Bandar Udara Supadio

Bandar Udara Supadio (IATA:PNK/ICAO:WIOO) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Indonesia. Jaraknya dari Kota Pontianak adalah 17 km. Bandara ini dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Luas bandara Supadio adalah 528 ha.

Bandara Internasional Supadio
Informasi
Jenissipil
LokasiPontianak, Kalimantan Barat
Zona waktuUTC+7
Koordinat{{{coordinates}}}
Bandar Udara Supadio

Data-data

Data Bandara

  • Domestik dan Internasional,
  • Posisi 00°09´03"S, 109°24´14"E,
  • Elevasi 3m (10ft),
  • Terminal Penumpang Domestik 2.711,5 meter persegi,
  • Terminal Penumpang Internasional 660 meter persegi,
  • Terminal Kargo 807 meter persegi,
  • Jam Kerja : 06.00 - 21.00 Wib.

Data Lapangan Udara

  • Navigational Aids: VOR-DME, NDB
  • Runway 1: Heading 15/33, 2,250m (7,378ft), 45m/F/D/X/T, ILS
  • Apron : 1. 245 m x 80 m 2. 145 m x 80 m. Luas 31.200 meter persegi

Perluasan Bandara

Pergerakan penumpang terus meningkat. Fasilitas bandara diperkuat. Terminal kargo telah lebih dulu dikerjakan. Tak lama lagi pesawat berbadan lebar bisa masuk ke bandara kebanggaan Kalbar.

Pontianak – PT Angkasa Pura II mulai memperluas Bandar Udara (Bandara) Supadio Pontianak. Kapasitasnya akan ditingkatkan hingga lima kali lebih besar dari kapasitas saat ini. Targetnya menjadi bandara modern yang mampu melayani 3,2 juta pergerakan penumpang per tahun.

“Terminal penumpang baru akan dibangun di atas lahan seluas 32.000 meter persegi, atau lima kali lipat lebih luas dari terminal yang digunakan saat ini 6.936 meter persegi,” ungkap Tri S Sunoko, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, saat pemancangan tiang pertama pembangunan terminal baru Bandara Supadio Internasional Pontianak, Kamis (29/12).

Pengembangan yang akan dilakukan PT Angkasa Pura II selaku pengelola difokuskan pada upaya peningkatan kapasitas terminal penumpang yang mengalami kelebihan kapasitas (overcapacity), yaitu dengan membangun terminal penumpang baru.

Dia menjelaskan, proses pengembangan Bandara Supadio akan dilakukan secara bertahap, mengingat pelaksanaannya dilakukan tanpa menghentikan operasional bandara yang tengah berjalan. Untuk pembangunan tahap satu PT Angkasa Pura II menyiapkan dana sebesar Rp 65 miliar dari estimasi pembiayaan total Rp 390 miliar.

“Bangunan lama nantinya akan kita hancurkan secara keseluruhan. Proses pembangunan terminal ini kami targetkan selesai pada 2014. Namun, kami akan mengupayakan pada 2013 sebagian bangunan dapat dioperasikan,” kata Tri.

Sebelum memulai pembangunan terminal penumpang yang baru, dia melanjutkan, pihaknya telah lebih dulu melakukan pembangunan gedung terminal kargo yang pelaksanaannya saat ini telah memasuki tahap II, dengan progress pembangunan mencapai 60 persen. Terminal kargo ini ditargetkan dapat dioperasikan secara penuh pada pertengahan 2012.

Selain bangunan-bangunan tersebut, sambung Tri, program pengembangan Bandara Supadio juga mengagendakan pembangunan landasan pacu (runway) baru berukuran 3.000×50 meter (ultimate), pembangunan taxiway paralel, serta perluasan apron untuk mengantisipasi kehadiran pesawat-pesawat berbadan lebar jenis Boeing 767 series.

“Saat ini ukuran terbesar yang mendarat di Bandara Supadio adalah pesawat-pesawat sejenis Boeing 737 series,” jelas Tri.

Dia menambahkan program pengembangan Bandara Supadio ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2002 tentang Rencana Induk Bandara Supadio Pontianak, yang dirancang guna meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pengguna jasa angkutan udara.

Menurut Tri, upaya tersebut juga erat kaitannya dengan program penyempurnaan faktor keselamatan dan keamanan operasional penerbangan di bandara terkait. Selain untuk memberikan ruang gerak yang cukup bagi para pengguna jasa bandara, juga sebagai salah satu upaya antisipasi terhadap lonjakan pergerakan penumpang dari dan menuju Pontianak, maupun kota-kota lain di sekitarnya yang terus mengalami peningkatan.

Dirinya berharap, pengembangan Bandara Supadio yang mendapat dukungan besar dari pemerintah pusat melalui peran Kementerian Perhubungan maupun Kementerian BUMN serta pemerintah provinsi, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Kalbar maupun perekonomian nasional sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Kami sangat meyakini perubahan besar yang akan dilakukan terhadap Bandara Supadio ini tidak hanya akan memberikan nilai tambah bagi Angkasa Pura II. Tapi juga memberikan manfaat positif bagi masyarakat Kalbar secara khusus, maupun masyarakat Indonesia pada umumnya,” harap Tri.

Sementara itu, Dirjen Udara Kementerian Perhubungan RI Harry Bakti Singayuda menyatakan dengan minimnya anggaran runway baru Bandara Supadio pada akhir Kabinet SBY sudah jadi. “Kita harapkan untuk terminal 2 tahun dan runway akhir kabinet sudah jadi,” katanya.

Harry mengungkapkan, anggaran yang ada saat ini sebesar Rp 4 triliun dan hanya Rp 2,5 triliun saja yang digunakan untuk pembangunan. Sementara ada 180 bandara di Indonesia yang harus dibangun. Belum lagi untuk membantu bandara AP 1 dan AP 2, khususnya pengembangan runway dan navigasinya.

Dia menjelaskan, peran BUMN dan pihak swasta juga sangat diharapkan untuk pengembangan bandara. Apalagi sebetulnya ada aturan baru di mana bandara-bandara yang sudah dikuasai atau dioperasikan PT Angkasa Pura merupakan tanggung jawab utama mereka, pemerintah juga memberikan support.

Karena itu perlu adanya sinergi antara pemerintah baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan BUMN. “BUMN dan swasta ikut dilibatkan, ditawarkan kepada pihak swasta untuk ikut membangun,” saran Herry Bakti.

Dirinya menambahkan, saat ini penumpang di Indonesia hanya 50 juta jiwa dari penduduk total jumlah penduduk 240 juta jiwa. Di negara-negara maju, misalkan penduduk 50 juta, penumpangnya mencapai 75-100 juta.

Airport Tax

  • Domestik : Rp. 30.000,00
  • Internasional : Rp. 75.000,00

Maskapai

Domestik

Internasional

Bandara Internasional Supadio akan menambahkan terminal baru

Reservasi Online

Lihat pula

Pranala luar