Nama Allah (Ibrani)
Dalam bahasa Ibrani, kata Allah disebut dengan berbagai kata:
- Adonai, Tuan atau Tuanku atau Allah yang Perkasa
- El, Allah yang Kuat
- Elohim, Sang Pencipta yang Maha Kuasa
- Elyon, Allah yang Maha Tinggi
- Elohe Yisrael, Allah Israel
- El Olam, Allah yang Kekal
- El Roi, Allah yang Melihat
- El Shaddai, Allah yang Maha Perkasa
- Immanuel, Allah bersama kita
Nama pribadi Allah dalam Bahasa Ibrani terdiri dari 4 huruf: YHWH, seperti yang diberikan kepada Musa sewaktu Musa menanyakan siapa nama-Nya di dalam Kitab Keluaran. Nama ini yang sangat takut diucapkan oleh orang Ibrani (Israel) sehingga mereka hanya menggunakan kata Adonai (=tuan, tuanku) saat membaca tulisan YHWH (Yahweh) di kitab suci. Dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata YHWH ditulis Tuhan (semua huruf besar atau small cap), sedangkan kata "Allah" dipakai untuk kata Ibrani "El" atau "Elohim". Untuk kata sebutan "Allah" banyak istilah dalam bahasa Ibrani. Kata Adonai atau El dan sebagainya untuk diucapkan tidaklah ditakuti oleh orang Ibrani.
Nama Pribadi Allah dalam Alkitab
- YHWH ditulis lebih dari 6800 kali diulang dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan tulisan TUHAN.
- Ayeh Asher Ayeh, AKU adalah AKU
- Yahweh Jireh, TUHAN akan mencukupi
- Yahweh Mekaddishkem, TUHAN yang menyucikan
- Yahweh Nissi, TUHAN adalah Panjiku
- Yahweh Rapha, TUHAN yang menyembuhkan
- Yahweh Sebaoth, TUHAN Bala Tentara
- Yahweh Shalom, TUHAN sumber damai
- Yahweh Shammah, TUHAN hadir
- Yahweh Tsidkenu, TUHAN keselamatan kita
- Yah/YHWH, AKU, TUHAN yang tidak pernah berubah, TUHAN yang swa-ada
Kata sebutan/gelar Allah
Di antara sebutan Allah dalam bahasa Ibrani, tujuh nama digunakan secara sangat hati-hati, terutama oleh para penulis:
- Eloah
- Elohim
- Adonai
- Ehyeh-Asher-Ehyeh
- YHWH
- El Shaddai
- Tzevaot
Adonai
Adonai dapat berarti Allah yang Perkasa dalam bahasa Indonesia
Kata "Adonai" adalah bentuk jamak dari kata "adon" yang berarti tuan, pemilik, penguasa dan junjungan.[1] Dalam hubungannya dengan nama Allah, kata ini digunakan dalam bentuk jamak dengan diberi akhiran pemilik orang pertama tunggal dan secara harfiah berarti tuanku-tuanku. Selain itu, dalam teks kata Yahwe tertulis YHWH, tetapi orang harus mengucapkannya adonai yang berarti TUHAN. Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
YHWH (Yahweh)
Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam Alkitab Ibrani adalah Yahweh atau dikenal dengan sebutan Tetragrammaton, empat huruf nama Allah, bahasa Ibrani: יהוה, atau YHWH. Dalam teks kata Yahwe tertulis YHWH, tetapi orang harus mengucapkannya Adonai yang berarti "tuan" atau "TUHAN". Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama Allah (=Elohim) (Keluaran 3:13). Sang Ilahi merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” (Keluaran 3:14). YHWH merupakan sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Perkataan Sang Ilahi selanjutnya, “... TUHAN (YHWH), Allah (elohei) nenek moyangmu, Allah (elohei) Abraham, Allah (elohei) Ishak dan Allah (elohei) Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun (Keluaran 3:15)." Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan rumusan itu memberikan kesadaran bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal. Pertama, Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang dikehendaki-Nya dengan sikap takzim. Kedua, Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya seperti para penyembah berhala yang memperlakukan dan mengeksploitasi nama Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu.[2]
Ehyeh-Asher-Ehyeh
Di dalam bahasa Indonesia, frasa yang terdapat pada Keluaran 3:14 ini diter The name Ehyeh (Hebrew: אֶהְיֶה) denotes God's potency in the immediate future, and is part of YHWH. The phrase "ehyehs one name. The Targum Onkelos leaves the phrase untranslated and is so quoted in the Talmud (B. B. 73a). The "I am that I am" of the Authorized Version is based on this view.
"I am that I am" (Hebrew: אהיה אשר אהיה, pronounced Ehyeh asher ehyeh) is the sole response used in (Exodus 3:14) when Moses asked for God's name. It is one of the most famous verses in the Hebrew Bible. Hayah means "existed" or "was" in Hebrew; ehyeh is the first-person singular imperfect form. Ehyeh asher ehyeh is generally interpreted to mean "I will be what I will be", I shall be what I shall be or I am that I am (King James Bible and others). The Tetragrammaton itself may derive from the same verbal root.
“I SHALL PROVE TO BE WHAT I SHALL PROVE TO BE.” Heb., היהא רשׁא היהא (’Eh•yeh′ ’Asher′ ’Eh•yeh′), God’s own self-designation; Leeser, “I WILL BE THAT I WILL BE”; Rotherham, “I Will Become whatsoever I please.” Gr., E•go′ ei•mi ho on, “I am The Being,” or, “I am The Existing One”; Lat., e′go sum qui sum, “I am Who I am.” ’Eh•yeh′ comes from the Heb. verb ha•yah′, “become; prove to be.” Here ’Eh•yeh′ is in the imperfect state, first person sing., meaning “I shall become”; or, “I shall prove to be.” The reference here is not to God’s self-existence but to what he has in mind to become toward others. Compare Ge 2:4 ftn, “Jehovah,” where the kindred, but different, Heb. verb ha•wah′ appears in the divine name.[3]-->
El
El dapat berarti Allah yang kuat dalam bahasa Indonesia
Elohim
Elohim dapat berarti Sang Pencipta yang Mahakuasa dalam bahasa Indonesia.
‘El’ tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu. ‘El’ mengandung makna yang sifatnya netral. ‘El’ bukanlah sebuah nama, tetapi ‘el’ menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal yakni suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata ‘el’ dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang (seperti, ‘ha’ dalam bahasa Ibrani atau ‘the’ dalam bahasa Inggris) yang konkrit. Namun, ada kata sifat atau kata benda yang diimbuhkan ke dalam kata ‘el’. Hal itu diperuntukkan dalam rangka memperlihatkan hubungan antara kuasa tertentu yang disembah dan penyebut nama itu sendiri. Misalnya, ‘el-elyion’ (Allah Maha Tinggi) dalam Kejadian 14:22 dan ‘el-elohei-yisrael’ (Allah, Allahnya Israel) dalam Kejadian 33: 20.
Bentuk jamak dari ‘el’ adalah kata ‘elohim’. Pada teks-teks kuno Perjanjian Lama, Yahwe, Allahnya Israel diakui sebagai Allah tertinggi meskipun dalam nats tertentu memakai kata ‘elohim’ (jamak), seperti dalam Keluaran 18:11,12:12,20:3, dst. Kata ‘elohim’ dipergunakan oleh bangsa Israel bukan dalam pengertian matematis. ‘Elohim’ digunakan oleh bangsa Israel untuk menyatakan seluruh keagungan dan seluruh kepenuhan keilahian ada pada pribadi-Nya. Dengan demikian, meskipun kata ‘elohim’ berbentuk jamak, tetapi pengertiannya tunggal.[4]
Shaddai
El Shaddai dapat berarti Allah yang Maha Perkasa dalam bahasa Indonesia
Yah
Yah ─ AKU, Allah yang tidak pernah berubah, Allah yang swa-ada. Nama Yah tersusun dari dua huruf pertama pada tetragrammaton YHWH. Nama ini sering muncul dalam nama orang, seperti nama Elia. Istilah haleluya juga mengandung unsur ini.
YHWH Tzevaot/Sebaoth
Yahweh Sebaoth dapat berarti Allah Bala Tentara dalam bahasa Indonesia
Shalom
Yahweh Shalom dapat berarti Allah sumber damai dalam bahasa Indonesia
Nama-nama lainnya
- Adir — "Yang Kuat".
- Adon Olam — "Penguasa Semesta".
- Avinu Malkeinu — "Bapa kami, Raja kami".
- Boreh — "Pencipta" atau "Khalik".
- Ehiyeh sh'Ehiyeh — "Aku Adalah Aku": versi Ibrani modern untuk "Ehyeh asher Ehyeh".
- Elohei Avraham, Elohei Yitzchak we Elohei Ya`aqov — "Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub".
- El ha-Gibbor — "Allah sang pahlawan" atau "Allah yang kuat".
- Emet — "Kebenaran".
- E'in Sof — "tak berakhir, tak terhingga", nama "Kabbalistik" untuk Allah.
- Ro'eh Yisra'el — "Gembala Israel".
- Ha-Kaddosh, Baruch Hu — "Yang Kudus, Diberkatilah Dia".
- Kaddosh Israel — "Yang Kudus dari Israel".
- Melekh ha-Melakhim — "Raja segala raja" atau Melech Malchei ha-Melachim "Raja segala raja diraja", untuk menyatakan keutamaan terharap semua gelar penguasa di dunia.
- Makom atau Hamakom — harafiah: "tempat itu", artinya "Maha-ada" ("Omnipresent"); lihat Tzimtzum.
- Magen Avraham — "Perisai dari Abraham".
- Ribbono shel `Olam — "Penguasa Semesta".
- YHWH-Yireh (Jehovah-jireh) — "TUHAN akan menyediakan" (Kejadian 22:13–14).
- YHWH-Rafa — "TUHAN menyembuhkan" (Keluaran 15:26).
- YHWH-Niss"i (Yahweh-Nissi) — "TUHAN panji-panji kita" (Keluaran 17:8–15).
- YHWH-Syalom — "TUHAN kedamaian kita" (Hakim–hakim 6:24).
- YHWH-Ra-ah — "TUHAN gembalaku" (Mazmur 23:1).
- YHWH-Tsidkenu — "TUHAN kebajikan kita" (Yeremia 23:6).
- YHWH-Syamah (Jehovah-shammah) — "TUHAN hadir" (Yehezkiel 48:35).
- Tzur Israel — "Batu karang dari Israel".
Lihat pula
Referensi
- ^ (Indonesia) Martinus T. Mawene.2008. Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Hlm.27.
- ^ Santoso, Samuel. 2007. Yahwe, El, dan Nama Tuhan dalam buku Berteologi di Tengah Perubahan. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.
- ^ New World Translation of the Holy Scriptures, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., International Bible Students Association, Brooklyn, New York, U.S.A., Exodus 3:14, Footnote
- ^ Santoso, Samuel. 2007. Yahwe, El, dan Nama Tuhan dalam buku Berteologi di Tengah Perubahan. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.