Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.

Madura مدورا
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat7°0′S 113°20′E / 7.000°S 113.333°E / -7.000; 113.333
KepulauanKepulauan Sunda Besar
Luas4,250 km² km2
Pemerintahan
NegaraIndonesia
Kependudukan
Penduduk3.625.000 jiwa
Kepadatan829/km² jiwa/km2
Peta

Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .

Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.

Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. padahal orang madura itu adalah orang yang mudah menerima keadaan, berusaha mengalah, dan cenderung berprasangka baik pada orang lain. Hal inilah yang sering melahirkan pemikiran untuk memperdayai dan memanfaatkan keluguan orang madura. sehingga pada akhirnya ketika orang madura berusaha membela diri, emosi dan membalas secara fisik, terlihat seperti suku yang tempramental. hal ini benar-benar dimanfaatkan oleh penjajah Belanda pada jaman dahulu untuk memecah belah persatuan bangsa. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).

Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.

Administrasi

Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M " Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:

  1. Kabupaten Bangkalan
  2. Kabupaten Sampang
  3. Kabupaten Pamekasan
  4. Kabupaten Sumenep

Kota-Kota Karesidenan di Pulau Madura

  • Bangkalan
  • Sampang
  • Pamekasan
  • Sumenep
  • Kalianget


Daerah-Daerah Terkenal Lainnya di Madura

  • Kamal
  • Socah
  • Burneh
  • Tanah Merah
  • Galis
  • Arosbaya
  • Sepuluh
  • Blega
  • Torjun
  • Kedungdung
  • Pangarengan
  • Omben
  • Banyuates
  • Ketapang
  • Pragaan
  • Bluto

Sejarah

 
Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda

Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.[1]

Ekonomi

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.

Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.

Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.

Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Tokoh Madura

Tokoh Legenda

  • Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial Belanda.
  • Ke Lesap1
  • Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep, ayah angkat Jokotole
  • Jokotole

Tokoh Kerajaan

  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah dan Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
  • Pangeran Trunojoyo, Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura
  • Prabu Arya Wiraraja, Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri Kerajaan Majapahit bersama Raden Wijaya.
  • Pangeran Adipoday, Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Dewi Saini (Potre Koneng), Adipati Sumenep XII tahun 1399 - 1415
  • Pangeran Secadiningrat III (Jokotole) Anak pertama dari Pangeran Adipoday dan Potre Koneng, Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460
  • Jokowedi, Saudara Jokotole putra dari Adipodai dan menjadi Adipati di Gresik,
  • Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara dan R. Moh. Saud (Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara) Adipati Sumenep XXX tahun 1750 - 1762
  • Kanjeng R. Asirudin Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep tahun 1762 - 1811
  • Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman Panembahan Natakusuma II ( Sultan Abdurrahaman Pakunataningrat I) Sultan Sumenep tahun 1811 - 1854

Tokoh Ulama/Kyai

  • KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.

Syaikhona Kholil Lahir: Tanggal 11 Jumada Al-Tsaniyah 1235H di Kabupaten Bangkalan, Madura dan Wafat pada 29 Ramadhan 1343H.

Pendidikan yang ia peroleh adalah dengan belajar di pesantren-pesantren. seperti pesantren Langitan Tuban Jawa timur, Pesantren Bangil dan Kebon Candi Pasuruan Jawa Timur, Pesantren Banyuwangi, dan belajar di Makkah Al-Mukarramah.

Pengabdiannya pada Agama Islam Di Indonesia : Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kademangan, Bangkalan Madura Serta Pencetak generasi Islam yang cemerlang , Seperti Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari , Kiai Wahab hasbulloh Tambak Beras, Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri dan masih banyak ulama-ulama besar lainnya.

Ayahnya bernama Abdul Latif juga seorang Ulama dan seorang Kiai besar yang berpengaruh di kampung Senenan Desa kemayoran, Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan Madura.

Kiai Kholil adalah masih keturunan dari Sunan Gunung Jati. Ayahnya adalah putra dari Kyai Hamim putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai Asral Karamah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman, dimana Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati.

  • KH Abd Hamid AMZ..Pengasuh Pondok Pesantren Bata-Bata Pamekasan
  • KH Ahmad Tidjanie Jauhari, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami di Mekkah dan Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Prenduan, Sumenep
  • KH Alawie, Kiyai dari Sampang
  • KH. Bahaudin Mudhary, Ketua MUI Jatim dan Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus
  • KH. Badrie Masduki, Tokoh NU

Pahlawan dari Madura

Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia

  • Mahfud,MD, Prof.Dr. , Ketua Mahkamah Konstitusi
  • Hadi Purnomo, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
  • Herman Widyananda, DR. SE., M.Si., Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan

Tokoh Pejabat Menteri Kabinet Republik Indonesia

  • Soemarno Sosroatmodjo , Menteri Dalam Negeri untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966 dan Gubernur DKI Jakarta
  • Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
  • Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
  • R.Hartono,
  • Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
  • Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan

Tokoh Setingkat Menteri

  • Rahmat Saleh: Gubernur Bank Indonesia
  • Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH, Jaksa Agung RI

Tokoh sebagai Gubernur

  • Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
  • Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta

Tokoh di Militer

  • R.HARTONO, Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )
  • Muhammad Arifin, Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )
  • Hanafie Asnan,Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )
  • Banurusman, Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )
  • Roesman Hadi, KAPLRI
  • Arie Sadewo, Jenderal AD, Wakil BIN
  • Letnan.Jenderal.Nono Soepomo ( Komandan Marinir )

Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti

  • Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gajah Mada
  • R. Achmady, Rektor Universitas Brawijaya
  • Afnan Troena, Rektor Universitas Brawijaya
  • HR Soedarso Djojonegoro, Rektor Universitas Negeri Airlangga,[3]
  • M.Iksan Semaoen, Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura
  • Nurcholish Madjid, Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA
  • HM Rachimoellah, Guru Besar di Institute Teknologi Nopember Surabaya
  • Mien Ahmad Rifai, Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru) dan Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama )
  • Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, Pemilik Surabaya Post
  • Iwan Jaya Azis, Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University
  • Syairul Alim, Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada
  • Riswandha Imaw, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada
  • Mochtar Mas'ud, Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM
  • Prof.DR. Didik Junaidi Rachbini, Pengamat ekonomi dan politikus PAN
  • Faisal Ismail, Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait
  • Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)

Tokoh Budaya/Seniman Madura

  • Abdul Hadi,WM
  • Kadarisman Sastrodiwiryo
  • D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
  • Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut Indonesia
  • Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
  • Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
  • Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison
  • Anang Hermansyah(lahir di Jember, Jawa Timur, 18 Maret 1969,aktor,pemusik,penyanyi,pencipta lagu,produser juri Indonesian Idol 2012,(http://wiki-indonesia.club/wiki/Anang_Hermansyah)
  • Dewi Murya Agung (lahir di Jember, Jawa Timur, 18 Desember 1985 lebih dikenal Dewi persik
  • Memet Chairul Slamet (lahir di Bangkalan, 16 Januari 1958, komponis, dosen komposisi ISI Yogyakarta)

Aktifis Sosial LSM

  • Roostien Ilyas
  • Yusuf Rizal : Presiden LIRA

Lain-lain

(sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966)

Referensi

  1. ^ Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.
  2. ^ Rachbini, D.J., Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.
  3. ^ http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html

Lihat pula

Pranala luar

Muhammad munari (bicara) 27 Agustus 2012 20.42 (UTC)