Kalimantan
Kalimantan adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah Barat Pulau Sulawesi. Terbagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia dan Malaysia.
Berkas:Locator pulau kalimantan.PNG | |
Negara | Indonesia |
---|---|
Gugus kepulauan | Kalimantan |
Luas | 748.168,1 km² (3) |
Populasi | 9.220.447 (1980) |
Seringkali pulau ini secara keseluruhan disebut Borneo sedangkan wilayah Indonesia disebut Kalimantan, lalu wilayah Malaysia disebut Sarawak dan Sabah. Selain itu ada pula kesultanan Brunei.
Di zaman Hindia-Belanda, Kalimantan dikenal sebagai Borneo. Ini tidak berarti nama Kalimantan tidak dikenal. Dalam surat-surat Pangeran Tamjidillah dari Kerajaan Banjar pada tahun 1857 kepada pihak Residen Belanda di Banjarmasin ia menyebutkan pulau Kalimantan, tidak pulau Borneo. Ini menunjukkan bahwa di kalangan penduduk, nama Kalimantan lebih dikenal dari pada nama Borneo yang dipakai dalam administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebagian besar wilayah Kalimantan yaitu dari negeri Sambas sampai negeri Berau merupakan bekas negara bawahan dari Kerajaan Banjar, tetapi pada akhirnya menyusut menjadi sebagian kecil saja dari wilayah Kalimantan Selatan saat ini karena perjanjian dengan pihak Belanda. Nama Kalimantan kembali mulai populer pada sekitar tahun 1940-an.
Asal Muasal Nama Kalimantan
Pertama Borneo dari kata Kesultanan Brunei Darussalam yang sebelumnya merupakan kerajaan besar dan luas (mencakup Serawak dan sebagian Sabah karena sebagian Sabah ini milik kesultanan Sulu-Mindanao. Para pedagang Portugis menyebutnya Borneo dan digunakan oleh orang-orang Eropa. Namun penduduk asli menyebutnya sebagai pulo Klemantan.
Kedua menurut Crowfurd dalam Descriptive Dictionary of the Indian Island (1856), kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.
Ketiga menurut Dr. B. Ch. Chhabra dalam jurnal M.B.R.A.S vol XV part 3 hlm 79 menyebutkan kebiasaan bangsa India kuno menyebutkan nama tempat sesuai hasil bumi seperti jewawut dalam bahasa sanksekerta yawa sehingga pulau itu disebut yawadwipa yang dikenal sebagai pulau Jawa sehingga berdasarkan analogi itu pulau itu yang dengan nama sanksekerta Amra-dwipa atau pulau mangga.
Keempat menurut dari C.Hose dan Mac Dougall menyebutkan bahwa kata Kalimantan berasal dari 6 golongan suku-suku setempat yakni Dayak Laut (Iban), Kayan, Kenya, Klemantan, Munut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), C Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu.
Kelima menurut W.H Treacher dalam British Borneo dalam jurnal M.B.R.A.S (1889), mangga liar tidak dikenal di Kalimantan utara. Lagi pula Borneo tidak pernah dikenal sebagai pulau yang menghasilkan mangga malah mungkin sekali dari sebutan Sago Island (pulau Sagu) karena kata Lamantah adalah nama asli sagu mentah.
Keenam menurut Prof. Dr. Slamet Muljana dalam bukunya Sriwijaya (LKIS 2006), kata Kalimantan bukan kata melayu asli tapi kata pinjaman sebagai halnya kata malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung). Kalimantan atau Klemantan berasal dari Sanksekerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.
Administrasi
Kalimantan dibagi menjadi empat provinsi:
- Kalimantan Tengah dengan ibu kota Palangkaraya
- Kalimantan Timur dengan ibu kota Samarinda
- Kalimantan Selatan dengan ibu kota Banjarmasin
- Kalimantan Barat dengan ibu kota Pontianak
Nama lain Kalimantan
- "Waruna Pura"
- "Tanjungpura" (Bakulapura)
- "Tanjung Negara" adalah sebutan untuk pulau Borneo oleh Kerajaan Majapahit, sebagai salah satu daerah yang delapan taklukan Kerajaan Majapahit.
- "Hujung Tanah" atau "Ujung Tanah" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam Hikayat Banjar dan Hikayat Raja-raja Pasai, nampaknya ini adalah nama yang dipakai oleh penduduk Sumatera dan sekitarnya untuk menyebut pulau Kalimantan.
- "Pulau Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari Majapahit mengenai akan dikuasai Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah pulau Kencana (Kalimantan).
Kalimantan dalam nama
- Sarekat Kalimantan, fusi dari Persatuan Pemuda Marabahan dengan organisasi pemuda lokal di Kalimantan Selatan.
- Kalimantan Raya, surat kabar yang diterbitkan di Banjarmasin oleh A.A Hamidhan pada tanggal 5 Maret 1942.
- Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, daerah Selatan dan Timur Kalimantan yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang diperintah seorang Residen sampai tahun 1942.
Sejarah
- 8000 SM : Manusia ras Austrolomelanesia memasuki pulau Borneo.
- 2500 SM : Migrasi bangsa Melayu Proto dari Yunnan ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku Dayak.
- 1500 SM : Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau Borneo.
- 400 : Mulawarman, raja ke-3 dari Kerajaan Kutai, keturunan dari Kudungga dari suku Dayak Tunjung, merupakan kerajaan Hindu pertama di Nusantara.
- 600 : Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar.
- 1362 : Pulau Borneo ditaklukan oleh Majapahit.
- 24 September 1526 : Pangeran Samudera, raja Banjarmasih ke-1 memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah. Setelah mendapat dukungan Kesultanan Demak untuk lepas dari Kerajaan Negara Daha.
- 7 Juli 1607 : Ekspedisi Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin.
- 1612 : Belanda menembak hancur Banjar Lama ibukota kerajaan Banjar, sehingga ibukota kerajaan Banjar dipindahkan ke Martapura.
- 25 Juni 1689 : Kapal Portugis dibawah pimpinan Kapten Cotingo memasuki daerah Pulau Petak, Kapuas.
- 14 Mei 1787 : Pangeran Amir (kakek Antasari) ditangkap Belanda, selanjutnya diasingkan ke Srilangka, setelah mengadakan perlawanan terhadap Belanda dengan 3000 pengikutnya.
- 1857 : surat Pangeran Tamjidillah dari Kerajaan Banjar kepada pihak Residen Belanda di Banjarmasin ia menyebutkan pulau Kalimantan, tidak pulau Borneo.
- 11 November 1858 : Pertama kali meletusnya Perang Banjar, dipimpin Pangeran Antasari.
- 1859 : Sultan Tamjidillah yang disetujui Belanda sebagai raja Banjar, diturunkan dari tahta dan diasingkan ke Bogor.
- 14 Maret 1862 : Pangeran Antasari ditabalkan sebagai Panembahan oleh Kiai Adipati Jaya Raja, adipati (gubernur) wilayah Tanah Dusun, Kapuas dan Kahayan serta para kepala suku Dayak.
- 1895 : Penduduk Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo terdiri : 598 orang Eropa, 4.525 orang China, 1.534 orang Arab, 116 orang Timur Asing serta 803.013 orang Bumiputera.
- 1899 : Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo.
- 24 Januari 1905 : Sultan Muhammad Seman, putra Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di pedalaman sungai Barito.
- 1919 : Banjarmasin ibukota Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat otonom pemerintahan menjadi Gemeente Bandjermasin.
- 1923 : Nasional Borneo Kongres ke-1.
- 29-31 Maret 1924 : National Borneo Congres ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan Sarekat Islam lokal.
- 1938 : Wester Afdeeling van Borneo dan Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah propinsi di Hindia Belanda dengan dr. A. Haga sebagai gubernur. Gemeente Bandjermasin ditingkatkan menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
- 25 Desember 1941 : Jepang membom Lapangan Terbang Ulin, Banjarbaru.
- 21 Januari 1942 : Jepang menembak jatuh pesawat Catalina-Belanda di sungai Barito perairan Alalak, Barito Kuala.
- 8 Februari 1942 : Jepang memasuki Muara Uya, Tabalong, Gubernur Haga mengungsi ke Kuala Kapuas menuju Puruk Cahu, Murung Raya.
- 10 Februari 1942 : Tentara Jepang memasuki Banjarmasin, ibukota Borneo (Kalimantan).
- 12 Februari 1942 : Tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Banjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan Civil).
- 5 Maret 1942 : A.A Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya di Banjarmasin.
- 18 Maret 1942 : Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa penuh dan tertinggi pemerintah sipil meliputi wilayah Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito (Dayak Besar).
- 17 April 1945 : Rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
- 6 Mei 1945 : Pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN=Muhammad Noor)
- 18 Agustus 1945 : Pemerintahan Sukarno-Hatta menunjuk Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernur Kalimantan.
- 17 Mei 1949 : Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan oleh Letkol. Hasan Basry (Pahlawan Nasional).
- 9 November 1949 : Pertempuran di Banjarmasin melawan Belanda.
- 23 September 1953 : Wafatnya Ratu Zaleha, putri Sultan Muhammad Seman, tokoh emansipasi wanita Kalimantan, sebelumnya diasingkan di Cianjur.
- 7 Desember 1956 : Terbentuknya provinsi Kalimantan Selatan.
- 23 Mei 1957 : Pembentukan provinsi Kalimantan Tengah.