Leopard 2

Tank Tempur Utama Jerman
Revisi sejak 21 September 2012 10.32 oleh Lukas Tobing (bicara | kontrib)
Leopard 2

The Leopard 2A5 (Data pada 2A6)
Jenis Tank tempur utama
Negara asal  Jerman Barat
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1979-sekarang
Pada perang Perang Kosovo, Perang Afghanistan
Sejarah produksi
Perancang Krauss-Maffei
Tahun 1970-an
Produsen Krauss-Maffei Wegmann
Maschinenbau Kiel
Biaya produksi 2A6: US$5.74+ juta (2007)
Diproduksi 1979-sekarang
Spesifikasi
Berat 62,3 ton
Panjang 997 m (39.300 in) (total)
Lebar 375 m (14.800 in)
Tinggi 30 m (1.200 in)
Awak 4

Perisai Komposit Generasi Ke-3; termasuk baja yang diperkeras, tungsten dan plastic filler dengan komponen keramik.
Senjata
utama
1 x 120 mm Rheinmetall L55 smoothbore gun. 42 rounds
Senjata
pelengkap
2 x 7.62 mm MG3A1 4,750 rounds
Jenis Mesin MTU MB 873 Ka-501 liquid-cooled V-12 Twin-turbo mesin diesel
1.500 PS (1,479 hp, 1,103 kW) pada 2600 rpm
Daya kuda/ton 241 PS/t (177 kW/t)
Transmisi Renk HSWL 354
Suspensi Torsion-bar suspension
Kapasitas tangki 1.200 liter
Daya jelajah 550 km (340 mi) (bahan bakar internal)
Kecepatan 72 km/h (45 mph)

Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman (). Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam ISAF di medan tempur Afghanistan.

Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju Leopard 2A5 serta versi yang lebih baru lagi, yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqué armour serta beberapa pengembangan lainnya. Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder Laser, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan night vision yang lebih maju (Leopard adalah kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara thermal imaging baru diperkenalkan setelah itu). Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.

Sejarah

Pengembangan

Meski Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm memang dipertimbangkan untuk menyaingi disain tank Uni Soviet, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat yakni "super-tank" MBT-70. Tank MBT-70 memang merupakan disain yang revolusioner, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.

Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun-tahun enampuluhan (yang sebenarnya diambil dari apa yang disebut sebagai vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas"), bukannya modifikasi dari MBT-70 atau Eber. Disain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 prototip dipesan pada tahun itu (meski hanya 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat limapuluh metrik ton.

Pada 11 December 1974 pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap prototip lambung nomer 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada prototip-prototip ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi enapuluh ton. Prototip Kubah Nomer 14 diubah bentuknya menjadi lebih gemuk untuk mencoba konfigurasi lapisan baja yang lebih baru,sebagai akibat digunakannya lapisan pelindung baja berperforasi yang vertikal. Kubahnya menjadi lebih luas daripada kubah Leopard 1 karena adanya ruang penyimpanan amunisi yang lebih besar di bagian belakang. Leopard 2 sudah menggunakan lapisan baja pelindung berperforasi perforated armour, dan bukan Chobham armourseperti yang pernah diklaim sebelumnya. PT-14 menggunakan meriam 120 mm Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat M1 Abrams. Kemudian dipesan juga dua prototip lambung baru dan tiga tipe kubah, satu kubah (PT-20) dilengkapi meriam 105 mm dengan sistem kontrol penembakan fire control system Hughes, PT-19 dengan sistem kontrol penembakan yang sama, tetapi bisa ditukar dengan meriam Rheinmetall 120 mm (yang memang diganti oleh pihak Amerika Serikat), dan satu lagi (PT-21) dengan sistem kontrol penembakan buatan Hughes-Krupp, Atlas Elektronik EMES 13, yang mengendalikan meriam 120 mm.

Leopard 2 Prototip (pre-series) PT 19 (1978)

Operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Austria 114 unit ex Belanda
 Kanada 120 unit 20 diantaranya disewa dari Jerman untuk Perang Afghanistan[1], 15 lagi dibeli dari Jerman untuk suku cadang[2]
 Chili 132 unit ex Jerman[3]
 Denmark 51 unit ex Jerman[4]
 Finlandia 124 unit ex Jerman.[5]
 Jerman 2.350 unit semua varian. Banyak yang dijual ke negara lain pasca Perang Dingin atau disimpan. 408 unitaktif di AD Jerman[6]
 Norwegia 52 unit ex Belanda
 Polandia 128 unit ex Jerman
 Portugal 37 unit ex Belanda
 Singapura 96 unit ex Jerman, termasuk 30 lainnya sebagai suku cadang
 Spanyol 327 unit 108 ex Jerman, sisanya baru
 Swedia 120 unit ditambah 160 unit ex Jerman (tidak operasional)
 Swiss 380 unit
 Turki 339 unit ex Jerman
 Yunani 353 unit (183 ex Jerman, sisanya baru)

Bekas operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Belanda 445 unit Banyak yang dijual pasca Perang Dingin, 82 aktif dan 26 di penyimpanan, ditambah 1 unit dalam kondisi rusak. Pada 8 April 2011, Menteri Pertahanan Belanda mengumumkan bahwa divisi tank Belanda akan dibubarkan akibat pemotongan anggaran besar-besaran dan semua tank Belanda akan dijual[7].Pada 18 Mei 2011, tank terakhir menembak untuk terakhir kali di area latihan NATO Bergen-Hohne Training Area di Jerman.

Operator masa depan/kemungkinan operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Arab Saudi 600-800 unit Pemerintah Arab Saudi berniat membeli Leopard 2A7 (sekitar 600-800 unit). Awal Juli 2011, pers jerman melaporkan bahwa Bundessicherheitsrat (Dewan Keamanan Federal Jerman) menyetujui penjualan 200 unit Leopard 2A7+ ke Arab Saudi.[8][9] Hal ini mengundang kritikan di dalam dan di luar Jerman, karena negara Arab Saudi dikenal otokratik dan terlibat dalam menindas protes rakyat di negara tetangga Bahrain.[10] Kritikan juga datang dari dalam pemerintahan koalisi Angela Merkel,[11] dan, juga dari dalam pabrikan, KMW.[12] Sejauh ini, kontrak penjualan belum disepakati, dan isu ini masih diperdebatkan publik Jerman dan di Bundestag (parlemen federal Jerman).[13]
 Indonesia 100 unit Leopard 2A6, pembelian baru dari Jerman, setelah Belanda tidak menyetujui penjualan tank tersebut ke Indonesia setelah batas waktu yang ditetapkan pemerintah Indonesia, setelah protes dari Parlemen Belanda [14][15]. Pembelian tank ini sempat diperdebatkan di Indonesia, terutama di DPR, mengenai apakah tank Leopard sesuai untuk kondisi geografis Indonesia. 30 unit akan diserahkan pada bulan Oktober dan sisanya akan dikirim pada tahun 2013[16].
 Qatar 200 unit Pemerintah Qatar tertarik membeli 200 unit Leopard 2 dari KMW. Kontrak pembelian baru dibahas dan disepakati jika ada persetujuan dari Bundessicherheitsrat (Dewan Keamanan Federal Jerman). Permintaan Qatar tersebut belum dibahas di dewan tersebut hingga saat ini.[17]

Referensi

  1. ^ "Backgrounder: Renewing the Canadian Forces' Tank Capability". DND/CF. Diakses tanggal 2008-01-10. 
  2. ^ "Ottawa to buy old German tanks as spare parts for Afghan mission". CBC.ca. 2008-02-20. Diakses tanggal 2008-02-20. 
  3. ^ "Chile gets 140 leopards II". German Army. Diakses tanggal 2008-07-06. 
  4. ^ "Financial Report of the Danish Defense Ministry" (PDF) (dalam bahasa Danish). Diakses tanggal 2008-07-06. 
  5. ^ Main Battle Tanks >> 2003
  6. ^ "Bundeswehrplan 2008" (PDF) (dalam bahasa German). Diakses tanggal 2008-07-06. 
  7. ^ http://www.defensie.nl/actueel/nieuws/2011/04/08/46180709/Defensie_hard_getroffen_door_bezuinigingen_video
  8. ^ "Milliardengeschäft: Deutsche Kampfpanzer nach Saudi-Arabien?". Focus.de (dalam bahasa German). 2011-07-03. 
  9. ^ "Germany Wants to Supply Battle Tanks to Saudi Arabia". Der Spiegel. 2011-07-04. 
  10. ^ Kundnani, Hans (2011-07-09). "Germany's contribution to the Arab spring: arms sales – Hans Kundnani". The Guardian. London. 
  11. ^ "Tank Exports to Saudi Arabian Signal German Policy Shift". Der Spiegel. 2011-10-14. 
  12. ^ "KMW-Miteigentümer gegen Panzerausfuhr nach Saudi-Arabien". Tagesschau.de (dalam bahasa German). 2012-06-20. 
  13. ^ "Desert Leopards: Germany Selling Heavy Armor to the Saudis?". DefenseIndustryDaily.com. 2012-06-26. 
  14. ^ http://www.thejakartapost.com/news/2012/03/06/the-dutch-told-decide-leopard-sale-end-march.html
  15. ^ http://us.detiknews.com/read/2011/11/11/172841/1765761/10/tni-ad-akan-beli-100-tank-leopard-8-heli-apache-baru-dari-eropa
  16. ^ http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/05/30-tank-leopard-jerman-siap-ke-jakarta.html
  17. ^ "Katar will 200 Leopard 2-Panzer von Deutschland kaufen". Spiegel.de (dalam bahasa German). 2012-07-29. 

Templat:Link FA