Yahudi-Yaman

kelompok etnis Yahudi

Yahudi Yaman (bahasa Ibrani: יהדות תימן‎, yehudut ha-yemen) adalah orang Yahudi yang berdiam di Yaman atau yang merupakan keturunan orang Yahudi yang pernah hidup di Yaman. Antara bulan Juni 1949 dan September 1950, mayoritas penduduk Yahudi Yaman dibawa bermigrasi ke Israel dalam "Operasi Magic Carpet". Mayoritas orang Yahudi Yaman sekarang tinggal di Israel, dengan sejumlah komunitas di Amerika Serikat, dan dalam jumlah lebih sedikit bermukim di tempat-tempat lain. Hanya segelintir yang menetap di Yaman, kebanyakan adalah orang-orang lanjut usia.

Yahudi Yaman
Boaz MaudaShahar Tzuberi
Amnon YitzhakOfra HazaNoa
Daerah dengan populasi signifikan
 Israel300.000
 Amerika Serikat30.000
 Britania Raya5.000
 Yaman150
Bahasa
Ibrani, Arab, Inggris
Agama
Yahudi
Kelompok etnik terkait
Yahudi Mizrahi, Yahudi Sefardim, Knanaya
Lansia Yahudi Yaman, antara 1898 dan 1914.
Yahudi Yaman di Yerusalem, akhir abad ke-19.
Yahudi Yaman membunyikan Shofar dalam sebuah foto dari tahun 1930-an.

Orang Yahudi Yaman memiliki tradisi keagamaan yang unik, yang memisahkan mereka dari kaum Yahudi Ashkenazi, Sefardim dan kelompok Yahudi lainnya. Masih diperdebatkan apakah mereka bisa disebut sebagai "Yahudi Mizrahi", karena kebanyakan kelompok Mizrahi lainnya selama beberapa abad terakhir ini sudah mengalami proses asimilasi total atau sebagian dengan budaya dan liturgi Sefardim. Meskipun sub-kelompok Shami di dalam komunitas Yahudi Yaman memang sudah mengambil ritus agama yang dipengaruhi budaya Sefardim, ini dikarenakan alasan teologis dan tidak mencerminkan pergeseran demografis atau budaya.

Sejarah kuno

Ada banyak kisah dan legenda mengenai asal mula kedatangan orang Yahudi di berbagai wilayah Arabia Selatan, termasuk Yaman. Salah satu legenda mengisahkan bahwa Raja Salomo mengirimkan para pelaut/pedagang Yahudi ke Yaman untuk mencari emas dan perak yang digunakan untuk menghiasi Bait Suci di Yerusalem.[1] Pada tahun 1881, wakil konsulat Perancis di Yaman menulis kepada para pemimpin Sekutu di Perancis, bahwa dalam buku karya sejarawan Arab Abu-Alfada yang dibacanya, dinyatakan bahwa orang Yahudi Yaman menetap di daerah tersebut pada tahun 1451 SM.[2] Legenda lain mengatakan bahwa suku-suku Yaman berpindah agama masuk Yudaisme setelah Ratu Syeba melakukan kunjungan kepada raja Salomo.[3] Orang "Yahudi Sanait" memiliki legenda bahwa nenek moyang mereka menetap di Yaman 42 tahun sebelum kehancuran Bait Suci yang Pertama. Dikatakan bahwa di bawah pimpinan nabi Yeremia sekitar 75.000 orang Yahudi, termasuk para imam dan orang Lewi, berpindah ke Yaman.[4] Ada pula legenda yang menyatakan bahwa ketika imam Ezra memerintahkan orang Yahudi untuk kembali ke Yerusalem mereka tidak mematuhi perintahnya, sehingga kemudian ia mengeluarkan suatu "Herem" ("larangan") atas mereka. Menurut legenda ini, sebagai hukuman atas tindakannya yang gegabah, Ezra ditolak pemakamannya di tanah Israel. Akibat tradisi lokal yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya dalam sejarah ini, dikatakan bahwa tidak ada orang Yahudi Yaman yang memberikan nama "Ezra" kepada anaknya, meskipun semua nama lain dalam Alkitab Ibrani boleh digunakan. Orang Yahudi Yaman mengklaim bahwa Ezra mengutuk mereka menjadi orang miskin karena tidak mengindahkan panggilannya. Hal ini tampaknya telah menjadi kenyataan di mata beberapa orang Yaman, bahwa mayoritas Yahudi Yaman sangat miskin. Namun, sejumlah orang bijak asal Yaman di Israel sekarang dengan tegas menolak kisah ini dan menganggapnya hanya suatu mitos, bahkan merupakan suatu hujatan.[5]

Abad ke-2 sampai ke-6 Masehi

Catatan arkeologi yang mengacu pada Yudaisme di Yaman mulai muncul selama kekuasaan Kerajaan Himyarite.[6] Berbagai prasasti dengan tulisan Musnad (abjad Arabia selatan) dari abad ke-2 Masehi mencatat pembangunan sinagoga-sinagoga (rumah-rumah ibadat Yahudi) yang diizinkan oleh Raja Himyarite.[7] Orang Yahudi menjadi sangat banyak dan kuat di bagian selatan Arab, tanah yang kaya dan subur akan kemenyan dan rempah-rempah serta sebuah jalan utama pada rute ke Afrika, India, dan negara-negara Asia Timur. Suku-suku di Yaman tidak menentang kehadiran Yahudi di negeri mereka.[8] Pada tahun 516, terjadi kerusuhan antar suku dan beberapa pemimpin suku berjuang untuk meraih kekuasaan. Salah satu pemimpin itu adalah Joseph Dhu Nawas atau Yousef Asa'ar sebagaimana disebutkan pada prasasti kuno di selatan Arab. Yousef adalah seorang Yahudi.[9] Sumber-sumber Siria dan Bizantium mengklaim bahwa Yousef memperjuangkan diri karena orang Kristen di Yaman menolak untuk meninggalkan Kekristenan, yang menurut sejumlah ahli tidak mungkin karena Yudaisme bukan agama misionaris, dan diyakini bahwa sumber dari Siria tersebut mencerminkan kebencian besar terhadap orang Yahudi.[10] Bagaimanapun juga, prasasti-prasasti yang didokumentasikan oleh Yousef sendiri menunjukkan kebanggaannya setelah menyatakan membantai lebih dari 22.000 orang Kristen di Zafar dan Najran.[11]

Menurut "Martyrs of Najran - Dokumen Baru" karya Irfan Shahid, Dhu-Nawas mengirim pasukan berjumlah 120.000 tentara untuk mengepung kota Najran. Pengepungan itu berlangsung selama enam bulan, sebelum akhirnya kota itu direbut dan dibakar pada tanggal 15 bulan ketujuh (yaitu bulan lunar Tisyri). Penduduk kota ini telah memberontak terhadap raja dan menolak untuk menyerahkan kota itu kepada raja. Sekitar 300 penduduk kota menyerahkan diri kepada pasukan raja, di bawah jaminan sumpah bahwa tidak ada bahaya akan datang kepada mereka, dan ini kemudian digenapi, sementara mereka yang tersisa di kota itu dibakar hidup-hidup di dalam gereja mereka. Korban kematian dalam kejadian ini dikatakan telah mencapai sekitar 2.000 orang. Namun, dalam prasasti Sabaean yang mengisahkan operasi ini melaporkan bahwa pada bulan Dhu-Madra'an (antara bulan Juli dan September) ada "1000 orang tewas, 1500 tahanan [ditawan] dan 10.000 ekor ternak."

Ada dua tarikh yang diberikan dalam "surat Simeon dari Beit Aršam". Satu tarikh menempatkan tulisan itu pada bulan Tammuz tahun ke-830 Aleksander (518/519 M), dari kamp GBALA ("Jebala"), raja ‘SNYA ("Ghassanid" atau klan "Gassan"), di mana ia menceritakan peristiwa yang terjadi di Najran. Sementara ada tarikh lain yang menempatkan komposisi surat itu pada "tahun 835" (523/524 M). Surat itu hanyalah salinan dalam bahasa Suryani dari surat aslinya. Salinan itu dibuat pada tahun 1490 dari Era Seleukus (= 1178-1179 M). Sekarang, umumnya disetujui bahwa tarikh 523/524 M adalah yang tepat, karena dikonfirmasi oleh "Martyrium Arethae", juga melalui catatan epigrafi, yaitu prasasti Sabaean yang ditemukan di Asir, Arab Saudi (Bi’r Ḥimâ), difoto oleh J. Ryckmans dalam "Ry 507, 8 ~ 9" dan oleh A. Jamme dalam "Ja 1028", yang menunjukkan tahun Sabaean kuno "633" untuk peristiwa tersebut (yang dikatakan bersesuaian dengan tahun 523 M).

Jacques Ryckmans , yang memecahkan sandi tulisan prasasti tersebut, menulis dalam bukunya "Le Persécution des Chrétiens Himyarites", bahwa Sarah'il Yaqbul-Yaz'an adalah seorang kepala suku dan sekaligus pembantu dekat Yûsuf ’As’ar (sang raja) pada waktu dilangsungkan operasi militer, dan bahwa ia diutus oleh raja untuk mengambil alih kota Najran, sementara raja mengamati kemungkinan serangan dari Abyssinian di sepanjang dataran pantai Yaman dekat Mokhā (al-Moḫâ) dan selat yang dikenal sebagai Bāb al-Mandab. Perlu dicatat bahwa gereja Aethiopian di Ẓafâr, yang telah dibangun oleh raja Yaman beberapa tahun sebelumnya, dan gereja lain yang juga dibangun olehnya di Aden (lihat : Sejarah Gereja dari Philostorgius, Ringkasan Buku III , bab 4), telah disaksikan oleh Konstantius II pada waktu mengadakan kunjungan diplomatik (embassage) ke tanah Ḥimyarites pada sekitar tahun 340 M. Gereja ini kemudian dibakar dan diratakan dengan tanah, dan seluruh penduduk Abyssinia dibunuh. Lalu, orang-orang asing (kemungkinan orang Kristen) yang tinggal di Haḏramawt juga dihukum mati sebelum tentara raja maju ke Najran jauh di utara dan merebutnya.

Kaisar Byzantium Justinian I mengirimkan armada ke Yaman dan Joseph Dhu Nawas terbunuh dalam suatu pertempuran pada tahun 525 M.[12] Daerah pantai barat Yaman menjadi sebuah negara boneka sampai seorang bangsawan Himyarite berhasil sepenuhnya mengusir tentara pendudukan dan bangsawan-bangsawan tersebut adalah orang Yahudi juga.[13]

Zaman modern

 
Daerah Kerem HaTeimanim, Tel Aviv, pemukiman orang Yahudi Yaman terbesar di dunia.
 
Kota Gedera memiliki populasi dengan 50% Yahudi Yaman.

Sekarang mayoritas orang Yahudi Yaman hidup di Israel. Sejumlah orang Yahudi Yaman tidak ikut pergi pada waktu dilakukan Operasi Magic Carpet karena banyak yang tidak ingin meninggalkan keluarga mereka yang sakit atau sudah tua. Gelombang emigrasi berikutnya terjadi pada tahun 1959, dengan sekitar 3.000 orang Yahudi Yaman pindah ke Israel dan banyak juga yang pindah ke Amerika Serikat dan Britania Raya. Orang Yahudi yang tertinggal dilarang beremigrasi dan dilarang menghubungi kerabat mereka di luar negeri. Mereka diisolasi dan disebar di seluruh daerah pegunungan Yaman utara, dan menderita kekurangan makanan, pakaian, maupun obat-obatan, serta tidak memiliki peralatan agamawi. Akibatnya, sejumlah orang masuk Islam. Keberadaan mereka tidak diketahui sampai tahun 1976, ketika seorang diplomat Amerika tidak sengaja menjumpai sebuah komunitas kecil Yahudi di wilayah terpencil di Yaman utara. Dalam waktu singkat setelahnya, organisasi-organisasi Yahudi diizinkan untuk melakukan perjalanan secara terbuka di Yaman, mendistribusikan buku-buku dan materi bahasa Ibrani.[14] Pada tahun 1983 dan 1984, 5.000-6.000 orang Yahudi Yaman Yaman beremigrasi ke Israel, dan masih ada 550-600 orang lanjut usia tersisa pada tahun 1993 dan 1994.[15]

Saat ini, ada sebuah komunitas kecil Yahudi di kota Bayt Harash (2 km dari Raydah). Mereka memiliki seorang rabi, sebuah sinagoga berfungsi dan sebuah mikveh. Mereka juga memiliki sebuah yeshiva untuk anak laki-laki dan sebuah seminari untuk anak perempuan, yang didanai oleh organisasi Yudaisme Hasidik berafiliasi "Satmar" di Monsey, New York, Amerika Serikat.

Sebuah komunitas kecil Yahudi yang terpencil juga ada di kota Raydah, yang terletak sekitar 45 km sebelah utara dari Sana'a. Kota ini mempunyai sebuah yeshiva, juga didanai oleh sebuah organisasi berafiliasi Satmar .

Pasukan keamanan Yaman telah berusaha keras untuk mencoba meyakinkan orang-orang Yahudi untuk tinggal di kota-kota mereka. Namun, upaya ini gagal dan pemerintah terpaksa memberikan bantuan keuangan bagi orang-orang Yahudi agar mereka mampu untuk menyewa akomodasi di daerah yang lebih aman.[16]

Meskipun ada larangan resmi untuk beremigrasi, banyak orang Yahudi Yaman beremigrasi ke Israel, Amerika Serikat, dan Inggris pada tahun 2000-an, melarikan diri dari penganiayaan antisemitisme dan mencari prospek pernikahan Yahudi yang lebih baik. Banyak dari mereka awalnya pergi ke sana untuk belajar, tetapi tidak pernah kembali.

Pada bulan Desember 2008, Moshe Ya'ish al- Nahari, seorang guru bahasa Ibrani berusia 30 tahun dan seorang pemotong daging halal kosher (=halal) yang tinggal di Raydah, ditembak mati oleh Abed el-Aziz el-Abadi, seorang mantan pilot MiG-29 di Angkatan Udara Yaman. Abadi menemui Nahari di pasar Raydah dan berteriak "Orang Yahudi, terimalah pesan-pesan Islam", dan melepaskan tembakan dengan AK-47. Nahari ditembak lima kali, dan meninggal. Selama interogasi, Abadi dengan bangga mengakui kejahatannya, dan menyatakan bahwa "Orang-orang Yahudi harus memeluk Islam." . Abadi telah membunuh istrinya dua tahun sebelumnya, tetapi berhasil menghindari masuk penjara dengan membayar kompensasi kepada keluarga istrinya.[17] Pengadilan mendapati Abadi tidak stabil secara mental dan memerintahkan dia hanya membayar denda, tetapi pengadilan banding menjatuhkan hukuman mati kepadanya.[18] Setelah pembunuhan al-Nahari, komunitas Yahudi mengungkapkan perasaan yang tidak aman, mengaku telah menerima surat berisi kebencian dan ancaman melalui telepon dari para ekstrimis. Lusinan orang Yahudi dilaporkan menerima ancaman kematian dan mengklaim bahwa mereka telah mengalami pelecehan dengan kekerasan. Pembunuhan Nahari dan pelecehan antisemitisme terus-menerus menyebabkan sekitar 20 warga Yahudi lainnya dari Raydah beremigrasi ke Israel.[19] Pada tahun 2009, lima anak-anak Nahari pindah ke Israel, dan pada tahun 2012, istri dan empat anak-anaknya yang lain mengikuti, setelah awalnya tetap tinggal di Yaman sehingga dia bisa menjadi saksi dalam persidangan Abadi.[20]

Pada bulan Februari 2009, 10 orang Yahudi Yaman beremigrasi ke Israel, dan pada bulan Juli 2009, tiga keluarga, atau total 16 orang, menyusul mereka.[21][22] Pada tanggal 1 November 2009 Wall Street Journal [23] melaporkan bahwa pada bulan Juni 2009, diperkirakan 350 orang Yahudi tersisa di Yaman, dan pada bulan Oktober 2009, 60 orang beremigrasi ke Amerika Serikat dan 100 sedang mempertimbangkan untuk pergi. BBC memperkirakan bahwa komunitas itu terdiri dari sekitar 370 orang dan semakin berkurang.[24] Pada tahun 2010, dilaporkan bahwa 200 orang Yahudi Yaman akan diizinkan untuk berimigrasi ke Inggris.[25]

Pada bulan Agustus 2012, Aharon Zindani , pemimpin komunitas Yahudi dari Sana'a, ditikam sampai mati di sebuah pasar dalam suatu serangan antisemitisme. Selanjutnya, istri dan lima anaknya beremigrasi ke Israel, dan membawa serta mayatnya untuk dimakamkan di Israel, dengan bantuan dari organisasi "Jewish Agency for Israel" dan Kementerian Luar Negeri Israel.[26][27][28].

Pada bulan Januari 2013, dilaporkan bahwa sekelompok 60 orang Yahudi Yaman beremigrasi ke Israel dalam sebuah operasi rahasia, tiba di Israel melalui penerbangan dari Qatar. Hal ini dilaporkan sebagai bagian dari operasi besar yang sedang dilakukan dalam rangka untuk membawa sekitar 400 orang Yahudi yang tersisa di Yaman ke Israel dalam beberapa bulan mendatang.[29]

Partisipasi dalam Budaya Israel

 
Gila Gamliel, anggota Knesset dari Partai Likud dan Menteri di Kantor Perdana Menter

Pada kontes lagu Eropa ("Eurovision Song Contest"), pemenang tahun 1998, 1979 dan 1978 yaitu Dana International, Gali Atari dan Izhar Cohen, runner-up tahun 1983 Ofra Haza, dan top 10 finalis tahun 2008 Boaz Mauda, adalah orang Yahudi Yaman. Harel Skaat, yang berkompetisi di Oslo pada tahun 2010, mempunyai ayah orang Yahudi Yaman. Tokoh Yahudi Yaman lainnya termasuk Zohar Argov, Daklon, Gali Atari, Inbar Bakal, Mosh Ben-Ari, Yosefa Dahari, Gila Gamliel, Becky Griffin, Meir Yitzhak Halevi (Walikota Eilat), Saadia Kobashi, Yishai Levi, Sara Levi-Tanai ,Bo'az Ma'uda, Avihu Medina, Achinoam Nini, Avraham Taviv, Shimi Tavori, Margalit Tzan'ani,Tomer Yosef Balkan BeAT Box dan Shahar Tzuberi.

Buku-buku doa

  • Siaḥ Yerushalayim, Baladi prayer book in 4 volume, ed. Yosef Qafih
  • Tefillat Avot, Baladi prayer book (6 volume)
  • Torat Avot, Baladi prayer book (7 volume)
  • Tiklal Ha-Mefoar (Maharitz) Nusaḥ Baladi, Meyusad Al Pi Ha-Tiklal Im Etz Ḥayim Ha-Shalem Arukh Ke-Minhag Yahaduth Teiman: Bene Berak: Or Neriyah ben Mosheh Ozeri: 2001 or 2002
  • Siddur Tefillat HaḤodesh — Beit Yaakov (Nusaḥ Shami), Nusaḥ Sepharadim, Teiman, and the Edoth Mizraḥ
  • Rabbi Shalom Sharabi, Siddur Kavanot HaRashash: Yeshivat HaChaim Ve'Hashalom

Karya lain

  • Halikhot Teiman — The Life of Jews of Sana'a, by Rabbi Yosef Qafahh, Machon Ben-Tzi Publishing
  • The Jews of the Middle East and North Africa In Modern Times, by Reeva Simon, Michael Laskier, and Sara Reguer (Editors), Columbia University Press, 2002, Chapters 8 and 21
  • Lenowitz, Harris (1998). "The Jewish Messiahs: From the Galilee to Crown Heights". New York: Oxford University Press. 
  • Parfitt, Tudor (1996) The Road to Redemption: The Jews of the Yemen 1900-1950. Brill's Series in Jewish Studies vol. XVII. Leiden: Brill.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Jewish Communities in Exotic Places," oleh Ken Blady, Jason Aronson Inc., 2000, halaman 7
  2. ^ Economic and Modern Education in Yemen (Education in Yemen in the Background of Political, Economic and Social Processes and Events, by Dr. Yosef Zuriely, Imud and Hadafasah, Jerusalem, 2005, halaman 2
  3. ^ Ken Blady (2000), Jewish Communities in Exotic Places, Jason Aronson Inc., halaman 32
  4. ^ A Journey to Yemen and Its Jews," by Shalom Seri and Naftali Ben-David, Eeleh BeTamar publishing, 1991, halaman 43
  5. ^ "The Jews of Yemen", in Yemen: 3000 Years of Art and Civilization in Arabia Felix, edited by Werner Daum, page 272: 1987
  6. ^ Le Museon, 3-4, 1953, P.299
  7. ^ Christian Robin: Himyar et Israël. In: Académie des inscriptions et belles lettres (eds): Comptes-Rendus of séances de l'année 2004th 148/2, page 831-901. Paris 2004
  8. ^ The Jewish Kingdom of Himyar its rise and fall last retrieved dec 11 2012
  9. ^ Terjemahan dalam: "The Chronicle of Zuqnin". Diterjemahkan dari bahasa Suryani dengan catatan dan kata pengantar oleh Amir Harrak (= Sumber-sumber abad pertengahan dalam terjemahan. 36). Pontifical Institute of Medieval Studies, Toronto 1999, S. 78-84. Band III, Halaman 78-84.
  10. ^ Isidore Singer, Cyrus Adler.The Jewish encyclopedia : a descriptive record of the history, religion, literature, and customs of the Jewish people from the earliest times to the present day (1901) volume 4 p.563
  11. ^ Jacques Ryckmans,La persécution des chrétiens himyarites au sixième siècle Nederlands Historisch-Archaeologisch Inst. in het Nabije Oosten, 1956 pp 1-24
  12. ^ J. A. S. Evans.The Age of Justinian: The Circumstances of Imperial Power p.113
  13. ^ The Jews of Yemen: Studies in Their History and Culture By Joseph Tobi p.34
  14. ^ http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/anti-semitism/yemenjews.html
  15. ^ Yemen Times: Yemeni Jews: Discriminated against, but still patriotic. Mohammed Al-Asaadi
  16. ^ Yemenite Jews under threat - ynetnews, January 22, 2007
  17. ^ Jew shot to death in Yemen by 'disturbed extremist' - ynetnews, December 12, 2008
  18. ^ Muslim who killed Jew is sentenced to death
  19. ^ More Yemeni Jews leaving for Israel
  20. ^ http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4267604,00.html
  21. ^ http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3734852,00.html
  22. ^ http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7901082.stm
  23. ^ US State Dept. rescues 60 Yemeni Jews. Jerusalem Post
  24. ^ Owen Bennett-Jones (2009-12-18). "Yemen's last remaining Jews: A community in decline". BBC. Diakses tanggal 2009-12-18. 
  25. ^ http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3880272,00.html
  26. ^ http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/157069#.UOzt8m_s6zo
  27. ^ http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4245213,00.html
  28. ^ http://www.jpost.com/DiplomacyAndPolitics/Article.aspx?id=274660
  29. ^ http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/164406#.UQH8gCfs6zo

Pranala luar