Havana
- Artikel ini membahas ibukota Kuba. Untuk penggunaan lain dari Havana/Habana, lihat Havana (disambiguasi)
Havana (bahasa Spanyol: La Habana IPA pronunciation: [a'βana]), nama sebelumnya Villa de San Cristóbal de La Habana; UN/LOCODE: CU HAV
) adalah ibukota Kuba. Kota ini juga merupakan salah satu dari ke-14 provinsi di Kuba, dengan provinsinya bernama "Kota Havana" (Ciudad de La Habana).[1] Dengan penduduk kota sejumlah lebih dari 2,3 juta orang dan penduduk wilayah metropolitannya lebih dari 3 juta orang, Havana adalah kota terbesar di Kuba dan di seluruh Karibia. Kota ini terletak sekitar 144 kilometer di selatan-barat daya dari Key West, Florida. Posisinya berada di pantai barat daya Kuba, menghadap ke Selat Florida, dan dikelilingi oleh Provinsi Havana di selatan, timur, dan baratnya.
La Habana | |
---|---|
Julukan: Ciudad de las Columnas (Kota Tiang-tiang) | |
Negara | Kuba |
Provinsi | Ciudad de La Habana |
Didirikan | 1515 |
Pemerintahan | |
• Wali kota | Juan Contino Aslán |
Ketinggian | 59 m (194 ft) |
Populasi (perkiraan 2006) | |
• Kota | 2,350,000 |
• Metropolitan | 3,073,000 |
est spc | |
Zona waktu | UTC-5 (EST) |
• Musim panas (DST) | UTC-4 ((mulai 11 Maret; berakhir 4 November)) |
Havana merupakan kota terbesar dan pelabuhan utama di Kepulauan Hindia Barat. Letak kota yang berdiri pada tahun 1515 ini relatif strategis. Ekspor utamanya ialah gula, buah-buahan dan tembakau. Kastil Morro terletak di jalan masuk pelabuhannya.
Sejarah
Pendirian
Wilayah Havana yang sekarang dan teluk alamiahnya pertama kali dikunjungi oleh orang-orang Eropa pada pelayaran oleh Sebastián de Ocampo mengelilingi pulau ini pada 1509.[2] Tak lama kemudian sesudah itu, 1510, para kolonis Spanyol pertama tiba dari La Hispaniola dan dengan demikian Penaklukan Kuba pun dimulai.
Conquistador Diego Velázquez de Cuéllar mendirikan Havana pada 25 Agustus 1515 di pantai selatan pulau itu, dekat kota Surgidero de Batabanó sekarang. Antara 1514 dan 1519, kota ini setidak-tidaknya mempunyai dua lokasi yang berbeda. Sebuah peta Kuba yang lebih tua, yang dibuat pada 1514 menempatkan kota ini di muara sungai Onicaxinal, juga di pantai selatan Kuba. Lokasi lainnya adalah La Chorrera, yang kini berada di lingkungan Puentes Grandes, di sebelah Sungai Almendares. Lokasi yang terakhir, yang diperingati oleh El Templete, adalah kota keenam yang dibangun oleh orang-orang Spanyol di pulau ini, yang dinamai San Cristobal de la Habana by Pánfilo de Narváez: Nama ini menggabungkan nama San Cristóbal, santo pelindung Havana, dan Habana, yang asal-usulnya yang jelas, kemungkinan berasal dari Habaguanex, nama seorang kepala suku Indian yang menguasai wilayah itu, yang dikutip oleh Diego Velasquez dalam laporannya kepada raja Spanyol. Sebuah legenda mengisahkan bahwa Habana adalah nama dari anak perempuan Habaguanex yang cantik,[3] tetapi tak satupun sumber historis yang dikenal mengukuhkan versi ini.
Havana pindah ke lokasinya yang sekarang di sebelah apa yang saat itu dikenal sebagai Puerto de Carenas (arti harafiah, "Teluk Perbaikan Kapal"), pada 1519. Kualitas teluk alamiah ini, yang kini menjadi tempat pelabuhan Havana, mendukung perubahan lokasi ini. Bartolomé de las Casas menulis:
...salah satu kapal, atau kedua-duanya, membutuhkan perbaikan, dalam arti memperbarui atau memperbaiki bagian-bagian yang berada di bawah, dan melapisinya dengan ter dan lilin, dan memasuki pelabuhan yang kini kita sebut Havana, dan di sana kapal-kapal itu diperbaiki sehingga pelabuhan itu pun disebut de Carenas. Teluk ini sangat baik dan dapat menampung banyak kapal, yang saya kunjungi beberapa tahun setelah Penemuan... ada segelintir di Spanyol, atau di tempat-tempat lain di seluruh dunia, yang sebanding dengannya...[2]
Tak lama setelah dibangunnya kota-kota pertama Kuba, pulau ini berfungsi sedikit lebih daripada sekadar sebuah pangkalan untuk Conquista (penaklukan) atas daerah-daerah lainnya. Hernán Cortés mengorganisasi ekspedisinya ke Meksiko dari sini. Kuba, pada tahun-tahun pertama Penemuan, tidak memberikan harta kekayaan langsung bagi para conquistadores, karena daerah ini tidak mempunyai emas, perak dan batu berharga, dan banyak di antara para pemukimnya pindah ke daerah-daerah yang lebih menjanjikan di Meksiko dan Amerika Selatan, yang mulai ditemukan dan dikolonisasikan pada waktu itu. Legenda-legenda tentang Eldorado dan Tujuh Kota Emas menarik banyak petualang dari Spanyol, tetapi juga dari koloni-koloni di sekitarnya, meninggalkan Havana, dan bagian Kuba lainnyaa, yang umumnya yang berpenduduk.
Bajak laut dan La Flota
Havana mulanya adalah sebuah pelabuhan perdagangan dan mengalami serangan-serangan teratur oleh para bajak laut dan perompak-perompak Perancis. Serangan yang pertama dan membakar kotanya dilakukan oleh perompak Perancis Jacques de Sores. Bajak laut merebut Havana hanya dengan dua kapal kecil, menjarah kota dan membunuh 30 orang tua-tua dan kulit hitam yang dipenjarakan. De Sores pergi tanpa memperoleh harta melimpah yang ia harapkan akan ditemukannya di Havana.
Serangan-serangan seperti itu meyakinkan Takhta Spanyol untuk mendukung pembangunan benteng-benteng pertama di kota-kota utama, bukan hanya untuk melawan para bajak laut dan bajak lauts tetapi juga untuk menegaskan kontrol atas perdagangan dengan Hindia Barat dan membatasi contrabando (pasar gelap) yang meluas yang berkembang karena pembatasan-pembatasan perdagangan yang dikenakan oleh Casa de Contratación dari Sevilla, kantor perdagangan yang dikontrol oleh raja yang memegang hak monopoli atas perdagangan dengan Dunia Baru.
Untuk melawan serangan-serangan para bajak laut atas konvoi-konvoi Galleon yang menuju ke Spanyol yang penuh dengan harta kekayaan yang didapat dari Dunia Baru, takhta Spanyol memutuskan untuk melindungi kapal-kapalnya dengan memusatkan mereka pada sebuah rombongan besar yang akan menempuh Samudera Atlantik sebagai sebuah kelompok. Sebuah rombongan dapat lebih mudah dilindungi oleh Armada Spanyol. Setelah dekrit raja pada 1561, semua kapal yang menuju ke Spanyol diharuskan bergabung dalam rombongan ini di Teluk Havana. Kapal-kapal yang tiba dari Mei hingga Agustus, menunggu untuk kondisi cuaca yang terbaik, lalu rombongan meninggalkan Havana menuju Spanyol pada September.
Hal ini meningkatkan perdagangan dan perkembangan kota Havana yang ada di dekatnay (yang saat itu hanyalah sebuah villa (desa) sederhana). Barang-barang yang diperdagangkan di Havana termasuk emas, perak, alpaka, wol dari Andes, zamrud dari Kolombia, mahoni dari Kuba dan Guatemala, kulit dari Guajira, bumbu-bumbu, kayu-kayu pewarna dari Campeche, jagung, ubi kayu, dan cokelat. Kapal-kapal dari seluruh Dunia Baru membawa produk-produk ke Havana sehingga mereka dapat dibawa dengan rombongan ke Spanyol. Ribuan kapal yang berkumpul di teluk kota ini juga merangsang pertanian dan manufaktur Havana, karena mereka harus ditopang dengan makanan, air, dan produk-produk lainnya agar dapat menempuh pelayaran di samudera.
Pada 1563, Capitán General (Gubernur Spanyol di pulau itu) pindah dari Santiago de Cuba ke Havana karena kemakmuran baru dan kedudukan penting kota, dan secara tidak resmi mendukung statusnya sebagai ibukota pulau ini. Pada 20 Desember 1592, Raja Felipe II de Habsburgo (Philip II dari Spanyol) memberikan gelar "Kota" kepada Havana. Belakangan, kota ini secara resmi ditetapkan sebagai "Kunci ke Dunia Baru dan halaman depan dari Hindia Barat" oleh Takhta Spanyol.
Pada saat yang bersamaan, dilakukan berbagai usaha untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur pertahanan kota itu. Kastil San Juan de la Punta mengawal pintu masuk sebelah barat teluk ini, sementara Castillo de los Tres Reyes Magos del Morro mengawal pintu masuk sebelah timurnya. Castillo de la Real Fuerza mempertahankan bagian tengah kota, dan berfungsi pula sebagai tempat tinggal Gubernur sampai istana yang lebih nyaman dibangun. Dua menara pertahanan lainnya, La Chorrera dan San Lázaro dibangun pula pada periode ini.
Abad ke-17 dan ke-18
Havana menjadi sangat diperluas pada abad ke-17. Gedung-gedung baru dibangun dari bahan-bahan yang paling melimpah di pulau ini, terutama kayu, menggabungkan berbagai gaya arsitektur Iberia, serta banyak meminjam dari ciri-ciri khas Canary. Pada periode ini kota ini juga membangun monument-monumen sipil dan bangunan-bangunan keagamaan. Biara St Augustin, Kastil El Morro, kapel Humilladero, air mancur Dorotea de la Luna di La Chorrera, gereja Malaikat Suci, rumah sakit San Lazaro, biara Santa Teresa dan biara San Felipe Neri semuanya diselesaikan pada era ini.
Pada 1649 wabah fatal yang dibawa dari Cartagena di Kolombia, memengaruhi sepertiga penduduk Havana. Pada 30 November 1665, Ratu Mariana dari Austria, janda Raja Philip IV dari Spanyol, mengesahkan lambang Kuba, yang mengambil sebagai motif simbolisnya ketiga kastil pertama Havana: "Real Fuerza, Tres Santos Reyes Magos del Morro dan San Salvador de la Punta." Lambang ini juga menampilkan kunci emas simbolis yang mewakili gelar "Kunci ke Teluk". Pada 1674, pekerjaan untuk membangun Tembok Kota dimulai, sebagai bagian dari usaha pembentengan. Pekerjaan ini selesai pada 1740.
Pada pertengahan abad ke-18 Havana mempunyai lebih dari 70.000 penduduk, dan merupakan kota ketiga terbesar di benua Amerika, setelah Lima dan Ciudad de México tetapi lebih besar daripada Boston dan New York.[4] Kemakmuran Havana melahirkan perhatian internasional terus-menerus dan kota ini tanpa diduga-duga direbut oleh Angkatan Laut Kerajaan. Kejadian ini dimulai pada 6 Juni 1762, ketika pada pagi-pagi sekali, sebuah armada Britania yang mengesankan, yang terdiri atas lebih dari 50 kapal dan 14.000 awaknya, berlayar ke perairan Kuba. Tentara Britania merebut kota sebagai bagian dari Perang Tujuh Tahun, membukanya untuk perdagangan bebas dan membawa ribuan budak-budak Afrika ke pulau tersebut. Kota itu kemudian diperintah oleh Sir George Keppel atas nama Britania Raya. Pada pertengahan 1763, hanya setahun setelah invasi itu, Britania mengembalikan Havana ke tangan Spanyol sebagai ganti Florida.
Setelah memperoleh kembali kota ini, Spanyol mengubah Havana menjadi kota yang paling kuat dibentengi di benua Amerika. Pembangunannya dimulai dengan apa yang kelak menjadi Benteng San Carlos de la Cabaña, perbentengan Spanyol terbesar di Dunia Baru. Pekerjaan ini berkepanjangan hingga 11 tahun dan menjadi sangat mahal, tetapi setelah selesai benteng itu dianggap sebagai benteng yang tidak dapat ditembus dan sangat penting bagi pertahanan Havana. Benteng ini dilengkapi dengan sejumlah besar meriam yang ditempa di Barcelona. Perbentengan lainnya pun dibangun: kastil Atarés yang mempertahankan galangan kapal di teluk bagian dalam, sementara kastil El Príncipe mengawal kota dari sebelah barat. Sejumlah meriam yang ditempatkan di sepanjang kanal teluk ini (di antaranya meriam San Nazario dan Doce Apóstoles) memastikan bahwa tak satupun tempat di pelabuhan ini yang tidak dilindungi.
Katedral Havana dibangun pada 1748 sebagai sebuah gerejaYesuit, dan diubah pada 1777 menjadi gereja Parroquial Mayor, setelah Penindasan atas Yesuit di wilayah Spanyol pada 1767. Pada 1788, gereja ini secara resmi menjadi sebuah Katedral. Antara 1789 dan 1790 Kuba was apportioned menjadi sebuah keuskupan tersendiri oleh Gereja Katolik Roma. Pada 15 Januari 1796, tulang-belulang Christopher Columbus dipindahkan ke pulau ini dari Santo Domingo, hingga 1898, ketika tulang-tulang itu dipindahkan ke Katedral Sevilla, setelah Spanyol kehilangan Kuba.
Galangan kapal Havana (dinamai El Arsenal) sangat aktif, berkat sumber-sumber kayu yang tersedia di sekitar kota ini. Santísima Trinidad adalah kapal perang terbesar pada masanya. Kapal ini diluncurkan pada 1769, panjangnya sekitar 62 meter, mempunyai tiga dek dan 120 meriam. Kapal ini belakangan ditingkatkan hingga memiliki 144 meriam dan empat dek. Setelah Pertempuran Trafalgar pada 1805 kapal ini tenggelam. Santisima Trinidad berharga 40.000 pesos fuertes pada masa itu. Hal ini memberikan kita gambaran tentang pentingnya Arsenal, dengan membandingkan biayanya dengan 26 juta pesos fuertes dan 109 kapal yang diproduksi pada masa keberadaan Arsenal.[5]
Abad ke-19
Setelah perdagangan antara negara-negara Karibia dan negara-negara Amerika Utara meningkat pada awal abad ke-19, Havana menjadi sebuah kota yang berkembang dan sangat bergaya. Gedung-gedung teater Havana menampilkan aktor-aktor yang paling tersohor pada masa itu, dan kemakmuran di antara kelas menengah yang berkembang menyebabkan munculnya gedung-gedung mewah klasik yang mahal. Selama periode ini Havana terkenal sebagai Paris di Antilles.
Abad ke-19 dibuka dengan tibanya Alexander von Humboldt di Havana. Ia merasa terkesan oleh vitalitas pelabuhan Havana. Pada 1837, jalur kereta api pertama dibangun, yang merentang sepanjang 51 km antara Havana dan Bejucal, yang digunakan untuk mengangkut gula dari lembah Guines ke pelabuhan. Dengan kereta api ini, Kuba menjadi negara kelima di dunia dan negara berbahasa Spanyol yang memiliki kereta api. Sepanjang abad ini, Havana diperkaya oleh pembangunan fasilitas-fasilitas kebudayaan lainnya, seperti Teater Tacon, salah satu yang paling mewah di dunia, Artistik dan Literary Liceo (Liseum) dan teater Coliseo. Pada 1863, tembok-tembok kota diruntuhkan sehingga metropolis dapat diperluas. Pada akhir abad ini, kelas-kelas yang kaya pindah ke wilayah El Vedado. Belakangan mereka pindah ke Miramar, dan kini, mereka semakin bergeser ke bagian barat dan menetap di Siboney. Pada akhir abad ke-19, Havana menyaksikan masa-masa terakhir kolonialisme Spanyol di Amerika, yang berakhir dengan pasti ketika kapal perang Amerika Serikat Maine ditenggelamkan di pelabuhannya, sehingga negara itu mempunyai alasan untuk menyerang pulau tersebut. Abad ke-20 dimulai dengan Havana, dan oleh karena itu, Kuba, berada di bawah pendudukan oleh AS.
Bibliografi
Cari tahu mengenai Havana pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku |
- ^ Artikel dari Granma, dalam bahasa Spanyol
- ^ http://leyendascubanas.wordpress.com/2006/07/10/historia-de-la-india-habana/
- ^ Thomas, Hugh : Cuba, A pursuit of freedom ed. ke-2, hlm. 1
- ^ http://www.vitruvius.com.br/arquitextos/arq000/esp175e.asp
- "Ensiklopedi Umum". Yogyakarta: Kanisius (1993)
- The Rough Guide to Cuba (ed. ke-3). Rough Guides, Mei 2005. ISBN 1-84353-409-6.
- Barclay, Juliet (1993). Havana: Portrait of a City. London: Cassell. ISBN 1-84403-127-6 (2003 paperback edition). — Sejarah Havana yang lengkap dari awal abad ke-16 hingga akhir abad ke-19.
- Carpentier, Alejo. La ciudad de las columnas (Kota Tiang-tiang). — Tinjauah historis tentang kota ini dari salah satu pengarang utama dalam literatur Ibero-Amerika, anak negeri kota ini.
- Cluster, Dick, & Rafael Hernández, History of Havana. New York: Palgrave-MacMillan, 2006. ISBN 1-4039-7107-2. Sejarah sosial kota ini dari 1519 hingga sekarang, ditulis bersama oleh seorang penulis dan editor Kuba yang tinggal di Havana dan novelis dan pengarang sejarah populer Amerika.
- Eguren, Gustavo. La fidelísima Habana (Havana yang sangat setia). — Buku bergambar yang penting bagi mereka yang ingin mengenal sejarah La Habana, termasuk catatan sejarah, artikel dari para penduduk asli dan pendatang, dokumen-dokumen arsip, dll.
Pranala luar
Referensi
Templat:Havana municipalities Templat:Provinces of Cuba Templat:North American capitals Templat:World Heritage Sites in Cuba 23°06′54.8″N 82°23′11.3″W / 23.115222°N 82.386472°W