Poppy Dharsono

politisi Indonesia

SEJARAH KELUARGA

Poppy Dharsono
Lahir8 Juli 1951
Garut
Tempat tinggalIndonesia
Warga negaraIndonesia
PekerjaanPengusaha

Poppy Susanti Dharsono lahir di Garut pada tanggal 8 Juli 1951 sebagai anak tertua dari delapan bersaudara, pasangan Leander Dharsono, putra dari Solo dan Siti Sumiartini, putri Parahiyangan. Dalam keluarganya terdapat banyak tradisi, ayahnya yang memilih menjadi tentara, lahir dan besar dari tradisi Kraton Surakarta dan memiliki tradisi Jawa yang kuat. Pengaruh Eropa juga dirasakan karena dekatnya Kraton solo dengan pemerintahan Belanda saat itu. Solo sendiri adalah pusat kegiatan perkebunan dan sempat menjadi tempat favorit dari orang Eropa saat itu. Leander Dharsono sendiri memiliki hubungan kekerabatan dengan Sunan Solo,Paku Buwono IX.

Ibundanya, Siti Sumiartini adalah keturunan dari Kyai di Ciamis. Berdasarkan cerita turun temurun, mereka memiliki hubungan dengan kerajaan Galuh. Buyut Poppy sendiri berasal dari Parahiyangan bernama Raden Murdani. Nenek moyangmya sendiri berasal dari Demak.  Raden Murdani menikah dengan keturunan Arab dan Tionghoa, kemudian salah satu putranya, kakek Poppy, RR Hasan Ijazi menikah dengan putri keturunan Galuh. Kakek dari pihak ibu ini pernah dikenal sebagai orang yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Buyut dari pihak kakek sang ibu berasal dari Demak. Tidak heran dari keluarga ibu sangat teguh memegang ajaran Islam.

Salah satu nenek Poppy adalah pengusaha perempuan yang mempunyai dan mengelola sendiri sebuah penginapan kecil di Ciamis yang dilengkapi dengan binatu dan restoran. Nenek yang memiliki darah Tionghoa dan Arab ini dikaruniai umur sampai 100 tahun. Selain diberkahi dengan kecantikan, nenek juga memiliki kemampuan silat yang tidak main-main. Suatu ketika Poppy dicubit oleh orang iseng, peristiwa ini membuat neneknya sangat marah dan memukul pelakunyanya sampai dia meminta ampun. Kelak dikemudian hari, ketika Poppy dewasa, dia ikut belajar silat di perguruan Bangau Putih.

MASA SEKOLAH

Masa sekolah adalah masa yang menyenangkan bagi Poppy Dharsono. Di Jakarta Poppy masuk ke Sekolah Rakyat (SR) III Kebon Manggis, dekat Berlan. Poppy pada umur enam tahun pindah ke Jakarta, mereka diberi tempat di kompleks militer Berlan, Jl. Kesatriaan VIII Matraman, Jakarta Timur. Waktu sekolah pada saat itu mulai masuk pada 07.10 dan murid hanya belajar selama dua jam saja. Poppy terkesan dengan gurunya yang bernama Pak Sastro. Gurunya itu bercelana pendek dan memakai topi gurkha. Sang guru suka mencubit pipinya, awalnya Poppy mengira sang guru marah terhadapnya. Ternyata belakangan Poppy tahu bahwa gurunya gemas terhadapnya. Sayangnya Pak Sastro sering keliru memberi nilai yang mengakibatkan kerugian pada Poppy. Peristiwa ini diketahui dari pemeriksaan ulang ayahnya. Poppy juga mengingat guru kelas duanya yang bernama Pak Sudjono. Penampilannya yang rapi dan cerah serta didukung oleh ketampanan memang menyenangkan semua muridnya. Ada kejadian yang tidak mengenakkan ketika dia bersekolah, sebagai anak perempuan dan pendatang baru, Poppy sering kali diperas oleh Yayat, seorang anak laki-laki kelas III SR yang lebih besar. Setiap hari uang jajanya dirampas. Kemudian Poppy mengadukan kepada Mas Tikno yang tinggal bersama mereka, sehingga berhentilah pemerasan itu.

Masuk kelas IV SR pelajarannya semakin berat dan makin bertambah. Kali ini guru kelasnya juga laki-laki. Jam belajarnya semakin panjang dari jam 07.00 sampai 12.00. Poppy sendiri menyukai sekolahnya sehingga prestasinyapun baik. Kelas V dan VI Poppy diajar oleh Pak Hidayat, dengan guru inilah dia berkenalan berbagai buku. Poppy sering membantu mengurus perpustakaan dan ikut ke toko buku untuk membeli buku keperluan sekolah. Minat bacanya yang kuat mendapat penyaluran karena banyaknya buku yang tersedia. Di sekolah itulah dia membaca buku cerita Sabai Nan Aluih, Kisah 1001 Malam, Poppy juga membaca kisah bersambung Ramayana yang berasal dari India selama satu tahun. Dirumahpun terdapat banyak buku bacaan yang dimiliki oleh ayahnya maupun Mas Tikno yang umumnya berbasiskan sejarah. Dimasa senggang dia membaca Revolusi Tiongkok, Sarinah, Perang Dunia II, Di Bawah Bendera Revolusi, serta cerita kepahlawanan seperti Winetou, Cerita silat maupun detektif, seperti Agatha Cristie, James Bond, dan lain-lain.

Poppy tumbuh sebagai seorang siswi yang aktif. Tidak seperti umumnya anak perempuan dia lebih senang bermain dan berkompetisi dengan anak laki-laki dalam berbagai permainan. Melihat sifatnya yang aktif dan gemar menolong Poppy diberi tanggung jawab untuk memasak air dan menyeduhkan teh manis untuk guru.

Pada masa itu di Jakarta sebagian orang mulai menganjurkan dipelajarinya bahasa Inggris sebagai bahasa Internernasional, selain bahasa Belanda yang hanya dipakai di Belanda dan sedikit di Belgia. Memasuki kelas V, Poppy belajar bahasa Inggris dirumahnya karena sekolah belum mengajarkan. Terlihat sudah sejak dini Poppy tertarik belajar bahasa asing. selama di SR dia tidak pernah tinggal kelas dan lulus dengan nilai baik. betapa senangnya kedua orang tuanya, mereka menaruh harapan terhadap anak sulungnya dan dikemudian hari terbukti bahwa itu tidak sia-sia.

Setelah tamat Sekolah Rakyat, Poppy kemudian masuk ke sekolah Menengah Pertama (SMP) Slamet Riyadi yang tidak jauh dari rumahnya. Semasa SMP dalam mengikuti pelajaran tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri. Ketika duduk di kelas III SMP dia menjadi juara dua. Nilai ilmu ukurnya 10 sedangkan nilai aljabarnya sembilan, begitu pula dengan matematika, sejarah dan bahasa Inggris.

Tingginya nilai prestasi mengundang kecurigaan dari kepala sekolah, ibu Nio. Ibu Nio tidak percaya karena seorang anak yang tomboy dan gemar bermain dapat memiliki nilai yang bagus. Kepala sekolah mencurigai ada permainan karena salah satu gurunya, Pak Guru Heru  adalah kerabatnya Poppy. Untunglah persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Gurunya menilai bahwa Poppy memiliki jiwa kepemimpinan. Sehingga dia dipilih menjadi ketua kelas ketika duduk dikelas II. Tugasnya memukul lonceng agar anak-anak masuk kelas setelah istirahat. Dia bercerita sambil tertawa bahwa, kadang-kadang iseng memukul lonceng lebih cepat lima menit dari ketentuan.

Kegiatan ekstra juga diikutinya salah satunya adalah drum band sekolah. Dia menjadi majorrete drumband yang menjadi juara dua se-Jakarta Timur. Lari lintas alam dan cepat 100 M ditekuninya. Kelenturan tubuh dan kemahiran berolahraga pernah diperagakan di TVRI, satu-satunya televisi saat itu. Saat kelas II SMP Poppy mengalami musibah dengan digigit anjing milik tetangganya. Sehingga harus diopname selama seminggu dan disuntik sebanyak 14 kali.

Pada masa Poppy di Sekolah Rakyat, sang ibu ikut kursus menjahit di Jakarta. keterampilannya itu segera dipraktekkan dirumah. Ibu membuat pakaian anak-anaknya sendiri dan juga dijual kepada tetangganya. Karena mengikuti mode beberapa toko diJakarta memesan kepadanya. Pada usia 13 tahun dan masih duduk dibangku SMP, Poppy mulai belajar membuat pola dan membuat baju. Dia juga mulai membuat baju-bajunya sendiri. ayahnya begitu bangga dan sering mengatakan kepada teman-temannya bahwa ini adalah baju yang dibuat oleh anaknya.

Selain yang berbau olah raga, dia juga tekun dan pandai menari sehingga mendapatkan juara pertama menari di SMP, selain itu juga menjuarai serampang dua belas. Poppy belajar menari sejak kelas IV SR, pernah menjadi juara di Jakarta. Suatu ketika diminta menari di Gedung Wanita dan Kesenian diiringi biola gesekan violanis Emma Gangga. Dia mengguasai tari Tanjung Katong dari Sumatra. Ketika kuliah, di Taman Ismail Marzuki (TIM) dari Bernard. Erica Sutoyo, seorang mantan murid penari dunia Martha Graham dari Amerika Serikat sempat menjadi guru menarinya. Ibunda beliau adalah penyuting dari surat-surat RA Kartini. Guru keseniannya sendiri semasa SMP pada tahun 1063-1965 adalah Nurman Atmasulistya yang juga seorang pembawa acara di TVRI. Karena memiliki dasar yang kuat di bidang kesenian maka dikemudian hari memilih untuk belajar di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Kepandaiannya dalam berkesenian diakui sehingga Pak Nurman dan Pak Kasur datang kerumahnya dan meminta menggajari seoarang Jerman Tari Piring dan tari Payung.

Setelah menyelesaikan sekolah SMPnya, dia melanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA)  7 di JL. Galeri Nasional depan stasiun Gambir, Jakarta Pusat yang cukup jauh dari rumahnya. Segala urusan pendaftaran diselesaikannya sendirian dan berhasil masuk jurusan ilmu pasti dan ilmu alam (Paspal). Sewaktu SMA-lah Poppy dibelikan Vespa untuk kendaraan ke sekolah sehari-hari. Sayangnya suatu hari dia tabrakan yang menyebabkan kendaraan andalannya mengalami kerusakan. Sekarang ini ketika berkendaraan, Poppy kadang memperhatikan Vespa yang sering berlalu lalang dijalan, terutama ketika bentuknya masih mulus dan unik. 

Kelas satu SMA, sebagai siswi baru dia menjadi korban dari mapras kaka kelasnya, termasuk oleh Ryamizard Ryacudu. Kemudian hari menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Kejadian itu membuatnya cukup trauma, walaupun pada akhirnya mereka menjadi teman-temannya semasa SMU.

Sewaktu SMU Poppy menyukai permainan Base Ball dan menjadi maskot dari timnya kerana yang lain adalah laki-laki semua. Dia juga belajar bermain canasta, poker dan bridge, permainan ini diajarkan oleh Willy, adik Roy Tirtadji seorang eksekutif dari Lippo Group. Berbagai hal baru juga coba dirasakan seperti mengayuh becak di JL. Teuku Umar, Menteng bersama Yasmin Tambunan sebagai penumpangnya.

MULAI BERKERJA

Semasa kuliah di LPKJ, Poppy mulai bekerja untuk menunjang hidupnya. Dia bekerja sebagai foto model dan peragawati. Pertama kali pengalaman profesional didapat adalah ketika difoto oleh Nurman Diah, putera almarhum wartawan senior BM Diah dan Marzuki Arifin untuk majalah Ekspress yang mereka kelola. Setelah itu hampir semua fotografer terkenal memintanya berpose untuk penerbitan yang ada didalam maupun luar negeri. Begitu pula perancang mode terkenal pada saat itu seperti Peter Sie, Prayudi, Baby Huwae dan pemilik butik seperti keluarga Supit pemilik butik Micmac di Menteng. Pengusaha Batik Keris Tjokro Saputra dari Solo sering memintanya menjadi model dari Tina Malikmas yang lulusan Jepang ketika dia lulus SMA.

Poppy juga ikut pagelaran busana Batik di beberapa kota di Tokyo, Fukuoka, Kyushu dilanjutkan ke Hongkong. Acara ini digelar oleh Pak Tjokro, Farah model yang terkenal pada masa itupun terlibat. Sewaktu sedang dilaksanakannya pagelaran terjadi bencana tanah longsor yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dana dari fashion show Hongkong diserahkan untuk para korban. Dia juga pernah ikut fashion show di Kuala Lumpur bersama perancang mode No Kawilarang, ibu dari artis Rima Melati, disertai Bob Tutupoli. Pengalaman paling menyakitkan bagi pragawati waktu itu adalah sering para penyelenggara fashion show menahan paspor dan sering juga tidak dibayar karena uangnya diselewengkan panitia. Setelah menjadi perancang busana, Poppy yang telah mengalami pengalaman pahit menjadi model, langsung membayar model setelah mereka turun dari panggung. Apa yang menjadi hak dari orang bekerja diberikan sesuai ketentuan.

Baby Huwae bagaikan ibu bagi Poppy, tetapi ada pelajaran pahit yang didapat dari kehidupannya. Kekayaan sebesar apapun akan habis ketika pemiliknya tidak mampu mengelolanya. Baby Huwae mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah dua hari sekali. Setelah mengalami penderitaan dia meninggal dunia. Pelajaran dari peristiwa ini adalah janganlah terlena oleh kesuksesan.

Didukung oleh kerja kerasnya selama menjadi model sehingga mampu membiayai perjalananya dan dasar dari dirinya yang memang suka berpetualangan. Yan Djorgi, agen penerbangan di Belgia memberinya tiket gratis. Setelah kembali dia memberinya karpet Tibet sebagai oleh-oleh. Pada tahun 1972 dia bertekad pergi seorang diri ke Nepal. Sebelum melakukan pendakian dia tinggal di Oriental Lodge yang terletak di Khatmandu. Dari kota Pokara pendakian dimulai. Dari Nepal Poppy pergi ke Bombay, Goa, New Delhi, Agra dan Calcutta di India. Setelah itu dia ke Myanmar selama satu minggu dan mengakhiri ke Mekong. Sewaktu mendaki Himalaya terjadi situasi yang menengangkan. Dia sempat salah mengambil jalan dan tertinggal cukup jauh oleh penunjuk jalannya. Sementara hari telah mulai gelap dan terdengar lolongan serigala dimana-mana menambah suasana ketegangan. Nasib baik mendatanginya, dia bertemu dengan keluarga Nepal yang akan menuju ke Gorepani. Poppy mengikuti keluarga itu. Kemudian temannya Constantino Ruspoli menyusulnya sehingga dia terselamatkan.

Poppy melanjutkan sekolahnya di Paris, untuk belajar film mengikuti nasehat dari D.A. Peransi, fotografer terkenal didikan Belanda dan dosen Fotografi di akademi sinematografi LPKJ. Paris-lah industri film bermula sebelum menyebar keseluruh dunia. mempersiapkan pemberangkatannya demi meraih cita-citanya dengan serius mempelajari bahasa Prancis di Allience Francaise , Salemba, Jakarta. supaya lebih menguasainya maka private di rumahnya.

Begitu tiba di Paris dia menemui Ratna Cartier Brensson temen dekat mertuanya yang telah tinggal di Paris. Kepadanya diutarakan keinginanya untuk memperdalam sinematografi. Setelah berdiskusi panjang, nasib berbicara lain. Ratna menasehati bahwa fashionlah jalan baginya. Setalah berhasil diyakinkan maka didaftarkanlah disekolah mode di Paris. Dia belajar dari tahun 1973-1977. Baginya mempelajari mode tidak menemukan kesulitan yang berarti karena telah memiliki dasar yang kuat dengan membantu ibunya selama di Jakarta. pelajarannya tinggal diperluas untuk mempelajari masalah teknis, kraetifitas, manajemen produksi, pemasaran dan keuangan. Industri mode tidak hanya membahas warna dan garis, didalmnay didukung kemampuan dalam memanajemen.

Bagi Poppy mode dan kreatifitas harus memiliki identitas tertentu yang menjadi ciri khas. Dia membawa sebuah khas tersendiri dengan sentuhan seni dan identitas Indonesia. Karena identitas ini maka karyanya disukai dan laku. Para perancang mode Indonesia lainnya harus kreatif dan bagus dalam karya mereka, tetapi kadang lemah dalam menebak selera pasar dan pengembangan pemasaran.

Karena berdekatan dengan Belanda, Poppy sering ke Belanda untuk menemui Firman. Disanalah dia terlibat dalam Komite Indonesia yang memiliki konsentrasi terhadap gerakan hak asasi manusia. Perkenalan dengan pergerakan Indonesia di Parancis adalah salah satu yang membuatnya berpihak terhadap kepantingan kaum miskin. Paris sendiri dimasa Poppy disana hidup tokoh-tokoh dunia yang terkenal pemikirannya seperti Michel Foucault, Jacques Derrida, Fernand Braudel, dan Jean Paul Sarte. Sarte sendiri mengembangkan konsep bahwa seorang intelektual “Must be Engaged”, mengambil sikap aktif dalam membela yang lemah, miskin dan diperlakukan tidak adil. Pemahaman ini yang membuatnya terlibat semakin jauh dalam upaya penyelesaian masalah sosial. diluar persoalan wacana dan pergerakan sosial, Poppy mendorong Firman untuk menekuni fotografi dan hasilnya sekarang bisa dilihat. Firman menjadi salah satu fotografer model yang terkenal di tanah air.

Hubungan Sarte dengan pasanganya Simone de Beauvoir yang melahirkan teori feminisme terkenal seperti Le Deuxisme sexe menjadi sumber inspirasi dalam membangkitkan kesadaran dalam kesetaraan hubungan gender. Pikiran utamanya adalah respek terhadap hak hidup masing-masing dalam kehidupan pasangannya, adanya sikap saling mendukung dan mempercaya, tidak mau selingkuh dalam hubungan mereka.

Kuliah sinematografi membuatnya mengenal dan mendiskusikan berbagai film dari berbagai belahan dunia. sampai suatu ketika dia ditantang oleh salah satu dosennya, Wahyu Sihombing, untuk terlibat dalam pembuatan film matinya seorang bidadari bersama Rudy Hartono. Akhirnya dia memutuskan untuk terlibat dalam film tersebut. Tahun 1973 Poppy menolak tawaran bermain film dari Teguh Karya. Penolakan ini diperkuat oleh ketidaksetujuan mertuanya agar Poppy lebih memilih kuliah dan belajar. Tetapi dia tidak dapat menolak permintaan dari Syumanjaya ketika diminta bermain untuk film Yang Muda Yang bercinta dengan alasan dan persahabatan. Bahkan Poppy membawa film atheis karya Syumanjaya ke festival film internasional di Cannes. Setelah menyelesaikan film terakhir yang mengundang polemik. Poppy tidak melanjutkan karirnya dalam dunia perfilman. Ada sebuah kisah pembuatan film dimana kita dapat melihat sosok mantan menteri yang merakyat dan susah ditemukan pada saat ini. Pak Ichsan yang mantan menteri sekretariat negara mau duduk bersama dan makan nasi bungkus berramai-ramai dengan kru film.

Selesai sekolah mode di paris, pada tahun 1977, Poppy membuka bisnis bidang mode dengan skala kecil di Jl. Terogong No 22 Cilandak jakarta Selatan, dengan menggunakan namanya sendiri sebagai produk, tentunya juga dipatenkan. Poppy memang sudah meniatkan diri menjadi pengusaha tulen dalam hal ini memiliki alat produksi berupa pabrik, tidak sekedar broker semata.  awal karirnya sebagai perancang busan, ibunya terlibat dan mantan pegawai ibunya direkut untuk membantunya. Para pelanggan petama Poppy adalah Gwat Wijaya, Mini Wijaya, Ros kadarisman, ibu Ginanjar Kartasasmita, Tuti Nurhadi dan banyak ibu-ibu menteri. Meski pendatang baru, dalam pemikiranya sudah tersedia strategi ampuh untuk membangun kerajaanya sendiri. fasilitas dan jaringan bisnis yang disediakan pemerintah secara legal untuk pengembangan pengusaha awasta yang mandiri dimanfaatkanya. Diantaranya adalah Badan pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) dibawah kementerian perdagangan.

Poppy juga diminta bergabung oleh KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Marsekal Suwoto Sukendar bersama pengusaha Baramuli. Berbagai event pagelaran mode didalam dan luar negeri dilakukannya. Dubes Indonesia untuk Jerman Jendral (Pol) Awaluddin Djamin memintanya untuk mengadakan event di kota Essen dan Duseldorf. Setelahnya berbagai kota diluar negeri didatanginya Los Angles, Singapore dan Belgia. Paling menantang bagimya adalah mengadakan show di Paris. Pagelaran diadakan pada tahun 1982 di Hotel Warwick, Rue De Berry. Pada tahun 1989, dua kali dilakukan show di New York dengan KADIN dan Pemerintah DKI Jakarta. Para kritikus memuji karyanya dengan mengatakan “khas Indonesia dengan sentuhan Eropa”.

Poppy sendiri memiliki konsentrasi untuk memperjuangkan UMKM. Dia mendirikan Rumah Indonesia, sebuah tempat permanen untuk memperagakan kerajinan tangan terbaik dari seluruh Indonesia. banyak kritik diajukan kepadanya tapi dia memilih untuk maju terus.

Poppy sendiri memiliki pandangan ketika baik dengan orang maka kebaikan itu akan terbalaskan dengan sendirinya. Tuhan memang membalas melalui hal-hal yang tidak terduga. Dia ingat suatu malam pernah memberikan tumpangan kepada dua lelaki Indonesia yang kehabisan taksi di Paris setelah menonton Cabaret Crazy Horse. Setelah 15 tahun kemudian baru diketahui bahwa yang diberikan tumpangan adalah T.B Silalahi dan Ir Ciputra. Merekalah yang memberitahu kepadanya setelah dalam suatu kesempatan sempat bertemu kembali. Suatu ketika ketika sedang di Arsip Nasional seorang ibu yang tidak dikenalnya dan sudah tak bisa jalan tanpa tongkat  diajak masuk mobil serta diantar sampai rumahnya. Kemudian ibu itu diundang ke acara pameran foto Firman Ichsan.

Dalam bisnis diperlukan juga keberanian, teman-temannya juga mengingat keberaniannya karena berkelahi dengan dirjen di departemen keuangan untuk membela perusahaan sekuritas yang dibuatnya dengan teman-teman di Rana Sangkara. Perusahaan itu didirikan tahun 1990 dengan nama Nusantara Sekuritas yang kemudian bermitra dengan Panin Bank. Setelah masuk BEJ menjadi Panin Sekuritas. Rembahan bisnisnya mencapai Papua dengan mendirikan peternakan buaya yang dapat digunakan untuk perlengkapan mode kelas tinggi. sayangnya karena persoalan perizinan yang panjang dan permasalahan internal, peternakan yang dibangun mengalami kerugian. Meski kehilangan bisnis, Poppy mendapat teman-teman baik seperti jendral Wismoyo yang menjabat Pangdam di Cendrawasih dan Jendral Tarub mantan Pangkostrad yang pada saat itu menjabat sebagai Korem di Papua. Semuanya berawal dari rekomendasi dari sahabatnya Jendral Suryadi Sudirdja yang waktu itu menjabat sebagai pangdam Jaya di Jakarta. dikemudian hari jendral Wismoyolah yang secara terus terang memberikan dukungan ketika terjadi polemik “Yang Muda Yang Bercinta”.

Pendidikan juga menjadi perhatian dari Poppy dan memiliki cita-cita untuk mendidik desainer muda. Dia menanam modal dan duduk sebagai komisaris di sekolah mode Lassale yang berkerja sama dengan lembaga dari Kanada. Indonesian International Fashion Institute (IIFI) didirikan dan menjadi direktur utamanya. Poppy juga mendirikan Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) yang mempunyai cabang dibeberapa wilayah Indonesia. sampai sekarang dia masih menjadi ketua umum APGAI Asosiasi oemasok Garmen Indonesia. asosiasi yang didirikan untuk memperkuat daya tawar terhadap suplayer saingannya. Ada juga Asosiasi Appareal Manufaktur Indonesia (AAMI), yang didirikan Poppy bersama teman-teman di industri garmen yang bertujuan memperkenalkan desain Indonesia untuk diperkenalkan di luar negeri. Dengan PT. Hasta Bumi Mandiri dia membangun perumahan untuk pegawai (BTN). Sebagai pengusaha tentunya aktif di KADIN, tidak kurang selama 10 tahun dia aktif menjadi pengurus dan ketua kompartemen Industri Kecil dan pengerajin. Dia juga mempelopori penggunaan baju seragam bagi berbagai kantor di Indonesia seperti Hotel Santika, Pertamina, rumah Sakit Husada, Bank BNI, Syariah Mandiri, dan lain-lain. Namun dalam pembuatan seragam pernah dikecewakan oleh Garuda Indonesia karena pembatalan. Padahal persiapannya telah dilakukan selama dua tahun lamanya. Poppy Dharsono juga adalah pembuat desain seragam Indonesia untuk South East Asian Games di Chiangmai,Thailand. Dan tim Olympic Indonesia di Atlanta, USA serta di Melbourne, Australia. Dalam bidang ready to wear karyanya dipakai oleh kepala negara sahabat, seperti Nelson mendela, Lee Kuan Yew, Pejabat Indonesia yang memakai adalah Arifin Siregar, Ginanjar, Moerdiona dan dutabesar negara sahabat seperti Prancis, Inggris, Italia, Maroko, Afrika Selatan dan Nigeria.

Poppy percaya asosiasi dan jaringan bisnis akan membantu usaha keras para pengusaha. Karena itu dia tidak letih-letih memimpin sendiri organisasi bisnis. Misalnya di Forum kelapa Indonesia FOKPI yang memperkenalkan produk Virgin coconut Oil yang merupakan minyak yang khasiatnya bermacam-macam. Sayangnya pemerintah kurang peduli terhadap perkembangan potensi dan hanya sekedar memberi janji-janji.

BERPOLITIK

Setelah malang melintang dalam dunia bisnis Poppy memutuskan untuk terjun kedunia politik praktis. Setelah sebelumnya sempat berkeinginan menjadi Gubernur Jawa Tengah, sayangnya karena pertimbangan memilih untuk tidak melanjutkan. Berbekal jaringan yang terbentuk sejak lama Poppy memutuskan berkompetisi dalam pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah dan pada akhirnya terpilih. Memenuhi kewajibanya dan keberpihakkanya pada masyarakat Jawa Tengah, dalam setiap agenda politik, dia berusaha sebaik mungkin. Menjadi anggota DPD telah memperkenalkan dirinya dengan seluruh masyarakat Jawa Tengah dari berbagai kalangan. Jalan-jalan yang tidak pernah dilaluinya, desa-desa dipelosok yang mungkin tidak pernah terdengar namanya disambanginya demi memenuhi kewajibanya dan berkontribusi bagi perbaikan negeri ini. sekarang ini poppy Dharsono memutuskan untuk berkompetisi lagi dalam pemilu selanjutnya untuk menjadi anggota DPD periode berikutnya. Selama menjadi DPD sedikit banyak telah memiliki kontribusi bagi perbaikan Jawa Tengah, minimal telah membuka dialog dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Keikutsertaan dirinya dalam pemilu selanjutnya adalah untuk mempertahankan komitment perjuangan yang telah dirintisnya selama ini.

Pendidikan

  • Akademi Sinematografi, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ)
  • Ecole Superieurde Technique dela Mode (ESMOD), Geurre Lavigne, Paris, Perancis
  • Foto Grafi, Paris, Prancis Selatan
  • Kursus Manajemen LM-UI

Karier

  • Pemilik Poppy Dharsono fashion Studio
  • Presiden Direktur PT. Poppy Dharsono Cosmetics
  • Pemilik/Preskom PT. Hasta Bumi Mandiri
  • Pemilik Peternakan Buaya di Papua Barat
  • Pendiri (Preskom) PT. Rana Sankara Indistri garmen jins;
  • Komisaris PT. Panin Sekuritas
  • Dirut/Komisaris La Salle College International
  • Presiden komisaris PT. Prima Modalinea (IIIFI)
  • Direktur/ Komisaris/ Pemegang Saham PT. Spinindo Mitradaya
  • Konsultan di Majalah Swasembada dari 1985-2008
  • Konsultan di Majalah Cita Cipta Indonesia
  • Fotomodel dan Peragawati
  • Artis Film
  • Fashion Desainer

Organisasi

  • Pendiri/ Wakil Ketua,Asosiasi Apparel Manufaktur Indonesia (AAMI)
  • Ketua Kompartemen Industri Kecil dan Pengrajin, KADIN
  • Anggota Dewan Penilai De Federation Of Citizen Entrepreneurs Of Indonesia
  • Ketua Yayasan Rumah Indonesia
  • Anggota the Society of International Development (SID)
  • Pendiri/ Ketua/ Penasehat Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)
  • Ketua Umum Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesoris Indonesia (APGAI)
  • Koordinator Pariwisata dan Pengembangan Perdagangan, Komite Amerika Serikat (KADIN)
  • Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN
  • Wakil Ketua KADIN Bidang Kesra
  • Pengurus Lembaga Persahabatan Indonesia Tiongkok
  • Wakil Ketua Ikatan Alumni Perancis se-Indonesia
  • Ketua Forum Kelapa Indonesia (FOKPI)
  • Direktur Pelaksana Yayasan Palapa Nusantara
  • Ketua The White Crane Institute of Health.

Aktivitas

Catatan kaki


Referensi

perempuan abad 21