Pangkalan Udara Soewondo

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 13 Februari 2013 02.49 oleh 36.76.117.150 (bicara)
Polonia beralih ke halaman ini. Untuk kecamatan di Medan, lihat Medan Polonia.

Bandara Internasional Polonia (kode IATA: MES; kode ICAO: WIMM) adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak sekitar 2 km dari pusat kota Medan, Indonesia dari pada tahun 1928 sampai pada tanggal hari Jumat, 1 Maret 2013. Bandara ini melayani penerbangan ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia (Kuala Lumpur, Penang, Ipoh), Singapura dan Thailand (Bangkok). Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah bandara terbesar keempat di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai dari pada tahun 1928 hingga pada tanggal hari Jumat, 1 Maret 2013 tengah malam ini sejak pada pukul 00:00 WIB sebagai secara resmi ditutup dan digantikan oleh Bandar Udara Internasional Kuala Namu dari kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang dan penyelesaian bandara baru di Kuala Namu pada tahun 2013, menggantikan Polonia untuk menjadi Bandar Udara Internasional Kuala Namu.[3]

Polonia International Airport

Bandar Udara Internasional Polonia
  • IATA: MES
  • ICAO: WIMM
    MES di Sumatra
    MES
    MES
    Lokasi bandara di Sumatra
Informasi
JenisSipil / Militer
PengelolaPT Angkasa Pura II
LokasiMedan, Sumatera Utara, Indonesia
Ketinggian dpl35 mdpl
Koordinat03°33′29″N 098°40′18″E / 3.55806°N 98.67167°E / 3.55806; 98.67167
Situs webwww.poloniaairport.com
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
05/23 3,000 9,850 Aspal
Sumber: DAFIF[1][2]

Sejarah

 
Rumah Michalski pada tahun 1870-an
 
Fokker F.VII di lapangan terbang Medan (sekitar tahun 1940)

Nama Polonia berasal dari nama negara asal para pembangunnya, Polandia (Polonia merupakan nama "Polandia" dalam Bahasa Latin). Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Michalski. Tahun 1872 dia mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Pesisir Timur Sumatera tepatnya daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah itu dengan nama Polonia, yang saat itu belum merdeka.

Tahun 1879 karena suatu hal, konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Deli Maatschappij (Deli MIJ) atau NV Deli Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda van der Hoop akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Deli MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Medan.

Pada tahun 1924, setelah berita pertama tentang kedatangan pesawat udara itu tidak terdengar, maka rencana kedatangan pesawat udara kembali terdengar. Mengingat waktu itu sangat pendek, persiapan untuk lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat kecil yang diawaki van der Hoop yang menumpangi pesawat Fokker, bersama VN Poelman dan van der Broeke mendarat di lapangan pacuan kuda yakni Deli Renvereeniging, disambut Sultan Deli Sulaiman Syariful Alamsyah.

Setelah pesawat pertama mendarat di Medan, maka Asisten Residen Sumatera Timur Mr. CS Van Kempen mendesak pemerintah Hindia Belanda di Batavia, agar mempercepat dropping dana untuk menyelesaikan pembangunan lapangan terbang Polonia. Pada 1928 lapangan terbang Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan KLM, pada landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Mulai tahun 1930, perusahaan penerbangan Belanda KLM serta anak perusahaannya KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala. Pada tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 600 meter.

Pada tahun 1975, berdasarkan keputusan bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil. Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari 1994 menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero).

Bandara Internasional Polonia yang resmi ditutup sejak pada tanggal hari Jumat, 1 Maret 2013 ini tidak lagi difungsikan sebagai pusat transit transportasi udara yang aktivitas penerbangan dihentikan tengah malam ini yang tepat sejak sekitar pada pukul 00:00 WIB sebagai gantinya layanan transportasi udara dialihkan ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu.

Menyelesaikan misi sejarahnya

Bandara baru resmi dibuka pada tanggal hari Kamis, 28 Februari 2013 sejak sekitar pada pukul 23:00 WIB yang dalam bukti perencanaan logistik semua perlengkapan bandara penting dan kendaraan yang tersisa di bandara lama untuk operasi (beberapa non-esensial yang sudah diangkut ke bandara baru) diangkut ke Kuala Namu dalam satu pagi dengan langkah besar tunggal. Polonia adalah kemudian ditutup dengan mentransfer adalah ICAO dan bandara IATA kode ke bandara pengganti di Polonia.

Pada tanggal hari Kamis, 28 Februari 2013 sejak sekitar pada pukul 19:50 WIB, Bandara Polonia akhirnya mengakhiri sejarah 70-tahun tugas. Kelompok terakhir pendaratan penerbangan di Bandara Polonia.

Tepat pada pukul 23:10 WIB dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu tiba dari Merpati Nusantara Airlines Boeing 777-200R yang terakhir di Bandara Polonia penerbangan.

Tepat pada pukul 23:20 WIB di lepas landas dari Bandara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu milik penerbangan asal dalam negerinegara Malaysia disebut Garuda Indonesia dengan Airbus A320.

Tepat pada pukul 23:50 WIB, penerbangan-penerbangan terakhir terbang Bandara Polonia dengan relokasi bandara rencana berjalan lancar dan semua diparkir di Bandara Polonia yang terdiri atas 29 semua pesawat terbang ke bandara di Polonia. Ketika semua pesawat telah meninggalkan Bandara Polonia, kemudian Maudy Ayunda dan Marsha Aruan terpanduan di Bandara Polonia menara kontrol, bandara landasan pacu lampu upacara yang diupacara peresmian secara ditutup adalah Marsha Aruan, Maudy Ayunda, Kesha Ratuliu, Rachel Amanda dan Aurelie Moeremans mengundang Nova Eliza di antara tamu-tamu terhormat ke Bandara Polonia adalah Shrerin Nindita Putri, Rina Aminarti, Shireen Sungkar, Adinia Wirasti, Rini Wulandari dan Djenar Maesa Ayu.

Pada tanggal hari Jumat, 1 Maret 2013 tengah malam ini sejak sekitar pada pukul 00:00 WIB, Marsha Aruan berpidato "Goodbye Polonia and Thank You" sebagai perpisahan dari tekan tombol mematikan semua lampu landasan dan lukisan sejarah resmi untuk Bandara Polonia pada titik. Bandara Penumpang Terminal Keberangkatan dan Hall Kedatangan oleh petugas polisi menghapus adegan, bagian dari peralatan yang digunakan dalam bandara baru semalam diangkut ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu.

Tepat pada pukul 04:00 WIB, Bandara selesai migrasi, baru Bandar Udara Internasional Kuala Namu mulai beroperasi.

Pada tanggal 2 Maret 2013, awalnya dibuat untuk melindungi Bandara Polonia, navigasi keselamatan pembatasan tinggi bangunan resmi ditarik daerah Medan, bangunan tinggi tidak lagi terbatas.

Pada tanggal 3 Maret 2013, terminal penumpang dihancurkan penggemar penerbangan dari Polonia berkarena pendekatan 13 landasan pacu yang unik. Sebagai penerbangan swasta tidak lagi diizinkan di Kuala Namu (setelah pindah ke bandar udara internasional) yang beberapa penggemar telah melobi landasan pacu Polonia untuk penerbangan umum, tetapi saran itu ditolak karena pemerintah telah merencanakan untuk membangun sebuah yang baru dengan 'Central Business District' di Polonia.

Penutupan dari Bandar Polonia

Bandara tua di Polonia akhirnya pensiun pada tanggal 28 Februari 2013 sejak sekitar pada pukul 23:00 WIB dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang mulai dalam pelayanan pada fajar pagi hari berikutnya.

Penggemar penerbangan banyak yang marah dengan runtuhnya Polonia karena pendekatan yang unik. Sebagai penerbangan swasta tidak diperbolehkan di Kuala Namu, beberapa penggemar telah melobi untuk menjaga sekitar dari Polonia landasan untuk penerbangan swasta.

Bandara baru resmi dibuka pada tanggal 1 Maret 2013 terdalam bukti perencanaan logistik, semua perlengkapan bandara penting dan kendaraan yang tersisa di bandara lama untuk operasi (beberapa non-esensial yang telah diangkut ke bandara baru) diangkut ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu di suatu fajar pagi dini dengan sebuah langkah besar tunggal. Polonia adalah kemudian ditutup dari mentransfer adalah ICAO dan IATA yang kode bandara ke bandara pengganti di Kuala Namu.

Pada tanggal 1 Maret 2013 malam lalu sejak sekitar pada pukul 23:00 WIB, setelah terakhir pesawat berangkat ke Kuala Namu, Polonia akhirnya pensiun sebagai bandara. Penerbangan-penerbangan akhir adalah:

Pada tanggal hari Jumat, 1 Maret 2013 sejak sekitar pada pukul 00:00 WIB dengan secara resmi yang diupacara penutupan oleh Maudy Ayunda dengan pada dibacakan pidato yang menekan upacara lampu kelurar:

It will always be special in our hearts, not only here in Medan but also to many people around the world. Polonia has truly been one of the world's great airports but tonight we must say good bye to our old friend. The last passenger has arrived, the last flight has departed, the runway is silent and it is now time to turn off the lights which have safely guided millionaire-people of arriving aircraft.

Sebuah upacara kecil merayakan akhir bandara diadakan di dalam menara kontrol setelah penerbangan terakhir berangkat. Pidato itu diberikan hingga kata-kata terakhir controller saat ia mematikan lampu landasan:

Good bye 'Polonia' and thank you.

Setelah pesawat terakhir yang Garuda Indonesia Airbus A320-300 yang lepas landas dari Bandara Internasional Polonia ke Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang sejak sekitar pada pukul 00:11 WIB. Polonia kemudian ditutup mentransfer adalah ICAO dan IATA yang kode ke bandara pengganti di kabupaten Deli Serdang.

Terminal penumpang kemudian digunakan untuk kantor-kantor pemerintah, dealer mobil dan showroom, go-kart balap, ruang film, bowling, ruang snooker, golf dan berbagai fasilitas rekreasi lainnya. Pemerintah melaporkan kemudian mengungkapkan bahwa Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang tidak sepenuhnya siap untuk dibuka untuk umum meskipun sidang berjalan diadakan. Pasokan air dan limbah tidak terpasang sepenuhnya. Telepon yang tersedia tetapi garis tidak terhubung. Sistem bagasi tidak mengalami masalah yang luas dan bagasi penumpang serta kargo, banyak yang rusak, hilang. Pemerintah memutuskan untuk sementara mengaktifkan kembali terminal kargo Polonia untuk meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh bug perangkat lunak dalam sistem penanganan bandara baru kargo.

Bandara baru dibuka pada tanggal 1 Maret 2013, beroperasi selama lebih dari 70-tahun dari Bandara Polonia untuk menyelesaikan misi.

Data dan statistik

Perkembangan muatan penumpang di Polonia (Januari-Juli)[3]
Tahun Penumpang
penerbangan
domestik
(dalam ribuan)
Penumpang
penerbangan
mancanegara
(dalam ribuan)
2002 400,1 170,9
2003 603,3 157,4
2004 825,0 210,9
2005 956,9 251,7
2006 1.062,3 248,3
2007 1.176,2[4] 253,2[5]
2008 1.190,2[6] 262,7[6]
2009 1.190,3[6] 248,1[6]

Bandara Polonia mempunyai luas sebesar 144 hektar. Panjang landasan pacu saat ini adalah 2.900 meter, sementara yang dapat digunakan sepanjang 2.625 meter (sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter). Hal ini terjadi karena banyaknya benda yang menghalang di sekitar tempat lepas landas dan mendarat. Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang.[7]

Dari tahun ke tahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami peningkatan antara 15 hingga 20 persen. Pada tahun 2003, arus penumpang mencapai sebesar 2.736.332 orang, naik dari 2.090.519 orang pada tahun sebelumnya.[8] Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada tahun 2003, naik dari 29.894 pada tahun 2002. Tercatat ada 13.713 penerbangan domestik dan 4.387 penerbangan internasional dari Polonia pada 1998. Pada 2004 jumlahnya telah mencapai 35.100 penerbangan domestik dan 8.266 penerbangan internasional.

Dari segi jumlah penerbangan, pada 1998 terdapat 56 penerbangan dalam sehari, namun pada tahun 2005 telah meningkat antara 125 hingga melebihi 150 penerbangan perhari, dengan penumpang lebih kurang 3,8 juta orang pertahun, baik domestik dan internasional.

Di bidang transportasi barang, pada tahun 2005 pergerakan kargo di Polonia mencapai 31.347 ton.[7]

Terminal

Berkas:Terminal polonia.jpg
Terminal keberangkatan domestik Polonia sebelum terbakar pada Desember 2007.

Terdapat dua terminal penumpang di Polonia, satu terminal keberangkatan dan satu untuk kedatangan, dan jika ditotal luasnya mencapai 13.811 meter².[7] Keduanya juga masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal domestik Polonia mempunyai luas 7.941 meter² dan saat ini (laporan Januari 2006) menampung 1.810 orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4m², kurang dari standar sebesar 14m² yang ditetapkan pemerintah. Mulai 1 Oktober 2006, menyusul peristiwa penyimpangan muatan barang di Bandara Soekarno-Hatta pada September 2006, dioperasikan pula sebuah terminal kargo satu pintu yang diharapkan dapat menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya manipulasi muatan barang.

Permasalahan

Akibat letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota – sekitar 2 km – bandara ini menyebabkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi jumlah tingkatnya. Dampak dari peraturan ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan. Selain itu, bandara ini juga diperkirakan sudah atau hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia pada tahun 2000-an, jumlah penerbangan yang melayani Polonia meningkat tajam.

 
Bandara Polonia tidak mempunyai garbarata sehingga para penumpang harus berjalan melalui tarmac untuk mencapai pesawat.

Menurut rencana, bandara ini dalam beberapa tahun ke depan akan dipindahkan ke Kuala Namu, di Kabupaten Deli Serdang. Pada 29 Juni 2006, wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla, meresmikan pembangunan Bandara Kuala Namu. Setelah Kuala Namu mulai beroperasi, Polonia direncanakan akan dialihkan fungsinya menjadi sebuah central business district (CBD) serta 40% lahannya diperuntukkan bagi sebuah kebun raya.[9]

Maskapai Penerbangan

 
Gambar skematis lapangan terbang Polonia
MaskapaiTujuanTerminal
AirAsiaKuala Lumpur-KLIA, Penang Internasional
Firefly Kuala Lumpur-Subang, Penang Internasional
Garuda Indonesia Banda Aceh, Jakarta-Soekarno-Hatta Domestik
CitilinkJakarta-Soekarno-Hatta, Batam Domestik
Indonesia AirAsiaBanda Aceh, Bandung, Pekanbaru, SurabayaDomestik
Indonesia AirAsiaBangkok-Don Mueang, Kuala Lumpur-KLIA, Penang Internasional
Lion AirBanda Aceh, Bandung, Batam, Denpasar/Bali , Jakarta-Soekarno-Hatta, Padang, Pekanbaru, Surabaya Domestik
Malaysia AirlinesKuala Lumpur-KLIA Internasional
Mandala AirlinesSingapore Internasional
Mandala AirlinesJakarta-Soekarno-Hatta, Pekanbaru [mulai 14 Februari 2013][10] Domestik
Merpati Nusantara Airlines Gunung Sitoli, Sibolga, Sinabang Domestik
Silk AirSingapore Internasional
Sky AviationPekanbaru [Mulai 12 Februari 2013]Domestik
Sriwijaya AirBanda Aceh, Batam, Jakarta-Soekarno-Hatta, Padang, Pekanbaru Domestik
Sriwijaya AirPenang Internasional
Susi AirPadang Sidempuan, Meulaboh, Sinabang, Kutacane, Siborong-Borong Domestik
SMACSibolga, Kutacane, Padang Sidempuan, Dumai , Meulaboh Domestik
ValuairSingapore Internasional
Wings AirMeulaboh, Gunung Sitoli, Pekanbaru, Sibolga, Lhokseumawe Domestik
Wings AirPenang Internasional

Kecelakaan

Telah terjadi beberapa kecelakaan di Polonia atau di sekitarnya:

  • 11 Juli 1979 - Fokker F28-100 milik Garuda Indonesia menabrak Gunung Pertektekan; 64 orang tewas.
  • 4 April 1987 - Sebuah pesawat DC-9 milik Garuda Indonesia PK-GNQ jatuh dan terbakar di landasan bandara; 26 awak dan penumpang tewas serta 19 orang luka berat. Penyebabnya, saat berada di ketinggian 1.700 kaki menjelang mendarat, pesawat mengalami gangguan dalam cuaca buruk, hujan, kilat dan angin berkecepatan 4 knot.
  • 20 September 1981 - DC-9 Porong Garuda mendarat darurat akibat kerusakan mesin. Sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam landasan hingga sulit dipindahkan, namun 38 penumpang dan awaknya selamat.
  • 20 November 1985 - Pesawat C-130H-MP Hercules milik TNI AU bernomor AI-1322 jatuh menjelang pendaratan setelah menabrak dinding pegunungan Sibayak, menewaskan 10 awaknya. Pesawat tersebut sedang melakukan patroli udara di Lanud Padang dan Lanud Medan.
  • 30 Januari 1993 - Pesawat SC-7 Skyvan Pan Malaysia Air Transport beregistrasi 9M-PID, hilang 35 menit setelah lepas landas dari Polonia. Pesawat dengan 11 penumpang dan lima awak tersebut jatuh di kawasan hutan Aceh Timur.
  • 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 jenis Airbus A300-B4-200 jatuh sekitar pukul 13.30 WIB di kawasan perladangan warga di Desa Buah Nabar, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, sekitar 50 kilometer dari Medan, Indonesia; 222 penumpang dan 12 awak pesawat tewas. Penyebab jatuh diduga karena kesalahan petugas air traffic control (ATC) saat membimbing pilot Hance Rahmowiyogo keluar dari kabut asap 15 menit sebelum mencapai Bandara Polonia dalam penerbangannya dari Jakarta. Bukannya keluar dari kabut, pesawat justru menabrak perbukitan dan menewaskan seluruh penumpang dan awak, yakni 234 orang.
  • 5 September 2005 - Boeing 737 milik Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI 091 jenis Boeing 737-200, jatuh di tengah jalan raya di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, satu menit setelah lepas landas. Menelan korban 145 orang tewas termasuk Gubernur Sumut Rizal Nurdin.
  • 1 Desember 2007 - Terminal keberangkatan domestik terbakar, menyebabkan aktivitas bandara terganggu.

Kebakaran pada tahun 2006 dan 2007

Sebuah kebakaran menghanguskan seluruh dari terminal kedatangan internasional pada 9 Maret 2006, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab kebakaran diduga adalah arus pendek.[11] Kebakaran kembali terjadi pada 1 Desember 2007 namun kali ini terjadi di terminal keberangkatan domestik. Hampir seluruh gedung terminal terbakar dalam peristiwa ini.[12]

Pada 7 Mei 2008, Polonia kembali beroperasi penuh setelah terminal keberangkatan domestik baru selesai dibangun.[13]

Catatan

Lihat pula

Pranala luar dan referensi