuh pemerintahannya (1701), Sukjong mengumumkan sebuah dekrit yang melarang selir-selir menjadi Permaisuri dikemudian hari. Jang hui-bin meninggalkan banyak kisah rakyat termasuk ketamakannya atas kekuasaan, dan sebuah kisah yang melibatkannya sebelum kematiannya dengan putranya (calon Putra Mahkota Raja Gyeongjong).[2]
Meskipun demikian, sebagai ibu Putra Mahkota, ia diberikan gelar anumerta "Nyonya Oksan, Selir Agung Istana; Selir Agung Prefektur Klan Jang Indong" (대빈궁옥산부대빈장씨 大嬪宮玉山府大嬪張氏).
Referensi
- ^ Suk-won is the 8th title for a King's concubine.
- ^ Jang hui-bin severely beat and mutilated Gyeongjong, leaving him feeble minded and impotent http://www.royalark.net/Korea/korea6.htm