Angkor Wat

bangunan kuil di Kamboja

Angkor Wat (Khmer: អង្គរវត្ត), adalah sebuah kuil atau candi yang terletak di kota Angkor, Kamboja, dan dianggap sebagai salah satu dari keajaiban dunia. Ia dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12. Pembangunan kuil Angkor Wat memakan waktu selama 30 tahun. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi bangunan kuil yang indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran Angkor. Raja Suryavarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu yang meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi Hindu, dengan itu menara tengah Angkor Wat adalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam kompleks bangunan Angkor Wat.

Angkor Wat
PetaKoordinat: 13°24′45″N 103°52′0″E / 13.41250°N 103.86667°E / 13.41250; 103.86667
Agama
AfiliasiHindu
Lokasi
LokasiAngkor, Kamboja
Arsitektur
TipeKhmer
Dibuat olehSuryavarman II / Samudragupta



Angkor Wat
Situs Warisan Dunia UNESCO
Berkas:Angkor-wat.jpg
KriteriaBudaya: i, ii, iii, iv
Nomor identifikasi668
Pengukuhan1992 (19)

Sebagaimana mitologi gunung Meru, kawasan kuil Angkor Wat dikelilingi oleh dinding dan terusan yang mewakili lautan dan gunung yang mengelilingi dunia. Jalan masuk utama ke Angkor Wat yang sepanjang setengah kilometer dihiasi pagar susur pegangan tangan dan diapit oleh danau buatan manusia yang disebut sebagai Baray. Jalan masuk ke kuil Angkor Wat melalui pintu gerbang, mewakili jambatan pelangi yang menghubungkan antara alam dunia dengan alam dewa-dewa.

Angkor Wat berada dalam keadaan yang baik dibandingkan dengan kuil lain di dataran Angkor disebabkan Angkor Wat telah dialihfungsikan menjadi kuil Buddha dan dipelihara serta digunakan secara terus menerus ketika agama Buddha menggantikan agama Hindu di Angkor pada abad ke-13. Kuil Angkor pernah dijajah oleh Siam pada tahun 1431.

Pada tahun 1992 Angkor Wat masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Nama modern Angkor Wat, berarti "Kuil Kota"; Angkor adalah bentuk perubahan dari kata នគរ nokor yang berasal dari kata नगर nagara dalam bahasa Sanskerta yang berarti ibu kota atau negara. wat adalah istilah dalam bahasa Khmer untuk kuil atau candi. Sebelumnya nama asli candi ini adalah Preah Pisnulok atau Vishnuloka (tempat dewa Wishnu bersemayam), berdasarkan nama anumerta raja pembangunnya, Suryawarman II.[1]

Sejarah

 
Raja Suryavarman II, pembangun Angkor Wat

Angkor Wat terletak 5,5 kilometer (3,4 mi) di utara kota modern Siem Reap, dan bergeser ke timur dari bekas ibu kota sebelumnya yang berpusat di candi Baphuon. Candi ini berada di kawasan kelompok percandian terpenting di Kamboja, juga menjadi candi paling selatan dari kelompok candi di kota Angkor.

Rintisan rancangan dan pembangunan candi dimulai pada paruh pertama abad ke-12 Masehi, pada masa pemerintahan raja Suryavarman II (memerintah 1113 – sekitar 1150). Dipersembahkan untuk memuliakan Wishnu, candi ini dibangun sebagai candi agung negara milik raja sekaligus sebagai ibu kota. Karena prasasti yang menyebutkan pembangunannya belum ditemukan, maka nama asli candi ini tidak diketahui. Ditafsirkan candi ini mungkin disebut sebagai "Varah Vishnu-lok" (harfiah "Kawasan Suci Wishnu", Bahasa Khmer Kuno serapan dari Sansekerta") berdasarkan dewa utama yang dimuliakan di candi ini. Proyek pembangunan sepertinya dihentikan segera setelah kematian raja, menyisakan beberapa bas-relief belum rampung.[2] Pada 1177, kira-kira 27 tahun setelah kematian Suryavarman II, Angkor diserang oleh bangsa Champa, musuh tradisional bangsa Khmer. Kemudian kerajaan Khmer dipulihkan kembali oleh raja baru Jayawarman VII, yang mendirikan ibu kota baru di Angkor Thom candi kerajaan baru di Bayon, yang terletak beberapa kilometer di utara Angkor Wat.

Pada akhir abad ke-13, Angkor Wat perlahan-lahan dialihfungsikan dari candi Hindu menjadi candi Buddha Theravada, hal ini berlangsung hingga kini. Angkor Wat agak tidak biasa dibandingkan candi-candi lainnya di Angkor, meskipun ditelantarkan setelah abad ke-16, Angkor Wat tidak pernah benar-benar ditinggalkan. Angkor tetap bertahan antara lain salah satunya karena parit yang mengelilinginya melindungi bangunan candi dari rongrongan pohon besar hutan rimba.[3]

Salah satu pengunjung Barat perintis yang mengunjungi candi ini antara lain António da Madalena, seorang biarawan Katolik Portugis yang mengunjunginya pada tahun 1586 yang menyatakan "sebuah bangunan yang luar biasa yang tak mungkin digambarkan dengan pena, karena tidak ada bangunan lain di dunia ini yang menyerupainya. Bangunan ini memiliki menara dengan hiasan yang sangat halus dan indah yang hanya bisa diciptakan oleh manusia jenius."[4] Pada pertengahan abad ke-19, candi ini dikunjungi oleh ilmuwan dan penjelajah Perancis, Henri Mouhot, yang memperkenalkan situs ini ke dunia Barat melalui catatan perjalanannya, ia menulis:

"Candi ini—menyaingi (kemegahan) Kuil Nabi Sulaiman, dibangun oleh Michelangelo purba—pantas menduduki tempat terhormat sebagai salah satu bangunan terindah (di dunia). Bangunan ini lebih besar dari segala peninggalan Yunani atau Romawi, dan menyajikan kontras yang sangat menyedihkan dengan kondisi mkini yang jatuh terpuruk ke dalam kebiadaban."[5]

Mouhot, seperti kebanyakan pengunjung Barat, sulit mempercayai bahwa bangsa Khmer mampu membangun candi semegah ini, secara keliru memperkirakan waktu pembangunannya sezaman dengan era Romawi Kuno. Sejarah sebenarnya dari Angkor Wat secara perlahan dirangkaikan kembali melalui mempelajari gaya arsitektur serta bukti epigrafi tertulis pada prasasti, dilanjutkan dengan pembersihan di sekitar situs Angkor. Penggalian di sekitar situs Angkor Wat tidak menemukan peninggalan permukiman seperti bekas rumah hunian atau bukti hunian lainnya seperti perabot memasak, senjata, atau bekas pakaian yang biasa ditemukan di situs purbakala. Hanya monumen inilah yang ditemukan di kawasan ini.[6]

Bagian muka Angkor Wat, digambar oleh Henri Mouhot
Kartu pos Perancis bergambar Angkor Wat pada 1911

Angkor Wat menjalani pemugaran berarti pada abad ke-20, kebanyakan membersihkan jeratan tumbuhan dan tumpukan tanah yang menutupi bangunan.[7] proyek pemugaran terputus akibat perang saudara dan kendali rezim Khmer Merah atas Kamboja pada dasawarsa 1970-an dan 1980-an, akan tetapi kerusakan relatif minim pada periode ini yang kebanyakan adalah penjarahan dan pencurian serta perusakan pada arca setelah era Angkor.[8]

Candi ini merupakan simbol yang kuat dan amat penting bagi negara Kamboja, sebagai sumber kebanggaan nasional dan menjadi faktor penting bagi hubungan diplomatik luar negeri antara Kamboja dengan Perancis, Amerika Serikat, dan Thailand. Penggambaran Angkor Wat dalam bendera nasional Kamboja telah mulai ditampilkan sejak diperkenalkannya bendera perdana Kamboja pada 1863.[9] Akan tetapi, dari perspektif sejarah dan antarbudaya, Angkor Wat tidak pernah menjadi lambang kebanggaan nasional yang sesungguhnya sui generis namun diterapkan dalam proses politik-budaya oleh Kolonial Perancis yang menampilkan candi ini dalam pameran Kolonial Perancis dan pameran universal di Paris dan Marseille antara tahun 1889 dan 1937.[10]

Warisan kesenian yang agung dari Angkor Wat dan monumen Khmer lainnya di kawasan Angkor telah mendorong Perancis untuk memasukkan Kamboja sebagai protektorat Perancis pada 11 Agustus 1863 dan menyerang kerajaan Siam untuk merebut kendali atas kawasan reruntuhan candi ini. Hal ini mendorong Kamboja untuk merebut kembali kawasan di sudut barat laut yang dibawah penjajahan Siam sejak tahun 1351 (Manich Jumsai 2001), atau menurut sumber lain, 1431.[11] Kamboja meraih kemerdekaan dari Perancis pada 9 November 1953 dan sejak saat itu menguasai candi Angkor Wat.

Referensi

  1. ^ "Angkor Vat". APSARA Authority. 2004. Diakses tanggal 2008-04-27. 
  2. ^ "Angkor Wat, 1113–1150". The Huntington Archive of Buddhist and Related Art. College of the Arts, The Ohio State University. Diakses tanggal 27 April 2008. 
  3. ^ Glaize, The Monuments of the Angkor Group p. 59.
  4. ^ Higham, The Civilization of Angkor pp. 1–2.
  5. ^ Quoted in Brief Presentation by Venerable Vodano Sophan Seng
  6. ^ Time Life Lost Civilizations series: Southeast Asia: A Past Regained (1995) p. 67-99
  7. ^ Glaize p. 59.
  8. ^ APSARA authority, The Modern Period: The war
  9. ^ Flags of the World, Cambodian Flag History
  10. ^ Falser, Michael (2011). Krishna and the Plaster Cast. Translating the Cambodian Temple of Angkor Wat in the French Colonial Period. uni-heidelberg.de
  11. ^ Cambodge: The Cultivation of a Nation, 1860–1945 by Penny Edwards. 2007. ISBN 978-0-8248-2923-0

Lihat pula

Pranala luar


Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link FA