Kabupaten Raja Ampat

kabupaten di Provinsi Papua Barat Daya, Indonesia
Revisi sejak 10 Januari 2013 14.24 oleh Daniel Mietchen (bicara | kontrib) ({{Commonscat|Raja Ampat}})



Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Waisai.

Kabupaten Raja Ampat
Daerah tingkat II
Motto: 
Mbilin Kayam
Peta
Kabupaten Raja Ampat di Maluku dan Papua
Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat
Peta
Kabupaten Raja Ampat di Indonesia
Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat (Indonesia)
Koordinat: 0°30′S 130°00′E / 0.5°S 130°E / -0.5; 130
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Barat
Dasar hukum12 April 2003
Ibu kotaWaisai
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: -
Luas
 • Total46.296 km2 (17,875 sq mi)
Populasi
 ((2000))
 • Total27.071
 • Kepadatan0,58/km2 (1,5/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9108 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri92.05 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 372.441.509.000,-
Situs webwww.rajaampatkab.go.id

Kabupaten ini memiliki 610 pulau. Empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo, merupakan pulau-pulau besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.

Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan penunjang kegiatan masyarakat Raja Ampat adalah angkutan laut. Demikian juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota kabupaten. Bila menggunakan pesawat udara, lebih dulu menuju Kota Sorong. Setelah itu, dari Sorong perjalanan ke Waisai dilanjutkan dengan transportasi laut. Sarana yang tersedia adalah kapal cepat berkapasitas 10, 15 atau 30 orang. Dengan biaya sekitar Rp. 2 juta, Waisai dapat dijangkau dalam waktu 1,5 hingga 2 jam.

Berdasarkan sejarah, di Kepulauan Raja Ampat terdapat empat kerajaan tradisional, masing-masing adalah kerajaan Waigeo, dengan pusat kekuasaannya di Wewayai, pulau Waigeo; kerajaan Salawati, dengan pusat kekuasaan di Samate, pulau Salawati Utara; kerajaan Sailolof dengan pusat kekuasaan di Sailolof, pulau Salawati Selatan, dan kerajaan Misol, dengan pusat kekuasaan di Lilinta, pulau Misol.

Penguasa Kerajaan Lilinta/Misol (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):

  • Abd al-Majid {1872-1904)
  • Jamal ad-Din (1904-1945)
  • Bahar ad-Din Dekamboe (1945 - )

Penguasa Kerajaan Waigama (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):

  • Abd ar-Rahman (1872-1891)
  • Hasan (1891/1900-1916)
  • Syams ad-Din Tafalas (1916-1953)

Penguasa Kerajaan Salawati (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):

  • Abd al-Kasim (1873-1890)
  • Muhammad Amin (1900-1918)
  • Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)
  • Abu’l-Kasim Arfan (1935-?)

Penguasa Kerajaan Waigeo (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):

  • Gandżun (1900-1918)


Potensi alam

Berdasarkan potensi masing-masing distrik, pemerintah kabupaten merencanakan pengembangan wilayah untuk empat sektor, yaitu:

Pariwisata

Terutama wisata bahari akan dikembangkan di Pulau Kofiau, Misool, Waigeo Selatan dan Barat serta Kepulauan Ayau.

Perkebunan

Dengan komoditas utama kelapa dalam dan kelapa sawit akan dipusatkan di Pulau Pam, Kofiau dan Salawati.

Pertambangan

Dipusatkan di Pulau Salawati (batubara dan migas); Waigeo dan Gag (nikel); Batanta dan Misool (emas dan bahan baku semen).

Perikanan

Kepulauan Ayau, Waigeo, Batanta, Salawati dan Kofiau.

Referensi