Perminyakan (agama)

Revisi sejak 20 Februari 2007 21.28 oleh Stephensuleeman (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ':''Artikel ini membahas '''Perminyakan''' sebagai upacara keagamaan. Untuk artikel lainnya lihat Perminyakan''. '''Meminyaki''' adalah sebuah ritual dalam berbagai a...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Artikel ini membahas Perminyakan sebagai upacara keagamaan. Untuk artikel lainnya lihat Perminyakan.

Meminyaki adalah sebuah ritual dalam berbagai agama dan bangsa dengan mengoleskan minyak yang harum, lemak binatang, ataupun mentega cair. Upacara ini dilakukan untuk melambangkan pemberian pengaruh ilahi atau sakramental, suatu pancaran kekuatan atau roh yang suci. Hal ini juga dapat dilihat sebagai upacara magis untuk mengusir pengaruh-pengaruh berbahaya dan penyakit dari diri seseorang ataupun benda-benda, khususnya dari roh-roh jahat bahasa Persia drug, bahasa Yunani κηρες, bahasa Armenia dev) yang diyakini sebagai sumber atau penyebab penyakit atau gangguan tersebut.

Istilah lain yang digunakan adalah pengurapan. Di kalangan tertentu minyak yang digunakan disebut krisma.

Penggunaan di kalangan suku primitif

Masyarakat Aborijin di Australia percaya bahwa perbuatan baik dari seseorang yang terbunuh dapat dipindahkan kepada mereka yang masih hidup bila mereka menggosok diri mereka dengan lemak dari bagian perut si mati. Orang Arab di Afrika Timur meminyaki diri mereka dengan lemak singa untuk mendapatkan keberanian serta melahirkan rasa hormat di kalangan binatang terhadap diri mereka. Upacara-upacara ini seringkali disertai dengan memakan si korban sendiri yang kebaikannya diperebutkan. Lemak manusia mempunyai daya magis di seluruh dunia, karena, seperti dikatakan oleh R. Smith, setelah darah, lemak secara khusus diyakini sebagai perantara dan tempat kedudukan kehidupan.

Mentega yang dibuat dari susu sapi, binatang yang dianggap suci di kalangan umat Hindu, digunakan untuk meminyaki dalam agama Hindu. Rumah yang baru dibangun diolesi dengan mentega. Demikian pula orang yang dikuasai oleh roh jahat disembuhkan dengan mengolesinya dengan mentega dari kepala hingga kaki. Mengolesi dengan minyak - dapat pula dengan darah - juga merupakan bagian dari ritual penobatan raja-raja Hindu.

Tradisi Alkitab

Di kalangan bangsa Ibrani, perminyakan atau pengurapan adalah penting dalam pengudusan seseorang atau sesuatu untuk dipergunakan oleh Allah. Karena itu dilakukan upacara pengurapan imam agung (Keluaran 29:29; Imamat 4:3) dan bejana-bejana suci (Keluaran 30:26).

Dalam pengobatan dan penguburan

Minyak juga digunakan sebagai obat dengan diberikan kepada yang sakit, atau diolesi pada luka (Mazmur 109:18; Yesaya 1:6; Injil Markus 6:13; Surat Yakobus 5:14).

Ungkapan “mengurapi perisai" (Yesaya 21:5), merujuk kepada upacara menggosokkan minyak pada kulit perisai untuk menjadikannya lentur dan layak digunakan dalam perang.

Jenazah orang yang meninggal kadang-kadang diurapi (Markus 14:8; Lukas 23:56).

Keramahtamahan

Meminyaki juga merupakan sebuah tindakan untuk menunjukkan sikap ramah tamah, seperti misalnya ketika Yesus diminyaki di rumah orang Farisi ( (Lukas 7:38, 46). Ada kebiasaan di kalangan orang Yahudi untuk meminyaki diri mereka dengan minyak sebagai cara untuk menyegarkan tubuh mereka (Ulangan 28:40; Rut 3:3; 2 Samuel 14:2; Mazmur 104:15, dll.). Bangsa Yunani kuno juga mempunyai kebiasaan yang serupa. Kebiasaan ini berlanjut di kalangan bangsa Arab hingga sekarang ini.

Mesias

Sang Pembebas yang dijanjikan dua kali disebut sebagai "Yang Diurapi" atau Moshiach (Mazmur 2:2; Daniel 9:25, 26), karena ia diurapi dengan Roh Kudus (Yesaya 61:1) yang, dalam teksnya, merupakan ungkapan kebangsawanan dan kebesaran. Menurut Perjanjian Baru, Yesus dari Nazaret adalah Yang Diurapi, Moshiach dari Tanakh (Yohanes 1:41; Kisah 9:22; 17:2, 3; 18:5, 28). Kitab-kitab Injil menyatakan bahwa ia secara fisik diurapi oleh seseorang yang tidak diketahui namanya yang secara tradisional ditafsirkan sebagai Maria Magdalena. Kata Kristus yang kini banyak disangka orang sebagai nama keluarga, sesungguhnya adalah seuah gelar yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani Christos yang kurang lebih berarti 'yang diurapi' (lebih tepat diterjemahkan yang penuh dengan minyak).

Menurut Kitab Suci Ibrani, setiap kali seseorang menerima perminyakan, Roh Allah turun ke atas orang tersebut, untuk melayakkannya untuk tugas yang telah dipercayakan oleh Allah kepadanya. Namun demikian, orang tidak harus selalu diminyaki secara fisik untuk dapat menerima Roh Allah.