Gita Wirjawan
Mayjen TNIGita Wirjawan (lahir 21 September 1965[1]) adalah pengusaha asal Indonesia[1]. Nama lengkapnya Gita Irawan Wirjawan, putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito (almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan[2]. Pada 2008, ia mendirikan perusahaan Ancora Capital (tempo), perusahaan investasi di bidang sumber daya dan pertambangan.[butuh rujukan] Ia mendirikan perusahaan tersebut setelah ia memutuskan mundur dari kursi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia yang ia jabat 2006-2008[2].
Gita Irawan Wirjawan | |
---|---|
Berkas:Gita Wirjawan02.JPG | |
Menteri Perdagangan Indonesia ke-31 | |
Mulai menjabat 19 Oktober 2011 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Pengganti Petahana | |
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal | |
Masa jabatan 22 Oktober 2009 – 13 Juni 2012 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Informasi pribadi | |
Almamater | Harvard University |
Pekerjaan | Pengusaha |
Sunting kotak info • L • B |
Kesuksesannya dalam mengelola perusahaan berbekal kekuatan relasi yang ia bangun sejak kuliah di Harvard[2]. Ancora Capital sendiri berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam[3]. Kesuksesan Gita dalam mengelola perusahannya dibuktikan ketika dalam hitungan bulan, Ancora berhasil mengambil alih sebagian saham beberapa perusahaan besar seperti PT Bumi Resources Tbk, Selain itu, ia juga merupakan salah satu komisaris PT Pertamina[3]. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Gita Wirjawan diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu.
Karier dan Kehidupan
Gita menempuh pendidikan S-1 di Amerika Serikat.[butuh rujukan] Ia menyelesaikan kuliahnya di Harvard University, pada 1992. Ia mengambil jurusan administrasi bisnis.[butuh rujukan] Selepas kuliah, ia memulai keriernya dengan bekerja di Citibank[1]. Pada 1999, dia mengambil kuliah S-2 jurusan public administration (administrasi Publik) di Harvard University dan lulus pada 2000 [1]. Selesai S-2, ia bekerja di Goldman Sachs Singapura, sebuah bank yang didirikan oleh Marcus Goldman[4]. Gita bekerja di sana hingga 2004.[butuh rujukan] Tahun berikutnya dia pindah ke ST Telekomunikasi sampai 2006 juga di Singapura, Gita kemudian bekerja di JP morgan Indonesia sebagai direktur utama[5]. Gita menjadi direktur di sana 2006-2008[5].
Gita mundur dari JP Morgan pada April 2008 dan mendirikan Ancora Capital.[butuh rujukan] Perusahaan barunya ini berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam[1]. Di Ancora, Gita membuktikan kepiawaian dalam mengelola perusahaan yang bergerak di bidang financial.[butuh rujukan] Dalam hitungan bulan, perusahaan ini mengambil alih sebagian saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Multi Nitrat Kimia, perusahaan properti di Jakarta, dan sebuah perusahaan properti di Bali[1]. Keberhasilan Gita memimpin Ancora adalah berkat banyak mengandalkan koneksinya saat kuliah di Harvard[2].
Jazz dan golf
Gita merupakan pecinta musik terutama jazz[1]. Gita mendirikan mendirikan rumah produksi musik bernama Omega Pacific Production[2]. Album-album yang diluncurkan lebih banyak bercorak jazz.[butuh rujukan] Ia memproduksi album jazz bagi pianis Nial Djuliarso, grup jazz Cherokee, dan Bali Lounge I dengan vokalis Tompi[2]. Beberapa lagu dalam album-album itu dia tulis atau aransemen sendiri.[butuh rujukan] Selain memproduksi album jazz, Gita mengeluarkan album pop, seperti Tompi, Bali Lounge II, dan album Dewi Lestari[2].
Pada akhir 2009, tepatnya pada Rabu, 11 November, Gita resmi bergabung dengan Kabinet Indonesia Bersatu II.[butuh rujukan] Gita memeroleh jabatan baru yakni sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)[6]. Sebagai Kepala BKPM, Gita bertugas membenahi permasalahan permasalahan investasi yang ada di Indonesia[7].
Gita juga merupakan pecinta olahraga golf.[butuh rujukan] Kecintaannya pada golf dia tunjukkan dengan mendirikan sekolah Ancora Golf untuk mencari bibit pegolf muda dari Indonesia[2]. Murid-murid Ancora Golf dididik instruktur dari Singapura untuk dipersiapkan mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional.[butuh rujukan] Biaya hidup murid Ancora juga ditanggung Gita.[butuh rujukan] Gita juga menyiapkan asrama bagi anak didiknya.[butuh rujukan] Asrama itu bahkan dilengkapi fasilitas seperti televisi plasma, Wi-Fi, dan penyejuk udara[2].
Ancora Foundation
Gita merupakan pendiri Ancora Foundation, sebuah yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan khususnya pendidikan[5]. Oraganisasi berfokus pada donasi pendidikan untuk pemuda Indonesia.[butuh rujukan] Yayasan ini telah membuat beberapa program beasiswa antara lain[5]:
- Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di John F. Kennedy School of Government, Harvard University
- Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di University of Cambridge
- Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di University of Oxford
- Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di Sciences Po Paris
- Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di Nanyang Technological University
- Ancora Foundation Scholarship di Universitas Paramadina
- Ancora Foundation Scholarship di Universitas Multimedia Nusantara
- The Ancora-Khazanah Scholarship Program
- The Ancora Scholarship Program di Jawa Barat
Pemikiran
Sebenarnya latar belakang Gita keluar dari JP Morgan adalah karena ia telah mengetahui lebih dulu mengenai krisis finansial di AS pada 2007[2]. Ia mengetahui bahwa dampaknya akan mendunia.[butuh rujukan] Kala itu ia telah berusaha memberi tahu beberapa ekonom dan pemerintah.[butuh rujukan] Sayang, tidak ada yang peduli[2]. Maka, dari itu, ia mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi.[butuh rujukan] Perusahaan itulah yang bernama Ancora Capital.[butuh rujukan] Perusahaan ini ia siapkan untuk membeli saham-saham perusahaan yang ia perkirakan akan rugi karena krisis keuangan global itu[2].
Dalam hal investasi, Gita meyakini bahwa pembangunan di Indonesia masih memerlukan bantuan keuangan[1]. Indonesia sebagai negara berkembang, menurut Gita memerlukan investasi asing (foreign investment)sebagai penunjang kekuarangan modal (capital) yang terjadi[1]. Gita mengumpamakan Indonesia adalah sebuah bangunan yang kekurangan dana untuk membuat atapnya[1].
Maka dari itu, bantuan dari luar sebaiknya tidak ditanggapi negatif[1]. Dengan sudut pandang positif, bantuan ini harus diartikan sebagai modal untuk membangun kekuatan ekonomi.[butuh rujukan] Dan kebetulan pihak luar negeri memiliki sumber bantuan tersebut. [butuh rujukan]Sebenarya seharusnya memang orang Indonesia sendiri yang mengelola sumber dayanya sendiri, tetapi untuk periode tertentu bantuan masih dibutuhkan[1].
Akan tetapi, Gita tetap mengakui bahwa meminta bantuan dari luar negeri memang dilematis.[butuh rujukan] Sebagian kalangan menilai bahwa ini tidak nasionalis dan hanya membahayakan kondisi ekonomi dalam negeri.[butuh rujukan] Bagi Gita, pandangan itu salah.[butuh rujukan] Bantuan dari luar negeri seharusnya diartikan sebagai dukungan untuk membangun ekonomi negara bukan menjual negara.[butuh rujukan] Sekali lagi, ia menegaskan bahwa bantuan itu harus ditanggapi dengan pola pikir (mindset) positif[1].
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m The Jakarta Post. Gita Wirjawan: Developing investment (diakses 20 April 2010)
- ^ a b c d e f g h i j k l tempointeraktif.com. Dua Dunia Gita Wirjawan. (diakses 12 April 2010)
- ^ a b Antarajateng.com. Profil Singkat Calon Menteri Kabinet. (diakses 18 April 2010)
- ^ wiki-indonesia.club. Goldman Sachs. (diakses 21 April 2010)
- ^ a b c d Speakersassociates.com. Gita Irawan Wirjawan. (diakses 20 April 2010)
- ^ nasional.tvone.co.id. Presiden Lantik Gita Wirjawan & 5 Wakil Menteri. (diakses 21 April 2010)
- ^ metrotvnews.com. Presiden Lantik 5 Wakil Menteri dan Kepala BKPM. (diakses 21 April 2010)
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mari Elka Pangestu |
Menteri Perdagangan Indonesia 2011–sekarang |
Petahana |