Paus biru[1]
Paus biru dewasa di Samudra Pasifik.
Perbandingan ukuran paus biru dengan manusia.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. musculus
Nama binomial
Balaenoptera musculus
(Linnaeus, 1758)
Penyebaran baus biru

Paus biru (Balaenoptera musculus) adalah mamalia laut yang masuk kedalam subordo paus balin.[3] Panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan memiliki massa 181 ton metrik atau lebih. Binatang ini dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada.[4][5]

Panjang dan langsing, tubuh paus biru dapat bervariasi keteduhan kelabu kebiruannya.[3] Ada sedikitnya tiga perbedaan subspesies: B. m. musculus Atlantik utara dan Pasifik utara, B. m. intermedia, Samudra selatan dan B. m. brevicauda (juga dikenal sebagai paus biru kerdil) ditemukan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. B. m. indica ditemukan di Samudra Hindia, mungkin menjadi subspesies lain. Seperti dengan paus balin lain, pola makannya berisi secara pokok crustacea kecil yang dikenal sebagai krill, yang sama baiknya dengan ikan kecil dan cumi-cumi.

Paus biru sangat berlimpah di hampir seluruh samudra hingga memasuki abad 20. Selama lebih dari 40 tahun paus-paus tersebut diburu sampai mendekati kepunahan dengan adanya perburuan paus hingga dilindungi oleh komunitas internasional pada tahun 1966. Sebuah laporan tahun 2002 memperkirakan ada 5.000 sampai 12.000 paus biru di seluruh dunia[6] yang lokasinya terbagi dalam sedikitnya lima kelompok. Kebanyakan riset saat ini memberi perhatian terhadap subspesies paus biru kerdil yang mungkin dibawah perkiraan.[7] Sebelum perburuan paus, populasi terbesar berada di Antartika, dengan jumlah diperkirakan 239.000 (mencapai 202.000 hingga 311.000).[8] Sisanya yang hanya sebagian kecil (sekitar 2.000) mengkonsentrasikan di setiap kelompok Pasifik timur laut, Antartika, dan Samudra Hindia. Ada dua lebih kelompok di Samudra Atlantik utara dan sedikitnya dua di Belahan Selatan.

Taksonomi

Paus biru merupakan rorqual (famili Balaenopteridae), famili yang termasuk di dalamnya Paus bungkuk, Paus sirip, Paus Bryde, Paus Sei dan Paus Minke.[3] Famili Balaenopteridae diyakini memiliki perbedaan dengan famili paus lain dari subordo Mysticeti yang sama lamanya dengan pertengahan Oligocene. Walau begitu, hal ini tidak diketahui walaupun kelompok famili tersebut berbeda dari lainnya. Paus biru biasanya diklasifikasikan sebagai salah satu dari tujuh spesies paus dalam genus Balaenoptera; satu otoritas yang menempatkan paus ini dalam genus monotypic terpisah Sibbaldus,[9] namun ini tidak disetujui di lain tempat.[1]Analisis beruntun DNA mengindikasi bahwa paus biru merupakan secara Filogenetik dekat dengan Paus bungkuk (Megaptera) dan Paus Kelabu (Eschrichtius) kemudian dengan spesies Balaenoptera lain. Jika riset lebih lanjut mengkonfirmasi adanya kekerabatan, mungkin akan menjadi diperlukan untuk mengklasifikasi ulang rorqual.

 
Pohon filogenetik hewan yang berhubungan dengan paus biru.

Ada sedikitnya 11 dokumetasi kasus persilangan paus biru / paus sirip dewasa di alam liar. Aranson dan Gullberg menguraikan jarak genetik antara seekor paus biru dan paus sirip sebagai kesamaan seperti antara manusia dan gorila.[10] Persilangan paus biru / paus bungkuk juga diketahui.

Nama spesifik musculus merupakan bahasa Latin dan dapat berarti "berotot", namun dapat juga ditafsirkan sebagai "tikus kecil".[11] Linnaeus, yang menamai spesies ini di seminalnya Systema Naturae tahun 1758,[12] mungkin telah mengetahui ini dan mungkin bermaksud pengertian ganda yang ironis.[13] Spesies ini juga disebut Dasar-Sulfur oleh Herman Melville dalam novelnya Moby-Dick yang berkaitan dengan sedikit coklat oren atau kuning pada bagian bawah dari film diatom di kulitnya. Nama umum lain untuk paus biru seperti Rorqual Sibbald (setelah Sir Robert Sibbald), paus biru raksasa dan rorqual utara raksasa. Nama tersebut telah ditinggalkan dan tidak dipakai lagi dalam dekade saat ini.

Otoritas mengklasifikasikan spesies ini ke dalam tiga atau empat subspesies: B. m. musculus, paus biru utara terdiri atas populasi Atlantik utara dan Pasifik utara, B. m. intermedia, paus biru selatan Samudra Selatan, B. m. brevicauda, paus biru kerdil ditemukan di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan,[14] dan B. m. indica, Rorqual Hindia Besar yang lebih bermasalah, juga ditemukan di Samudra Hindia dan meskipun diuraikan lebih awal mungkin menjadi subspesies yang sama sebagai B. m. brevicauda.[1]

Deskripsi dan perilaku

 
Paus biru dewasa.
 
Pemandangan udara paus biru menunjukkan kedua sirip dada.
 
Semburan paus biru.
 
Sirip dorsal kecil paus biru ini hanya terlihat pada bagian kiri.

Paus biru memiliki tubuh lonjong panjang yang tampak bidang bila dibandingkan dengan tubuh paus lain.[15] Kepalanya berbentuk datar dan U dan memiliki punggung mencolok yang terbentang dari lubang sembur hingga bagian birir atas.[15] Bagian depan mulut berbentuk tebal dengan lempeng balin; sekitar 300 lempeng (setiap lempeng panjangnya sekitar satu meter)[15] tergantung dari rahang atas, mencapai 0.5 m yang kembali ke dalam mulut. Antara 60 dan 90 lekukan (disebut lempeng ventral) mencapai dari kerongkongan secara pararel hingga tubuh. Lempeng ini membantu dalam memindahkan air dari mulut setelah gerakan makan (lihat cara makan di bawah).

Sirip dorsal berbetuk kecil,[15] yang terlihat singkat selama urutan menyelam. Terletak sekitar tiga perempat bagian sepanjang tubuh yang membedakan dalam bentuk satu individu terhadap lainnya; beberapa hanya memiliki gumpalan jelas yang sedikit, namun lainnya mungkin memiliki dorsal menonjol dan falcate. Ketika menuju permukan untuk bernapas, paus biru menunjukkan bahu dan lubang semburnya keluar air untuk sebuah tingkatan besar daripada paus besar lain seperti Paus sirip atau Paus Sei. Ciri ini mungkin digunakan oleh peneliti untuk membedakan antar spesies di lautan. Beberapa paus biru di Atlantik utara dan Pasifik utara menunjukkan ujung ekor mereka ketika menyelam. Ketika bernapas, paus mengeluarkan sebuah semburan kolom vertikal menakjubkan (lebih dari 12 m, secara umum 9 m yang dapat terlihat dari jarak jauh di hari yang tenang. Paru-parunya berkapasitas 5.000 liter. paus biru memiliki lubang sembur ganda, yang terlindungi oleh pelindung besar.[15]

Siripnya memiliki panjang tiga hingga empat meter. Sisi atas berwarna abu-abu dengan pembatas putih tipis. Sisi bawah berwarna putih. Ujung kepala dan ekor umumnya tertutup warna abu-abu. Bagian atas paus, dan kadang sirip, biasanya terdapat tonjolan. Tingkat tonjolan bervariasi pada hakekatnya dari satu individu terhadap individu lain. Beberapa mungkin tertutup warna abu-abu kebiruan seluruhnya, namun lainnya menunjukkan variasi yang pantas biru gelap, abu abu dan hitam, seluruh macam tonjolan.[3]

Paus biru dapat menempuh kecepatan 50 km/jam melibihi ledakan singkat, secara umum ketika berinteraksi dengan paus lain, namun 20 km/jam merupakan kecepatan berkelana yang paling khas.[3] Ketika makan mereka bergerak pelan hingga 5 km/jam.

Paus biru kebanyakan umumnya hidup sendiri arau dengan seekor individu lain. Hal itu tidak diketahui apakah bahwa berkelana berpasangan bertahan bersama melebihi periode panjang atau bentuk kerabat lepas lain. Di tempat dimana di sana merupakan konsentrasi tinggi makanan, sebanyak 50 paus biru telah tampak menyebar melebihi area kecil. Namun begitu, mereka tidak membentuk kelompok hubungan besar yang tampak dalam paus balin lain.

Ukuran

Paus biru sulit ditimbang karena ukuran mereka. Kebanyakan paus biru dibunuh oleh pemburu paus yang tidak mempertimbangkannya secara utuh, namun dipotong menjadi pengaturan potongan-potongan dahulu. Penyebab ini merupakan sebuah peremehan massa total paus, berkaitan dengan hilangnya darah dan cairan lain. Meski demikian, hasil pengukuran antara 150 dan 170 ton dibuat oleh hewan dengan panjang sekitar 27 m. Massa seekor individu berukuran panjang 30 m diyakini oleh NMML memiliki massa lebih 180 ton. Paus biru terbesar ditimbang secara teliti oleh ilmuwan NMML untuk mengukur seekor betina yang memiliki massa 177 ton.[6]

Paus biru diyakini sebagai hewan terbesar yang pernah hidup.[15] Dinosaurus terbesar diketahui dari Era Mesozoic merupakan Argentinosaurus,[16] yang diperkirakan memiliki massa sekitar 90 ton, meskipun vertebrata kontoversional Amphicoelias fragillimus mungkin diindikasi sebagai hewan yang memiliki massa 122 ton dan panjang 40–60 meter.[17] Ada beberapa ketidaksetujuan tentang paus biru terbesar yang pernah ditemukan sebagai kebanyakan data yang muncul dari paus biru yang dibunuh di perairan Antartika selama setengah abad dua puluh pertama dan dikoleksi oleh pemburu paus yang tidak mengenal baik dalam teknik pengukuran zoologi standar. Paus terpanjang pernah diraih dua berina berukuran 33.6 m dan 33.3 m secara berturut-turut..[18] Walau begitu, kendala pengukuran tersebut diperselisihkan. Paus terpanjang yang diukur oleh ilmuwan di National Marine Mammal Laboratory (NMML) Amerika adalah 29.9 m.[6]

Lidah paus biru memiliki massa sekitar 2.7 ton[19] dan ketika secara penuh membuka mulutnya diperkirakan cukup besar untuk menampung lebih dari 90 ton makanan dan air.[20] Disamping ukuran mulutnya, ukuran kerongkongannya menunjukkan bahwa seekor paus biru tidak dapat menelan obyek yang lebih besar daripada bola basket.[21] Jantungnya bermassa 600 kg dan merupakan yang terbesar yang diketahui dari binatang manapun.[19] Aorta paus biru berdiameter sekitar 23 cm.[22] Selama 7 bulan pertama hidupnya, seekor anak paus biru minum kira-kira 400 liter susu setiap harinya. Anak paus biru bertambah berat secara cepat, sebanyak 90 kg setiap 24 jam. Bahkan saat melahirkan, mereka memiliki massa 2,700 kilogram – sama seperti pertumbuhan penuh kuda nil.[3]

Makanan

Paus biru makan hampir secara khusus adalah krill, meskipun mereka juga makan sejumlah kecil copepoda.[23] Spesies zooplankton ini dimakan oleh berbagai paus biru dari satu samudra ke samudra lain. Di Atlantik utara, Meganyctiphanes norvegica, Thysanoessa raschii, Thysanoessa inermis dan Thysanoessa longicaudata merupakan makanan yang umum.[24][25][26] Di Pasifik selatan, Euphausia pacifica, Thysanoessa inermis, Thysanoessa longipes, Thysanoessa spinifera, Nyctiphanes symplex dan Nematoscelis megalops;[27][28][29] di Antartika Euphausia superba, Euphausia crystallorophias dan Euphausia valentin.

Paus-paus tersebut selalu makan dalam area dengan konsentrasi tinggi krill, yang kadang-kadang makan hingga 3,600 kg krill dalam hari tunggal.[23] Ini berarti bahwa mereka secara khas makan pada kedalaman lebih dari 100 m sepanjang hari, dan hanya makan di permukaan saat malam. Waktu menyelam secara khas adalah 10 menit ketika makan, walau menyelam lebih dari 20 menit merupakan hal biasa. Rekaman penyelaman terlama adalah 36 menit (Musim panas, 1998). Paus ini makan dengan paru-paru tepat pada segerombolan krill, mengangkut hewan tersebut dan kwantitas besar air dalam mulutnya. Air tersebut kemudian didorong keluar hingga lempeng balin oleh tekanan dari dari kantung sirip dan lidah. Sekali mulutnya bersih dari air, sisa krill, tidak dapat melewati menembus lempeng, lalu ditelan. Paus biru juga secara kebetulan mengonsumsi ikan kecil, crustacea dan cumi-cumi yang tertangkap dengan krill.[30][31]

Sejarah kehidupan

 
Paus biru muda dengan induk betina.

Perkawinan dimulai di akhir musim gugur, dan berlanjut sampai akhir musim dingin.[32] Sedikit diketahui tentang perilaku perkawinan atau landasan perkembangbiakan. Betina secara khas melahirkan sekali setiap dua hingga tiga tahun saat awal musim dingin setelah periode kehamilan sepuluh hingga dua belas bulan.[32] Massa anak sekitar dua setengah ton dan panjangnya sekitar 7 m. Anak paus biru minum 380–570 liter susu setiap hari. Proses penyapihan berlangsung sekitar enam bulan, dengan waktu dimana sang anak talah mencapai panjang dua kali lipat. Kematangan seksual secara khas mencapai delapan hingga sepuluh tahun dengan waktu dimana jantan telah mencapai panjang 20 m (atau lebih di Belahan Selatan). Betina masih lebih besar, mencapai kematangan seksual saat sekitar usia lima tahun, dengan panjang telah mencapai 21 m.

Perkiraan ilmuwan bahwa paus biru dapat berusia hingga sekitar 80 tahun;[18][33][32] walau begitu, sejak rekaman individu tidak tertanggal kembali dalam era perburuan paus, ini tidak akan diketahui dengan persetujuan untuk banyak tahun. Penelitian rekaman terpanjang individu tunggal adalah 34 tahun, di timur laut Psifik (dilaporkan pada Musim panas, 1998). Predator alam bagi paus ini adalah Paus pembunuh.[34] Laporan penelitian bahwa sebanyak 25% paus biru dewasa memiliki luka yang disebabkan serangan Paus pembunuh.[18] Tingkat kematian berkaitan dengan penyerangan tidak diketahui.

Kedudukan paus biru sangat tidak biasa, dan, karena struktur sosial spesies, kumpulan yang menepi tidak dikatahui.[35] Walau begitu, ketika paus menepi terjadi, mereka dapat menjadi perhatian publik. Pada tahun 1920, paus biru diberantas di dekat Bragar, Pulau Lewis, bagian Hebrides luar Skotlandia. Hewan ini ditembak tepat kepalanya oleh pemburu paus, namun harpun gagal ditembakkan. Seperti mamalia lain, insting fundamental paus ini mencoba menangani proses bernapas di seluruh pantai, bahkan ini berarti menepi merupakan untuk menghindarkan dirianya agar tidak tenggelam. Dua dari tulang paus yang terkubur dekat jalur utama pada Pulau Lewis, dan menyisakan sebuah atraksi wisatawan.[36]

Vokalisasi

Diperkirakan buatan Cummings dan Thompson (1971) mendukung bahwa tingkat sumber suara yang dibuat paus biru antara 155 dan 188 desibel ketika diukur relatifitasnya untuk mereferansi tekanan satu micropascal dalam satu meter.[37][38] Seluruh kelompok paus biru membuat panggilan pada frekuensi fundamental antara 10 dan 40 Hz, dan suara frekuensi terendah manusia dapat secara khas merasakan 20 Hz. Paus biru memanggil terakhir antara sepuluh hingga tiga puluh detik. Apalagi paus biru mendekati pantai Sri Langka yang terekam secara berulang membuat "nyanyian" yang terdiri dari empat kali yang tercatat lamanya sekitar dua menit setiap nyanyian, mengingatkan nyanyian Paus bungkuk yang terkenal. Peneliti percaya bahwa sepertinya fenomena ini tidak terlihat di populasi lain manapun, ini mungkin keunikan untuk subspesies paus biru kerdil B. m. brevicauda. Penyebab vokaslisasi tidak diketahui. Richardson et al (1995) mendiskusikan enam penyebab kemungkinan:[39]

  1. Pemeliharaan terhadap jarak inter-individu
  2. Perkenalan spesies dan individu,
  3. Transmisi informasi kontekstual (e.g., makan, peringatan, percumbuan)
  4. Pemeliharaan organisasi sosial (e.g., kontak hubungan antara betina dan jantan)
  5. Lokasi corak topografi
  6. Lokasi sumber makanan/buruan

Populasi dan perburuan paus

Era perburuan

 
Populasi paus biru telah berkurang drastis karena perburuan paus komersial.

Paus biru tidak mudah ditangkap atau dibunuh. Kecepatan dan kekuatan mereka menunjukkan bahwa mereka jarang dikejar pada awal perburuan paus yang mengganti target dengan Paus Sperma dan Paus Sikat.[40] Tahun 1864 orang Norwegia Svend Foyn melengkapi rancangan kapal uap dengan harpun secara spesifik untuk menangkap paus yang besar.[3] Meskipun pada awalnya sulit dan dengan tingkat keberhasilan rendah, Foyn menyempurnakan senjata harpun dan kemudian beberapa stasiun perburuan paus telah ditetapkan di pantai Finnmark di utara Norwegia. Karena berselisih dengan nelayan lokal, stasiun perburuan paus terakhir di Finnmark ditutup pada tahun 1904.

Paus biru kemudian menjadi diburu di Islandia (1883), Kepulauan Faroe (1894), Newfoundland (1898), dan Spitsbergen (1903). Tahun 1904-05 paus biru pertama tertangkap di Georgia Selatan. Pada 1925, dengan kedatangan tempat peluncuran buritan kapal pada perusahaan kapal, dan penggunaan penangkap paus tenaga uap, tangkapan paus biru, dan paus balin seperti sebuah keutuhan, di Antartika dan sub-Antartika mulai meningkat drastis. Antara 1930 dan 1931, ada kapal-kapal yang membunuh 29.400 paus biru di Antartika sendirian. Dengan berakhirnya Perang Dunia II, populasi tersebut secara mentap dihabiskan, dan tahun 1946 kuota pertama membatasi perdagangan internasional untuk paus diperkenalkan, namun hal tersebut tidak efektif karena ketiadaan pembedaan antar spesies. Spesies langka dapat diburu pada kedudukan sama dengan itu telah ditemukan dalam limpahan relatif. Perburuan paus biru dikecam pada tahun 1960-an oleh Komisi Perpausan Internasional,[41][42] dan perburuan paus ilegal oleh USSR yang akhirnya mulai diperhatikan pada tahun 1970-an,[43] dengan waktu itu dimana 330.000 paus biru dibunuh di Antartika, 33.000 di sisa Belahan Selatan, 8.200 di Pasifik Utara, dan 7.000 di Atlantik Utara. Populasi asli terbesar, berada di Antartika yang telah berkurang hingga 0.15% dari jumlah awal mereka.[8]

Pemburu paus dengan jalas mendorong paus biru mendekati kepunhan, namun daripada mengabil hasil terkecil yang melebihi peroide panjang, pemburu paus melanjutkan menghabiskan populasi. Dalam penelitian belakangan ini, telah memmperhitungkan untuk mengamati industi perburuan paus dan peraturan oleh ahli biologi kelautan, kebanyakan paus mungkin telah diperdagangkan secara komersial, sekalipun melebihi jangka waktu panjang. Dinamik populasi berbelit-belit dalam penangkapan mamalia berumur panjang yang sangat berbeda dari keterbelitan tersebut dalam penangkapan ikan berumur pendek. Berhubungan dengan tingkat panjang reproduksi (kehamilan lebih dari satu tahun) dan ukuran liter terkecil (satu atau dua anak), pemulihan populasi paus lebih lambat daripada populasi hewan kecil, yang cenderung menginvestasi waktu yang lebih sedikit dan sumber daya dalam individu muda.

Populasi dan distribusi saat ini

 
Seekor paus biru mengasingkan diri dengan Azores sebagai latar belakang.
 
Gambar ekor paus biru yang mengibas dengan Terusan Santa Barbara sebagai latar belakang. Agustus 2007.

Sejak diperkenalkan kecaman perburuan paus, peneliti gagal memastikan apakah populasi paus biru global meningkat atau sisanya stabil. Di Antartika, perkiraan terbaik menunjukkan peningkatan penting pada 7.3% per tahun sejak berakhirnya perburuan paus Soviet yang ilegal , namun jumlah sisa ada di bawah 1% dari tingkat asli mereka.[8] Hal ini juga telah diusulkan bahwa populasi Islandia dan California meningkat namun peningkatan tersebut tidak berarti secara statistik. Total populasi dunia diperkirakan antara 5.000 dan 12.000 pada tahun 2002, meskipun ada tingkat tinggi ketidakpastian dalam perkiraan persediaan dalam banyak area.[6] Sisa Pasu Biru dinyatakan sebagai "terancam" pada IUCN Red List untuk spesies terancam seperti sejak daftar awal. Konsentrasi terbesar yang diketahui, terdiri sekitar 2.000 individu, merupakan populasi Pasifik timur laut untuk subspesies paus biru utara (B. m. musculus) yang menjangkau dari Alaska hingga Costa Rica, namun paling umum sering terlihat dari California di musim panas. Kadang populasi ini tersesat hingga Pasifik barat laut; penampakan yang jarang terjadi di antara Semenanjung Kamchatka dan ujung utara Jepang telah terekam.

Di Atlantik Utara, dua kelompok B. m. musculus terdeteksi. Pertama ditemukan di pesisir Greenland, Newfoundland, Nova Scotia dan Teluk Saint Lawrence. Kelompok diperkirakan berjumlah sekitar 500 ekor. Kedua, kelompok tersebut lebih ke timur lagi bertempat dari Açores di musim semi hingga Islandia di bulan Juli dan Agustus; ini diperkirakan bahwa paus tersebut mengikuti Bukit Atlantik Tengah antara dua pulau vulkanik. Di luar Islandia, paus biru bertempat sama jauh di utara seperti Spitsbergen dan Jan Mayen meskipun penampakannya langka. Para ilmuwan tidak tahu dimana paus tersebut menghabiskan musim dingin mereka. Populasi Atlantik utara seluruhnya dipekirakan antara 600 dan 1500.

Di Belahan Selatan, di sana tampak dua subspesies berbeda, B. m. intermedia, paus biru selatan dan paus biru kerdil yang sedikit diketahui, B. m. brevicauda, ditemukan di perairan Samudra Hindia. Limpahan saat ini diperkirakan untuk subspesies Antratika mencakup dari 1100[44] hingga 1700.[8] Riset terhadap jumlah paus biru kerdil sedang dilakukan. Diperkirakan dari survei 1996 bahwa 424 paus biru kerdil berada di area kecil yang tersendiri di selatan Madagaskar,[45] begitu ini mungkin bahwa jumlah keseluruhan di Samudra Hindia ada seribu ekor. Jika ini benar, jumlah global akan menjadi lebih banyak daripada perkiraan.[7]

Subspesies keempat, B. m. indica, diidentifikasi oleh Blyth tahun 1859 di Samudra Hindia bagian utara, namum mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan menonjol untuk petunjuk subspesies ini hingga digunakan sinonim B. m. musculus. Sekarang diperkirakan hewan ini dapat menjadi subspesies yang sama dengan paus biru kerdil. Rekaman penangkapan Soviet tampak indikasi bahwa ukuran betina dewasa dekat dengan paus biru kerdil daripada B. m. musculus, meskipun populasi B. m. indica dan B. m. brevicauda menunjukkan terpisah dan musim perkembangbiakan berbeda dengan hampir enam bulan.[46]

Pola migrasi subspesies tersebut tidak banyak diketahui. Sebagai contoh, paus biru kerdil telah terekam di Samudra Hindia bagian utara (Oman, Maladewa, Sri Langka) dimana mereka mungkin berasal dari populasi komunitas berbeda. Dalam penambahan, populasi paus biru yang berada dekat Chili dan Peru mungkin juga populasi berbeda. Beberapa paus biru antartika mendekati pantai Atlantik Selatan bagian timur di musim dingin, dan adakalanya vokalisasi mereka terdengar dekat Peru, Australia Barat, dan di utara Samudra Hindia. Di Chili, Cetacean Conservation Center, dengan dukungan dari Angkatan Laut Chili, melakukan riset ekstensif dan kerja konservasi pada a recently discovered feeding aggregation of the species off the pantai Pulau Chili di suatu wilayah bernama "Golfo del Corcovado" dimana secara nyata, kadang-kadang, dapat disaksikan dari dekat pantai 326 hewan yang menonjol pada musim panas 2007.

Usaha mengkalkulasi populasi paus biru secara lebih teliti didukung oleh ahli mamalia kelautan Universitas Duke yang memelihara OBIS-SEAMAP (Ocean Biogeographic Information System - Spatial Ecological Analysis of Megavertebrate Populations), suatu koalisi data pengamatan mamalia laut dari sekitar 130 sumber.[47]

Ancaman selain perburuan

Paus biru mungkin terluka, kadang fatal, setelah bertabrakan dengan kapal laut seperti menjadi terperangkap atau terkena baling-baling kapal nelayan.[48] Setiap peningkatan jumlah kesibukan samudra mengaburkan vokalisasi yang dihasilkan paus, yang mungkin menjadi kesulitan bagi paus untuk berkomunikasi.[48] Ancaman manusia terhadap potensi pemulihan populasi paus biru juga mencakup akumulasi bahan kimia polychlorinated biphenyl (PCB) di dalam tubuh paus.

Dengan adanya pemanasan global, gletser dan permafrost mencair dengan cepat dan mengabaikan sejumlah besar air tawar yang mengalir ke laut, sebagai perhatian bahwa jika jumlah air tawar dalam samudra mencapai titik kritis, disana akan menjadi gangguan dalam sirkulasi termohaline. Pertimbangan pola migrasi paus biru berdasarkan pada temperatur samudra, gangguan dalam sirkulasi ini yang memindahkan air panas dan dingin di seluruh dunia yang akan mungkin memiliki akibat pada migrasi mereka.[49] Paus tersebut bermusim panas di wilayah sejuk, garis lintang tinggi, dimana mereka makan krill; mereka bermusim dingin di wilayah hangat, garis lintang rendah, dimana mereka berpasangan dan melahirkan.[50]

Perubahan temperatur samudra juga akan memengaruhi suplai makanan paus biru. Kecenderungan pemanasan dan berkurangnya tingkat kadar garam akan menyebabkan perubahan penting dalam lokasi dan jumlah krill.[51]

 
Kerangka paus biru yang dipajang di luar Laboratorium Long Marine, Universitas California, Santa Cruz.

Dalam kebudayaan populer

Natural History Museum yang berada di London berisi kerangka pajangan terkenal dan model ukuran asli paus biru, yang keduanya merupakan yang pertama dari macamnya di dunia, namun dimiliki sejak benda itu dijadikan replika di Universitas California, Santa Cruz. Dengan sama juga, American Museum of Natural History di kota New York memiliki model ukuran utuh di Gedung Keluarga Milstein tentang Kehidupan Samudra. Paus biru yang masih hidup mungkin ditemui penjelajah pengamat paus di Teluk Maine,[52] dan merupakan pertunjukkan utama sepanjang pantau utara Telauk Saint Lawrence dan di muara Saint Lawrence.[48] Paus biru telah dipertunjukan dalam kebudayaan populer anak-anak pada tahun 1967 dalam film Doctor Dolittle, dimana film ini menampilkan sebagai simbol ukuran dan kekuatan ketika hewan ini diminta untuk memindahkan sebuah pulau.

Rujukan

  1. ^ a b c Mead, James G., and Robert L. Brownell, Jr. (16 November 2005). Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd edition). Johns Hopkins University Press. hlm. 725. ISBN 0-8018-8221-4. 
  2. ^ Cetacean Specialist Group (1996). Balaenoptera musculus. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 11 Mei 2006. Entri basis data mencakup yustifikasi panjang mengapa spesies ini terancam
  3. ^ a b c d e f g "American Cetacean Society Fact Sheet - Blue Whales". 
  4. ^ "Animal Records". Smithsonian National Zoological Park. Diakses tanggal 2007-05-29. 
  5. ^ "What is the biggest animal ever to exist on Earth?". How Stuff Works. Diakses tanggal 2007-05-29. 
  6. ^ a b c d "Assessment and Update Status Report on the Blue Whale Balaenoptera musculus" (PDF). Committee on the Status of Endangered Wildlife in Canada. 2002. 
  7. ^ a b Alex Kirby, BBC News (2003). "Science seeks clues to pygmy whale". Diakses tanggal 21 April 2006. 
  8. ^ a b c d T.A. Branch, K. Matsuoka and T. Miyashita (2004). "Evidence for increases in Antarctic blue whales based on Bayesian modelling". Marine Mammal Science. 20: 726–754. 
  9. ^ Barnes LG, McLeod SA. (1984). "The fossil record and phyletic relationships of gray whales.". Dalam Jones ML; et al. The Gray Whale (dalam bahasa English). Orlando, Florida: Academic Press. hlm. 3–32. ISBN 0123891809. 
  10. ^ A. Arnason and A. Gullberg (1993). "Comparison between the complete mtDNA sequences of the blue and fin whale, two species that can hybridize in nature". Journal of Molecular Ecology. 37: 312–322. 
  11. ^ Simpson, D.P. (1979). Cassell's Latin Dictionary (edisi ke-5). London: Cassell Ltd. hlm. 883. ISBN 0-304-52257-0. 
  12. ^ (Latin) Linnaeus, C (1758). Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Tomus I. Editio decima, reformata. Holmiae. (Laurentii Salvii). hlm. 824. 
  13. ^ "Blue Whale Fact Sheet". New York State Department of Environmental Conservation. Diakses tanggal 29 June 2007. 
  14. ^ Ichihara T. (1966). The pygmy blue whale B. m. brevicauda, a new subspecies from the Antarctic in Whales, dolphins and porpoises Page(s) 79-113.
  15. ^ a b c d e f "Size and Description of the Blue Whale species". 
  16. ^ (Spanyol) Bonaparte J, Coria R (1993). "Un nuevo y gigantesco sauropodo titanosaurio de la Formacion Rio Limay (Albiano-Cenomaniano) de la Provincia del Neuquen, Argentina". Ameghiniana. 30 (3): 271–282. 
  17. ^ Carpenter, K. (2006). "Biggest of the big: a critical re-evaluation of the mega-sauropod Amphicoelias fragillimus." In Foster, J.R. and Lucas, S.G., eds., 2006, Paleontology and Geology of the Upper Jurassic Morrison Formation. New Mexico Museum of Natural History and Science Bulletin 36: 131-138.[1]
  18. ^ a b c Sears R, Calambokidis J (2002). "Update COSEWIC status report on the Blue Whale Balaenoptera musculus in Canada.". Committee on the Status of Endangered Wildlife in Canada, Ottawa..
  19. ^ a b The Scientific Monthly. American Association for the Advancement of Science. 1915. hlm. 21.  line feed character di |publisher= pada posisi 25 (bantuan)
  20. ^ Jason de Koning and Geoff Wild (1997). "Contaminant analysis of organochlorines in blubber biopsies from Blue Whales in the St Lawrence". Trent University. 
  21. ^ Blue Planet: Frozen seas (BBC documentary)
  22. ^ Caspar, Dave (2001 April). "Ms. Blue's Measurements" (PDF). Seymour Center, University of California, Santa Cruz. Diakses tanggal 2006-09-01. 
  23. ^ a b "Detailed Information about Blue Whales". Alaska Fisheries Science Center. 2004. 
  24. ^ Hjort J, Ruud JT (1929). "Whaling and fishing in the North Atlantic". Rapp. Proc. Verb. Conseil int. Explor. Mer. 56. 
  25. ^ Christensen I, Haug T, Øien N (1992). "A review of feeding and reproduction in large baleen whales (Mysticeti) and sperm whales Physeter macrocephalus in Norwegian and adjacent waters". Fauna Norvegica Series A. 13: 39–48. 
  26. ^ Sears R, Wenzel FW, Williamson JM (1987). "The Blue Whale: A Catalogue of Individuals from the Western North Atlantic (Gulf of St. Lawrence)". Mingan Island Cetacean Study, St. Lambert, Quebec.: 27. 
  27. ^ Sears, R (1990). "The Cortez blues". Whalewatcher. 24 (2): 12–15. 
  28. ^ Kawamura, A (1980). "A review of food of balaenopterid whales". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 32: 155–197. 
  29. ^ Yochem PK, Leatherwood S (1980). "Blue whale Balaenoptera musculus (Linnaeus, 1758)". Dalam Ridgway SH, Harrison R. Handbook of Marine Mammals, Vol. 3:The Sirenians and Baleen Whales. London: Academic Press. hlm. 193–240. 
  30. ^ Nemoto T (1957). "Foods of baleen whales in the northern Pacific". Sci. Rep. Whales Res. Inst. 12: 33–89. 
  31. ^ Nemoto T, Kawamura A (1977). "Characteristics of food habits and distribution of baleen whales with special reference to the abundance of North Pacific sei and Bryde's whales". Rep. int. Whal. Commn. 1 (Special Issue): 80–87. 
  32. ^ a b c "Blue Whale - ArticleWorld". 
  33. ^ "www.npca.org". 
  34. ^ J. Calambokidis, G. H. Steiger, J. C. Cubbage, K. C. Balcomb, C. Ewald, S. Kruse, R. Wells and R. Sears (1990). "Sightings and movements of blue whales off central California from 1986–88 from photo-identification of individuals". Rep. Whal. Comm. 12: 343–348. 
  35. ^ William Perrin and Joseph Geraci. "Stranding" pp 1192–1197 in Encyclopedia of Marine Mammals (Perrin, Wursig and Thewissen eds)
  36. ^ "The Whale bone Arch". Places to Visit around the Isle of Lewis. 
  37. ^ W.C. Cummings and P.O. Thompson (1971). "Underwater sounds from the blue whale Balaenoptera musculus". Journal of the Acoustics Society of America. 50(4): 1193–1198. 
  38. ^ W.J. Richardson, C.R. Greene, C.I. Malme and D.H. Thomson (1995). Marine mammals and noise. Academic Press, Inc., San Diego, CA. ISBN 0-12-588441-9. 
  39. ^ National Marine Fisheries Service (2002). "Endangered Species Act - Section 7 Consultation Biological Opinion" (PDF). 
  40. ^ Scammon CM (1874). The marine mammals of the northwestern coast of North America. Together with an account of the American whale-fishery. San Francisco: John H. Carmany and Co. hlm. 319. 
  41. ^ Gambell, R (1979). "The blue whale". Biologist. 26: 209–215. 
  42. ^ Best, PB (1993). "Increase rates in severely depleted stocks of baleen whales". ICES J. mar. Sci. 50: 169–186. 
  43. ^ Yablokov, AV (1994). "Validity of whaling data". Nature. 367: 108. 
  44. ^ T.A. Branch, D.S. Butterworth (2001). "Estimates of abundance south of 60°S for cetacean species sighted frequently on the 1978/79 to 1997/98 IWC/IDCR-SOWER sighting surveys". Journal of Cetacean Research and Management. 3: 251–270.  line feed character di |title= pada posisi 58 (bantuan)
  45. ^ P.B. Best; et al. (2003). "The abundance of blue whales on the Madagascar Plateau, December 1996". Journal of Cetacean Research and Management. 5: 253–260. 
  46. ^ T. A. Branch, K. M. Stafford; et al. (2007). "Past and present distribution, densities and movements of blue whales in the Southern Hemisphere and adjacent waters" (PDF). International Whaling Commission. 
  47. ^ The data for the Blue Whale, along with a species profile, may be found here
  48. ^ a b c Reeves RR, Clapham PJ, Brownell RL, Silber GK (1998), Recovery plan for the blue whale (Balaenoptera musculus) (PDF), Silver Spring, MD: National Marine Fisheries Service, hlm. 42, diakses tanggal 2007-06-20 
  49. ^ Robert A. Robinson, Jennifer A. Learmonth, Anthony M. Hutson, Colin D. Macleod, Tim H. Sparks, David I. Leech, Graham J. Pierce, Mark M. Rehfisch and Humphrey Q.P. Crick (2005). "Climate Change and Migratory Species" (PDF). BTO. 
  50. ^ Hucke-Gaete, Rodrigo, Layla P. Osman, Carlos A. Moreno, Ken P. Findlay, and Don K. Ljungblad (2003). "Discovery of a Blue Whale Feeding and Nursing Ground in Southern Chile". The Royal Society: s170–s173. 
  51. ^ Moline, Mark A., Herve Claustre, Thomas K. Frazer, Oscar Schofield, and Maria Vernet (2004). "Alteration of the Food Web Along the Antarctic Peninsula in Response to a Regional Warming Trend". Global Change Biology. 10: 1973–1980. 
  52. ^ Wenzel FW, Mattila DK, Clapham PJ (1988). "Balaenoptera musculus in the Gulf of Maine". Mar. Mammal Sci. 4: 172–175. 

Referensi

Pranala luar


Templat:Baleen whale

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link GA Templat:Link FA