KAI Commuter

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 16 November 2012 00.40 oleh Jayakarta (bicara | kontrib)

KRL Jabotabek (yang sekarang dikenal bernama KA Commuter Jabodetabek) adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Divisi Jabotabek sebelum berubah nama menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek. KRL Jabotabek telah beroperasi sejak tahun 1976, yang melayani rute komuter di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serpong, dan Parung Panjang.

PT KAI Commuter Jabodetabek

Berkas:Logo krl commuter jabodetabek.png
Berkas:IMG 1066.jpg
Info
PemilikPT Kereta Api Indonesia
WilayahJakarta - Bogor - Depok - Tangerang - Bekasi - Serpong
JenisTransportasi umum, Kereta api komuter
Jumlah jalur5
Jumlah stasiunred line: 25
blue line: 18
yellow line: 30
green line: 13
brown line: 9
Penumpang harian450.000 - 500.000 (2011)
Kantor pusatJl. Ir. Juanda I B No.8-1 Jakarta 10120
Telp : (021) 3453535
Fax : (021) 34834084
SMS Center : 9599
Situs webhttp://www.krl.co.id/
Operasi
Dimulaiera kolonial: 6 April 1925 (sebagai Electrische StaatsSpoorwegen) - kemerdekaan: anak perusahaan dari PT Kereta Api, 15 September 2008
OperatorPT KAI Commuter Jabodetabek(KCJ)
Waktu antara5 - 10 minute(s)
Teknis
Panjang sistem235 km (146 mi)
Lebar sepur1067
Listrik1,500 V DC
Kecepatan rata-rata40 km/h (25 mph)
Kecepatan tertinggi90 km/h (55 mph)
Rute KRL Commuter

Berkas:KAI Commuter Jabodetabek Map.jpg

KRL yang melayani jalur ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas ekonomi dan kelas commuter line yang menggunakan pendingin udara.

Jalur komuter Jabodetabek melewati beberapa stasiun besar seperti Jakarta Kota, Gambir, Gondangdia, Jatinegara, Tanah Abang, Pasar Senen, dan Manggarai.

Sejarah pendirian KA Commuter Jabodetabek

PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.

Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.

PT KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT Kereta Api (Persero) sejak tanggal 15 September 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian No. 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dekrit, S.H.

Kehadiran PT KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero), yang memisahkan dirinya dari saudara tuanya PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta.

Dan akhirnya PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT KAI Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut ”Commuter” saja) dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.[1]

Berkas:8604.jpg
KRL seri 8500

Rute dan Stasiun

Saat ini ada 6 rute utama KRL Jabotabek yang aktif.

Daftar Stasiun layanan PT. KAI Commuter Jabodetabek
#1 Red Line (Jakarta - Bogor)
Stasiun Kode Keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Jakarta Kota JAKK Terminus (awal/akhir layanan) 1 Mei 1927
Jayakarta JAY
Mangga Besar MGB
Sawah Besar SW
Juanda JUA
Gambir GMR
Gondangdia GDD
Cikini CKI
Manggarai MRI Yellow Line (Tanah Abang, Duri)
Blue Line (Jatinegara, Bekasi)
Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Tebet TEB 1 Mei 1930
Cawang CW
Duren Kalibata DRN
Pasar Minggu Baru PSMB
Pasar Minggu PSM
Tanjung Barat TNT
Lenteng Agung LNA
Univ. Pancasila UP
Univ. Indonesia UI
Pondok Cina POC
Depok Baru DPB
Depok DP Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Pondok Terong PTO Tidak beroperasi
Citayam CTA
Bojong Gede BJD
Cilebut CLT
Kebon Pedes KBP Tidak beroperasi
Bogor BOO Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
#2 Blue Line (Jakarta - Bekasi)
Stasiun Kode Keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Jakarta Kota JAKK Terminus (awal/akhir layanan) 1 Mei 1927
Jayakarta JAY
Mangga Besar MGB
Sawah Besar SW
Juanda JUA
Gambir GMR
Gondangdia GDD
Cikini CKI
Manggarai MRI Yellow Line (Tanah Abang, Duri)
Blue Line (Jatinegara, Bekasi)
Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Jatinegara JNG 24 Desember 1924
Klender KLD 1987
Buaran BUA
Klender Baru KLDB
Cakung CUK
Rawa Bebek RWB Non aktif
Kranji KRI
Bekasi BKS Terminus (awal/akhir layanan)
#3 Yellow Line (Jatinegara - Bogor)
Stasiun Kode keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Jatinegara JNG 24 Desember 1924
Pondok Jati JUA
Kramat KMT
Gang Sentiong GST
Pasar Senen PSE
Kemayoran KMO
Rajawali RJW
Kampung Bandan KPB
Angke AK Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan 1987
Duri DU Brown Line (Tangerang)
Tanah Abang THB Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Green Line (Serpong, Parung Panjang)
Karet KAT
Sudirman SUD
Mampang MPG Tidak beroperasi
Manggarai MRI Yellow Line (Tanah Abang, Duri)
Blue Line(Jatinegara, Bekasi)
Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
1 Mei 1927
Tebet TEB 1 Mei 1930
Cawang CW
Duren Kalibata DRN
Pasar Minggu Baru PSMB
Pasar Minggu PSM
Tanjung Barat TNT
Lenteng Agung LNA
Univ. Pancasila UP
Univ. Indonesia UI
Pondok Cina POC
Depok Baru DPB
Depok DP Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Pondok Terong PTO Tidak beroperasi
Citayam CTA
Bojong Gede BJD
Cilebut CLT
Kebon Pedes KBP Tidak beroperasi
Bogor BOO Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
#4 Green Line (Tanah Abang - Serpong)
Stasiun Kode Keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Tanah Abang THB Yellow Line
(Bogor, Manggarai, Duri, Jatinegara)
1987
Palmerah PLM
Kebayoran KBY
Pondok Betung -
Pondok Ranji PDJ
Jurang Mangu JRU
Sudimara SDM
Ciater -
Rawa Buntu RU
Serpong SRP Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Cisauk CSK 2009
Cicayur CCY
Parung Panjang PRP Terminus (awal/akhir layanan) untuk beberapa jadwal perjalanan
Cileujit CJT Belum melayani KRL 2012
Daru DAR Belum melayani KRL
Tenjo TEJ Belum melayani KRL
Tigaraksa TIG Belum melayani KRL
Maja MJ Belum melayani KRL
#5 Brown Line (Duri - Tangerang)
Stasiun Kode Keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Duri DU Yellow Line
(Bogor, Manggarai, Jatinegara)
Terminus (awal/akhir layanan)
1987
Grogol GGL Tidak beroperasi 1997
Pesing PSG
Kembangan KBG Tidak beroperasi
Bojong Indah BOI
Rawa Buaya RW
Kali Deres KDS
Poris PI
Batu Ceper BPR
Tanah Tinggi TTG Tidak beroperasi
Tangerang TNG Terminus (awal/akhir layanan)
#6 Pink Line (Jakarta Kota - Tanjung Priok) belum beroperasi penuh, hanya melayani Jakarta Kota - Kampung Bandan Bawah
Stasiun Kode Keterangan Stasiun/Transfer Dielektrifikasi
Jakarta Kota JAKK Terminus (awal/akhir layanan) 1925
Kampung Bandan KPB Sementara berfungsi sebagai terminus (awal/akhir layanan)
Ancol AC Belum melayani KRL
Tanjung Priok TPK Terminus (awal/akhir layanan), belum melayani KRL

Jalur Pengumpan

Jalur-jalur umpan dioperasikan untuk memudahkan penumpang yang akan berganti KRL dari satu rute ke rute lain. Di antaranya:

  • Jatinegara - Tanah Abang lewat Pasar Senen - Angke
  • Manggarai - Jatinegara
  • Manggarai - Tanah Abang - Angke
  • Kampung Bandan Bawah - Jakarta Kota

Selain itu juga akan dioperasikan jalur Citayam-Nambo, yang merupakan jalur eksisting sejak tahun 2000, dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat Cibinong dan sekitarnya untuk bepergian ke Jakarta. Saat ini jalur Citayam-Nambo sedang dalam tahap pemasangan tiang dan kabel listrik aliran atas (catenary).

Tiket Elektronik

Sebagai tahapan penerapan program E-Ticketing, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek pada tanggal 1 Februari 2012 mengganti KTB (Kartu Trayek Bulanan)/KLS (Kartu Langganan Sekolah) menjadi Kartu COMMET. Kartu COMMET (Commuter Electronik Ticketing) adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang digunakan untuk transaksi perjalanan KA Commuter sebagai alternatif tiket perjalanan disamping karcis konvensional yang dapat diisi ulang seperti konsep pada pengisian ulang Pulsa HP pra bayar.

Berkas:Kartu-Commet-(Anes-S)-dalam.jpg
Kartu Commet

Armada KRL

Jalur komuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian. Selain KRL Ekonomi non-AC buatan Jepang dan Belanda, jalur ini pun dilayani dengan beberapa rangkaian bukan baru yang berasal dari Jepang. Semua lintas telah dielektrifikasi.

KRL Ekonomi non-AC

KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec. KRL jenis ini sudah tidak dioperasikan lagi di jalur Tangerang. Sebagian armadanya dialihkan ke jalur Bogor untuk mengisi jadwal yang kosong.

KRL Ekonomi Holec

KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan. KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis). Selain itu KRL Holec juga direkondisi menjadi KRL Holec AC.

KRL Ekonomi Rheostat (seri KL3)

Berkas:RheosMRI.jpg
KRL jenis Rheostatik, KRL non AC tertua

Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau (lihat gambar tiga KRL, paling kiri), dan kini kuning kecoklatan. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.

Mulai 2010, KRL ini menggunakan skema warna putih dengan garis oranye di tengah. Pada 2009, juga telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"

KRL Hitachi (Jepang-Indonesia)

KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.

KRL ABB Hyundai (Korsel-Indonesia)

KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT INKA dan Hyundai,dirakit di PT INKA pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF dan disebut-sebut merupakan prototype kereta maglev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto (Arek Surokerto).

KRL AC

KRL AC adalah KRL dengan fasilitas AC. KRL ini jauh lebih nyaman dari KRL Ekonomi. Era peng-AC-an KRL dimulai tahun 1990an, ketika diluncurkannya KRL Pakuan Ekspres Utama JAK-BOO. Saat ini, KRL AC di Jabodetabek sudah menjamur, bahkan jumlah keretanya lebih banyak dari KRL Non AC.

 
Toei 6121F, tertua di kelasnya

KRL ini adalah KRL yang diimpor dari operator Kereta Bawah Tanah (Subway) milik Biro Transportasi Pemerintah Daerah Tōkyō (Tōei), dalam rangka kerjasama strategis Indonesia-Jepang saat itu. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun 2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena berstatus hibah dari Pemerintah Daerah Kota Tōkyō, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.

Pada mulanya, didatangkan 72 unit kereta dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 kereta. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 kereta (set 6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam kereta per rangkaiannya.

Sebagian rangkaian 6 kereta menggunakan kabin modifikasi, yang dibuat oleh Balai Yasa Manggarai.

Stamformasi:

  • Kabin asli:
  1. 6121F : 6121-6122-6197-6222-6247-6216-6127-6128
  2. 6161F : 6161-6212-6215-6162-6165-6166-6167-6168
  3. 6171F : 6171-6192-6257-6172-6225-6226-6237-6178
  4. 6181F : 6181-6242-6245-6156-6157-6158
  5. 6201F : 6201-6262-6205-6206-6207-6208
  6. 6271F : 6271-6272-6275-6276-6277-6278
  7. 6281F : 6281-6282-6285-6286-6287-6288
  • Kabin rakitan:
  1. 6151F : 6151-6176-6175-6188. Kabin masinis KRL ini telah dirakit ulang oleh Balai Yasa Manggarai setelah mengalami kecelakaan di Kebon Pedes, sementara dua kereta yang tersisa yaitu 6252 dan 6155 tidak dioperasikan karena mengalami kerusakan yang serius.
  2. 6177F  : 6177-6232-6265-6202-6235-6126
  3. 6217F  : 6217-6236-6255-6152-6185-6182
  4. 6227F  : 6227-6195-6267-6186-6125-6187

KRL eks Tōkyū Corporation

Berkas:8007F portrait DP.jpg
KRL seri 8000

KRL eks Tōkyū Corporation (atau disebut Tokyu saja) mulai meramaikan armada komuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000 dan 8500. KRL eks Tokyu Seri 8000 dibuat pada tahun 1970-an dan KRL seri 8500 dibuat pada tahun 1975-an dan merupakan pengembangan dari Tokyu seri 8000. Khusus untuk unit bernomor depan 07xx dan 08xx (mis. 0715 dan 0815) adalah unit yang dibuat pada tahun 1985 ke atas.

KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per unit, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta. Berkat perawatan yang baik, KRL Tōkyū selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang di Jabodetabek.

Rincian Stanformasi:

  • Tōkyū seri 8000 eks Tokyu Oimachi Line (8003F) dan Tokyu Toyoko Line (rangkaian lainnya)
  1. 8003F: 8003-8202-8104-8263-8142-8213-8103-8004
  2. 8007F: 8007-8245-8107-8260-8137-8204-8108-8008
  3. 8039F: 8039-8248-8158-8218-8164-8249-8159-8040

Ketiganya menggunakan warna biru-kuning. Selain itu, 8007F dan 8039F juga memiliki motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita. Dan pada 8039F menggunakan teralis berwarna hitam, bukan abu-abu seperti pada dua rangkaian lainnya.

  1. 8604F: 8604-8704-8904-8825-8719-8909-8804-8504 dengan warna biru-kuning dan motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita dan teralis berwarna hitam
  2. 8607F: 8607-8707-8948-8828-8743-8924-8807-8507 dengan warna biru-kuning
  3. 8608F: 8608-8708-8949-8829-8744-8925-8808-8508 dengan warna biru-kuning
  4. 8610F: 8610-8710-8951-0815-0715-8927-8810-8510 dengan warna biru-kuning dan motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita
  5. 8611F: 8611-8711-8911-8832-8735-8928-8811-8511 dengan warna biru-kuning
  6. 8612F: 8612-8712-8912-0817-0717-8929-8812-8512 dengan warna biru-kuning
  7. 8613F: 8613-8713-8913-0800-8796-8930-8813-8513 dengan warna merah-putih-kuning dan motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita
  8. 8618F: 8618-8724-8935-8855-8753-8954-0811-8518 dengan warna biru-kuning

KRL eks East Japan Railway Company (JR East)

KRL eks East Japan Railway Company seri 103 didatangkan pada 2004. KRL seri 103 ini adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan rangkaian lain yang memiliki 8 kereta.

KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok.

Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:

  • E20F/103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
  • E21F/103-105F (103-105,102-231,103-246,103-597)
  • E22F/103-359F (103-359,103-654,102-810,103-384)
  • E27F/103-153F (103-153,102-321,103-210,103-632)

KRL ini dioperasikan 8 kereta, dengan menggabungkan E21F-E27F dan E20F-E22F. KRL ini mudah dikenali dari warnanya yang putih.

Berkas:203-66 Bojong Gede.jpg
KRL seri 203

KRL eks East Japan Railway Company seri 203 telah tiba di Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2011. Saat ini set 51F, 66F, 68F, dan 69F sudah berdinas, sementara rangkaian 52F masih berada di Dipo Depok dan sedang menjalani perbaikan roda. Rincian:

  1. MaTo 51/203-51F: 202-1 - 202-3 - 203-3 - 203-2 - 203-1 - 202-1 - 203-1 - 203-1 (202-2 dan 203-2 dilepas)
  2. MaTo 52/203-52F: 202-2 - 202-6 - 203-6 - 203-4 - 203-3 - 202-4 - 203-4 - 203-2 (202-5 dan 203-5 dilepas, menunggu perbaikan roda)
  3. MaTo 66/203-66F: 202-106 - 202-118 - 203-118 - 203-112 - 203-111 - 202-116 - 203-116 - 203-106 (202-117 dan 203-117 dilepas)
  4. MaTo 68/203-68F: 202-108 - 202-124 - 203-124 - 203-116 - 203-115 - 202-122 - 203-122 - 203-108 (202-123 dan 203-123 dilepas)
  5. MaTo 69/203-69F: 202-109 - 202-127 - 203-127 - 203-118 - 203-117 - 202-125 - 203-125 - 203-109 (202-126 dan 203-126 dilepas)

KRL eks-Tōyō Rapid

Berkas:1090F DP.jpg
KRL seri 1000
  • KRL eks Tōyō Rapid seri 1000 (1091F, 1081F, 1061F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.

Rincian:

  1. 06F/1061F: 1061-1062-1063-1064-1065-1066-1069-1060 (1067 dan 1068 dilepas, warna biru-kuning dengan corak batik pada bagian muka kabin masinis)
  2. 08F/1081F: 1081-1082-1083-1084-1085-1086-1089-1080 (1087 dan 1088 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)
  3. 09F/1091F: 1091-1092-1093-1094-1095-1096-1099-1090 (1097 dan 1098 dilepas, warna biru-merah dengan corak kereta khusus wanita)

KRL eks Tōkyō Metro

Berkas:05-05F.JPG
KRL seri 05, formasi 05-05F
  • KRL eks Tōkyō Metro seri 05 mulai tiba di Jakarta pada Agustus 2010, diawali dengan rangkaian 05-07F. Seri ini adalah KRL dengan teknologi tercanggih di Jabodetabek saat ini. Total keseluruhan ada 8 rangkaian seri 05 yang tiba di Indonesia.

Rincian:

  1. 05-02F: 05 102-05 202-05 302-05 602-05 702-05 802-05 902-05 002 (05 402 dan 05 502 dilepas)
  2. 05-04F: 05 104-05 204-05 304-05 604-05 704-05 804-05 904-05 004 (05 404 dan 05 504 dilepas, menunggu perbaikan roda)
  3. 05-05F: 05 105-05 205-05 305-05 605-05 705-05 805-05 905-05-005 (05 405 dan 05 505 dilepas)
  4. 05-07F: 05 107-05 207-05 307-05 607-05 707-05 807-05 907-05 007 (05 407 dan 05 507 dilepas)
  5. 05-08F: 05 108-05 208-05 308-05 608-05 708-05 808-05 908-05 008 (05 408 dan 05 508 dilepas)
  6. 05-09F: 05 109-05 209-05 309-05 609-05 709-05 809-05 909-05 009 (05 409 dan 05 509 dilepas)
  7. 05-10F: 05 110-05 210-05 310-05 610-05 710-05 810-05 910-05 010 (05 410 dan 05 510 dilepas)
  8. 05-12F: 05 112-05 212-05 312-05 612-05 712-05 812-05 912-05 012 (05 412 dan 05 512 dilepas)

Seluruhnya berwarna merah-putih-kuning. Khusus untuk 04F, 05F, dan 12F memakai tralis jendela berwarna hitam, sementara rangkaian lain tralis jendelanya berwarna silver.

Khusus untuk rangkaian 05-04F dan 05-07F telah memiliki motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita.

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 5000 (5809F/59F, 5816F/66F, 5817F/67F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.

Rincian:

  1. 59F/5809F: 5809-5312-5631-5314-5607-5215-5313-5009 (5675 dan 5676 dilepas)
  2. 66F/5816F: 5816-5245-5630-5363-5688-5905-5326-5016 (5246, 5631 dan 5247 dilepas, 5631 digunakan pada 59F/5809F, 5246 digunakan pada 67F/5817F; KRL ini menggunakan nama "Djoko Vision" dan telah dilengkapi layar penampil rute)
  3. 67F/5817F: 5817-5246-5632-5359-5127-5927-5251-5017 (5250, 5634, dan 5248 dilepas)

Seluruh rangkaian menggunakan warna biru-kuning di mana rangkaian 59F/5809F dan 66F/5816F saat ini memiliki motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita.

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, (6106F, 6107F, 6112F, 6115F, 6123F, 6125F, 6126F) masing-masing dengan 10 kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya..
  1. 06F/6106F: 6106-6206-6306-6406-6506-6606-6706-6006 (6806-6906 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  2. 07F/6107F: 6107-6207-6307-6407-6507-6607-6907-6007 (6707-6807 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  3. 11F/6111F: 6111-6211-6311-6411-6511-6611-6711-6811-6911-6011 (adaptasi wilayah)
  4. 12F/6112F: 6112-6212-6312-6412-6512-6612-6912-6012 (6712-6812 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam)
  5. 13F/6113F: 6113-6213-6313-6413-6513-6613-6713-6813-6913-6013 (adaptasi wilayah)
  6. 15F/6115F: 6115-6215-6315-6415-6515-6615-6715-6015 (6815-6915 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis abu-abu)
  7. 23F/6123F: 6123-6223-6323-6423-6523-6623-6923-6023 (6723-6823 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam, persiapan dinas)
  8. 25F/6125F: 6125-6225-6325-6425-6525-6625-6925-6025 (6725-6825 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis hitam, persiapan dinas)
  9. 26F/6126F: 6126-6226-6326-6426-6526-6626-6926-6026 (6726-6826 dilepas, warna merah-putih-kuning dengan teralis abu-abu)
  10. 33F/6111F: 6133-6333-6433-6533-6733-6833-6633-6233-6933-6033 (adaptasi wilayah)
  11. 34F/6111F: 6134-6334-6434-6534-6734-6834-6634-6234-6934-6034 (adaptasi wilayah)

Rangkaian 6107F, 6112F, 6123F, 6125F, dan 6126F memiliki perbedaan yang mencolok dengan ketiga seri 6000 lainnya. Pada rangkaian-rangkaian tersebut, persambungan yang digunakan seluruhnya merupakan persambungan seperti rangkaian KRL eks Tōkyō Metro seri 7000 nomor 7121F hingga 7123F, sementara ketiga seri 6000 lainnya memiliki bentuk persambungan lebar seperti jamur. Khusus 6107F dan 6112F juga memiliki bentuk kaca yang berbeda, mirip seperti pada KRL seri 203.

Rangkaian 6107F saat ini dioperasikan sebagai rangkaian khusus penumpang wanita, di mana seluruh kereta dalam satu rangkaian tersebut merupakan kereta khusus wanita.

  • KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, (7117F, 7121F, 7122F, 7123F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.

Rincian:

  1. 17F/7117F: 7117-7217-7317-7417-7517-7617-7917-7017 (7717 dan 7817 dilepas, warna merah-putih-kuning)
  2. 21F/7121F: 7121-7221-7321-7421-7521-7621-7921-7021 (7721 dan 7821 dilepas, warna merah-putih-kuning)
  3. 22F/7122F: 7122-7222-7322-7422-7522-7622-7922-7022 (7722 dan 7822 dilepas, warna merah-putih-kuning)
  4. 23F/7123F: 7123-7223-7323-7423-7523-7623-7923-7023 (7723 dan 7823 dilepas, warna merah-putih-kuning)

Berkebalikan dengan KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, rangkaian 7117F merupakan satu-satunya rangkaian seri 7000 yang memiliki bentuk persambungan lebar, sementara bentuk persambungan pada rangkaian lainnya sama seperti rangkaian 6107F, 6112F, 6123F, 6125F, dan 6126F.

KRLI (INKA)

KRLI dibuat tahun 2001, sebagai hasil produk PT Inka yang merupakan pabrik kereta api nasional. Dengan alasan biaya pengadaan yang terlalu tinggi dan sering bermasalah, tidak banyak KRLI yang digunakan. Pada masa pendesain, KRL ini disebut sebagai KRL Prajayana. KRLI yang digunakan oleh PTKA pada awalnya terdiri dari 2 rangkaian, masing-masing dengan empat gerbong. Kini, KRLI dicat dengan striping biru. Saat ini KRLI lebih sering disimpan di dalam Dipo Bukit Duri karena tidak handal.

KRL i9000 KfW-Bombardier-INKA

KRL i9000 mulai diproduksi tahun 2010 dan telah diresmikan bersama kereta api Gajah Wong pada hari Rabu tanggal 24 Agustus 2011. KRL ini dibuat sebanyak 10 set, per setnya 4 kereta dengan kodefikasi baru (K3 1 11 xx). Saat ini sudah ada 2 set yang berada di dalam Balai Yasa Manggarai, menunggu sertifikasi dari Kemenhub. Sementara set lainnya masih terdapat di INKA. KRL ini diproyeksikan akan melayani rute Jakarta Kota-Kampung Bandan-Tanjung Priok, yang hingga saat ini masih dalam tahap adaptasi dan uji coba.

KRL Holec AC

Berkas:1044254-1VOGKFG.jpg
KRL Holec AC di Industri Kereta Api Indonesia, Madiun

KRL Holec AC adalah hasil modifikasi dan peremajaan dari KRL Holec non AC yang beroperasi di Jabotabek. Modifikasi dilakukan di lingkungan PT. INKA, pabrik yang juga membuat KRL Holec non AC medio 1994-2001. Modifikasi meliputi penggantian material kursi, penggantian mesin KRL, kabin masinis, pemasangan GPS dan TMS, serta pemasangan AC. Diperkirakan KRL AC ini akan tiba di Jabotabek pada pertengahan atau akhir tahun 2012. [2]

Stasiun

Selain sebagai tempat tunggu penumpang, pengelola kereta komuter akan mengembangkan setiap stasiun menjadi tempat komersial. Sehingga di dalam stasiun nantinya juga terdapat restoran, toko sovenir, dan ATM bank. Saat ini baru stasiun besar seperti Jakarta Kota, Gambir, Pasar Senen, dan Jatinegara yang sudah dikembangkan menjadi tempat komersial. Sedangkan stasiun Sudirman masih dalam proses pembangunan. Pada ruas jalur Manggarai-Jakarta Kota yakni dari Cikini sampai Jayakarta, stasiun dibangun dalam tiga lantai, karena jalur KRL pada ruas jalur tersebut berada di jalur layang/elevated (di atas jalanan umum, ditopang oleh tiang penyangga). Lantai 1 dan 2 diperuntukan sebagai tempat komersial, dan lantai 3 sebagai tempat tunggu penumpang.

Beberapa contoh stasiun utama :

 

Masalah Umum

KRL Ekonomi adalah salah satu kereta paling sibuk di Indonesia, dengan jadwal komuter yang biasa dipenuhi oleh penumpang karena tarifnya lebih murah dibanding KRL Commuter Line. Penumpang bergelantungan di pintu gerbong, di sambungan antar gerbong, dan di atas gerbong yang tentu membahayakan nyawa mereka, demi untuk terhindar dari petugas pengecek karcis. Tidak jarang penumpang KRL Ekonomi tewas karena melakukan hal-hal tersebut. Selain itu, di KRL Ekonomi juga banyak sekali pencopet dan pedagang asongan yang mengganggu.

Komunitas pengguna kereta Jabodetabek, KRL Mania kecewa terhadap rencana kenaikan tarif Commuter Line pada Oktober mendatang. Menurut mereka, kenaikan Rp2000 itu tidak pantas bila melihat buruknya pelayanan yang diberikan PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ). Juru bicara KRL Mania, Nurcahyo, mengaku keberatan dengan rencana ini. Kenaikan itu sangat membebani penumpang khususnya yang berpenghasilan rendah. "Kasihan teman-teman yang baru saja beralih dari KRL Ekonomi ke Commuter Line akibat dihapusnya kereta kelas ekonomi," kata Nurcahyo kepada VIVAnews, Senin 2 Juli 2012.

Namun, kata dia, jika kenaikan ini tetap diberlakukan, penumpang meminta PT KCJ memberikan jaminan di atas kertas bahwa pelayanan ikut diperbaiki. Antara lain seperti tidak ada lagi keterlambatan, dan AC berfungsi dengan baik. "Jangan hanya janji, kompensasi harus jelas," ucapnya. Nurcahyo menambahkan, rencana kenaikan ini mengagetkan di saat penumpang sedang gencar-gencarnya meminta perbaikan pelayanan. Selama ini penumpang selalu mengeluh tapi tidak pernah mendapat tanggapan. "Bukannya membuat kami tenang, eh malah mau menaikkan tarif," ujarnya.

Manager Komunikasi Perusahaan PT KCJ, Eva Chairunisa, mengatakan kenaikan tarif dimaksudkan untuk peningkatan layanan, baik sarana maupun prasarana yang menunjang kenyamanan penumpang. Penyesuaian tarif KRL Commuter Line ini berlaku pada setiap rute keberangkatan ataupun sebaliknya, sebesar Rp2.000 untuk setiap tiketnya.[butuh rujukan]

Sementara, masalah lainnya adalah kurangnya perawatan terhadap unit kereta. Fasilitas penunjang seperti palang pintu perlintasan pun kadang sudah rusak, sehingga tidak bisa menutup. Kurangnya disiplin para pengendara kendaraan bermotor mengakibatkan banyak mobil atau motor pribadi ditabrak oleh kereta. Kelalaian petugas atau masinis juga kadang membahayakan kereta dan juga pengendara kendaraan bermotor. Contohnya lupa menutup palang perlintasan kereta, ataupun pelanggaran sinyal, yang mengakibatkan banyak kecelakaan kereta; contohnya peristiwa Bintaro 1987.

Fasilitas stasiun seperti tempat duduk, penerangan, dan keamanan sangat tidak memadai. Pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari, banyak penumpang yang berdiri. Selain itu, stasiun juga sering dipenuhi oleh warga tuna wisma yang memanfaatkan stasiun sebagai tempat tinggal mereka. Banyaknya stasiun yang tidak berpagar serta tidak adanya petugas yang memeriksa penumpang di pintu masuk/keluar stasiun, mengakibatkan banyaknya penumpang KRL yang tidak membeli karcis.

Perubahan Rute dan Sistem Operasi KRL

Sampai saat ini sudah beberapa kali terjadi perubahan pola operasional KRL. Sampai dengan Tahun 1996, KRL yang beroperasi hanyalah satu kelas KRL Ekonomi biasa dimana KRL berhenti di semua stasiun. Kemudian diiringi dengan masuknya beberapa KRL Baru sekitar tahun 1997, maka terdapat dua kelas KRL yang berguna yaitu KRL Ekonomi dan KRL Bisnis. KRL Ekonomi tetap berhenti di setiap stasiun, namun KRL Bisnis hanya mengambil penumpang di stasiun tertentu langsung menuju stasiun tujuan. Saat itu, KRL Bisnis ini mempunyai rute Jakarta Kota - Gambir - Depok - Bogor. Seiring masuknya KRL AC yang dihibahkan oleh Pemerintah Jepang, maka KRL Bisnis digantikan menjadi KRL Ekspress AC, dengan rute serupa.

Tahun 2002, Karena adanya permintaan penumpang, PTKA kemudian membuat satu kelas di antara KRL Ekonomi dan KRL Ekspress, yaitu KRL Semi Ekspress. KRL ini hanya berhenti di beberapa stasiun tertentu saja, namun dengan tiket lebih murah daripada KRL Ekspress. KRL ini menjadi Favorit karena waktu tempuh yang lebih cepat dengan stasiun berhenti yang lebih banyak. Tahun 2008, ditandai dengan dibentuknya KCJ, operasional KRL Semi Ekspress dihapuskan. Sebagai penggantinya PTKA/KCJ memperkenal tiga kelas layanan lain, yaitu KRL Ekonomi, KRL Ekonomi AC, dan KRL Ekspress. KRL Ekonomi tidak mengalami perubahan layanan. KRL Ekspress, sebenarnya mengalami penurunan layanan karena stasiun berhentinya lebih banyak, hampir sama dengan KRL Semi Ekspress namun tiket tetap KRL Ekspress. Sedangkan KRL Ekonomi AC, berjalan seperti KRL Ekonomi yang berhenti di setiap stasiun namun menggunakan KRL Ekspress. Harga tiket KRL Ekonomi AC sama dengan harga tiket KRL Semi Ekspress di awal pengoperasiannya yang kemudian mengalami kenaikan harga.

Pertengahan tahun 2011, tepatnya 2 Juli 2011, sistem operasional tiga kelas KRL dihapuskan menjadi single operation, walau sebenarnya ada dua kelas layanan yaitu KRL Ekonomi dan KRL Ekonomi AC yang dikenal dengan sebutan KRL Commuter Line. Semua KRL berhenti di semua stasiun dengan harapan kenaikan jumlah penumpang. Dan mulai 1 Desember 2011, KRL Jabotabek mengalami perubahan rute dimana terdapat berbagai macam rute yang kemudian disederhanakan menjadi 6 jalur (secara aktual terhitung ada 9 rute yang diperkenalkan) dengan pola operasi satu kelas (walau tetap ada KRL Ekonomi dan KRL Ekonomi AC).

Perubahan rute baru ini menghapuskan jalur-jalur yang saling tumpang tindih dengan menggunakan sistem transit. Rute-rute tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Jalur Bekasi  : Bekasi - Manggarai - Gambir - Jakarta Kota
  2. Jalur Tangerang  : Duri - Tangerang
  3. Jalur Bogor/Depok : Bogor - Depok - Manggarai - Gambir - Jakarta Kota, Bogor - Depok - Manggarai - Sudirman - Tanah Abang - Kampung Bandan - Pasar Senen - Jatinegara
  4. Jalur Barat  : Maja - Parung Panjang - Serpong - Tanah Abang, sementara beroperasi hanya sampai Parung Panjang. Direncanakan pada tahun 2012 KRL sudah beroperasi sampai Maja.
  5. Jalur Tanjung Priok  : Jakarta Kota - Kampung Bandan Atas - Ancol - Tanjung Priok, sementara beroperasi hanya dari Jakarta Kota ke Kampung Bandan Bawah. Direncanakan pada tahun 2012 KRL sudah bisa melalui Kampung Bandan Atas.

Pada tahun 2012 ini, armada-armada KRL Ekonomi dari jalur Tangerang tidak lagi dioperasikan dan sebagai gantinya dijalankan KRL Commuter Line. Armada yang ditarik diperbantukan untuk lintas Bogor, Serpong, dan Bekasi, mengisi jadwal-jadwal yang kosong.

Galeri

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Sekilas KRL
  2. ^ Majalah KA edisi Desember 2011

Pranala luar